11 Bervariasinya struktur
kimia selulosa α,  ,   mempunyai pengaruh yang besar  pada  reaktivitasnya.  Gugus-gugus  hidroksil  yang  terdapat  dalam  daerah-
daerah amorf sangat mudah dicapai dan mudah bereaksi, sedangkan gugus-gugus hidroksil  yang  terdapat  dalam  daerah-daerah  kristalin  dengan  berkas  yang  rapat
dan  ikatan  antar  rantai  yang  kuat  mungkin  tidak  dapat  dicapai  sama  sekali. Pembengkakan  awal  selulosa  diperlukan  baik  dalam  eterifikasi  alkali  maupun
dalam esterfikasi asam Sjostrom, 1995.
2.2.2 Lignin
Lignin  merupakan  polimer  dengan  struktur  aromatik  yang  terbentuk melalui  unit-unit  penilpropan  yang  berhubungan  secara  bersama  oleh  beberapa
jenis  ikatan  yang  berbeda.  Lignin  tersusun  atas  karbon,  hidrogen,  dan  oksigen Robinson,  1995;  Perez,  dkk.,  2002.  Jumlah  lignin  yang  terdapat  dalam
tumbuhan  yang  berbeda  sangat  bervariasi  berkisar  antara  20  -  40  Fengel  dan Wegener,  1995.  Bentuk  lignin  berupa  zat  padat,  amorf,  berwarna  coklat  yang
tidak dapat larut dalam air dan sebagian besar pelarut organik Robinson, 1995.
Lignin adalah suatu polimer  yang kompleks dengan berat molekul tinggi, tersusun atas unit-unit fenilpropan. Meskipun tersusun atas karbon, hidrogen dan
oksigen,  lignin  bukanlah  suatu  karbohidrat  dan  bahkan  tidak  ada  hubungannya dengan golongan senyawa tesebut. Lignin sangat stabil dan sukar dipisahkan dan
mempunyai  bentuk  yang  bermacam-macam  karenanya  susunan  lignin  yang  pasti di  dalam  kayu  tetap  tidak  menentu.  Lignin  bersifat  termoplastik  artinya  lignin
akan  menjadi  lunak  dan  dapat  dibentuk  pada  suhu  yang  lebih  tinggi  dan  keras kembali apabila menjadi dingin.  Hardjono, 1995
Universitas Sumatera Utara
12 Struktur  lignin  mengalami  perubahan  dibawah  kondisi  suhu  yang  tinggi
dan  asam.  Pada  reaksi  dengan  temperatur  tinggi  mengakibatkan  lignin  terpecah menjadi  partikel  yang  lebih  kecil  dan  terlepas  dari  selulosa.  Pada  suasana  asam,
lignin  cenderung  melakukan  kondensasi,  yakni  fraksi  lignin  yang  sudah  terlepas dari  selulosa  dan  larut  pada  proses  pendidihan.  Dimana  peristiwa  ini  cenderung
menyebabkan  bobot  molekul  lignin  bertambah,  dan  lignin  terkondensasi  akan mengendap Taherzadeh, 2007.
Lignin  merupakan  polimer  kompleks
phenylpropana,
amorf,  bersifat aromatis  1,3  dengan  indeks  bias  1,6.  Berat  molekul  1500-2000  yang  bervariasi
dengan  jenis  kayu.  Kadar  lignin  dalam  kayu  20-30.  Lignin  merupakan  bagian yang  tidak  diinginkan  dalam  pulp,  sehingga  harus  dihilangkan  atau  diputihkan
sesuai  dengan  mutu
pulp
yang  diinginkan.  Hal  ini  disebabkan  oleh  lignin  yang mempunyai  sifat  menolak  air  hidrofobik  dan  kaku  sehingga  kandungan  lignin
dalam
pulp
akan menyulitkan penggilingan. Lignin dapat dijumpai pada tumbuh- tumbuhan  sebagai  zat  perekat  yang  berhubungan  dengan  kekuatan  kayu
Sjostrom, 1995.
2.2.3 Hemiselulosa