Dasar Hukum Perlindungan Anak dan Sanksi Kejahatan Seksual Pedofilia menurut Hukum Pidana Islam dan Hukum Positif.
8. Dasar Hukum Perlindungan Anak dan Sanksi Kejahatan Seksual Pedofilia menurut Hukum Pidana Islam dan Hukum Positif.
a. Dasar hukum yang berasal dari Al-Qur’an.
Islam sendiri sangat menganjurkan kepada orang tua untuk menjaga dan menyayangi anak, bahkan mulai dari dalam kandungan sampai ia besar nanti.
93 Ibid.
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka... 95
Ayat diatas menggambarkan bahwa dakwah dan pendidikan harus bemula dimulai dari rumah.Walaupun secara redaksional tertuju kepada kaum laki-laki (ayah). Bukan berarti hanya tertuju kepada laki-laki. Ayat ini tertuju kepada lelaki dan perempuan. (ayah dan ibu) ini berarti tertuju
kepada lelaki dan perempuan bertanggung jawab terhadap anaknya. 96
Artinya: ...Dan kewajiban ayah memberikan makan dan pakaian kepada para ibu
dengan cara ma‟ruf... 98
Ayat ini mengandung dalil bahwa kewajiban ayah memberikan nafkah kepada anak karena kelemahan dan ketidak berdayaan. Allah SWT menyebut rezeki itu untuk ibu, karena makanan dapat sampai kepada anak
dengan perantara ibu, yakni lewat air susu ibu. 99
94 At tahrim 66:6 95 Departemen Agama RI, AI- Qur‟an Dan Terjemahnya..., h. 560. 96 M. Quraish Shihab, Tafsir AI-Misbah, Volume 14, Ciputat: Lentera Hati, 2009, h. 176.
97 Al-Baqarah (2):233 98 Departemen Agama RI, AI- Qur‟an Dan Terjemahnya..., h. 37.
99 Syaikh Imam AI-Qurthubi, Tafsir AI-Qurthubi, takhrij Mahmud Hamid Utsman, Jakarta: Pustaka Azzam Volume 3, 2007, h. 348.
Artinya: perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap- tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.
Ayat diatas menjelaskan bahwa pelaku yang melakukan kejahatan seksual atau berzina akan diberikan hukum 100 kali dera.
b. Dasar Hukum berdasarkan Perundang-undangan
Dasar Hukum perlindungan anak, perundang-undangan di Indonesia banyak sekali yang mengaturnya, diantaranya yaitu:
1. Deklarasi tentang Perlindungan Anak. Isi dari deklarasi anak, dapat dilihat dalam Asas 2 yang
menyatakan: 100 Anak-anak mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan khusus
dan harus memperoleh kesempatan dan fasilitas yang dijamin oleh hukum dan sarana lain sehingga secara jasmani, mental, akhlak, rohani, dan sosial. Mereka dapat berkembang dengan sehat dan wajar dalam keadaan bebas dan bermartabat.
2. Undang-undang Nomor 35 tahun 2014 Tentang perlindungan anak. Undang-undang Nomor 35 tahun 2014 Tentang perlindungan anak dalam pasal 23 ayat (1) ditegaskan
100 Undang-Undang Peradilan Anak Nomor 3 Tahun 1997, dalam Asas 2.
Negara dan pemerintah menjamin perlindungan pemeliharaan, dan kesejahteraan anak dengan memperhatikan hak dan kewajiban orang tua, wali, atau orang lain yang secara hukum bertanggung jawab
terhadap anak. 101
3. Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
Dalam Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 ditegaskan mengenai hak-hak anak dalam pasal 52 ayat ( 1 ) Bunyi pasal 52 ayat ( 1 )
yaitu: 102
“Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua, keluarga, masyarakat, dan Negara ”.
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 2 Tahun 2002 Tata cara Perlindungan terhadap korban dan sanksi dalam pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 2 Tahun 2002 Tata cara Perlindungan terhadap korban dan sanksi dalam pelanggaran Hak Asasi Manusia pasal 1 yaitu:
(1) Perlindungan adalah suatu bentuk pelayanan yang wajib dilaksanakan oleh aparat penegak hukum atau aparat keamanan untuk memberikan rasa aman baik fisik maupun mental, kepada korban dan saksi, dari ancaman, diberikan pada tahap penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan atau pemeriksaan disidang pengadilan.
(2) Pasal 2 yang berbunyi:
Setiap korban atau saksi dalam pelanggaran hak asasi manusia yang berat berhak memperoleh perlindungan aparat penegak Hukum dan aparat keamanan.
101 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak, Pasal 23 ayat (1)
102 Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, pasal 52 (1) dan pasal 53 (1 dan 2).
Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak, yaitu sebagaimana tercantum dalam, Ketentuan Pasal 81 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76D dipidana dengan pidana penjara paling singkat
5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
(2) Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku pula bagi Setiap Orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk Anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain.
(3) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Orang Tua, Wali, pengasuh Anak, pendidik, atau tenaga kependidikan, maka pidananya ditambah 1/3 (sepertiga) dari ancaman pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Ketentuan Pasal 82 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76E dipidana dengan pidana penjara paling singkat
5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan dendapaling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
(2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Orang Tua, Wali, pengasuh Anak, pendidik, atau tenaga kependidikan, maka pidananya ditambah 1/3 (sepertiga) dari ancaman pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1).