Struktur Cerita Babad Kebo Kicak Karang Kejambon
1. Struktur Cerita Babad Kebo Kicak Karang Kejambon
Sesuai dengan judul penelitian ini dalam menganalisis suatu karya sastra yang berupa filologi lisan (foklor), peneliti menitikberatkan pada masalah unsur in- trinsik dalam cerita, sedangkan unsur- unsur yang lain hanyalah sebagai penun-
jang. Dalam kajian struktur cerita ini fokus penelitian hanya difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan tema, alur atau plot, penokohan dan perwatakan, latar dan set- ting, sudut pandang, dan amanat atau pesan di dalam cerita. Berikut ini hasil uraian te- muan data dalam peneliti.
a. Tema dalam Cerita Tema adalah ide sebuah cerita atau pokok pikiran pengarang atau penuturnya, atau, bisa dikatakan sebagai inti cerita dari karya sastra tersebut. Ada beberapa macam tema antara lain: tema utama dan anak tema. Tema utama adalah yang penting dan dominan yang merasuki seluruh cerita. Anak tema ini berfungsi untuk menyokong dan menonjolkan tema utama atau pokok, menghidupkan suasana cerita, atau juga dapat dijadikan sebagai latar belakang cerita.
Dalam cerita Babad Kebo Kicak Karang Kejambon tema utamanya adalah tentang perjuangan manusia dalam mencari jati dirinya. Hal ini bisa dibuktikan dari peng- gambaran tokoh utama yang bernama Joko Tulus (Kebo Kicak) yang gigih dan mem- punyai semangat tinggi dalam meraih cita- cita atau menggapai keinginannya. Dalam cerita ini mengajarkan tentang persoalan pelik sosok pemuda yang beranjak dewasa dalam mencari jati dirinya. Joko Tulus adalah salah satu contoh karakter yang ser- ing melekat pada pemuda yang beranjak dewasa. Pada umumnya, seorang pe- muda yang beranjak dewasa mempunyai lakuan yang bermacam-macam. Contoh sederhananya adalah umumnya pemuda sangat ambisius dan susah untuk dikon- trol, bersifat temperamental, tidak mau berpikir secara jernih terlebih dahulu se- belum melangkah atau melakukan semua yang sedang dikehendakinya.
Potret Joko Tulus (Kebo Kicak) yang sedang mencari keberadaan dan ingin tahu lebih tentang sosok ayahandanya adalah bukti konkrit tentang sebuah gambaran
SASTRANESIA Vol. 5, No. 4, 2017 59
pencarian jati diri manusia. Oleh karena, jati diri adalah manifestasi ideologi hidup setiap personal. Juga, merupakan salah satu bagian dari sifat seseorang yang muncul dengan sendirinya, baik mulai dari masa kecil, hingga dewasa. Umum- nya, pencarian jati diri juga menjadi salah satu sifat bawaan yang terkadang juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat seseorang itu tumbuh atau dibesarkan.
Di lain sisi, dalam cerita ini juga memunculkan anak tema yang berfungsi menyokong dan menonjolkan tema utama atau pokok dalam cerita, serta mampu menghidupkan suasana cerita dan dapat dijadikan sebagai latar belakang cerita. Anak tema dalam cerita ini adalah tentang pendidikan dan pembelajaran tentang sopan santun dalam bertingkah laku. Bukti konkretnya adalah bahwasannya di da- lam cerita ini dilukiskan bahwa seorang anak harus menghormati orangtua. Seo- rang yang lebih muda harus menghormati atau mempunyai etika yang baik terhadap orang yang lebih tua. Tokoh Ki Ageng Pranggang (sang kakeknya Joko Tulus) adalah salah satu tokoh dalam cerita yang mengajarkan atau membimbing Joko Tu- lus (sebagai cucu/ anak muda) agar mampu menjadi seorang anak yang baik. Baik dalam artian seorang anak harus bisa menghormati atau bertingkah sopan terha- dap orang yang lebih tua darinya. Peng- gambaran tokoh Ki Ageng Pranggang yang mencibir dan mengingatkan Joko Tulus (Kebo Kicak) pada saat senang kegirangan dan lepas kontrol dalam bersikap (mengin- jak-injak tubuh kakeknya) adalah salah satu bentuk teguran, yang secara tersirat dan tersurat mempunyai arti bahwa pen- didikan dan pembelajaran tentang bersikap atau tingkah laku sangat penting diajarkan untuk anak-anak. Dengan demikian, tema ini menjadi penyokong dan mampu men- ghidupkan suasana di dalam cerita.
b. Alur atau plot cerita Alur atau plot adalah urutan peristiwa yang bersambung-sambung dalam se- buah cerita berdasarkan sebab akibat. Den- gan kata lain, alur merupakan sambung- sinambungnya suatu cerita dari suatu peristiwa ke peristiwa lainnya sehingga menimbulkan cerita yang utuh. Pada umumnya, alur sebuah cerita mempunyai bagian-bagaian yang sama seperti pada lakon atau drama. Oleh karena itu, alur cerita dapat dibagi menjadi: (1) beberan mula atau introduksi, eksposisi; (2) penga- watan atau komplikasi; (3) puncak kegawa- tan atau klimaks; (4) peleraian atau antikli- maks; dan (5) penyelesaian atau kongklusi.
Beberan mula atau introduksi, eksposisi adalah tahapan memperkenalkan tokoh- tokoh dengan lingkungannya. Waktu dan tempat terjadinya cerita serta segala situasi ditampilkan pada bagian ini. Penggawa- tan atau kompilasi merupakan bagian yang menampilkan adanya konflik-konflik antara kekuatan-kekuatan yang berla- wanan, baik baik konflik lahiriyah maupun konflik batiniah. Puncak kegawatan atau klimaks merupakan kelanjutan logis dari penggawatan, kelanjutan dari perkemban- gan penggawatan jaringan konflik yang wajar, masuk akal. Puncak kegawatan ini merupakan puncak ketegangan yang pal- ing tinggi, yang tidak bisa dipertinggi lagi. Peleraian atau antiklimaks merupakan pa- paran pemecahan konflik. Dipandang dari sudut konflik, bagian ini merupakan antikli- maks, ketegangan mulai menurun. Sedang- kan, penyelesaian atau kongklusi akhir me- rupakan bagian yang memaparkan pen- gungkapan penyelesaian konflik-konflik, dicari keseimbangan baru.
Alur dalam cerita Babad Kebo Kicak Karang Kejambon adalah alur maju, oleh karena di dalam cerita Babad Kebo Kicak Karang Kejambon ini menceritakan asal- muasal kelahiran tokoh utama (Joko Tulus) sampai menceritakan meninggal atau menghilang nya tokoh utama di akhir Alur dalam cerita Babad Kebo Kicak Karang Kejambon adalah alur maju, oleh karena di dalam cerita Babad Kebo Kicak Karang Kejambon ini menceritakan asal- muasal kelahiran tokoh utama (Joko Tulus) sampai menceritakan meninggal atau menghilang nya tokoh utama di akhir
Kejambon dijelaskan sebagai berikut. Banteng Tracak Tabel Tahapan Alur Maju dalam Cerita
Kencana Babad Kebo Kicak Karang Kejambon . 5 Tahap Pen- Musnahnya/ hilangnya/ yelesaian
tenggelamnya kedua
No Tahapan Bukti Pendukung di dalam
tokoh (Kebo Kicak dan
Alur Maju Cerita
Surontanu) pada saat 1 Tahap Pen-
perkelahian genalan
a. Pengenalan tokoh Pan-
dan Manguri (Ibu Joko Tulus) beserta kebi-
Mutu sebuah cerita ditentukan oleh kepan- asaan sehari-hari
daian si pencerita menghidupkan watak- (mencuci pakaian di
watak tokohnya. Dalam sebuah cerita ter- sungai)
dapat bermacam-macam tokoh. Hal ini ter-
gantung dari segi tinjauannya. Tinjauan itu lang Jagat (Ayahanda Joko
b. Pengenalan tokoh Pamu-
adalah dari segi peranan dan dari segi per- Tulus)
watakannya. Dari segi peranannya, ada to- guri dan Pamulang Jagat
koh utama dan tokoh pembantu atau tokoh (Jatuh Cinta) hingga
c. Pertemuan Pandan Man-
tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang perbuatan zina
memegang peranan penting atau ter- (bersetubuh)
penting dalam cerita. Dialah yang menjadi
pendukung ide atau tema utama dalam Pranggang (Ayahanda Pan- cerita. Tokoh pembantu atau tokoh tamba-
d. Pengenalan tokoh Ki Ageng
dan Manguri)
han adalah tokoh yang mendukung cerita (Kebo Kicak)
e. Lahirnya tokoh Joko Tulus
dan perwatakan tokoh utama. Dia diperlu- 2 Tahap Mun-
kan agar tingkah laku dan perbuatan, culnya Kon-
a. Upaya dan kegigihan Joko
Tulus dalam pencarian so- peristiwa dan kejadian yang dialami oleh flik
sok ayahanda (Pamulang tokoh utama menjadi wajah, hidup, dan Jagat)
menarik.
injak-injak Ki Ageng Prang- Dalam cerita Babad Kebo Kicak Karang gang (perilaku tidak sopan
b. Tragedi Joko Tulus meng-
Kejambon ditemukan duapuluh tujuh terhadap orangtua)
3 Tahap Kli- Perubahan Tabiat Joko Tulus/ tokoh dalam cerita. Adapun keduapuluh to- maks
Menjadi Sosok koh cerita tersebut diuraikan sebagai beri- Kebo Kicak
kut.
1. Ki Ageng Pranggang
4 Tahap Anti a. Pertemuan Kebo Kicak den-
Klimaks gan Pamulang Jagat (Aya-
2. Ki Ageng Sumoyono
handa) dan Raja Brawijaya V
3. Ki Ageng Bono
(Raja Majapahit) di Kerajaan
4. Ki Ageng Sendang Biru Majapahit
5. Pangeran Pamulang Jagat Joko Tulus (Pamulang Jagat)
b. Rencana picik ayahanda
6. Putri Pandan Manguri dan Raja Brawijaya V untuk
7. Joko Tulus (Kebo Kicak) menyingkirkan Joko Tulus
8. Surontanu
dari trah kerajaan
(membuat sarat
9. Padmi
c. Konflik antarkeluarga/ Per-
10. Seger
tarungan Kebo
11. Buntung Boyo
60 SASTRANESIA Vol. 5, No. 4, 2017
12. Lirih Boyo tokoh yang lain dalam cerita hanya dijadi-
13. Bantang Boyo kan sebagai pelengkap yang secara penoko-
14. Pak Tirto (Pak Tamping) hannya tidak diuraikan secara mendetail.
15. Mbok Tamping Dalam artian, tokoh-tokoh tersebut juga
16. Joko Tamping bisa dimasukkan dalam kategori tokoh pendukung tokoh-tokoh tritagonis dalam
17. Onggo Berling
cerita.
18. Pak Sabar
19. Celeng Kethek
d. Latar dan Setting dalam Cerita
20. Jamadi Latar dan setting adalah bukan hanya
21. Pak Wongso menunjukkan tempat kejadian dan waktu
22. Raja Brawijaya V terjadinya sebuah cerita. Setting dalam
23. Prajurit Majapahit cerita bermacam-macam yaitu bisa berupa
24. Murid-Murid Ki Ageng Pranggang tempat, daerah tertentu, orang-orang ter-
25. Murid Murid Ki Ageng Sumoyono tentu akibat situasi lingkungan atau
26. Murid-Murid Ki Ageng Bono zamannya, cara hidup tertentu, dan cara berpikir tertentu. Ada tiga unsur penting
27. Murid-Murid Ki Ageng Sendang Biru dalam sebuah latar atau setting dalam cerita Babad Kebo Kicak Karang Kejambon.
Dalam cerita ini tokoh utama atau tokoh Ketiga unsur itu ialah (1) waktu; (2) tem- yang mendominasi dalam cerita ada be- pat, (3) suasana atau situasi. Ketiga unsur berapa, antara lain: (1) Joko Tulus (Kebo inilah yang membentuk sebuah latar Kicak), (2) Putri Pandang Manguri (Ibu cerita dan ketiganya tidak dapat dipisah- Joko Tulus), (3) Pangeran Pamulang Jagat pisahkan serta menjadi satu kesatuan (Ayahanda Joko Tulus), dan (4) Ki Ageng yang utuh dan padu. Pranggang (Ayahanda Putri Pandan Man- Adapun setting atau latar dalam cerita lebih guri sekaligus kakek dari tokoh Joko Tulus). mengacu pada temuan asal tempat yang ser- Sedangkan, tokoh-tokoh yang lain/ tokoh- ing muncul dalam cerita, antara lain: Banta- tokoh yang muncul dalam cerita hanya di- ran Sungai, Rumah Ki Ageng Pranggang, posisikan sebagai tokoh tambahan/ tokoh Kerajaan Majapahit, Cukir (Desa Su- bantu dalam cerita.
moyono), Kejambon, Kedung Bungkil, Ban- Di dalam cerita, ada tiga penokohan tengan, Sungai Brantas, Tampingan, Treng-
yang tampak signifikan, antara lain tokoh guluan, Jambu, dan Kandang Sapi. Sedang- protagonis, antagonis, dan tritagonis. kan, setting waktu di dalam cerita lebih ban- Adapun tokoh protagonis dalam cerita yak diuraikan waktu pagi, siang, dan sore ini, antara lain: (1) Putri Pandan Man- hari. Hal ini bisa dibuktikan dari temuan guri, (2) Ki Ageng Pranggang, (3) Joko cerita yang melukiskan tokoh Putri Pan- Tulus, dan (4) Surontanu. Sedangkan, to- dan Manguri yang suka pergi ke sungai koh antagonis dalam cerita hanya ditemu- untuk mencuci pakaian setiap hari. Di samp- kan dua, antara lain: (1) Raja Brawijaya V ing itu, setting waktu siang dan sore hari (Raja Majapahit) dan (2) Pangeran Pamu- bisa dilukiskan dari tingkah laku tokoh Joko lang Jagat. Begitu juga, dengan tokoh-tokoh Tulus dalam menggali cerita tentang sosok yang dianggap sebagai tokoh tritagonis ayahandanya kepada Ki Ageng Pranggang. dalam cerita, antara lain: (1) Ki Ageng Su- Begitu juga dengan pelukisan tokoh Joko moyono, (2) Ki Ageng Bono, (3) dan Ki Tulus yang menemui ayahandanya di Kera- Ageng Sendang Biru. Sedangkan, tokoh- jaan Majapahit.
SASTRANESIA Vol. 5, No. 4, 2017 61 SASTRANESIA Vol. 5, No. 4, 2017 61
Sudut pandang (point of view) pada ambisi yang tinggi dan kontrol emosi dasarnya adalah visi pengarang, artinya adalah dua hal yang harus diseimbangkan sudut pandang yang diambil pengarang dalam diri manusia. Hal ini bisa dibuktikan untuk melihat suatu kejadian cerita. Se- dari perangai tokoh Joko Tulus di dalam belum menulis atau bercerita, pengarang cerita. Secara lugas dalam cerita ini men- atau pencerita terlalu dahulu menentukan gajarkan tentang persoalan pelik pemuda siapakah yang menjadi pusat cerita, siapa yang beranjak dewasa dalam mencari jati yang menjadi subjeknya. Menentukan pu- dirinya. Joko Tulus adalah salah satu con- sat cerita atau pusat pengisahan berarti toh karakter yang sering melekat pada pe- menemukan pertalian atau relasi antara muda yang beranjak dewasa. Umumnya, pengarang atau pencerita dengan ceri- pemuda yang beranjak dewasa mempunyai tannya, di mana pengarang berdiri. Inilah lakuan yang bermacam-macam. Contoh yang disebut sudut pandang.
sederhananya adalah umumnya pemuda
Ditinjau dari sudut pandang penceri- ambisius dan susah untuk dikontrol, ber- taan, di dalam cerita Babad Kebo Kicak sifat temperamental, tidak mau berpikir Karang Kejambon ada dua sudut pandang secara jernih terlebih dahulu sebelum penceritaan yang paling dominan, yaitu: (1) melangkah atau melakukan semua yang sudut pandang orang ketiga, dan (2) sudut sedang dikehendakinya. pandang orang pertama. Pada sudut pan-
Potret Joko Tulus yang sedang mencari dang orang ketiga, tokoh yang menjadi keberadaan dan ingin tahu lebih tentang pusat cerita (Joko Tulus) diperlakukan se- sosok ayahandanya adalah bukti konkrit bagai orang ketiga, di- dia-kan dan di- tentang sebuah gambaran pencarian jati mereka-kan. Sedangkan, sudut pandang diri manusia. Oleh karena, jati diri adalah orang pertama, yang menjadi pusat cerita manifestasi ideologi hidup setiap personal. atau peristiwa ialah orang pertama, yaitu Juga, merupakan salah satu bagian dari si- aku atau saya.
fat seseorang yang muncul dengan sendir- inya, baik mulai dari masa kecil, hingga
f. Amanat dalam Cerita dewasa. Umumnya, pencarian jati diri ju- Amanat atau pesan adalah pemecahan
ga menjadi salah satu sifat bawaan yang persoalan yang dihidangkan oleh penga- terkadang juga dipengaruhi oleh faktor rang. Dalam amanat ini dapat dilihat atau lingkungan tempat seseorang itu tumbuh diketahui pelajaran hidup atau hikmah atau dibesarkan. yang disampaikan oleh pencerita kepada pendengarnya. Amanat dalam cerita sa- ma halnya dengan isi cerita mengandung