Peranan Mikroba lokal (MOL) dan Pembuatannya
2. Peranan Mikroba lokal (MOL) dan Pembuatannya
2.1. Pendahuluan Hal pertama kali yang dapat penulis berikan adalah tentang hikmat kita dalam melaksanakan pertanian alami organik. Pertanian alami adalah yang penulis yakini demikian juga apa yang penulis mengerti dan dalami apa yang telah semua senior dan kawan-kawan pertanian alami/organik seluruh dunia terutama dari bagian dunia asia lakukan. Mereka semua melakukan yaitu menumbuh-kembangkan pertanian alami organik, rohnya adalah menyelamatkan planet bumi, dan memberikan/mengembalikan kemandirian, kedaulatan, dan kehormatan petani di mata masyarakat dunia dan terutama dimata Tuhan Yang Maha Kuasa atas proses pertaniannya dan hasilnya yang akan menyehatkan manusia, ternak, juga ekosistem, jadi bukan merusaknya. Disinilah peranan hubungan manusia petani dengan NurQudus Tuhan sangat nyata yaitu menghasilkan hasil tani yang diberkati Tuhan dan bermanfaat untuk kehidupan.
Sebenarnya apa pertanian alami organik itu? Itu adalah pekerjaan petani yang mencintai planet bumi untuk digunakan menumbuhkan dan mengembangkan tanaman dan hewan ternak untuk kebutuhan keluarga tani dan masyarakat yang membutuhkannya. Inputannya adalah local, dengan demikian petani harus menggerakkan anggota badannya untuk mengolah tanah, air, atmosfer, dan biotic menjadi organ-organ pertanian sehingga menghasilkan hasil-hasil tanaman dan ternak. Kalau kita cermati itulah perintah Tuhan, yaitu petani harus bekerja keras, jadi bukan menerima mentah-mentah dan terstruktur inputan dari pabrikan. Dengan demikian kalaupun pabrikan terlibat bersifatlah melayani untuk kebaikan dan kebutuhan local dan jangan menjadi penguasa absolute petani. Jadi ajaklah petani untuk tetap belajar dan bekerja keras bersama-sama dengan perusahaan, dan jangan lupa bersyukur kepada Tuhan dengan memberikan persepuluhan keuntungan tani dan perusahaan kepada yang berhak menerima bantuan. Dengan demikian tolong-menolong dalam anggota badan organik pelaku pertanian itulah dasar pertanian alami yang organik, sehingga biota dan fisik agro-ekosistem tidak rusak.
Goal dan arah petani alami organik adalah menyelamatkan pertanian dan melestarikan produktivitas pertanian. Tugas petani organik tidak hanya memproduksi tanaman dan hewan bebas bahan kimia sintetik namun juga melestarikan produksi tanaman dan hewan ternak yang aman dan sehat untuk manusia. Kemunculan issue pertanian organik dan keinginan yang dalam yang sebenarnya (harus kita ungkap dan lakukan) adalah harus dihasilkan kelestarian system pertanian dan control yang benar dari segala sumberdaya yang ada dalam pertanian kita termasuk input. Hal inilah yang membedakan dengan pertanian organik yang masih diliputi dengan pemikiran dan keinginan inorganik yaitu neo-imperalisme dan neo-kapitalisme.
2.2. Pengertian Mikroba Lokal Saya ingin sampaikan pemikiran tentang mikroba bermanfaat dalam dunia pertanian karena itulah permulaan pertanian menuju kelestarian system pertanian. Dengan demikian kita mengusahakan mikroba local kita isolasi (tangkap), kita perbanyak dan kita simpan menjadi kultur mikroba local. Itulah pengertian mendasar dari mikroba local dalam pertanian alami organik. Mikroba local yang harus kita kelola adalah bakteri asam laktat (sudah dibahas di depan), dan mikroba-mikroba lainnya termasuk yeast (ragi), jamur lain, dan bakteri lain. Mikroba-mikroba tersebut fungsinya adalah mulai dari menangkap N dari udara, menguraikan fosfat dan hara lain termasuk pengurai karbon, menghasilkan senyawa enzim dan hormone yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, demikian pula untuk penguatan system pencernakan hewan ternak darat dan ikan, dan penghasil protein.
Kawan-kawan peminat pertanian alami organik dapat mengembangkan pengelolaan mikroba berguna asli local tersebut, caranya tentunya dengan latihan, praktik, dan memproduksinya untuk keperluan kalangan dan bersama. Mikroba berguna tersebut dapat disebut dengan probiotik yang adalah hasil pengkulturan dari mikroba-mikroba hidup untuk keperluan suplemen pangan dan pakan ternak. Probiotik sesuai namanya adalah mikroba-mikroba untuk kehidupan karena mikroba-mikroba yang termasuk probiotik harus mempunyai sifat menguntungkan inangnya baik manusia maupun hewan ternak dengan cara penguatan fungsi pencernakannya.
Terhadap inang tanaman pertanian maupun liar, maka probiotik juga harus memberikan keunggulan komparatif guna menghadapi tantangan lingkungan yang tidak menguntungkan. Lawan dari sifat probitotik adalah mikroba- mikroba yang bersifat pathogen. Pengelolaan probiotik akan sangat signifikan pada masa depan planet bumi yang telah berubah iklimnya secara global dan bertambah buruk bagi planet bumi akibat perbuatan manusia sendiri. Untuk keperluan probiotik pada manusia dan hewan ternak maka dalam ilmu bioteknologi atau mikrobiologi, probiotik atau mikroba berguna ada istilah single cell protein (Subba Rao, 1999 atau 2002). Single cell protein adalah sel kering mikroorganisme (mikroba) yang dipergunakan sebagai sumber protein suplemen dalam makanan manusia ataupun pakan ternak (Nasseri et al., 2011 (naskah asli untuk jurnal terbit tahun 2011). Mikroorganisme seperti alga (algae), jamur (fungi), ragi (yeast), dan bakteri (bacteria) dapat digunakan untuk memproses pakan ternak dan sisa-sisa organik apapun sebagai sumber karbon dan energy untuk memproduksi biomassa, konsentrat protein, dan asam-asam amino. Karena kadar protein secara kuantitatif tinggi yang terdapat dalam sel mikroba maka maka mikroba-mikroba tersebut disebut dengan single cell protein (SCP) atau bila perlu kita Indonesiakan menjadi istilah sel protein tunggal (SPT). Dalam era ke depan saya meyakini bahwa SPT tersebut akan sangat penting untuk menggantikan atau suplementasi jumlah produksi protein secara konvensional seperti sekarang ini. Hal tersebut tidak hanya untuk fungsi produksi protein untuk makanan manusia dan pakan hewan, namun juga guna kepentingan budidaya tanaman pertanian, demikian pula kepentingan penghutanan kembali planet bumi dalam hubungannya dengan program karbon kredit. Probiotik juga akan sangat diperlukan untuk program penyehatan kembali tanah dan air yang telah terkena dampak polusi pertanian revolusi hijau dan saat ini ada berjuta- juta hektar lahan dengan tanah, air tanah, dan air permukaan yang telah rusak.
Mikroba asli local yang dibangkitkan kemudian dikelola dapat menjadi probiotik, kebanyakan adalah bersel satu atau tunggal sehingga dapat disebut sebagai single cell protein, walaupun demikian ada kemungkinan biota jamur uniseluler (bersel banyak) yang ikut diisolasi. Mengambil saran dan rekomendasi dari Dr. Han Kyu Cho, maka kita dalam mengisolasi mikroba Mikroba asli local yang dibangkitkan kemudian dikelola dapat menjadi probiotik, kebanyakan adalah bersel satu atau tunggal sehingga dapat disebut sebagai single cell protein, walaupun demikian ada kemungkinan biota jamur uniseluler (bersel banyak) yang ikut diisolasi. Mengambil saran dan rekomendasi dari Dr. Han Kyu Cho, maka kita dalam mengisolasi mikroba
10-25 km 2 cukup baik dalam arti kesamaan iklim mikro wilayah pantai. Tentunya dalam wilayah “regional mikro” tersebut terdapat variasi topografi,
itu ditentukan oleh morfologi daratannya. Saran saya adalah kita kembangkan seperlunya sehingga apabila diperlukan perusahaan, maka uruslah manajemennya dalam batasan topografi tersebut agar tidak ada lintas transport terlalu tinggi. Hal ini berhubungan dengan bahan bakar transport perdagangan input pertanian, agar tidak terulang lagi seperti transportasi teknologi revolusi hijau.
Perlu kita tegaskan atau kita pahami bahwa tanah dan air yang hidup adalah dasar dari pengelolaan kesuburan tanah dan air untuk pertanian dan kehutanan. Tanah dan air yang hidup adalah bagian dari karunia Tuhan Allah pencipta alam semesta, Dialah Sang Alfa dan Omega, Sang Awal dan Akhir, oleh karena itu tanah dan air yang telah rusak marilah kita hidupkan lagi dengan berawal dari pengelolaan probiotik atas tanah dan air, dan yang akhirnya akan mempengaruhi keragaman biotic atmosfer di atas permukaan tanah dan air. Barangkali itu adalah bagian yang baik dari usaha kita untuk mengurusi alam kita yang telah rusak.
2.3. Bahan dan Alat (i) Pot tembikar/kendil dari tanah/batang bamboo. (ii) Kertas manila/kerta dobel folio yang masih baru. (iii) Baskom. (iv) Nasi pera.
(v) Biang gula (gula batu atau gua merah). (vi) Air sumur dalam atau air mata air (tidak mengandung klorin atau kimia
lainnya).
2.4. Prosedur Kerja
2.4.1. Mengumpulkan mikroba local (MOL) (i) Buat nasi pera, sebaiknya nasi dari beras organik varietas local, biarkan nasi dingin sebelum digunakan. (ii) Masukkan nasi pera tersebut ke dalam kendil/batang bamboo sampai kira-kira 2/3 bagian tinggi wadah tersebut. (iii) Tutup wadah tersebut dengan kertas manila atau dobel folio yang masih baru kemudian ikatlah dengan karet atau apapun namun jangan terlalu rapat/erat agar masih memungkinkan udara mengalir masuk.
(iv) Buatlah lubang pada lahan apapun namun disarankan yang subur yang dicirikan dengan kandungan humus tanah yang tinggi. Lubang dibuat sesuai dengan ketinggian/panjang wadah sedemikian rupa sehingga wadah tersebut sedikit masuk dalam lubang tanah.
(v) Masukkan wadah ke dalam lubang tanah kemudian lindungi dengan plastic agar tidak masuk air hujan atau air aliran permukaan lahan, kemudian timbuni dengan sampah organik yang ada sekitar lahan.
(vi) Biarkan selama 5-7 hari, setelah itu keluarkan, buka tutupnya, dan amati bahwa nasi pera telah mengeras dan mulai ada banyak warna-warni jamur yang mengkoloni nasi pera tersebut.
2.4.2. Produksi dan Pengembangbiakan (i) Pindahkan nasi yang telah terkoloni mikroba tersebut ke dalam baskom. (ii) Masukkan/tambahkan biang gula, sebaiknya gula diencerkan dulu
dengan air non klorin atau kimia. Jumlah biang gula kalau nasinya awalnya 1 kg maka gulanya juga 1 kg dan diencerkan dengan air 1 liter. Aduklah nasi dengan cairan gulanya dengan merata.
(iii) Masukkan campuran tersebut ke dalam kendil yang lebih besar dari semula supaya campuran tersebut hanya 75 % dari volume kendil, sedangkan yang 25 % dari volume (ruang) kendil berisi udara, kemudian (iii) Masukkan campuran tersebut ke dalam kendil yang lebih besar dari semula supaya campuran tersebut hanya 75 % dari volume kendil, sedangkan yang 25 % dari volume (ruang) kendil berisi udara, kemudian
(iv) Masukkan lagi kendil dalam lubang tanah di lahan, atasnya lambari dengan plastic agar tidak kemasukan air hujan atau air aliran permukaan lahan, kemudian tutuplah permukaan plastic dengan aneka ragam sampah organik yang ada di lahan tersebut baik yang masih segar, sudah agak busuk maupun yang sudah jadi kompos.
(v) Biarkan di lahan selama 7 hari, ini merupakan proses fermentasi yang kita lakukan langsung pada lahan sesuai dengan tujuan atau pilihan kita. (vi) Ambil kendil, buka tutupnya maka akan kita dapatkan lebih beraneka
warna dan ketebalan mikroba yang mengkoloni biakan MOL kita.
2.4.3. Pemanenan (i) Siapkan botol plastic atau gelas sesuai dengan jumlah ekstrak cair MOL kita. (ii) Saringlah cairan (sebagai ekstrak) MOL dalam kendil dari lahan dan kumpulkan pada baskom atau apapun, sedangkan ampasnya dapat kita gunakan sebagai bahan suplemen pada kompos kita.
(iii) Masukkan ke dalam botol yang telah kita siapkan dan cairan inilah MOL kita, sekarang MOL kita telah siap untuk kita gunakan.
2.4.4. Aplikasi (i) MOL ini dapat digunakan sebagai biang pembuatan pupuk hayati cair apabila kita mencampurkan pula dengan MOL dari lahan lainnya sesuai tujuan kita dalam produksi. Biang-biang MOL berbagai lahan kita campur ke dalam reactor besar sesuai desain kuota produksi. Di dalam reactor terdapat alat aerator untuk mengaerasikan larutan campuran bahan organik sesuai dengan kualitas dan efektivitas pupuk hayati yang kita rancangkan.
(ii) MOL dari lahan single ataupun MOL berbagai lahan yang dicampurkan dapat pula kita gunakan langsung untuk budidaya tanaman, suplemen pakan ternak, untuk pembuatan tanaman, dan untuk menyuburkan tanah. Untuk penyemprotan tanaman dan permukaan tanah gunakan 2-3 sendok makan MOL/liter air. Untuk keperluan pengolahan tanah yang (ii) MOL dari lahan single ataupun MOL berbagai lahan yang dicampurkan dapat pula kita gunakan langsung untuk budidaya tanaman, suplemen pakan ternak, untuk pembuatan tanaman, dan untuk menyuburkan tanah. Untuk penyemprotan tanaman dan permukaan tanah gunakan 2-3 sendok makan MOL/liter air. Untuk keperluan pengolahan tanah yang
(iii) MOL dapat dicampur dengan larutan bakteri asam laktat untuk menyemprot tanaman, permukaan tanah, membuat kompos, untuk membuat silase pakan ternak darat dan ikan, dan untuk memberikan nutrisi dan probiotik pada kolam ikan.
(iv) Apabila kita temukan koloni jamur putih pada permukaan tanah itu indicator sangat baik bahwa proses penyehatan tanah sedang mulai.