Dari peninjauan lapang, pihak perusahaan tidak melaksanakan upaya- upaya pemeliharaan dan pengawetan tanah atau upaya konservasi lahan.
Upaya konservasi terhadap tanah tersebut justru dilakukan oleh Pemerintah melalui program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan
Lahan GNRHL. J. Lain-lain
Berdasarkan datadokumen yang ada di Kantor Pertanahan Kabupaten Pekalongan, Sertipikat HGU atas nama PT. Buah Harum dalam keadaan Hak
Tanggungan, antara lain
88
: a.
Tanah Hak Guna Usaha Nomor 1 Desa Brondong masih dibebani Hak Tanggungan Bank Duta Jakarta;
b. Tanah Hak Guna Usaha Nomor 1 Desa Kwasen telah selesai dibebani Hak
Tanggungan Bank Dagang Negara dan sekarang sudah di roya di Kantor Pertanahan Kabupaten Pekalongan;
c. Tanah Hak Guna Usaha Nomor 1 Desa Kesesi diblokir atas permintaan
KP2LN Jakarta tanggal 16 Desember 2003 No. S.471WPL.03KP.01P2003.
4.2.2. Faktor Penyebab Penelantaran Tanah di Wilayah Kabupaten Pekalongan
Faktor-faktor penyebab penelantaran tanah di wilayah Kabupaten Pekalongan antara lain adalah
89
: A. Faktor Intern Perusahaan
88
Ibid, hal 8.
89
Wawancara dengan Bapak Deden Deni, SH selaku Kasubsi Rencana dan Bimbingan Penatagunaan Tanah Kantor Pertanahan Kabupaten Pekalongan, pada tanggal 19 Juli 2006.
1. Kondisi manajemen perusahaan yang kurang baik, yaitu tidak
terpenuhinya standar acuan tenaga kerja, kaitannya dengan ikatan kerja dan Upah Minimum Regional UMR yang belum diterapkan oleh
perusahaan, sehingga terjadi pemutusan hubungan kerja; 2.
Pelaksanaan pemasaran atau distribusi barang hasil produksi yang kurang baik dan tidak lancar, karena kurangnya tenaga ahli pemasaran, sehingga
menimbulkan penumpukan hasil produksi apalagi mengingat kondisi buah-buahan hasil produksi yang cepat membusuk;
3. Terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan mengakibatkan modal
maupun keadaan finansial perusahaan menjadi kurang sehat, sehingga kinerja perusahaan terhambat bahkan berakibat kepada tidak aktifnya
kegiatan usaha perkebunan; 4.
Perusahaan kurang mampu menjalin hubungan kemitraan yang baik dengan masyarakat sekitar;
5. Perusahaan kurang serius melaksanakan usahanya, terbukti dengan kurang
optimalnya dalam menjaga keamanan kebunnya, sehingga tidak dapat disalahkan sepenuhnya apabila ada “pendudukan liar” dari penduduk
sekitar yang membutuhkan lahan untuk bercocok tanam. B. Faktor Ekstern Perusahaan
1. Keadaan alam, misalnya terjadi musim kering berkepanjangan akan
mengakibatkan turunnya produktifitas kebun karena banyak tanaman yang mati;
2. Gangguan dari masyarakat berupa pencurian hasil kebun, pencurian
beberapa fasilitas milik perkebunan dan juga perusakan kebun oleh binatang ternak yang tidak digembala dengan baik oleh pemiliknya;
3. Kurang aktifnya pembinaan dan pengawasan dari Pemerintah terhadap
jalannya kegiatan perkebunan, karena yang dirasakan oleh masyarakat selama ini Pemerintah hanya bersifat menunggu jika mulai timbul suatu
masalah baru mulai bertindak. Selain faktor-faktor tersebut diatas, penyebab penelantaran tanah juga
tidak lepas dari mentalitas masyarakat Indonesia yang mempunyai sifat-sifat yang lemah yang bersumber pada kehidupan penuh keragu-raguan dan kehidupan tanpa
pedoman dan tanpa orientasi yang tegas, antara lain
90
: 1.
Sifat mentalitas yang meremehkan mutu; 2.
Sifat mentalitas yang suka menerabas; 3.
Sifat tidak percaya kepada diri sendiri; 4.
Sifat tidak berdisiplin; 5.
Sifat mentalitas yang suka mengabaikan tujuan yang kokoh. Perbuatan dari pengusaha yang menelantarkan tanah haknya di Kabupaten
Pekalongan yang sangat merugikan semua pihak ini berkaitan dengan sifat dan mentalitas pengusaha yang menanamkan modalnya di wilayah Kabupaten
Pekalongan yang suka mengabaikan tanggung jawabnya untuk melakukan kegiatan usaha sesuai dengan ijin yang telah diperolehnya.
90
Koentjoroningrat, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, Gramedia, Jakarta, 1987, hal 45.
4.3. Peran Kantor Pertanahan Terhadap Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar di Wilayah Kabupaten Pekalongan
Kantor Pertanahan berdasarkan Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1998, memiliki tugas rutin untuk melakukan identifikasi adanya tanah yang
dapat dinyatakan sebagai tanah terlantar di wilayahnya yang dilakukan baik secara kedinasan maupun berdasarkan perintah dari Menteri atau Kepala Kantor Wilayah
atau laporan dari Instansi Pemerintah lain atau dari masyarakat. Kegiatan identifikasi tanah terlantar yang dilakukan oleh Satuan Tugas
Identifikasi Tanah Terlantar Kantor Pertanahan Kabupaten Pekalongan dimaksudkan untuk menyiapkan bahan pertimbangan bagi Panitia Penilai Tanah
Terlantar Kabupaten Pekalongan dalam rangka menetapkan langkah-langkah penanganan selanjutnya terhadap tanah yang diindikasikan diterlantarkan oleh
pemegang haknya. Adapun tujuan dari kegiatan identifikasi adalah untuk memperoleh data lapangan yang meliputi data penggunaan tanah, penguasaan
tanah, pengusahaan tanah dan kesesuaian dengan rencana tata ruang serta aspek konservasinya.
4.3.1. Pembentukan Peraturan Pelaksana