Fungsi Sosial Hak-Hak Atas Tanah

Sementara itu hak-hak tersebut harus diatur untuk membatasi sifat-sifatnya yang bertentangan dengan UUPA. Hal ini telah dilaksanakan, misalnya dengan pengaturan perjanjian bagi-hasil tanah pertanian dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1960 tentang “Bagi-Hasil” dan pengaturan pengembalian tanah pertanian yang digadaikan, dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 56 Prp Tahun 1960 tentang penetapan luas tanah pertanian. 29

2.2.3 Fungsi Sosial Hak-Hak Atas Tanah

Dalam Pasal 6 UUPA disebutkan bahwa semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial, hal ini merupakan suatu pernyataan penting mengenai hak-hak atas tanah yang merumuskan secara singkat sifat kebersamaan atau kemasyarakatan hak-hak atas tanah menurut konsepsi yang mendasari Hukum Tanah Nasional yang pada hakikatnya tidak lain adalah juga konsepsi Hukum Adat. Tidak hanya Hak Milik, tetapi semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial, demikian ditegaskan dalam Penjelasan pasal tersebut. Dalam Penjelasan Umum fungsi sosial hak-hak atas tanah tersebut disebut sebagai dasar yang keempat dari Hukum Tanah Nasional kita, dinyatakan dalam Penjelasan Umum tersebut : “Ini berarti, bahwa hak atas tanah apapun yang ada pada seseorang, tidaklah dapat dibenarkan, bahwa tanahnya itu akan dipergunakan atau tidak dipergunakan semata-mata untuk kepentingan pribadinya, apalagi kalau hal itu menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Penggunaan tanah harus disesuaikan dengan keadaannya dan sifat daripada haknya, hingga bermanfaat baik bagi kesejahteraan dan kebahagiaan yang mempunyai maupun bermanfaat pula bagi 29 Ibid, hal. 278-280. masyarakat dan Negara. Tetapi ketentuan tersebut tidak berarti, bahwa kepentingan perseorangan akan terdesak sama sekali oleh kepentingan umum masyarakat. Undang-Undang Pokok Agraria memperhatikan pula kepentingan- kepentingan perseorangan, kepentingan masyarakat dan kepentingan perseorangan haruslah saling mengimbangi, hingga pada akhirnya akan tercapai tujuan pokok kemakmuran, keadilan, dan kebahagiaan bagi rakyat seluruhnya pasal 2 ayat 3, demikian Penjelasan Umum mengenai ketentuan Pasal 6 tersebut. 30 Demikianlah tanah yang dihaki seseorang bukan hanya mempunyai fungsi bagi yang empunya hak itu saja, tetapi juga bagi bangsa Indonesia seluruhnya. Sebagai konsekuensinya, dalam mempergunakan tanah yang bersangkutan bukan hanya kepentingan yang berhak sendiri saja yang dipakai sebagai pedoman, tetapi juga harus diingat dan diperhatikan kepentingan masyarakat. Harus diusahakan adanya keseimbangan antara kepentingan yang mempunyai dan kepentingan masyarakat. Untuk itu perlu adanya perencanaan peruntukan dan penggunaan tanah yang dimaksudkan dalam Pasal 14 UUPA. Dengan menggunakan tanah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan oleh Pemerintah tersebut, terpenuhilah fungsi sosialnya. Kepentingan umum harus diutamakan daripada kepentingan pribadi, sesuai dengan asas hukum yang berlaku bagi terselenggaranya berkehidupan bersama dalam masyarakat. Tetapi biarpun demikian kepentingan individu juga tidak diabaikan, karena seperti telah dikemukakan diatas, hak individu atas tanah dihormati dan dilindungi oleh hukum. Maka jika kepentingan umum menghendaki didesaknya kepentingan 30 Ibid, hal 299 individu, hingga yang terakhir ini mengalami kerugian maka kepadanya harus diberikan pengganti kerugian. 31

2.3. Terjadinya Hak-Hak Atas Tanah.