HASIL PENELITIAN

HASIL PENELITIAN

1. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan

Data Umum

pergerakan atau sikap tubuh yang melibatkan otot- Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur ibu otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.

2. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang

berhubungan dengan kemampuan anak melakukan

5 17% gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu

1 ≤ 20 tahun

22 76% dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tapi memerlukan

2 21-34 tahun

2 7% koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu,

3 ≥ 35 tahun

29 100% menjepit, menulis dan sebagainya.

Total

Sumber: Data Primer Tahun 2013

3. Kemampuan berbicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi,

Berdasarkan tabel 1. bahwa sebagian besar responden mengikuti perintah dan sebagainya.

berumur 21-34 tahun yaitu 22 responden (76%).

4. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan bermain), berpisah dengan ibu/pengasuhan,

ibu

bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya dan sebagainya.

METODE PENELITIAN 3 SMA

2 7% penelitian ini menggunakan penelitian analitik

4 PT

29 100% korelasional yaitu mengkaji hubungan antar variabel,

Total

Sumber: Data Primer Tahun 2013

dengan pendekatan Cross-sctional yaitu hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap suatu karakter atau variabel subjek pada saat

Berdasarkan tabel 2. dapat diketahui bahwa lebih pemeriksaan (Notoatmodjo, 2010).

dari setengah responden berpendidikan SMA yaitu 16 Populasi dalam penelitian ini adalah semua balita

responden (55%).

yang hadir pada saat posyandu di Dusun Samben Desa Kedungkumpul Kecamatan Sukorame Kabupaten Lamongan yang keseluruhan berjumlah 48 balita.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan ibu Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan

1 59% yang ada pada saat posyandu, yang ada di Dusun Samben

pertimbangan tertentu. Sampel adalah sebagian balita

1 IRT

7 24% Desa Kedungkumpul Kecamatan Sukorame Kabupaten

2 SWASTA

3 10% Lamongan yang berjumlah 29 balita.

3 WIRASWASTA

2 7% Dalam penelitian ini variabelnya ada dua yaitu

4 PNS

Total

Sa’diya: Hubungan Status Gizi Balita dengan Perkembangan Balita di Posyandu

Berdasarkan tabel 3. dapat diketahui bahwa lebih Tabel 8. Tabulasi silang Hubungan Status Gizi Balita dari setengah responden bekerja sebagai IRT yaitu 17

dengan Perkembangan Balita responden (59%). Sumber: Data Primer Tahun 2013

perkembangan balita

status gizi

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan informasi ibu

Lebih

No Informasi

16 55,2 4 13,8 0 0 20 69% 1 Koran/majalah

Prosentase

Baik

0 0 1 3,5 0 0 1 3,5% 2 Radio/TV

23 70,6 5 17,3 1 3,5 29 100% Sumber: Data Primer Tahun 2013

Total

Sumber: Data Primer Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4. dapat diketahui bahwa sebagian Berdasarkan tabel 8. dapat diketahui bahwa dari 29 besar responden mendapatkan informasi tentang

responden terdapat 16 balita yang mempunyai status pemenuhan gizi balita dari tenaga kesehatan yaitu 21

gizi baik dan perkembangannya sesuai yaitu (55,2%). responden (73%).

B erdasarkan hasil SPSS dengan menggunakan uji Spearman di dapatkan nilai r = 0,479 yang berarti tingkat

Data Khusus

hubungannya kuat dan nilai p = 0,009, oleh karena p < Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan status gizi

balita

No Status gizi

Berdasarkan tabel 8 diatas menunjukkan bahwa lebih 3 Baik

dari setengah (69%) balita mempunyai status gizi yang 4 Lebih

baik, (24%) status gizi lebih, (3,5%) status gizi kurang, Total

(3,5%) status gizi buruk.

Sumber: Data Primer Tahun 2013

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme

Berdasarkan tabel 5. dapat diketahui bahwa lebih dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk dari setengah responden status gizinya baik yaitu 20

mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi responden (69%).

normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi (Supariasa, 2001).

Status gizi balita dapat dipengaruhi oleh ekonomi, Tabel 6. D i s t r i bu s i

lingkungan seperti polusi dan obat-obatan, penyakit yang perkembangan balita

Responden

Berdasarkan

diderita, kesalahan penyusunan makanan, kualitas dan kuantitas, kebiasaan makanan yang salah, kemiskinan

No Perkembangan balita

ketidaktahuan tentang gizi serta gangguan pencernaan 2 Meragukan

Hal ini dipengaruhi oleh sebagian besar (76%) ibu Total

responden berumur antara 21-34 tahun serta lebih dari

sebagian (55%) ibu responden pendidikan terakhirnya adalah SMA. Dimana responden dianggap sudah cukup mampu dalam mengatur menu makanan yang sesuai kebutuhan balita. Sehingga ibu dapat memenuhi

Sumber: Data Primer Tahun 2013

Berdasarkan tabel 7. dapat diketahui bahwa sebagian kebutuhan gizi pada balita dengan baik sehingga status besar responden mempunyai perkembangan yang sesuai

gizi balita baik.

yaitu 23 responden (79%).

Jurnal Sain Med, Vol. 7. No. 2 Desember 2015: 86–90

Selain itu status gizi balita banyak yang baik karena Selain itu nutrisi adalah salah satu komponen responden tidak bekerja (sebagai ibu rumah tangga),

penting yang menunjang kelangsungan proses tumbuh sehingga ibu mempunyai waktu banyak untuk mencari

kembang balita. Selama masa tumbuh kembang, informasi tentang gizi balita dari koran/majalah, radio/

balita sangat membutuhkan zat gizi seperti protein, TV, dan tenaga kesehatan namun responden sebagian

karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila besar (73%) mendapatkan informasi dari nakes. Serta

kebutuhan tersebut kurang atau tidak terpenuhi, maka ibu dapat mengolah bahan-bahan makanan yang bergizi

proses tumbuh kembang baik motorik halus, motorik untuk di berikan pada balitanya, sehingga kebutuhan

kasar, perkembangan kognitif dan lain sebagainya akan gizi balita terpenuhi selain itu mungkin karena ibu

terhambat (Alimul, 2007).

mempunyai banyak waktu luang sehingga dia mempunyai Perkembangan balita di pengaruhi oleh status gizinya. ketelatenan, kesabaran, dalam memberikan makanan

Gizi yang baik menyebabkan perkembangan kognitif bergizi pada balitanya.

dan kemampuan motorik dirangsang dengan cepat, Hal ini juga ditegaskan oleh Wong, 2001 yang

hal ini sebaliknya apabila gizi balita buruk juga dapat menyatakan bahwa periode penting dalam tumbuh

mempengaruhi perkembangan biasanya selalu mengalami kembang balita yaitu dalam lima tahun pertama yang

perkembangan yang terlambat.

disebut The Golden Years, dalam usia ini anak mengalami kecepatan perkembangan yang menakjubkan. Pada saat

Simpulan

ini merupakan perkembangan fisik dan kepribadian

1. Hasil penelitian dari 29 responden yang mempunyai yang besar. Perkembangan balita berlangsung terus-

status gizi baik sebanyak 69% menerus, balita diusia ini membutuhkan bahasa dan

2. Hasil penelitian dari 29 responden perkembangan hubungan sosial yang lebih luas, mempelajari standar

balita yang sesuai/normal sebanyak 79% peran, memperoleh control dan penguasaan diri, semakin

3. Hasil uji spearman didapatkan bahwa nilai menyadari sifat ketergantungan dan kemandirian, dan

p <0,009 artinya ada hubungan status gizi dengan mulai membentuk konsep diri.

perkembangan balita di Posyandu Dusun Samben Pencapaian perkembangan balita perlu kesiapan

Desa Kedungkumpul Kecamatan Sukorame dan kematangan fisik. Dan hal ini sesuai dengan

Kabupaten Lamongan.

perkembangan usia. makin tinggi usia, maka bayi atau anak akan melakukan kegiatan-kegiatan seperti

Saran

merangkak, berjalan, berlari dan sebagainya. Dengan Bagi Responden. Menambah informasi yang baru kemampuan kontrol kaki berfungsi secara sempurna

tentang gizi seimbang pada balita sehingga ibu dapat (Soekirman, 2006).

mempertahankan memberikan gizi yang seimbang pada Makin tinggi usia seseorang makin matang organ-

balita dan perkembangan balita tercapai sesuai dengan organ isiologisnya, namun kematangan ini tidak lepas

usianya.

dari faktor nutrisi yang dikonsumsi setiap harinya. Nutrisi Bagi Tenaga Kesehatan. Diharapkan tenaga kesehatan yang baik yaitu makan-makanan yang mengandung

lebih banyak memberikan informasi tentang gizi pada gizi, vitamin, protein akan menjamin kesehatan

ibu yang memiliki balita dan melakukan skrining sesuai seseorang. Bayi maupun anak yang memiliki kondisi

jadwal agar perkembangan balita dapat dipantau dengan sehat cenderung memiliki kematangan fisiologisnya

baik.

dibandingkan dengan bayi atau anak yang sakit-sakitan. Dari hasil uji Spearman dapat diambil kesimpulan bahwa H 0 ditolak yang artinya “ada hubungan status gizi

DAFTAR PUSTAKA

balita dengan perkembangan balita diPosyandu Dusun Samben Desa Kedungkumpul Kecamatan Sukorame

1. Almatsaer, 2005, Ilmu gizi, Jakarta, Dian Rakyat

Kabupaten Lamongan ”.

2. Supariasa, N. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC

Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh 3. Andriana, Dian. 2010. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada

Anak. Jakarta: Salemba Medika

kembang balita, dimana kebutuhan anak berbeda dengan

4. Depkes RI. 2010. Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh

orang dewasa. Makanan bagi balita dibutuhkan juga

Kembang Anak tahun 2010 . Jakarta: Kemenkes RI

untuk perkembangan, karena untuk melakukan aktivitas

5. Stepen, P, Rubbins. 2001. Perilaku Organisasi. Jakarta:

seperti motorik kasar dalam perkembangan dibutuhkan PT.Prehalindo

6. Dwi. 2007. Tumbuh Kembang, Status Gizi Dan Imunisasi Dasar Pada

ketersediaan makanan dalam jumlah yang cukup banyak.

Balita . Yogyakarta: Nuha Medika

Tengkurap, merangkak, berdiri, berjalan, dan berlari

7. Sudilarasih. 2010. Ilmu Gizi untuk Kebidanan. Jakarta: EGC

melibatkan suatu mekanisme yang mengeluarkan energi