LampiranD AHSP-SDA Pengaman Sungai

LampiranD AHSP-SDA Pengaman Sungai

(informatif)

D Pengaman sungai

Berbagai ragam pemanfaatan fungsi dan potensi sungai yang bertujuan untuk menjaga kelestarian sungai yang sering berdampak diperlukan adanya kegiatan pengamanan sungai dari hal-hal yang sifatnya mengganggu atau merusak kelestarian sungainya. Kegiatan tersebut antara lain pengaturan alur sungai, yang terdiri dari perbaikan alur sungai dan penstabilan alur sungai.

Apabila kondisi alur sungai sudah sedemikian rupa sehingga jauh dari kondisi yang diinginkan, maka diperlukan suatu perbaikan/koreksi sehingga alur sungai mengalami perombakan total (contoh : pembuatan shortcut). Namun, apabila kondisi alur sungai cukup baik, tetapi cenderung akan menjadi rusak, maka yang diperlukan adalah upaya penstabilan alur sungai yang ada.

Penstabilan alur sungai dapat dilakukan dengan membuat bangunan pelindung tebing sungai langsung (revetmen), bangunan pelindung tebing sungai tidak langsung dan bangunan pengarah arus dengan krib (groyne). Penstabilan alur sungai ini berfungsi untuk melindungi tebing sungai yang tererosi oleh arus aliran sungai yang pada umumnya terjadi pada sisi luar belokan sungai. Erosi dan longsoran tebing ini perlu ditangani secara baik terutama jika mengancam infrastruktur lainnya di sekitar sungai seperti jalan dan permukiman.

Berbagai infrastruktur pengamanan sungai yang dibahas dalam pedoman ini adalah sebagai berikut :

D.1 Krib

Krib adalah bangunan yang dibuat melintang terhadap arus aliran sungai yang berfungsi untuk melindungi tebing sungai yang tererosi dengan cara mengarahkan membelokkan aliran sungai (yang biasanya meyusur pada sisi luar belokan sungai) agar menjauhi tebing sungai dan mengurangi kecepatan arus sungai.

Krib sungai terdiri dari beberapa tipe, yaitu :

1) Krib bronjong kawat

2) Krib tiang pancang beton

3) Krib tiang pancang kayu

4) Krib kombinasi

Tabel D.1 memperlihatkan jenis pekerjaan komponen pekerjaan pada komponen konstruksi krib sungai.

Tabel D.1 - Jenis pekerjaan pada komponen konstruksi krib sungai

JENIS PEKERJAAN

PA+HM

Dewatering

Lain- lain

1. PEKERJAAN POKOK BANGUNAN KRIB

1.1 Krib bronjong kawat

1.2 Krib tiang pancang beton

1.3 Krib tiang pancang kayu

2.. PEKERJAAN POKOK KONSTRUKSI PELINDUNG TEBING DAN TALUD

2.1 Bronjong kawat

2.2 Pasangan batu kosong

3.. PEKERJAAN POKOK KONSTRUKSI TANGGUL

3.1 Tanggul timbunan tanah

3.2 Tanggul pas.batu kosong

JENIS PEKERJAAN

PA+HM

Dewatering

Lain- lain

3.3 Tanggul bronjong kawat

4.. PEKERJAAN KONSTRUKSI POKOK PENGENDALI DASAR SUNGAI

4.1 Bronjong kawat

4.2 Pasangan batu kali

4.3 Pasangan batu kosong Urugan tanah diperkuat

4.4 geotekstil

4.5 Cerucuk matras beton

5. PEKERJAAN POKOK KONSTRUKSI PENGENDALI SEDIMEN(CHECK DAM)

5.1 Bronjong kawat

5.2 Pasangan batu kali

5.3 Pasangan batu kosong Urugan tanah diperkuat

5.4 geotekstil

5.5 Cerucuk matras beton

D.2 Pelindung tebing dan talud

Pelindung tebing dan talud yang berfungsi sebagai perkuatan lereng adalah bangunan yang ditempatkan pada permukaan suatu lereng untuk melindungi tebing sungai terhadap terjangan arus yang dapat mengakibatkan terjadinya gerusan pada tebing sungai. Biasanya bagian yang dilindungi adalah tebing alur sungai bagian bawah (low water channel), namun bisa juga untuk melindungi tebing pada high water channel, dalam hal ini adalah tanggul banjirnya.Tabel A.4.1 nomor 2 memperlihatkan jenis pekerjaan pada komponen konstruksi pelindung tebing dan talud sungai.

D.3 Tanggul

Tanggul adalah suatu bangunan pengendali sungai yang fungsi utamanya untuk membatasi penyebaran aliran air, mengarahkan aliran dan juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain.Tabel A.4.1 nomor 3 memperlihatkan jenis pekerjaan pada komponen konstruksi tanggul sungai.

D.4 Bangunan pengendali dasar sungai (bottom controller)

Bangunan ini berfungsi untuk menahan dan mengatur volume sedimen yang mengalir ke hilir, sehingga proses pengendapan/agradasi di hilir dapat dikurangi. Untuk lebih memantapkan serta mencegah terjadinya degradasi alur sungai di daerah hilir maka diperlukan adanya bangunan ambang dasar. Bangunan tersebut dibangun menyilang sungai untuk menstabilkan dasar sungai agar tidak turun berlebihan.Tabel D.1 nomor 4 memperlihatkan jenis pekerjaan pada komponen konstruksi bangunan pengendali dasar sungai (bottom controller).

D.5 Bangunan pegendali sedimen (check dam)

Pada hakekatnya air hujan yang mengalir di dalam alur di lereng pegunungan akan menggerus dasar alur sungai. Seandainya dibiarkan begitu saja, maka alur-alur sungai akan semakin dalam dan hasil erosi yang terangkut akan menyebabkan sedimentasi di hilir. Untuk mencegah gejala alam tersebut, maka sebelum alur tersebut menjadi parah, maka perlu dibangun sederetan bangunan pengatur yang berfungsi mengendalikan dan menahan sedimen. Bangunan tersebut dapat dibuat dari konstruksi beton, pasangan batu atau struktur lainnya.Tabel A.4.1 nomor 5 memperlihatkan jenis pekerjaan pada komponen konstruksi bangunan pengendali sedimen (check dam).

D.6 Contoh AHSP krib tiang pancang beton

HSP krib tiang pancang beton bertulang ukuran 40 cm x 40 cm untuk daya dukung tiang pancang 2,5 ton beban normal dengan jarak antar tiang 1,0-1,5 m dalam satu group tiang

pancang dan jarak antara krib 25-40m. Untuk perhitungan ini (lihat Pekerjaan

Pemancangan - F.05)

25 – 40m

Gambar D.1 Layout pekerjaan krib tiang pancang beton ukuran 40 cm x 40 cm