Pelaporan hasil belajar dan kenaikan kelas

F. Pelaporan hasil belajar dan kenaikan kelas

1. Laporan Hasil Belajar (LHB)

a) LHB disampaikan kepada peserta didik dan orang tua/wali peserta didik setiap akhir semester.

b) Pengisian LHB dapat dilakukan secara manual atau komputerisasi.

c) Bentuk LHB dapat berupa buku atau lembaran, dengan catatan harus memenuhi seluruh komponen LHB, yang mencakup (1) identitas peserta didik, 2) format nilai hasil belajar peserta didik, 3) format ketercapaian kompetensi peserta didik, 4) program pengembangan diri (kegiatan ekstrakurikuler), ketidakhadiran, kepribadian dan catatan wali kelas, 5) keterangan pindah sekolah, dan 6) catatan prestasi peserta didik.

d) Penulisan buku induk dapat dilakukan secara manual atau komputerisasi (disesuaikan dengan pelaksanaan penulisan LHB).

2. Prinsip Penilaian

a) Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

b) Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasilkarya berupa tugas, proyek dan atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

c) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian: (1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi. (2) Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa

yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi/ ranking seseorang terhadap kelompoknya.

(3) Sistem penilaian yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan belum, serta mengetahui kesulitan peserta didik.

(4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut, berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.

(5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh: jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan, maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan (5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh: jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan, maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan

3. Skala Penilaian

a) Nilai ketuntasan belajar untuk aspek pengetahuan dan praktik dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat, dengan rentang 0 -100.

b) Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0 – 100 %. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75 %.Satuan pendidikan dapat menentukan kriteria ketuntasan minimal

(KKM) dibawah nilai ketuntasan belajar ideal. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.

c) KKM ditetapkan untuk setiap mata pelajaran oleh forum guru pada awal tahun pelajaran.

d) KKM tersebut dicantumkan dalam LHB dan harus diinformasikan kepada seluruh warga sekolah dan orang tua siswa.

e) Penetapan KKM dilakukan melalui analisis kriteria ketuntasan belajar minimum pada setiap KD. Setiap KD dimungkinkan adanya perbedaan nilai KKM, dan penetapannya harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :  Tingkat kompleksitas (kesulitan dan kerumitan) setiap KD yang harus

dicapai oleh siswa.  Tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa pada sekolah yang bersangkutan.  Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran pada masing-masing sekolah.

4. Kenaikan Kelas

a) Dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran.

b) Kenaikan kelas didasarkan pada penilaian hasil belajar pada semerter 2 (dua), dengan pertimbangan seluruh KD yang belum tuntas pada semester

1 (satu) harus dituntaskan sampai mencapai KKM yang ditetapkan, sebelum akhir semester 2 (dua).

c) Peserta didik dinyatakan tidak naik ke kelas, apabila yang bersangkutan tidak mencapai ketuntasan, lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran.. d)

Satuan pendidikan dapat menambah kriteria kenaikan kelas sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan setiap satuan pendidikan. e)

Satuan pendidikan dapat menetapkan kriteria khusus untuk menentukan kenaikan kelas bagi peseerta didik kesulitan belajar dan lamban belajar didasarkaan atas pertimbangan akademik, kematangan sosial, dan usia kronologis.