Simpulan Berdasarkan hasil dan analisis, studi ini menya-
Simpulan Berdasarkan hasil dan analisis, studi ini menya-
takan beberapa simpulan. Pertama, upah no- minal bersifat tegar untuk turun. Kedua, kena- ikan produktivitas pekerja diikuti dengan kena- ikan upah nominal, tetapi penurunan produk- tivitas pekerja tidak diikuti dengan penurunan upah nominal. Ketiga, ketegaran upah nomi- nal untuk turun merupakan sarana rekonsiliasi bagi pekerja dan pengusaha agar kelangsung- an usaha tetap terjaga. Keempat, selama krisis ekonomi, perusahaan tidak menurunkan upah nominal walaupun pada saat bersamaan pro- duktivitas pekerja mengalami penurunan. Pe- nurunan upah nominal ini sulit dilakukan ka- rena baik pekerja maupun pengusaha terikat suatu kesepakatan (kontrak). Penurunan upah nominal melanggar kesepakatan (kontrak) an- tara pekerja dengan pengusaha dan dinilai ti- dak fair sehingga akan menurunkan moral pe- kerja dan akhirnya berdampak negatif bagi ki- nerja perusahaan.
Kelima , selama krisis ekonomi, perusahaan dapat menurunkan biaya tenaga kerja dengan
cara meniadakan lembur dan menurunkan ber- bagai tunjangan. Penurunan tunjangan ini me-
liputi penurunan uang lembur, bonus, uang makan (kopi), dan uang transportasi. Hilang- nya kerja lembur tersebut menyebabkan tun- jangan pekerja turun. Pekerja dapat menerima penurunan tunjangan ini karena kinerja peru- sahaan sedang mengalami penurunan.
Berdasarkan hasil analisis, dapat diajukan saran dalam penentuan tingkat upah nomi- nal. Pertama, upah nominal pekerja cukup di- tetapkan sama atau sedikit lebih tinggi dari UMP. Dengan demikian, pada saat kinerja per- usahaan dan produktivitas pekerja mengalami penurunan, perusahaan tidak menanggung bi- aya tenaga kerja yang terlalu besar. Walau- pun demikian, bagi perusahaan yang selama ini memberikan upah nominal melebihi UMP tidak dibenarkan untuk menurunkan tingkat upahnya. Kedua, pengusaha perlu mendesain sistem pengupahan dengan memperhatikan ra- sio yang ideal antara upah dan tunjangan. Pe- ngusaha dapat memberikan bobot lebih besar pada tunjangan. Dengan demikian pada saat skala produksi mengalami penurunan akibat krisis atau faktor lain, biaya tenaga kerja dapat dikurangi tanpa harus melakukan pemutusan hubungan kerja.
Ketegaran Upah Nominal sebagai Sarana Rekonsiliasi...
Keterbatasan
and the Financial Crisis of 1998: Evidence from Personnel Data - 1997 to 2002 (Di-
Studi ini menganalisis penentuan upah nomi-
scussion Papers of DIW Berlin, 771). Berlin:
nal pada pekerja produksi. Dalam kenyataan-
Deutsches
Institut
f¨ ur Wirtschaftsforschung
nya, pekerja produksi terdiri dari berbagai ma-
(DIW), German Institute for Economic Research
cam pekerja. Hal ini dikarenakan adanya keter- http://www.diw.de/documents/publikationen/
73/diw_01.c.79809.de/dp771.pdf (Diakses 15
batasan data. Publikasi Statistik Industri dari
April 2009).
BPS, tidak membagi pekerja produksi dalam
[11] Feridhanusetyawan, T., & Pangestu, M. (2004). In-
unit-unit yang lebih spesifik. Untuk itu, studi
donesia in Crisis: A Macroeconomic Perspective
berikut dapat melakukan analisis yang sama (No. WPE074). Jakarta: Centre for Strategic and
International Studies.
berdasar unit pekerja produksi yang lebih spe-
[12] Feridhanusetyawan, T., Aswicahyono, H., & Anas,
sifik. Penggunaan unit pekerja yang lebih spe-
T. (2000). The Economic Crisis and the Manufa-
sifik sebagai dasar analisis akan dapat membe-
cturing Industry: The Role of Industrial Networks
rikan hasil analisis yang lebih akurat. (No. WPE053). Jakarta: Centre for Strategic and
International Studies. [13] Flatters,
F. (2005).
The Economics of
Daftar Pustaka Motor
South African
Queen’s University. [1] Agell, J., & Lundborg, P. (2003). Survey Evidence http://qed.econ.queensu.ca/pub/faculty/ on Wage Rigidity and Unemployment: Sweden in flatters/writings/ff_economics_of_midp.pdf
Industry .
Canada:
(Diakses 12 Juni 2009).
the 1990s. The Scandinavian Journal of Economi- [14] Froyen, R. T. (1996). Macroeconomics: Theories cs, 105 (1), 15–29. and Policies , 5th edn. London: Prentice Hall. [2] Alessandria, G., Kaboski, J. ,& Midrigan, V. [15] Greene, W. H. (2000). Econometric Analysis. New (2008). Inventories, Lumpy Trade, and Large De-
York: Prentice Hall.
valuations (Working Paper, 08-3). Philadelphia: [16] Holden, S. & Wulfsberg, F. (2007). Downward Research Department, Federal Reserve Bank of Nominal Wage Rigidity in the OECD (European Philadelphia.
http://www.philadelphiafed. Central Bank Working Paper Series, 777). Ger- org/research-and-data/publications/ many: European Central Bank. https://www. working-papers//2008/wp08-3.pdf
(Diakses
12 Juli 2010). ecb.europa.eu/pub/pdf/scpwps/ecbwp777.pdf
(Diakses 15 April 2008).
[3] APINDO. (2011,
[17] Im, K. S., Pesaran, M. H., & Shin, Y. (2003). Test- dah .
27 Maret).
Kesadaran
Berserikat Buruh di Banten Masih
http://apindo.or.id/id/berita/read/ ing for unit roots in heterogeneous panels. Journal
Ren-
kesadaran-berserikat-buruh-di-banten-masih (1), 53–74.
of Econometrics, 115
-rendah [18] Liew, V. K. S. (2004). Which lag length selection
(Diakses 12 Desember 2012). criteria should we employ?. Economics Bulletin, [4] Baltagi, B. H. (2003). Econometric Analysis of Pa-
. John Wiley & Sons. [19] Manning, C. (2000). Labour market adjustment [5] Barutu, C. (2003). Hak Mogok Buruh dan Impli-
nel Data
kasinya terhadap Investasi Asing di Indonesia to Indonesia’s economic crisis: context, trends
and implications. Bulletin of Indonesian Economic karta: DPN Apindo.
. Ja-
Studies, 36 (1), 105–136.
[6] Bewley, T. (2004). Fairness, Reciprocity, and Wa- ge Rigidity
[20] McConnel, C. R., Brue, S. L., & Macpherson, D. . IZA Discussion Paper, 1137. Bonn, A. (2003). Contemporary Labor Economics. New Germany: The Institute for the Study of Labor
York: McGraw-Hill.
(IZA). http://ftp.iza.org/dp1137.pdf (Diakses [21] Moon, H. R., Perron, B., & Phillips, P. C. B. 5 November 2006). (2005). Incidental Trends and the Power of Panel [7] Bosworth, D. L., Dawkins, P., & Stromback, T. Unit Root Tests (IEPR Working Papers, 05.38). (1996). The Economics of the Labour Market. Bos- Los Angeles, CA: University of Southern Califor- ton: Addison Wesley Longman. nia, Institute of Economic Policy Research (IEPR). [8] BPS. Statistik Industri (Terbitan Tahun 1997– [22] Oyer, P. (2005). Can Employee Benefits Ea- 2006). Jakarta: Badan Pusat Statistik. [9] BPS. Statistik Upah (Terbitan Tahun 1997–2005). se the Effects of Nominal Wage Rigidity?: Evi-
dence from Labor Negotiations (Working Pa- Jakarta: Badan Pusat Statistik.
per). Stanford, CA: Stanford Graduate School [10] Dohmen, T. J., Lehmann, H., & Schaffer, M. of Business. http://faculty-gsb.stanford.edu/ E. (2008). Wage Policies of a Russian Firm
Susanto, J.
191
oyer/wp/rigidity.pdf (Diakses 5 March 5 2012). [23] Pedroni, P. (1999). Critical values for cointegration tests in heterogeneous panels with multiple regres- sors. Oxford Bulletin of Economics and Statistics,
61 (s 1), 653–670. [24] Pernia, E. M. & Salas, J. M. I. S. (2006). Invest- ment Climate, Productivity, and Regional Devel- opment in a Developing Country. Asian Develo- pment Review, 23 (2), 70–89.
[25] Perron, P. (1988). Trends and Random Walks in Macroeconomic Time Series: Further Evidence from a New Approach. Journal of Economic Dyna- mics and Control, 12 (2), 297–332.
[26] Romer, D. (2001). Advanced Macroeconomics, 2nd edn. McGraw-Hill. [27] SMERU. (2002). Industrial Relations in Jabotabek, Bandung, and Surabaya during the Freedom to Or- ganize Era . Jakarta: The SMERU Research Insti- tute. http://www.smeru.or.id/sites/default/ files/publication/industrialrelation.pdf (Diakses 26 Januari 2005.)
[28] Suharyadi, A., Widyanti, W., Perwira, D., & Su- marto, S. (2003). Minimum Wage Policy and Its Impact on Employment in the Urban Formal Sec- tor. Bulletin of Indonesian Economic Studies,
39 (1), 29–50. [29] Susanto, J. (2009). Ketegaran Upah Nominal Un- tuk Turun: Kasus Upah Nominal Pekerja Produksi di Bawah Mandor pada Industri Besar dan Sedang Makanan Jadi, Bahan Pakaian, Karet dan Plastik. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 10 (1), 15-31.
[30] Tambunan, T. (2000). The Performance of Sma- ll Enterprises during Economic Crisis: Evidence from Indonesia. Journal of Small Business Mana- gement, 38 (4), 93–101.
[31] Tjiptoherijanto, P. (1993). Perkembangan Upah Minimum dan Pasar Kerja. Ekonomi dan Keuang- an Indonesia, 41 (4), 409–423.