Operasi Lintas Laut Banyuwangi – Bali

150 Kelas XI SMAMASMKMAK Semester 2 Di Manado, berita proklamasi pertama kali diterima di markas besar tentara Jepang yang berkedudukan di Minahasa. Di Markas itu terdapat alat-alat sarana komunikasi yang mempekerjakan tenaga Indonesia diantaranya adalah A.S. Rombot. Saat itu, Rombot sedang mendapat tugas untuk menerima berita Domei dari Tokyo. Pada saat itulah berita tentang proklamasi yang disebarkan diseluruh penjuru dunia itu diketahunya, tepatnya pada 18 Agustus 1945. Berita itu diterimanya bersamaan dengan berita kapitulasi Jepang dan perintah genjatan senjata. Segera setelah bertugas Rombot mengontak W.F. Sumati yang saat itu sebagai daidancho boo ei Teisintai di Tondano. Kedua tokoh itu kemudian menyampaikan berita proklamasi itu ke tokoh-tokoh nasionalis. Berita itu kemudian disebarkan ke Sangit Talaud, Bolaang Mongondow, dan Gorontalo. Setelah berita proklamasi kemerdekaan tersebar keseluruh penjuru Sulawesi, sejak itupula bendera merah putih mulai berkibar menjadi lambang Indonesia merdeka. Cita-cita yang sudah lama diinginkan oleh rakyat pun terwujud. Di Sulawesi Tenggara misalnya, bendera merah putih dikibarkan pada 17 September 1945 dengan dipimpin oleh D. Andi Kasim. Di Lasusua bendera bendera merah putih dikibarkan pada 5 Oktober 1945 yang dihadiri oleh kepala distrik Patampanua dan beberapa pimpinan pemuda RI dari Luwu.

h. Operasi Lintas Laut Banyuwangi – Bali

Operasi lintas Laut Banyuwangi-Bali merupakan operasi gabungan dan pertempuran laut pertama sejak berdirinya negara Republik Indonesia. peristiwa itu dimulai dengan kedatangan Belanda dengan membonceng Sekutu, mendarat di Bali dengan jumlah pasukan yang cukup besar, tanggal 3 Maret 1946. Hal ini dimaksudkan Bali sebagai batu loncatan untuk menyerbu Jawa Timur yang dinilai sebagai lumbung pangan untuk kemudian mengepung pusat kekuasaan RI. Bali juga dapat dijadikan penghubung ke arah Australia. Dengan perkembangan di atas, maka telah mengalihkan konfrontasi dari Indonesia melawan Jepang berganti menjadi Indonesia melawan Belanda. Berkaitan dengan hal tersebut, maka para pemimpin perjuangan yang sudah sampai di Jawa berusaha mencari bantuan dan membentuk kesatuan- kesatuan tempur. Mereka antara lain telah membentuk Pasukan Makardi 151 Sejarah Indonesia atau Pasukan Merdeka sebagai pasukan induk. Pasukan itu kemudian lebih dikenal dengan nama Pasukan M. Kapten Makardi sebelumnya bertugas mendampingi Kolonel Prabowo, Kolonel Munadi dan Letkol I Gusti Ngurah Rai ke markas besar TRI di Yogyakarta untuk meminta bantuan, karena makin lemahnya kekuatan TRI Sunda Kecil di Bali. Kondisi itu mendorong Letjen Urip Sumoharjo Markas Besar TRI Yogyakarta untuk memutuskan memperkuat TRI Sunda Kecil dengan bantuan senjata dan amunisi kepada I Gusti Ngurah Rai. Untuk itulah Pasukan M berperan penopang Pasukan Sunda Kecil di bawah Pimpinan Ngurah Rai. Pasukan ini juga dilengkapi pasukan sandi yang disebut CIS Combat Intelligent Section yang terdiri dari para pelajar. Disiapkanlah tiga pasukan untuk memblokade pasukan Belanda. Pasukan angkatan laut dipimpin oleh Kapten Markadi dan Waroka. Angkatan Darat dibawah pimpinan Letkol I Gusti Ngurah Rai. Operasi itu direncanakan melalui tiga titik pendaratan. Pasukan Waroka mendarat di Pantai Gerokgak dan Celuk Bawang. Pasukan Makardi mendarat di antara Cupel dan Candi Kusuma, Jembrana dan Pasukan I Gusti Gurah Rai mendarat di Pantai Yeh Kuning. Operasi rahasia itu ditujukan untuk mendapatkan informasi intelijen yang akurat. Pasukan diberangkatkan dari Muncar Banyuwangi dengan sasaran daerah Kuning dan terus ke Munduk Malang. Penyeberangan dilaksanakan malam hari. Rombongan ini dalam penyeberangannya di tengah laut dipergoki oleh patroli Belanda dan langsung menembaki ke arah rombongan pasukan Ngurah Rai. Akibatnya Cokorde Rai Gambir dan Cokorde Dharma Putra gugur. Sebagian berhasil mendarat di Yeh Kuning dan sebagian lagi di bawah Ngurah Rai kembali ke Muncar. Keesokan harinya tanggal 4 April 1946, rombongan Ngurah Rai berhasil mendarat di Pulukan untuk seterusnya menuju Munduk Malang. Gelombang ketiga, Pasukan M sebagai induk pasukan berangkat pada tanggal 4 April 1946 malam hari. Mereka berangkat dari pelabuhan Banyuwangi dengan berkekuatan empat peleton. Sasarannya akan mendarat di daerah Candikusuma. Saat fajar menyingsing, rombongan Pasukan M dipergoki oleh dua motorboat Belanda yang sedang berpatroli. Terjadilah pertempuran antara Pasukan M melawan patroli Belanda. Dengan taktik menempel pada motorboat Belanda, Pasukan M sulit untuk ditembaki Belanda. Sebaliknya, Pasukan M dapat melemparkan granat-granat tangan ke dek motorboat. Akhirnya, satu motorboat Belanda terbakar dan tenggelam serta yang satunya melarikan diri. Setelah berhasil menghancurkan patroli Belanda, Pasukan M 152 Kelas XI SMAMASMKMAK Semester 2 memerintahkan untuk putar haluan kembali ke Banyuwangi, sebab arus laut yang kuat dan kapal Markadi sendiri berlobang-lobang. Dalam perang ini, pihak Pasukan M gugur dua orang, yakni Sumeh Darsono dan Sidik. Keesokan harinya, Pasukan M kembali berlayar menuju Bali dan mereka berhasil melakukan pendaratan di Klatakan, Melaya, dan Candikusuma. Sesampainya di Bali dilakukan koordinasi dan dibentuk MGGSK Markas Gabungan Gerakan Sunda Kecil. Kemudian pada bulan Juli 1946, juga terjadi pendaratan pasukan tempur yang dipimpin oleh Kapten Saestuhadi. Setelah itu terjadilah pertempuran di berbagai daerah. Mula pertama pasukan MGGSK dihadang oleh pasukan Belanda di Klatakan. Terjadilah pertempuran sengit. Pasukan MGGSK terdesak dan pemimpin yang gugur, antara lain Kapten Saestuhadi, Kapten Suryadi, dan Letnan Nurhadi. Selanjutnya, Pasukan M melakukan penyerangan ke berbagai daerah, antara lain, di Gilimanuk Cekik, Penginuman, Candikusuma, Cupek, Negara, Sarikuning, Pulukan, Gunungsari, Klatakan, Munduk Malang, Tabanan, dan Celukan Bawang. Untuk mengenang perjuangan pasukan kita yang gugur dalam operasi lintas laut, maka di daerah Cekik, Gilimanuk didirikan monumen yang dinamakan Monumen Operasi Lintas Laut Banyuwangi-Bali. SIMPUL SEJARAH 1. Usaha mempertahankan kemerdekaan terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Umumnya mereka berhadapan dengan kolonialisme baru yang dipastikan dapat menyengsarakan rakyat Indonesia. 2. Rakyat di berbagai daerah tidak memiliki ketakutan sedikitpun untuk melawan kezaliman kolonialisme. Mereka berani bertempur dengan korban yang sangat besar. 153 Sejarah Indonesia LATIH UJI KOMPETENSI 1. Tidak lama setelah proklamasi kemerdekaan, Sekutu datang ke Indonesia. Mengapa Sekutu datang ke Indonesia? Jelaskan alasanmu 2. Berbagai pertempuran terjadi di berbagai daerah dalam menentang Sekutu yang datang ke Indonesia. Mengapa rakyat Indonesia melakukan perlawanan terhadap Sekutu? 3. Di antara berbagai perjuangan rakyat Indonesia di berbagai daerah dalam rangka melawan Sekutu dan Belanda pada bacaan di atas, pertempuran mana yang menurutmu paling menarik? Jelaskan latar belakang dan proses terjadinya pertempuran tersebut Tugas 1. Bentuklah kelompok sebanyak tiga orang. Kemudian buatlah tema “berita sekitar proklamasi di daerah tempat tinggalku”. Setelah kamu mendapatkan teman dalam satu kelompok ikutilah langkah-langkah pembuatan tugas sebagai berikut: a. Kumpulkan buku, majalah, dan koran yang ada kaitan dengan berita tentang proklamasi 17 Agustus 1945. b. Setelah data-data kepustakaan terkumpul, diskusikan dengan guru kamu, kira-kira siapa narasumber yang pantas untuk mendapatkan keterangan tentang berita sekitar proklamasi yang ada di tempat tinggal kamu. c. Kemudian buatlah daftar pertanyaan yang terkait dengan kisah sekitar proklamasi di daerah tempat tinggal kamu, misalnya kapan berita proklamasi itu diterima oleh penduduk di kota kamu. Bagaimana berita itu dapat sampai di kota tempat tinggal kamu. 154 Kelas XI SMAMASMKMAK Semester 2 d. Nah, setelah tersusun daftar pertanyaannya. Cobalah membuat janji dengan narasumber yang direkomendasikan oleh guru, atau tokoh masyarakat setempat. Jangan lupa membawa alat yang dapat untuk mencatat atau merekam semua kegiatan wawancara kamu. e. Setelah selesai melakukan wawancara kamu dapat menyalin hasil wawancara itu ke dalam tulisan. 2. Setelah tahapan no. 1 kamu buatlah sebuah laporan deskriptif naratif dari hasil kerja kamu itu. jangan lupa untuk memberi “judul” pada laporan itu. judul tidak harus sama dengan tema. 155 Sejarah Indonesia

B. Mengevaluasi Perjuangan Bangsa: Antara Perang dan Damai