17
Sejarah Indonesia
1. Organisasi yang Bersifat Sosial Kemasyarakatan
a. Gerakan Tiga A
Untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia, Jepang membentuk sebuah perkumpulan yang dinamakan Gerakan Tiga A 3A. Perkumpulan ini
dibentuk pada tanggal 29 Maret 1942. Sesuai dengan namanya, perkumpulan ini memiliki tiga semboyan, yaitu Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung
Asia, dan Nippon Pemimpin Asia. Sebagai pimpinan Gerakan Tiga A, bagian propaganda Jepang Sedenbu telah menunjuk bekas tokoh Parindra Jawa
Barat yakni Mr. Syamsuddin sebagai ketua dengan dibantu beberapa tokoh lain seperti K. Sutan Pamuncak dan Moh. Saleh.
Jepang berusaha agar perkumpulan ini menjadi wadah propaganda yang efektif. Oleh karena itu, di berbagai daerah diben tuk komite-komite. Sejak
bulan Mei 1942, perhimpunan itu mulai di perkenalkan kepada masyarakat melalui media massa. Di dalam Gerakan Tiga A juga dibentuk subseksi Islam
yang disebut “Persiapan Persatuan Umat Islam”. Subseksi Islam dipimpin oleh Abikusno Cokrosuyoso.
Ternyata sekalipun dengan berbagai upaya, Gerakan Tiga A ini kurang mendapat simpati dari rakyat. Gerakan Tiga A hanya berumur beberapa
bulan saja. Jepang menilai perhimpunan itu tidak efektif. Bulan Desember 1942 Gerakan Tiga A dinyatakan gagal. Mengapa “Gerakan Tiga A” ini
dinyatakan gagal oleh Jepang, kira-kira apa alasannya?
b. Pusat Tenaga Rakyat
“Gerakan Tiga A” telah gagal. Kemudian Jepang berusaha
mengajak tokoh pergerakan nasional untuk melakukan kerjasama. Jepang
kemudian mendirikan organisasi pemuda, Pemuda Asia Raya di bawah
pimpinan Sukardjo Wiryopranoto. Organisasi itu juga tidak mendapat
sambutan rakyat. Jepang kemudian membubarkan organisasi itu.
Pemimpin Indonesia seperti Sukarno , Hatta, K.H. Mas
Mansur, Ki Hajar Dewantara, Sutardjo Kartohadikusumo,
Abikusno Cokrosuyoso, dan Prof. Dr. Supomo, ikut dalam
komisi untuk menyelidiki adat istiadat Indonesia.
18
Kelas XI SMAMASMKMAK Semester 2
Dukungan rakyat terhadap Jepang memang tidak seperti awal kedatangannya. Hal ini sangat mungkin juga karena sikap dan tindakan Jepang yang berubah.
Seperti telah disinggung di depan, Jepang mulai melarang pengibaran bendera Merah Putih dan yang boleh dikibarkan hanya bendera Hinomaru
serta mengganti Lagu Indonesia Raya dengan lagu Kimigayo. Jepang mulai membiasakan mengganti kata-kata banzai selamat datang dengan bakero
bodoh. Masyarakat mulai tidak simpati terhadap Jepang.“Saudara tua” tidak seperti yang mereka janjikan.
Sementara perkembangan Perang Asia Timur Raya mulai tidak menggembirakan. Kekalahan Jepang di berbagai medan pertempuran telah
menimbulkan rasa tidak percaya dari rakyat. Oleh karena itu, Jepang harus segera memulihkan keadaan. Jepang harus dapat bekerja sama dengan
tokoh-tokoh nasionalis terke
muka, antara lain Sukarno dan Moh. Hatta. Karena Sukarno masih ditahan di Padang oleh pemerintah Hindia Belanda,
maka segera dibe baskan oleh Jepang. Tanggal 9 Juli 1942 Sukarno sudah berada di Jakarta dan bergabung dengan Moh. Hatta.
Jepang berusaha untuk menggerakkan seluruh rakyat melalui tokoh- tokoh nasionalis. Jepang ingin membentuk organisasi massa yang dapat bekerja untuk
menggerakkan rakyat. Bulan Desember 1942 dibentuk panitia persiapan untuk membentuk sebuah organisasi massa. Kemudian Sukarno, Hatta, K.H.
Mas Mansur, dan Ki Hajar Dewantara dipercaya untuk membentuk gerakan baru. Gerakan itu bernama Pusat Tenaga Rakyat Putera dibentuk tanggal
16 April 1943. Mereka kemudian disebut sebagai empat serangkai. Sebagai ketua panitia adalah Sukarno. Tujuan Putera adalah untuk membangun dan
menghidupkan kembali segala sesuatu yang telah dihancurkan oleh Be landa. Menurut Jepang, Putera bertugas untuk memusatkan segala potensi masyarakat
Indonesia guna membantu Jepang dalam perang. Di samping tugas di bidang propaganda, Putera juga bertugas memperbaiki bidang sosial ekonomi.
Menurut struktur organisasinya, Putera memiliki pimpinan pusat dan pimpinan daerah. Pimpinan pusat dikenal sebagai Empat Serangkai. Ke mudian pimpinan
daerah dibagi
,
sesuai dengan tingkat daerah, yakni tingkat syu, ken, dan gun. Putera juga mempunyai beberapa penasihat yang berasal dari orang-orang
Jepang. Mereka adalah S. Miyoshi, G. Taniguci, Iciro Yamasaki, dan Akiyama.
Putera pada awal berdirinya, cepat mendapatkan sambutan dari or ganisasi massa yang ada. Misalnya dari Persatuan Guru Indonesia; Perkumpulan
Pegawai Pos Menengah; Pegawai Pos Telegraf Telepon, dan Radio; serta
19
Sejarah Indonesia
Pengurus Besar Istri Indonesia di bawah pimpinan Ma ria Ulfah Santoso. Dari kalangan pemuda terdapat sambutan dari or ganisasi Barisan Banteng dan
dari pelajar terdapat sambutan dari or ganisasi Badan Perantaraan Pelajar
Indonesia serta Ikatan Sport Indonesia juga bergabung ke dalam Putera. Putera pun berkembang dan bertambah kuat. Sekalipun di tingkat daerah
tidak berkembang baik, namun Putera telah berhasil mempersiapkan rakyat secara mental bagi kemerdekaan Indonesia. Me lalui rapat-rapat dan media
massa, pengaruh Putera semakin meluas. Perkembangan Putera akhirnya menimbulkan kekhawatiran di pihak Jepang. Oleh karena, Putera telah
dimanfaatkan oleh pemimpin-pemimpin nasionalis untuk mempersiapkan ke arah kemer dekaan, tidak digunakan sebagai usaha menggerakkan massa
untuk membantu Jepang, maka pada tahun 1944 Putera dinyatakan bubar oleh Jepang.
c. MIAI dan Masyumi