serta diharapkan pula bisa menjadi referensi untuk memperkaya atau menambah wawasan mengenai onomatope.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu untuk menjadi bahan bantu bagi penutur yang berbeda bahasa dalam berkomunikasi, dan membantu pengajar
berkenaan dengan pembelajaran mengenai onomatope. Sementara itu, manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan tentang
onomatope dalam bahasa Jepang dan perbandingannya dengan onomatope dalam bahasa Jawa.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan penelitian ini secara terperinci disusun dari bab per bab, seperti berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab pendahuluan berisi latar belakang dan permasalahan, tujuan penelitian, ruang lingkup pembahasan, metode penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penelitian.
Bab II Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori
Bab ini berisi tinjauan pustaka dari hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan objek penelitian.
Bab III Pemaparan Hasil Analisis dan Pembahasan
Peneliti akan menggunakan bab ini untuk memaparkan hasil dan pembahasan dengan menggunakan metode dan teknik yang tepat yang telah dipilih dengan
dibimbing teori yang kuat sebagaimana yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya sehingga diperoleh hasil penelitian.
Bab IV Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Kajian mengenai simbolisme bunyi, khususnya mengenai onomatope dari berbagai bahasa telah banyak diteliti. Penelitian yang membahas analisis
kontrastif onomatope suatu bahasa juga telah banyak diteliti. Skripsi Sumirat 2010, “Analisis Kontrastif Onomatope dalam Bahasa Jepang dan Bahasa Sunda”,
menganalisis makna onomatope bahasa Jepang yang terbentuk dari bunyi yang keluar dari benda dalam buku Gaikokujin no tameno Nihongo Reibun Mondai
Shiri-zu Juu-Yon Giongo Gitaigo. Selain meneliti makna onomatope bahasa
Jepang, penelitian ini juga meneliti padanan onomatope bahasa Sunda, serta menganalisis persamaan dan perbedaan onomatope dari kedua bahasa. Dalam
penelitian tersebut digunakan metode deskriptif-kontrastif, dengan pengumpulan data berupa wawancara dan studi literatur. Teknik pengolahan data melalui teknik
perbandingan untuk mengetahui perbandingan makna onomatope bahasa Jepang dan bahasa Sunda, serta untuk memberikan gambaran persamaan dan perbedaan
onomatope bahasa Jepang dan bahasa Sunda. Hasil yang didapat dari sembilan belas sampel onomatope bahasa Jepang yang telah dianalisis, ada yang
mempunyai padanan dan ada yang tidak. Hanya makna yang termasuk giongo tiruan bunyi asli yang memiliki padanan dalam onomatope bahasa Sunda.