Faktor-faktor yang Berperan dalam Pelatihan dan Pengembangan

76 diperlukan, atau berusaha untuk mempengaruhi sikap.Apapun materinya, program harus dapat memenuhi kebutuhan organisasi dan peserta pelatihan. 4. Prinsip Pembelajaran Idealnya, pelatihan dan pengembangan akan lebih efektif jika metode pelatihan disesuaikan dengan sikap pembelajaran peserta dan jenis pekerjaan yang dibutuhkan oleh organisasi. Prinsip pembelajaran merupakan suatu guideline pedoman dimana proses belajar akan berjalan lebih efektif. Semakin banyak prinsip ini direfleksikan dalam pelatihan, semakin efektif pelatihan tersebut.Prinsip-prinsip ini mengandung unsur partisipasi, pengulangan, relevansi, pengalihan, dan umpan balik. Metode pelatihan dan pengembangan terbaik tergantung dari beberapa faktor sebagai berikut. a Cost effectiveness efektivitas biaya b Materi program yang dibutuhkan c Prinsip-prinsip pembelajaran d Ketepatan dan kesesuaian fasilitas e Kemampuan dan preferensi peserta pelatihan f Kemampuan dan preferensi instruktur pelatihan

D. Faktor-faktor yang Berperan dalam Pelatihan dan Pengembangan

Dalam melaksanakan pelatihan dan pengembangan, terdapat beberapa faktor yang berperan yaitu: instruktur, peserta, 77 materi bahan, metode, tujuan pelatihan, dan lingkungan yang menunjang. Keterkaitan antar faktor yang berperan dalam pelatihan dan pengembangan dapat digambarkan seperti berikut ini. Gambar 5.4 Faktor yang Berperan dalam Pelatihan Rivai Sagala, 2009, hal. 226 Insruktur Tujuan Metode Peserta Materi Bahan 78 79 BAB VI REPOSITIONING DALAM PENGEMBANGAN SDM A. Repositioning Peran SDM Repositioning pada dasarnya merupakan transformasi peran yang menuntut kemampuan, cara kerja, cara pikir, dan peran baru dari SDM. Untuk dapat melakukan proses repositioning dengan baik, maka organisasi perlu mempersiapkan SDM yang mampu bersaing di masa depan.Proses repositioning terdiri dari dua aspek menurut Rivai dkk. 2014:79 yaitu sebagai berikut. 1. Perilaku SDM berkaitan dengan peningkatan inisiatif bekerja dalam diri seseorang dan untuk itu diperlukan etos kerja yang baik seperti peningkatan kualitas, inovasi, dan pengurangan biaya. 2. Kompetensi SDM berkaitan dengan peningkatan pengetahuan dari sumber daya yang dibutuhkan yang meliputi kompetensi tenaga kerja, diversitas angkatan kerja, dukungan kompetitif tenaga kerja, dan globalisasi tenaga kerja. Upaya repositioning ditujukan untuk mengubah pemahaman peran SDM: command to coordination dan manajer dapat memakai dua pendekatan, yakni sebagai berikut. a A climate well being: employees that practices in selection,training and reward meets their needs,can create satisfied employees where positive fully spoil over to customer. 80 b A climate for sense: employees of superior support like as: research development and cooporative support that influence service quality is a care wide and faithfully its debuging. Berdasarkan pendekatan tersebut manajer SDM diharapkan mampu mengkoordinasikan semua elemen organisasional untuk dikelola secara bersama dengan harapan dapat meningkatkan kinerja organisasi yang bersangkutan. Masalah proses repositioning menyangkut perubahan peran SDM yang menuntut berbagai macam peningkatan kualitas dalam diri karyawan. Sehingga mau tidak mau SDM harus dikembangkan dulu sebelum dinyatakan layak untuk menjalankan peran SDM strategis. Menyimak uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa organsisasi yang ingin survive dalam lingkungan persaingan yang ketat harus melakukan repositioning peran SDM dengan cara melatih investasi dan melatih kembali reinvestasi SDM baik dalam aspek perilaku maupun kompetensi SDM.

B. Repositioning Perilaku SDM