BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan sebuah lembaga tempat anak didik memperoleh pendidikan dan pelajaran yang diberikan guru. Sekolah mempersiapkan anak
didik memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan, budi pekerti, meningkatkan ketaqwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selanjutnya mampu membekali
diri menuju ke arah pendidikan yang lebih tinggi sebagai bekal hidup di masyarakat. Sekolah Menengah Atas merupakan lembaga tempat memberikan
pendidikan dan pengetahuan lanjutan setelah selesai dari Sekolah Menengah Pertama.
Dalam kegiatan proses belajar, gejala awal minat merupakan yang sangat penting, hal ini dikarenakan minat dapat memberi semangat terhadap seorang
peserta didik dalam kegiatan-kegiatan belajarnya, minat dalam perbuatan merupakan pilihan dari tipe kegiatan-kegiatan dimana seseorang berkeinginan
untuk melakukannya, dan minat juga memberi petunjuk pada tingkah laku
. C
iri- ciri seseorang yang memiliki minat tinggi yaitu ketekunan dalam menghadapi
tugas dan dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai, ulet menghadapi kesulitan, tidak lekas putus asa, lebih
senang bekerja mandiri, dapat mempertahankan pendapatnya kalau sudah yakin akan sesuatu, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu, dan senang mencari
dan memecahkan maslah soal-soal.
Minat adalah sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa
sesuatu akan menguntungkan mereka merasa berminatkemudian mendatangkan kepuasan bila kepuasan berkurang minatpun berkurang. Minat belajar merupakan
salah satu bentuk keaktifan seseorang yang mendorong untuk melakukan kegiatan dan membangkitkan semangat seseorang untuk memenuhi kesedianya dalam
belajar. Defenisi konsep minat belajar merupakan pilihan kesenangan dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk memenuhi
kesediaanya dalam belajar, untuk tes minat belajar dapat diukur dengan aspek kesukaan, ketertarikan, perhatian dan keterlibatan, untuk aspek kesukaan adalah
gairah murid mengikuti mata pelajaran, aspek perhatian adalah kemauan siswa untuk mengerjakan tugas sekolah, dan aspek keterlibatan adalah kesadaran murid
untuk mengisi waktu luang. Dengan tumbuhnya minat belajar dalam diri seseorang akan melahirkan perhatian untuk melakukan sesuatu dengan tekun
dalam jangka waktu yang lama, lebih berkonsentrasi, mudah untuk mengingat dan tidak mudah bosan dengan apa yang dipelajari, karena bila murid yang tidak
memiliki minat belajar akan merasa malas dan tidak semangat dalam mengikuti proses belajar akan menyebabkan nilai hasil belajar akan menurun dikarenakan
minat belajar murid sudah tidak semangat menurun. Faktor yang mempengaruhi minat belajar seseorang pada minat dalam
belajar terbagi dua adalah faktor internal dan eksternal, dimana faktor internal adalah faktor yang berada dalam diri murid untuk memenuhi tindakanya antara
lain : hobi, bakat,cita-cita, kondisi keadaan, motivasi, latihan dan ulangan. Dan
faktor eksternal adalah faktor berasal dari luar diri Murid antara lain: guru, orang tua, lingkungan, teman pergaulan, metode, materi pelajaran.Selain minat belajar
yang dimiliki oleh murid terdapat juga kondisi keadaan disekolah yang mempengaruhi minat belajar murid seperti adanya kondisi kebisingan didalam
lingkungan sekolah sehingga dengan adanya kebisingandi lingkungan sekolah khususnya dikelas akan membuat semangat minat belajar siswa terganggu
menurun. Kebisingan merupakan sebagai suara yang tidak diinginkan. Kebisingan
ini merupakan suara yang tidak dikehendaki yang sumber bunyi, misalnya alat- alat pekerja, lalu lintas kendaraan, mesin pabrik, pesawat terbang dan lain
sebagainya, yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Sekolah merupakan bagian dalam pembangunan di kota besar juga
tidak luput dari dampak kebisingan dan tidak dapat dikesampingkan terutama untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan yang terletak dijalan Jl. Teuku Cik Di Tiro No.1 Medan mengalami paparan kebisingan
setiap hari. Hal ini dikarenakan SMA Negeri 1 Medan ini terletak di pusat kota, dan terletak pada jalan raya dengan banyaknya kendaraan yang melewati SMA
Negeri 1 Medan seperti motor, mobil pribadi sebanyak ± 40menit kendaraan dengan kecepatan 10-20 kmjam kendaraan yang melewati SMA N 1 Medan,hal
ini menyebabkan kebisingan dari jalan raya,dari lingkungan sekolah dan secara kumulatif suara kebisinganyang sering terdengar seperti suara klakson, suara
knalpot, suara tukang parkir, suara murid yang berolahraga, suara guru yang
mengajarkan murid dikelas,yang membuat kebisingan kedalam lingkungan di SMA Negeri 1 Medan. Berdasarkan dengan kondisi kebisingan di lingkungan
sekolah tersebut menyebabkan tidak berlangsungnya dengan baik pada proses belajar-mengajar pada murid didalam ruang kelas.
Gambar.1.1. Sekolah Menegah Atas Negeri 1 Medan
Pada penelitian Sardini Sri Buwono 2013, hasil belajar yang dicapai seorang siswa dipengaruhi oleh dua faktor, faktor utama yaitu dari dalam diri
siswa itu sendiri dan faktor dan faktor luar yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, dan salah satu faktor internal faktor dari dalam diri siswa
yang menentukan keberhasilan belajar siswa adalah minat. Minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar dan menjadi penyebab keaktifan siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Dimana siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek
tersebut dan untuk membangkitkan minat belajar siswa, guru memiliki peranan
yang penting karena guru harus kreatif menciptakan metode penyampaian metode, materi karena cara mengajar guru dapat mempengaruhi tinggi atau rendahnya
minat belajar siswa
1
Pada penelitian Johan Maknum 2013, Sesuai dengan KMNLH No. 48 Tahun 1996 tingkat kebisingan peruntukan kawasan lingkungan
kesehatanlingkungan kegiatan di sekolah atau sejenisnya, tingkat kebisingan tidak diperbolehkan melebihi 55 dB. Pada penelitian menjelaskan bahwa
kebisingan pada intensitas yang lama dan dalam tingkat tertentu dapat membahaya psikologi belajar dan kesehatan siswa yang terpapar oleh sumber
kebisingan. Paparan tingkat kebisingan yang dapat ditolerir oleh seseorang, tergantung dari kegiatan apa yang dilakukan oleh orang yang terpapar tersebut.
Misalnya, seseorang yang sedang melakukan belajar mengajar dan seseorang yang sedang melakukan kegiatan beribadah, akan merasa terganggu dengan kebisingan
yang rendah sekalipun. Efek kebisingan yang terpapar pada siswa yang sedang belajar dalam ruang kelas mengakibatkan penurunan pada kinerja belajar anak,
terutama dalam belajar membaca misalnya gangguan konsentrasi saat membaca, ketika kebisingan terjadi pada saat proses belajar di kelas
.
2
Pada penelitian Ibnu Chandra 2013, kebisingan dapat diartikan sebagai suara yang tidak diinginkan. Kebisingan ini merupakan pengaruh yang
ditimbulkan dari sebuah sumber bunyi, misalnya aktivitas lalu lintas kendaraan, mesin pabrik, pesawat terbang, dan lain sebagainya. Sekolah sebagai salah satu
.
1
Sardini Sri Buwono , “Pengaruh Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS PONTIANAK”, Universitas Tanjung Pura Pontianak, 2013 h.2
2
Johar Maknun,“Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Efektivitas Proses Belajar Menagajar”. Universitas Pendidikan Indonesia, 2012 h.3
elemen dalam pembangunan dikota besar juga tidak luput dari ancaman kebisingan yang terus terjadi akibat aktivitas lalu lintas kendaraan yang padat
setiap harinya. Sehingga masalah mengenai pengaruh kebisingan pada sebuah bangunan pendidikan tidak dapat dikesampingkan begitu saja, terutama untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kosentrasi siswa dalam menerima materi pelajaran juga turut dipengaruhi oleh lingkungannya. Dengan adanya
kebisingan maka materi pelajaran yang diterima siswa tidak dapat diserap seutuhnya sehingga hal ini dapat berpengaruh pada dampak minat belajar para
siswa terhadap materi pelajaran tersebut. Dalam jam - jam tertentu misalnya saat jam berangkat ke kantor sekitar pukul 07.00-08.00 WIB, intensitas kebisingan
yang ditimbulkan pada jalan raya lebih banyak dirasakan pengaruhnya pada siswa dibandingkan pada waktu lainya, hal ini disebabkan oleh banyaknya jumlah
kendaraan yang melintas tepatnya di jalan depan sekolah. Suara knalpot, dan bunyi klakson kendaraan tak jarang terdengar hingga kedalam ruangan kelas,
dengan kondisi tersebut tentunya faktor kenyamanan pada sekolah ini belum dapat terpenuhi
3
Dari observasi pendahuluan untuk mengetahuipenyebab minat belajar murid SMAN 1 Medanmenurunadalah karena murid tidak suka dengan mata
pelajaran, murid tidak suka dengan notasi suara guru yang keras mengajarkan pelajaran, murid tidak suka dengan kebisingan di lingkungan sekolah, dan dampak
kebisingan terhadap minat belajar setelah pengaruh kebisingan didalam kelas adalah karena adanya kebisingan membuat saya pusing, karena kebisingan dikelas
3
Ibnu Chandra,“Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas terhadap konsentrasi belajar”,Universitaspendidikan indonesia, 2013 h.2
membuat saya tidak bersemangat, karena kebisingan dikelas membuat saya sulit menerima penjelasan guru, karena kebisingan dikelas membuat hasil nilai prestasi
saya menurun. Untuk observasi awal untuk tingkat kebisingan di lingkungan SMA Negeri 1 Medan melebihi dari tingkat kebisingan yang ditetapkan oleh
Menteri Lingkungan Hidup Nomor : Kep-48MENLH111996 Lampiran 1 yaitu 55 dB untuk lingkungan sekolah. Pengukuran awal tingkat kebisingan di SMA
Negeri 1 Medan diambil secara acak yang dianggap lokasi yang melebihi nilai ambang batas dan dekat dengan sumber kebisingan. Waktu pengukuran
kebisingan dilakukan pada pukul 07.00, 10.00 dan 15.00 sesuai ketentuan menurut Menteri Negara Lingkungan Hidup No: Kep-48MENLH111996. titik
pengukuran kebisingan dapat dilihat pada lampiran 2. Tabel 1.1. menunjukkan pengukuran awal tingkat kebisingan di SMA Negeri 1 Medan.
Tabel 1.1. Pengukuran Awal Tingkat Kebisingan di SMA Negeri 1 Medan
No Hari
Jam Nilai Titik Kebisingan dBA
A B
C D
E 1
Senin 07.00
71 72
69 57
55 2
10.00 72
71 69
56 56
3 15.00
70 71
68 57
56
Rata-rata 71
71 69
57 56
Sumber : Pengukuran secara langsung
Dari hasil observasi pendahuluan diatas maka penulis ingin Menganalisis Hubungan Tingkat Kebisingan Terhadap Minat Belajar Murid Sekolah Menengah
Atas Negeri 1 Medan dan mengetahui dampak kebisingan diruang kelas terhadap minat belajar murid Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan.
1.2. Perumusan Masalah