16
b. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2.1.4 Kinerja Perbankan
Analisis kinerja lembaga keuangan, terutama bank, dapat dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan untuk memberikan informasi tentang
kinerja keuangan bank. Pengukuran kinerja bank yang berorientasi profit dapat melalui analisis profitabilitas.
Menurut Raharjo 2005, profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari penjualan barang atau jasa
yang diproduksinya. Rasio profitabilitas sering digunakan oleh manajemen bank untuk menunjukkan kinerja bank adalah
return on equity
ROE atau
return on asset
ROA MacDonald dan Koch, 2006. Menurut Hasibuan 2002:100, profitabilitas bank adalah suatu
kemampuan bank untuk memperoleh laba yang dinyatakan dalam persentase. Rasio
profitabilitas menunjukkan
kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva,
maupun modal sendiri. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan semakin tinggi kinerja perusahaan tersebut dalam memanfaatkan fasilitas perusahaan.
Menurut Syofyan 2003, dalam penelitiannya menyatakan bahwa tingkat bunga simpanan merupakan ukuran kinerja yang lemah dan menimbulkan
Universitas Sumatera Utara
17
masalah, sehingga dalam penelitiannya disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank.
Menurut Hanafi dan Halim 2000, rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan profitabilitas pada
tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu. Menurut Mudrajad dan Suhardjono 2002, bank dalam menjalankan kegiatan operasionalnya
mempunyai tujuan memperoleh keuntungan optimal dengan jalan memberikan layanan jasa keuangan kepada masyarakat. Penting bagi bank
untuk selalu menjaga kinerjanya dengan baik. Kinerja bank yang baik ditandai dengan tingkat profitabilitas yang tinggi,
mampu membagikan deviden dengan baik, prospek usaha yang selalu berkembang, dan dapat memenuhi ketentuan
prudential banking regulation
dengan baik. Kinerja yang baik akan membuat masyarakat semakin percaya untuk menyimpan dananya ke bank. Kepercayaan dan loyalitas masyaakat
kepada bank merupakan faktor yang sangat membantu dan mempermudah pihak bank untuk menyusun strategi kinerja yang baik. Masyarakat yang
kurang menaruh kepercayaan terhadap bank maka, hal ini sangat tidak menguntungkan bagi bank, karena masyarakat sewaktu waktu dapat menarik
dananya dan memindahkanya ke bank lain. Tingkat profitabilitas diukur dengan menggunakan rasio keuangan
Return On Asset
ROA karena ROA lebih memfokuskan pada kemampuan perusahaan untuk memperoleh
earning
dalam operasi perusahaan secara keseluruhan. Selain itu Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian ROA
Universitas Sumatera Utara
18
daripada ROE karena Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal
dari dana simpanan masyarakat, sehingga ROA lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas perbankan Dendawijaya, 2001.
2.1.4.1
Return On Assets
ROA
Return on assets
ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba secara
keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan menunjukan kinerja
perusahaan yang semakin baik Dendawijaya, 2003:1117. Menurut Utomo 2007:8
return on asset
ROA adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
menggunakan total aset kekayaan yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya yang menandai aset tersebut.
Return on assets
ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap rata- rata total aset. Semakin besar ROA semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank Almilia, 2005:149. Dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia
lebih mementingkan penilaian besarnya ROA karena Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai
profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat. Suatu bank dapat
Universitas Sumatera Utara
19
dimasukkan dalam kategori sehat apabila memiliki rasio ROA minimal 1,5 Dendawijaya, 2003:119.
ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktivaaset yang
dimilikinya. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba
secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula
posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset Veithzal Rivai, 2006:157.
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesa Nomor 1330DPNP, ROA dapat dirumuskan sebagai berikut
ROA diperoleh dengan cara membandingkan antara laba sebelum pajakearning before interest tax EBIT terhadap total assets. EBIT
merupakan pendapatan bersih sebelum bunga dan pajak. Total assets merupakan total asset perusahaan dari awal tahun dan akhir tahun. Total
assets yang lazim digunakan untuk mengukur ROA sebuah bank adalah jumlah dari asset-asset produktif yang terdiri dari penempatan surat-surat
berharga seperti Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang, penempatan dalam saham perusahaan lain, penempatan dalam Call
Universitas Sumatera Utara
20
Money atau Money Market dan penempatan dalam bentuk kredit kredit konsumtif maupun produktif baik kepada perorangan maupun institusi
atau perusahaan sebagaimana yang dikutip oleh Artin Shitawati dalam Robert Ang pada tahun 1997.
Penilaian rasio ROA berdasarkan Surat Keputusan DIR BI No. 3012KEPDIR tanggal 30 April 1997 adalah ROA
≥1,22 yang termasuk dalam bank sehat.
Berikut ketentuan tingkat ROA dari Bank Indonesia:
Tabel 2.1 Tingkat Return On Assets ROA
Tingkat Peringkat
Diatas 1,22 Sehat
0,99-1,22 Cukup Sehat
0,77-0,99 Kurang Sehat
Dibawah 0,77 Tidak Sehat
Sumber : Bank Indonesia
2.2
Board Composition
Komposisi Dewan atau
board composition
mengacu pada jumlah dan jenis komisaris di dalam suatu perusahaan yang biasanya disebut sebagai
inside-outside commisioners
.
Insiders
atau orang dalam adalah anggota tetap dari tim manajemen puncak dan juga merupakan karyawan atau pegawai dari
perusahaan bersangkutan. Sementara
outsiders
atau orang luar merupakan anggota independen yang tidak memiliki hubungan seperti itu dan biasanya
disebut sebagai komisaris independen. Komisaris independen ini biasanya
Universitas Sumatera Utara
21
direkrut terutama karena keahlian mereka, nama, pengakuan dan keterampilan Pearce dan Zahra , 1992.
Dewan komisaris memgang peranan penting dalam perusahaan, terutama dalam pelaksanaan
good corporate governance
. Mengingat manajemen memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing
perusahaan, sementara dewan komisaris bertanggung jawab untuk mengawasi manajemen, maka dewan komisaris merupakan pusat ketahanan dan
kesuksesan sebuah perusahaan FCGI, 2009:5. Oleh karena itu komposisi dewan hanya difokuskan pada dewan
komisaris yang diwakili oleh ukuran dewan komisaris
board of commissioner size
sebagai pihak yang memiliki hubungan afiliasi dengan pemegang saham mayoritas dan komisaris independen
independent board
sebagai pihak yang tidak memiliki hubungan afiliasi baik dengan pemegang saham mayoritas
maupun dengan manajemen perusahaan.
2.2.1 Dewan Komisaris