pengetahuan mengenai penerapan teknologi tepat guna. Pengetahun yang dimiliki oleh masyarakat tersebut akan meningkatkan keberhasilan uapaya pembangunan
kesehatan yang dimiliki masyarakat tersebut dan apabila memungkinkan dapat memberikan saran teknis guna meningkatkan hasil gunanya.
2.4. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi yang berarti keturut-sertaan setiap orang di dalam setiap perencanaan dan pelaksanaan, pengawasan dalam menguasai dan memelihara alam,
bukan sekedar melaksanakan apa yang telah orang kelompok lain rencanakan dan putuskan Sihombing, 1980.
Menurut WHO 1979, memberikan pengertian bahwa partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan masyarakat merupakan hak dan kewajiban
anggota masyarakat baik sebagai individu maupun dalam kelompok, sebagaimana dinyatakan. Sedangkan Davis dan Newstorm 1993 dalam Tangkilisan 2005,
memberikan pengertian partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional orang- orang dalam suatu kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan
kontribusi kepada tujuan kelompok dan berbagai tanggung jawab pencapaian tujuan itu.
Sepanjang perjalananya, partisipasi masyarakat memiliki faktor-faktor yang mempengaruhinya. Seperti yang diungkapkan oleh Soetomo
2010 yang
mengutip pendapat Honaddle et al, menyebutkan faktor-faktor keberhasilan partisipasi masyarakat memiliki sejumlah kriteria agar suatu program dari luar
Universitas Sumatera Utara
dapat melahirkan institusi yang dapat menjadi sarana tumbuhnya keberlanjutan adalah: 1 dapat menjadi saluran yang meningkatkan arus komunikasi dua arah
2 mereduksi faktor resiko sampai minimal 3 mengembangkan sumber daya lokal. 4 mendorong independensi keputusan ekonomi dan politik masyarakat lokal
5 mengkoordinasikan dan mendistribusikan keuntungan dan kemanfaatan berbagai bentuk bantuan dari luar.
Hasil Studi Kasus Henri Soekirdi, dkk 2009, Partisipasi Masyarakat Terhadap Praktek Kebidanan Komunitas dengan memanfaatkan Poskesdes, di Desa
Timbulharjo Kecamatan Sewon Bantul, menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dilakukan sejak dari penyusunan rencana, pembekalan mahasiswa, pelaksanaan
program, hingga evaluasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Abe 2005, bahwa partisipasi masyarakat dilakukan atas dasar kesadaran sendiri untuk membantu
keberhasilan program pemanfaatan pelayanan kesehatan masyarakat Poskesdes, tidak mengharapkan besarnya sumbangan yang akan diterima dan partisipasi tersebut
dilakukan sejak perencanaan, implementasi, pengendalian dan evaluasi program. WHO dalam Deklarasi Alma Ata, memberi batasan mengenai pengertian
partisipasi masyarakat pada program pembangunan kesehatan masyarakat sebagai proses individu dan keluarga merupakan bagian dari masyarakat untuk bertanggung
jawab terhadap pengembangan kapasitas masyarakat melalui kotribusinya WHO, 1978.
Dari batasan tersebut, jelas bahwa yang dimaksud sebagai partisipasi masyarakat dalam program kesehatan adalah merupakan 1 suatu proses yang
Universitas Sumatera Utara
dinamis yang anggota masyarakatnya baik secara individu maupun kelompok, 2 ikut aktif bertanggung jawab pada kesehatan dan kesejahteraan mereka sendiri
dan masyarakat pada umumnya, dan 3 meningkatkan kemampuan mereka dalam memberikan kontribusi pada pembangunan kesehatan.
Beberapa pengertian
tentang partisipasi
masyarakat tersebut
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud partisipasi masyarakat dalam program kesehatan
adalah: “Suatu proses keterlibatan yang bertanggung jawab dalam suatu kegiatan dari suatu individu yang merupakan suatu kegiatan unit of action pada
proses pengambilan keputusan,
kontribusi dalam
pelaksanaannya dan
pemanfaatan hasil kegiatan,
sehingga terjadi
peningkatan kemampuan
kelompok tersebut dalam mempertahankan perkembangan yang telah dicapai serta mengembangkan derajat kesehatan dan kesejahteraan secara mandiri”.
2.5. Landasan Teori