3. Bagi Puskesmas a.
Memperluas jangkauan pelayanan Puskesmas dengan mengoptimalkan segala sumber daya secara efektif dan efisien.
b. Dapat mengoptimalkan fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
4. Bagi Sektor Lain a.
Dapat memadukan kegiatan sektornya dengan bidang kesehatan. b.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan lebih efektif dan efisien.
2.2.9 Kedudukan dan Hubungan Kerja
Kedudukan dan hubungan kerja antara Poskesdes dengan unit-unit serta masyarakat, dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar
2.1. Kedudukan Hubungan Kerja Poskesdes Depkes, 2006
Universitas Sumatera Utara
1. Dinkes Kabupaten Kota, sebagai penyedia dan Pembina Puskesmas serta yang
menyediakan anggaran dan sumber daya lain bagi kelestarian desa siaga. 2.
RSUD Kabupaten Kota, rujukan pasien yang tidak dapat ditangani oleh puskesmas,
termasuk pelayanan
Obstetric dan
Neonatal Emergensi
Komprehensif PONEK. 3.
Puskesmas, rujukan pasien yang tidak dapat ditangani oleh Poskesdes dan memfasilitasi pengembangan desa siaga khususnya Poskesdes.
4. Poskesdes, sebagai pusat pengembangan atau revitalisasi berbagai UKBM
Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat sehingga permasalahan kesehatan di Desa dapat dideteksi secara dini, dan dapat ditangani dengan cepat
sesuai kondisi, potensi dan kemampuan yang ada terutama dalam tanggap darurat dan bencana berupa dibentuknya:
a. Donor Siaga Yaitu warga yang sukarelawan memenuhi syarat untuk menjadi donor
darah dan menyepakati dengan ibu hamil, pentingnya mengetahui golongan darah untuk disesuaikan dengan golongan darah ibu hamil. Kader berperan
memotivasi serta mencari sukarelawan, apabila ada salah seorang warga yang membutuhkan darah. Membuat daftar golongan darah ibu hamil dan perkiraan
waktu lahir, kumpulkan nama warga yang mempunyai golongan darah yang sama dengan ibu hamil. Catat nama dan alamat mereka ataupun cara
menghubungi yang tercepat dari semua warga yang bergolongan darah sama
Universitas Sumatera Utara
dengan ibu hamil, pendampingan ini minimal empat wargaorang dengan satu orang ibu hamil.
b. Ambulan Siaga
Ambulan desa adalah suatu alat tranportasi yang dapat digunakan untuk mengatar warga yang membutuhkan pertolongan dan perawatan di
tempat pelayanan kesehatan. Ambulan desa dapat berupa alat-alat tranportasi yang dimiliki warga desa tersebut seperti becak, gerobak, andong, perahu,
motor, mobil, dll. Peran kader disini memotivasi warga agar apabila suatu saat ada warga
yang membutuhkan pertolongan untuk pergi ketempat pelayanan kesehatan dengan segera, dapat menggunakan alat transportasi yang dimilikinya sebagai
ambulan Desa.
2.3. Potensi Desa