Hasil Implementasi

A. Hasil Implementasi

Berikut ini akan dideskripsikan jalannya penelitian serta hasil yang diperoleh. Penelitian dilakukan melalui dua buah cara pembelajaran yaitu pembelajaran di kelas secara konvensional dengan syarat adanya pertemuan antara mahasiswa dan dosen dan pembelajaran dengan bantuan e-learning. Materi yang diberikan pada mata kuliah Medan Elektromagnetik baik dengan sistem pembelajaran di kelas maupun dengan e- learning sama yaitu meliputi 7 pokok bahasan yaitu Analis Vektor dan Sistem Koordinat (Kartesius, Tabung dan Bola), Gaya Listrik, Medan Listrik, Fluks Listrik, Potensial dan Energi Listrik, Medan Magnet serta Induksi Elektromagnetik. Materi yang dikembangkan pada sistem e-learning menggunakan materi pembelajaran interaktif dalam formar SCORM (Shareable Common Object Module). Model ini dipilih karena mampu meningkatkan kualitas media pembelajaran pada e-learning.

1. Pelaksanaan Pada Siklus 1

Siklus pertama dilakukan selama Tahap pertama penelitian tindakan dilakukan melalui pembelajaran di kelas.

Pada pertemuan pertama materi yang diajarkan adalah materi analisis vektor dan teori medan pada sistem koordinat kartesius, tabung dan koordinat bola. dengan cara mengumpulkan mahasiswa pada laboratorium komputer untuk diberikan penjelasan singkat bagaimana memanfaatkan e-learning di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY khususnya pada mata kuliah Medan Elektromagnetik. Kegiatan ini melibatkan 2 orang peneliti dengan durasi waktu 3 jam. Pada tahap ini mahasiswa yang akan mengikuti perkuliahan diberikan bekal berupa tata cara pendaftaran kuliah, prosedur mengikuti perkuliahan, kunci masuk yang digunakan, proses login, mengakses materi kuliah, mengakses tugas, cara mengumpulkan tugas, menjawab pertanyaan pada kuis dan ujian, prosedur berdiskusi dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan penggunaan e- learning secara teori maupun praktek.

Pada tahap ini mahasiswa diberikan motivasi akan kebutuhan untuk memperoleh kompetensi mata kuliah Medan Elektromagnetik dan kebutuhan untuk mendapatkan nilai yang baik. Pemberian motivasi diberikan melalui ceramah, penjelasan criteria penilaian dan pemberian tugas yang relevan untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi kuliah. Selain itu mahasiswa juga diberikan motivasi mengenai kompetensi lain yaitu dalam memanfaatkan pemelajaran berbasis e-learning yang akan sangat bermanfaat sebagai penunjang.

Setelah mahasiswa mempunyai bekal yang cukup dan dirasa mampu menggunakan e-learning, langkah selanjutnya adalah menugaskan kepada mahasiswa untuk memperdalam pemahaman pada mata kuliah Medan Elektromagnetik melalui e- learning. Karena materi yang dibangun pada e-learning disusun secara sistematis, interaktif dan banyak animasi sehingga pemahaman mahasiswa terhadap materi diharapkan akan meningkat.

Seiring dengan berjalannya kuliah melalui e-learning, perkuliahan di kelas tetap berjalan seperti biasa dengan materi yang sama seperti apa yang terdapat di e-learning. Hanya materi-materi interaktif berbasis multimedia tidak disampaikan di kelas. Selama

2 kali pertemuan di kelas mahasiswa dibiarkan secara bebas untuk mengakses atau tidak sistem e-learning.

Pada pembelajaran dengan e-learning dosen pengampu tidak selalu online pada e-learning melainkan hanya meluangkan 4 jam per hari untuk online. Hal ini mengingat kegiatan lain yang dimiliki oleh dosen untuk mengampu mata kuliah lainnya, membimbing tugas akhir mahasiswa, kegiatan penelitian, seminar dan pengabdian pada masyarakat. Demikian juga halnya dengan mahasiswa, pada kegiatan pembelajaran dengan e-learning mereka tidak selalu mengakses e-learning secara sinkron dengan mahasiswa lain dan dengan dosennya, tetapi melalui sistem e-learning ini interaksi antara mahasiswa dengan mahasiswa lain dan dosen tetap dapat dilaksanakan secara asinkron. Aktivitas mahasiswa tidak hanya sebatas mengakses materi kuliah melainkan dapat melakukan aktivitas lainnya seperti membuat topik diskusi, menanggapi topik diskusi, latihan soal melalui kuis, bertanya ke teman lain atau dosen, menambahkan materi, menanggapi materi, mengumpulkan tugas dan kegiatan lainnya.

2. Hasil Siklus 1

Pada tahap pertama tindakan kelas dengan menggunakan model blended learning, mahasiswa sudah bisa melakukan login ke sistem e-learning dan sudah dapat mengakses mata kuliah Medan Elektromagnetik. Dari beberapa fasilitas yang ada, mahasiswa lebih banyak memanfaatkan fasilitas download materi (modul) dalam format PDF. Hal ini dipilih karena mahasiswa merasa materi dalam bentuk PDF cukup lengkap dan bisa dibuka dirumah ataupun dicetak sehingga dapat digunakan untuk belajar off- line. Sebagian besar mahasiswa sudah bisa melakukan proses download materi kuliah Medan Elektromagnetik pada e-learning.

Data ini dapat dilihat dari fasilitas laporan yang disediakan oleh sistem e-learning pada user sebagai dosen dan administrator. Dari menu laporan seorang pengajar dapat melihat segala aktivitas peserta kuliah baik yang sedang on-line, sudah off-line, berkaitan dengan fasilitas apa saja yang diakses, berapa lama waktu mengakses, kapan mengaksesnya, darimana dia mengakses dan informasi-informasi penting lainnya berkaitan dengan aktivitas peserta kuliah pada e-learning.

Dari fitur yang lain (Pembelajaran on-line, kuis, forum diskusi, pengayaan materi, daftar istilah, link ke website yang relevan masih belum mendapat perhatian mahasiswa. Hanya terdapat 2 mahasiswa yang sudah mulai untuk mengakses fasilitas lain selain download materi kuliah.

Untuk meningkatkan keaktifan mahasiswa, dosen memberikan sebuah tugas yang dipublish di e-learning dan mahasiswa diharuskan untuk mengerjakan dan mengumpulkannya lewat e-learning. Dari hasil inipun ternyata mahasiswa tidak tahu kalau ada tugas baru untuk mata kuliah ini di e-learning. Pada saatnya hari terakhir pengumpulan ternyata hanya 2 orang yang berhasil mengerjakan soal dan mengumpulkannya lewat e-learning.

Untuk mengetahui apakah mahasiswa sudah memahami materi yang diberikan pada e-learning maka diadakan suatu tes (kuis) yang terdiri dari 3 soal essay dengan tingkat kesulitan yang sederhana seperti apa yang telah ada di e-learning hanya dilakukan modifikasi sedikit. Dari hasil kuis ini ternyata hanya 23 % yang berhasil mengerjakan soal dengan baik dengan nilai di atas 60 sedang yang lainnya mendapat nilai di bawah 50. Hasil rata-rata prestasi mahasiswa yaitu 58,6 dengan skor maksimal

100 dan kalau dikonversi mendapat nilai C. Hasil prestasi mahasiswa ini masih jauh dari yang diinginkan peneliti yaitu rata-rata 70 atau dengan nilai B.

Dari ilustrasi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pada tahap pertama penelitian tindakan kelas (3 Minggu) hasilnya mahasiswa hanya berfikir bahwa e-learning hanya sebatas download materi (modul) kuliah. Mereka belum memahami secara benar pembelajaran berbasis e-learning sehingga mereka tidak mau mengakses fasilitas-fasilitas lainnya di e-learning yang sebenarnya mempunyai manfaat yang sangat besar. Kebanyakan mahasiswa hanya mengandalkan kuliah di kelas secara konvensional untuk memahami materi kuliah.

3. Pelaksanaan Siklus 2

Setelah mengetahui hasil dari siklus pertama yang masih belum memberikan hasil yang memuaskan, peneliti mengadakan perenungan atau refleksi mengenai strategi yang perlu dilakukan berkaitan dengan peningkatan motivasi dan prestasi belajar mahasiswa. Pada tahap ini peneliti mengadakan penelusuran mengenai penyebab utama belum optimalnya usaha yang dilakukan pada siklus pertama melalui berbagai cara diantaranya diskusi, pendekatan kepada mahasiswa dan perenungan. Dengan perenungan ini akhirnya peneliti menemukan benang merah upaya peningkatan motivasi dan kompetensi kepada mahasiswa ternyata berawal dari kurangnnya informasi mengenai kepastian tugas yang diberikan terhadap penilaian.

Setelah peneliti menemukan benang merah permasalahan yang dihadapi pada siklus pertama, peneliti menyusun rencana perbaikan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus kedua. Pada tahap kedua, mahasiswa dikumpulkan kembali di kelas melalui perkuliahan biasa lalu diberikan penjelasan mengenai bagaimana mengoptimalkan media e-learning dalam pembelajaran. Pada pertemuan di kelas mahasiswa kembali diberikan motivasi mengenai kiat sukses mengikuti kuliah Medan Elektromagnetik.

Dalam pertemuan dengan mahasiswa diberikan penjelasan dan diskusi mengenai permasalahan yang dihadapi mahasiswa selama mengikuti perkuliahan ini baik di kelas maupun dengan metode e-learning. Dari hasil diskusi seperti biasa mahasiswa masih malu-malu dan belum memberikan respon yang diinginkan. Peneliti akhirnya mencoba membangun suasana dengan melontarkan permasalahan yang ada. Dengan Dalam pertemuan dengan mahasiswa diberikan penjelasan dan diskusi mengenai permasalahan yang dihadapi mahasiswa selama mengikuti perkuliahan ini baik di kelas maupun dengan metode e-learning. Dari hasil diskusi seperti biasa mahasiswa masih malu-malu dan belum memberikan respon yang diinginkan. Peneliti akhirnya mencoba membangun suasana dengan melontarkan permasalahan yang ada. Dengan

Pada siklus kedua ini peneliti mencoba untuk mengakomodasi permintaan mahasiswa dengan memberikan agar yang lebih pasti dan sangat berpengaruh terhadap penialaian. Mahasiswa diberikan tugas yaitu minimal dalam 1 minggu harus mengakses e-learning sebanyak 1 kali dengan durasi waktu minimal 1 jam. Hal ini bertujuan agar mahasiswa mempunyai komitmen terhadap peningkatan kompetensi pada mata kuliah Medan Elektromagnetik.

4. Hasil Siklus 2

Pada tahap kedua tindakan kelas dilakukan melalui penekanan pada perkuliahan di kelas dan e-learning. Pembelajaran di kelas lebih ditekankan pada pemahaman materi dan contoh soal, sedangkan e-learning dotekankan pada peningkatan keaktifan mahasiswa melalui forum diskusi, latihan soal, pengayaan materi dan frekuensi akses serta durasi belajar. Pada siklus kedua ini terjadi peningkatan aktivitas mahasiswa yang cukup signifikan. Setelah diberikan penjelasan mengenai bagaimana mengoptimalkan e-learning dan tugas yang dilakukan mempunyai konsekuensi terhadap penilaian, terlihat peningkatan aktivitas mahasiswa di e-learning mulai dari penggunaan fasilitas yang ada di e-learning mulai dari akses pembelajaran secara on-line (materi interaktif), akses tugas, mengerjakan soal latihan (kuis), mengikuti diskusi dan memperdalam pengetahuan melalui situs referensi yang ada di e-learning.

Pada siklus kedua ini terlihat jelas keaktifan mahasiswa melalui fasilitas e-learning. Dari beberapa fasilitas yang ada, ternyata mahasiswa sudah mulai mengaksesnya dan memberikan respon yang positif walaupun masih ada sedikit paksaan dari dosen dengan memberikan tugas untuk akses e-learning. Dari catatan pada laporan didapatkan rata-rata mahasiswa dalam mengakses e-learning adalah 1,2 jam dengan lebih dari 1 fasilitas yang diakses.

Dari hasil tes yang dilakukan ternyata juga menunjukkan peningkatan dari 58, 6 pada siklus pertama menjadi 73,4 pada siklus kedua. Rata-rata nilai 73,4 kalau Dari hasil tes yang dilakukan ternyata juga menunjukkan peningkatan dari 58, 6 pada siklus pertama menjadi 73,4 pada siklus kedua. Rata-rata nilai 73,4 kalau