Peran Camat dalam Menciptakan Koordinasi Ketenteraman dan Ketertiban

2. Peran Camat dalam Menciptakan Koordinasi Ketenteraman dan Ketertiban

  Dalam rangka peran camat menciptakan koordinasi ketenteraman dan ketertiban, dilakukan dengan cara:

  a. Mengadakan pertemuan atau rapat yang diadakan sebulan sekali

  yang dilaksanakan pada awal bulan minggu pertama. Rapat yang dilakukan ini tidak tergantung dari tanggalnya, karena bisa saja terjadi tanggal merah atau bukan hari kerja.

  1) Pertemuan atau rapat di sini membahas agar semua kepala

  desa diaktifkan kembali sehingga dapat bekerja semaksimal mungkin.

  2) Mengadakan sosialisasi atau penyuluhan kepada seluruh

  kepala desa dengan diaktifkannya kembali siskamling yang belum berjalan dengan maksimal.

  3) Biaya yang digunakan untuk menjaga ketenteraman dan

  ketertiban diambil dari dana ADD (Alokasi Dana Desa).

  b. Melakukan koordinasi dengan beberapa pihak yang terkait dalam

  menciptakan ketenteraman dan ketertiban.

  pihak untuk

  mengkondusifkan Kecamatan Batumarmar Kabupaten Pamekasan Madura, Koordinasi tersebut dilakukan dengan menggunakan surat, telepon, maupun pertemuan yang dilakukan secara langsung. Pihak yang terkait yaitu:

  1) Kecamatan, di sini mengundang dari seksi ketentraman dan

  ketertiban yang merupakan tugas utama dari seksi tersebut. 41

  2) Kapolsek, yang bertugas untuk memelihara ketenteraman dan

  ketertiban masyarakat, sebagai penegak hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. 42

  3) Koramil, untuk menjaga keutuhan yang ada di wilayah

  kecamatan Batumarmar. 43

  4) Tokoh Agama dan Mayarakat, yang mayoritasnya beragama

  Islam kemudian mengundang ulama-ulama atau pemuka agama untuk memberikan wawasan keagamaan atau dengan memberikan ceramah kepada seluruh masyarakat dan melakukan pembinaan terhadap akhlak dan perilaku mayarakat yang masih menyimpang dari aturan hukum dan

  norma yang ada. 44

  41 Wawancara dengan bapak Kusairi Camat Batumarmar Kabupaten Pamekasan Madura pada tanggal 15 Desember 2016 pukul 10.00 WIB.

  42 Wawancara dengan bapak Djunaidi Tirto Atmojo Kapolsek Batumarmar Kabupaten Pamekasan Madura pada tanggal 15 Desember 2016 pukul 10.45.

  43 Wawancara dengan bapak Hariyanto Danramil Batumarmar Kabupaten Pamekasan Madura pada tanggal 15 Desember pukul 13.15.

  44 Wawancara dengan bapak KH. Baihaki Bustomi tokoh agama dan tokoh masyarakat yang diwakilkan pada tanggal 15 Desember 2016 pukul 16.00.

  c. Jika dalam hal ini ada beberapa pihak terkait tidak dapat hadir

  rapat, maka dapat digantikan dengan anggota lainnya yang diberi tugas atau kepercayaan untuk menggantikan rapat tersebut.

  Adapun langkah-langkah preventif (mencegah) yang dilakukan oleh Camat Kecamatan Batumarmar, antara lain :

  1) Melakukan pembinaan kepada keluarga korban dan

  masyarakat setempat untuk sadar dan taat hukum agar tidak terulangi lagi serta segera melaporkan setiap terjadinya kejadian.

  2) Melakukan koordinasi dengan instansi-instansi penting,

  antara lain: pihak Kapolsek, pihak Koramil, tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat dan sekitarnya.

  3) Bekerjasama dengan tokoh ulama atau agama dengan

  menghadirkan ulama-ulama berpengaruh dan Muspida dengan mengundang masyarakat setempat dan masyarakat sekitarnya.

  4) Menempatkan personel di Tempat Kejadian Perkara (TKP)

  untuk melakukan pengamanan.

  Faktor-faktor untuk menjaga ketenteraman dan ketertiban:

  1. Peran camat:

  a. Adanya inisiatif camat dalam mengadakan pertemuan.

  b. Adanya kerja sama dengan beberapa pihak terkait.

  c. Adanya komunikasi yang baik dalam mengadakan koordinasi kepada bagian yang bersangkutan sehingga terciptanya koordinasi yang baik tentunya akan mempermudah terwujudnya ketentraman dan ketertiban dikalangan masyarakat.

  2. Peran Polsek:

  a. Menempatkan beberapa personel di Tempat Kejadian

  Perkara (TKP).

  b. Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi

  yang diselenggarakan dari pihak kepolisian dengan memberikan penyuluhan untuk sadar hukum, serta taat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan.

  3. Peran TNI:

  a. Menjaga keutuhan dan mempertahankan keutuhan

  NKRI dari ancaman yang datang dari dalam dan luar.

  4. Peran tokoh agama:

  a. Mengadakan ceramah-ceramah tentang wawasan

  keagamaan kepada seluruh masyarakat Kecamatan Batumarmar.

  b. Melakukan pembinaan terhadap akhlak dan perilaku

  masyarakat.

  5. Peran tokoh masyarakat:

  a. Berpartisipasi secara aktif dalam berbagai kegiatan

  mengenai pemeliharaan ketentraman dan ketertiban.

  Contohnya dengan melakukan pos ronda secara aktif sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

  Dalam wawancara penulis dengan narasumber langsung dari Kecamatan Batumarmar yang menjelaskan tentang bagaimana peran camat dalam menciptakan koordinasi ketenteraman dan ketertiban. Dalam penjelasan dari narasumber, faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya perilaku carok antara lain karena harga diri, yang dimaksud dengan harga diri disini adalah pelecehan terhadap orang Madura. Karena orang Madura sendiri tidak suka harga dirinya direndahkan atau dilecehkan. Harga diri ini sebagai salah satu faktor yang utama terjadinya carok. Kedua karena istri, istri disini dalam kaitannya merebut istri seseorang yang bukan menjadi haknya. Dan yang ketiga tentang kepemilikan barang, yang dimaksud disini yaitu mencuri barang orang lain. Yang terakhir yaitu mengusik perasaan dalam arti menyinggung perasaan orang tersebut. 45

  Sebagaimana wawancara diatas, perlu adanya proses yang berkesinambungan antara pemerintah setempat, kepolisian, koramil dan tokoh agama dan masyarakat dalam memberikan sosialisasi tentang dampak negatif dari tindakan Carok kepada masyarakat sekitar. Serta memanfaatkan semaksimal mungkin aturan yang

  45 Wawancara dengan bapak Kusairi Camat Batumarmar Kabupaten Pamekasan Madura pada tanggal 15 Desember 2016 pukul 10.00 WIB.

  berkaitan dengan larangan tindakan Carok yang bertentangan dengan

  nilai-nilai pancasila (Dasar Negara). 46

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25