T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Camat dalam Ketenteraman dan Ketertiban Umum: Studi Kasus di Kecamatan Batumarmar Kabupaten Pamekasan Madura T1 BAB II

BAB II PEMBAHASAN

A. KAJIAN TEORETIS

1. Peran Camat

  Sebelum penulis uraikan tentang peran Camat dalam mengkoordinasi ketenteraman dan ketertiban, terlebih dahulu penulis akan menguraikan pengertian tentang peran. Istilah peran dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” mempunyai arti pemain sandiwara (film), tukang lawak pada permainan makyong, perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di

  masyarakat. 1 Dengan demikian peran merupakan aktivitas atau

  perilaku seseorang dalam kehidupan masyarakat. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Alvin L. Bertrand menyebutkan peran adalah pola tingkah laku yang diharapkan dari seseorang yang memangku status

  atau kedudukan tertentu. 2

  Uraian di atas menunjukkan bahwa peran merupakan proses dinamis kedudukan (status), karena peran adalah aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan masyarakat. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,

  1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2005,

  h. 854. 2 Alvin L. Bertrand dalam Soleman B. Taneko, Struktur dan Proses Sosial Suatu Pengantar

  Sosiologi Pembangunan, Rajawali, Jakarta, 1986, h. 23.

  dia menjalankan suatu peran. Peran juga diartikan sebagai tuntutan yang diberikan secara struktural (norma-norma, harapan, larangan, tanggung jawab) dimana di dalamnya terdapat serangkaian tekanan dan kemudahan yang menghubungkan, membimbing, dan mendukung fungsinya dalam organisasi. Peran tersebut selain ditentukan oleh pelaku, peran juga ditentukan oleh pihak lain, termasuk juga kemampuan, keahlian, serta kepekaan pelaku peran terhadap suatu tuntutan dan situasi yang mendorong dijalankannya peran. Peran juga bersifat dinamis, di mana dia akan menyesuaikan diri terhadap kedudukan yang lebih banyak agar kedudukannya dapat diakui oleh masyarakat. 3

  Levinson mengatakan peran mencakup tiga hal, antara lain 4 :

  “ 1. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan

  dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peran dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.

  2. Peran merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

  3. Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku

  individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.”

  Peran dilakukan oleh seseorang sehingga peran merupakan serangkaian tindakan yang teratur dan dilakukan oleh seseorang yang ditimbulkan. Peran dapat pula dikenali dari keterlibatan, bentuk

  3 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Baru, Rajawali Pers, Jakarta, 2009, h.211- 212.

  4 Levinson dalam Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Baru, Rajawali Pers, Jakarta, 2009, h.213.

  kontribusi, organisasi kerja, penetapan tujuan, dan peran. Parwoto mengemukakan bahwa peran serta mempunyai ciri-ciri, yaitu 5 :

  “ 1. Keterlibatan dalam keputusan: mengambil dan

  menjalankan keputusan.

  2. Bentuk kontribusi: seperti gagasan, tenaga, materi dan lain-lain.

  3. Organisasi kerja: bersama setara (berbagi peran).

  4. Penetapan tujuan: ditetapkan kelompok bersama pihak lain.

  5. Peran masyarakat: sebagai subyek.”

  Dari berbagai pendapat di atas, dapat dipahami bahwa peran adalah suatu rangkaian yang teratur yang ditimbulkan karena suatu jabatan. Peran merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan seseorang, apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka orang yang

  bersangkutan menjalankan suatu peran. 6 Apabila pengertian peran di atas dikaitkan dengan penyelenggaraan pemerintahan, maka terdapat

  penyelenggaraan pemerintah yang ada di daerah yang dilaksanakan oleh aparat pemerintah daerah. Aparat pemerintah daerah ini di tingkat kecamatan dilaksanakan oleh camat. Dengan demikian maka kedudukan camat merupakan kepanjangan tangan dari kepala daerah setempat yang memiliki peran yang sangat penting.

  Camat berkedudukan di bawah bupatiwalikota dan bertanggung jawab kepada bupatiwalikota melalui sekretaris daerah. Camat

  5 Parwoto dalam Soehendy, J., Partisipasi Masyarakat Dalam Program Pengembangan Lahan, Tanggerang: Tesis, 1997, h.28.

  6 Miftah Thoha, Dimensi-Dimensi Prima Administrasi Negara, PT. Raja Grafindo Perkasa, Jakarta, 1997, h.56.

  berperan sebagai kepala wilayah karena melaksanakan tugas umum pemerintahan di wilayah kecamatan, khususnya tugas-tugas utama dalam bidang koordinasi pemerintahan terhadap seluruh instansi pemerintah di wilayah kecamatan. Penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban, penegakan peraturan perundang-undangan, pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa danatau kelurahan, serta pelaksanaan tugas pemerintahan lainnya yang belum dilaksanakan oleh pemerintahan desakelurahan danatau instansi pemerintah lainnya di wilayah kecamatan. Oleh karena itu, kedudukan camat berbeda dengan kepala instansi pemerintahan lainnya di kecamatan, karena penyelenggaraan tugas instansi pemerintahan lainnya di kecamatan harus berada dalam koordinasi Camat.

  Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengatur bahwa urusan kecamatan dalam rangka meningkatkan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik, dan pemberdayaan masyarakat desakelurahan. Kecamatan dibentuk di wilayah KabupatenKota dengan Peraturan Daerah yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Kecamatan dipimpin oleh camat yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan sebagian wewenang bupatiwalikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Maka dari itu peran camat dalam

  Kecamatan yang terdapat di dalam Pasal 225 ayat (1) yang

  menyatakan: 7

  “ (1) Camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 224 ayat

  (1) mempunyai tugas:

  a. Menyelenggaraan urusan pemerintahan umum

  sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (6);

  b. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan

  masyarakat;

  c. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan

  ketenteraman dan ketertiban umum;

  d. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan

  Perda dan Perkada;

  e. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan

  sarana pelayanan umum;

  f. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang dilakukan oleh Perangkat Daerah di Kecamatan;

  g. Membina dan mengawasi penyelenggaraan

  kegiatan Desa danatau kelurahan;

  h. Melaksanakan urusan Pemerintahan yang

  menjadi kewenangan Daerah kabupatenkota yang tidak dilaksanakan oleh unit kerja Perangkat Daerah KabupatenKota yang ada di Kecamatan; dan

  i. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan

  ketentuan peraturan perundang-undangan.”

  Uraian di atas menunjukkan bahwa camat sebagai ujung tombak dalam melaksanakan urusan pemerintahan konkuren. Tugas camat seperti yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dalam Pasal 225 ayat (1) yang lebih difokuskan dalam huruf C, yaitu untuk mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum. Ada pun tugas Camat dalam mengkoordinasikan upaya peyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum diatur di dalam Pasal 17 sebagaimana dimaksud pada Peraturan Pemerintah

  7 Pasal 225 ayat (1)Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

  No.19 Tahun 2008 tentang Kecamatan pada Pasal 15 ayat (1) huruf b, meliputi:

  “a. Melakukan koordinasi dengan kepolisian Negara Republik

  Indonesia danatau Tentara Nasional Indonesia mengenai program dan kegiatan penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum di wilayah kecamatan.

  b. Melakukan koordinasi dengan pemuka agama yang

  berada di wilayah kerja kecamatan untuk mewujudkan ketenteraman dan ketertiban umum masyarakat di wilayah kecamatan; dan

  a. Melaporkan pelaksanaan pembinaan ketenteraman dan

  ketertiban kepada bupatiwalikota”.

  Tugas Camat dalam mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan sebagaimana diatur

  dalam Pasal 15 ayat (1) huruf e, meliputi 8 : “a. Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat

  daerah dan instansi vertikal di bidang penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.

  b. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dengan satuan kerja perangkat daerah dan instansi vertikal

  c. Melakukan

  pemerintahan di tingkat kecamatan; dan

  d. Melaporkan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan kepada bupatiwalikota.”

  Tugas camat adalah menjalankan sebagian wewenang bupati atau walikota yang dilimpahkan kepada camat untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Misalnya, pembangunan sekolah, pemeliharaan jalan kecamatan, pemberdayaan masyarakat, dan sumber daya kecamatan. Camat diangkat oleh bupatiwalikota atas usul sekretaris daerah kabupatenkota dari pegawai negeri sipil. Syaratnya, yaitu harus menguasai pengetahuan teknis tentang pemerintahan dan

  8 Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan.

  memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Menurut Pasal 17 ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007, tugas camat meliputi:

  “a. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

  b. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman

  dan ketertiban umum.

  c. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan

  perundang-undangan.

  d. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas

  pelayanan umum.

  e. Mengkoordinasikan

  penyelenggaraan

  kegiatan

  pemerintahan di tingkat kecamatan.

  f. Membina penyelenggaraan pemerintahan desa danatau kelurahan.

  g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang

  lingkup tugasnya danatau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan. 9 ”

  Camat sebagai perangkat daerah juga mempunyai kekhususan dibandingkan dengan perangkat daerah lainnya yang dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya mendukung pelaksanaan asas desentralisasi. Kekhususan tersebut yaitu adanya suatu kewajiban mengintegrasikan nilai-nilai sosio kultural, menciptakan stabilitas dalam dinamika politik, ekonomi dan budaya, mengupayakan terwujudnya ketenteraman dan ketertiban wilayah sebagai perwujudan kesejahteraan rakyat serta masyarakat dalam kerangka membangun integritas kesatuan wilayah. Dalam hal ini, fungsi utama camat selain memberikan pelayanan kepada masyarakat, juga melakukan tugas- tugas pembinaan wilayah. Secara filosofis, kecamatan yang dipimpin oleh Camat perlu diperkuat dari aspek sarana prasarana, sistem administrasi, keuangan dan kewenangan bidang pemerintahan dalam

  9 Pasal 17 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

  upaya penyelenggaraan pemerintahan di kecamatan sebagai ciri pemerintahan kewilayahan yang memegang posisi strategis dalam hubungan dengan pelaksanaan kegiatan pemerintahan kabupatenkota yang dipimpin oleh bupatiwalikota.

  Pembagian urusan pemerintahan di bidang ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat dalam wilayah kabupatenkota meliputi:

  “1. Penanganan gangguan ketentraman dan ketertiban

  umum dalam 1 (satu) Daerah kabupatenkota. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum di defenisikan sebagai langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mencapai tujuannya. Tujuan dari penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum merupakan target yang diharapkan dari setiap pemerintah daerah, keadaan dimana kondisi masyarakat yang tentram, masyarakat yang tertib, masyarakat yang teratur dan keadaan yang kondusif.

  merupakan harapan dimana Pemerintah, Pemerintah Daerah, Masyarakat dapat melaksanakan segala kegiatannya dengan tentram, tertib, dan teratur. Di sini penulis hanya menggambarkan bahwa suatu proses tetap berjalan secara dinamis dan kondusif dalam hubungan kehidupan sehari-hari masyarakat dengan masyarakat, masyarakat dengan pemerintah daerah.

  2. Penegakan Perda kabupatenkota dan peraturan bupatiwalikota. Penegakan peraturan daerah merupakan salah satu upaya pemerintah daerah yang dilakukan oleh perangkat aparatur daerah melalui prosestahapan dalam mengadakan perubahan yang lebih baik, sehingga dapat memberikan kepastian hukum dan meningkatkan kesejateraan masyarakat. Penegak hukum menjadi penting karena melalui faktor itulah penegakan hukum dapat dijalankan.Keberhasilan para petugas hukum dalam penegakan hukum sebenarnya telah dimulai sejak adanya peraturan hukum yang berlaku.

  3. Pembinaan PPNS kabupatenkota Berdasarkan Pasal 1 angka 5 Peraturan Pemerintah No.43 Tahun 2012, yang dimaksud dengan PPNS adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang berdasarkan peraturan perundang-undangan ditunjuk selaku Penyidik dan mempunyai wewenang untuk melakukan penyidikan tindak pidana dalam lingkup undang-undang yang menjadi dasar hukumnya masing-

  masing. 10 Pembinaan terhadap Penyidik Pegawai Negeri Sipil meliputi :

  a. Pembinaan Umum Berupa pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi yang berkaitan dengan pemberdayaan PPNS Daerah.

  b. Pembinaan Teknis Dilakukan oleh Menteri Kehakiman dan HAM, Kapolri dan Jaksa Agungsesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

  c. Pembinaan Operasional Berupa petunjuk teknis Operasional PPNS Daerah di Lingkungan Pemerintah Propinsi dan Pemerintah KabupatenKota.”

  Dengan demikian, peran Camat dalam penyelenggaraan pemerintahan adalah menjabarkan pemerintahan di wilayah kecamatan. Atas dasar pertimbangan yang demikian, maka Camat secara filosofis pemerintahan dipandang masih relevan untuk menggunakan tanda jabatan khusus sebagai perpanjangan tangan dari bupatiwalikota di wilayah kerjanya.

  Camat sebagai pemimpin dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan dari BupatiWalikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah,

  10 Pasal 1 angka 5 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pelaksanaan Koordinasi, Pengawasan, dan Pembinaan Teknis Terhadap Kepolisian Khusus, Penyidik Pegawai

  Negeri Sipil, dan Bentuk-Bentuk Pengamanan Swakarsa.

  dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan. 11 Dalam hal ini Camat merupakan kepala wilayah di kecamatan. Kecamatan adalah

  wilayah administratif di Indonesia yang di bawah wilayah kabupaten atau kota. Kecamatan terdiri dari desa atau kelurahan. Kecamatan atau dengan sebutan lainnya adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupatenkota yang diatur di dalam (PP No.19 tahun 2008). Dalam otonomi daerah di Indonesia, Kecamatan yang merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten atau Kota yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh Camat. Kecamatan merupakan perangkat daerah kabupatenkota sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu.

  Kecamatan dibentuk di wilayah kabupatenkota dengan Peraturan Daerah berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Di dalam Peraturan Pemerintahan No.19 Tahun 2008 Pasal 3 menyebutkan bahwa Pembentukan Kecamatan harus memenuhi syarat administratif, teknis, dan fisik kewilayahan. Syarat administratif pembentukan kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, meliputi:

  “a. Batas usia penyelenggaraan pemerintahan minimal 5

  (lima) tahun.

  b. Batas usia penyelenggaraan pemerintahan desa danatau kelurahan yang akan dibentuk menjadi kecamatan minimal 5 (lima) tahun.

  c. Keputusan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) atau nama lain untuk Desa dan Forum Komunikasi Kelurahan atau nama lain untuk kelurahan di seluruh wilayah kecamatan baik yang menjadi calon cakupan wilayah kecamatan baru maupun kecamatan induk tentang persetujuan pembentukan kecamatan.

  11 Pasal 1 ayat (9) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan.

  d. Keputusan Kepala Desa atau nama lain untuk desa dan Keputusan Lurah atau nama lain untuk kelurahan di seluruh wilayah kecamatan baik yang akan menjadi cakupan wilayah kecamatan baru maupun kecamatan induk tentang persetujuan pembentukan kecamatan.

  e. Rekomendasi Gubernur. 12 ” Kemudian Syarat fisik kewilayahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 meliputi cakupan wilayah, lokasi calon ibukota, sarana

  dan prasarana pemerintahan. 13

  “(1) Cakupan wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal

  5 untuk daerah kabupaten paling sedikit terdiri atas 10 desakelurahan dan untuk daerah kota paling sedikit terdiri atas 5 desakelurahan.

  (2) Lokasi calon ibukota sebagaimana dimaksud dalam

  Pasal 5 memperhatikan aspek tata ruang, ketersediaan fasilitas, aksesibilitas, kondisi dan letak geografis, kependudukan, sosial ekonomi, sosial politik, dan sosial budaya.

  (3) Sarana dan prasarana pemerintahan sebagaimana

  dimaksud dalam Pasal 5 meliputi bangunan dan lahan untuk kantor camat yang dapat digunakan untuk

  memberikan pelayanan kepada masyarakat. 14 ” Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3

  meliputi:

  “a. Jumlah penduduk.

  b. Luas wilayah.

  c. Rentang

  d. Aktivitas perekonomian.

  e. Ketersediaan sarana dan prasarana. 15 ”

  12 Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan. 13 Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan.

  14 Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan. 15 Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan.

2. Koordinasi dalam Menciptakan Ketenteraman dan Ketertiban Umum

  Sebelum penulis menguraikan bagaimana koordinasi dalam menciptakan ketenteraman dan ketertiban, penulis akan menjelaskan terlebih dahulu apa arti dari koordinasi. Istilah koordinasi berasal dari kata “cum” dan “ordinare” dimana Cum berarti berbeda dan Ordinare

  berarti penyusunan atau penempatan atas suatu keharusannya. 16 Jika

  istilah tersebut digabungkan, maka koordinasi berarti penyusunan atau penempatan sesuatu yang berbeda pada tempat yang seharusnya. Sedangkan mengenai pengertian koordinasi ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli. Berikut pengertian koordinasi yang

  dikemukakan para ahli 17 :

  “a. Koontz dan O’Donnel

  Koordinasi merupakan bagian dari hubungan kepemimpinan untuk usaha menjaga keharmonisan masing-masing individu yang akhirnya mengarah pada penyelesaian tujuan kelompok.

  b. Henry Fayol Koordinasi berarti mengikat bersama, meyatukan dan menyelaraskan semua kegiatan dan usaha.

  c. Stoner Koordinasi adalah penyatupaduan sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan dari unit-unit yang terpisah (bagianbidang fungsional) dari sesuatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.

  d. Dann Sugandha Koordinasi adalah proses penyatupaduan gerak dari seluruh potensi dan unit-unit organisasi organisasi- organisasi yang berbeda fungsi agar secara benar- benar mengarah pada sasaran yang sama guna memudahkan pencapaiannya dengan efisien.”

  16 Pariarta Wastra, Manajemen Pembangunan Daerah, Ghalia Indonesia, 1983, hal.53.

  17 Dann Sugandha, Koordinasi Alat Pemersatu Gerak Administrasi, Intermedia, Jakarta, 1988, h.10-12.

  Dari berbagai pengertian di atas, dapat dilihat unsur-unsur yang terdapat dalam koordinasi pada umumnya adalah:

  a. Adanya unit-unit atau organisasi-organisasi

  b. Usaha penyatupaduanpenyelarasan

  c. Keserasian

  d. Arahtujuan

  Keempat unsur di atas menunjukkan bahwa koordinasi merupakan alat penyatupaduan masing-masing unitorganisasi yang berbeda-beda dalam usaha menjaga keserasian fungsi unit-unit yang berbeda tersebut untuk mencapai arah tujuan organisasi yang efisien.

  Mengenai jenis-jenis koordinasi, menurut Talizuduhu Ndraha, koordinasi dibedakan menjadi empat jenis. Perbedaan jenis itu dalam rangka untuk menggerakkan suatu progam terpadu. Jenis-jenis

  koordinasi itu, antara lain 18 :

  “ a. Koordinasi fungsional, misalnya koordinasi antara

  program pertanian dan program pengairan

  b. Koordinasi institusional, yaitu koordinasi terhadap sejumlah instansi yang bersangkutan dalam menangani suatu urusan tertentu.

  c. Koordinasi teritorial, yaitu koordinasi yang dilakukan terhadap dualebih daerah yang bersangkutan dalam program tertentu.

  d. Koordinasi waktu, sering disebut sinkronisasi, yaitu usaha mengkoordinasikan waktu sedemikian rupa sehingga dapat ditentukan mana kegiatan yang dapat dilakukan serentak dan mana kegiatan yang harus berurutan.”

  18 Talizuduhu Ndraha, Metodologi Pemerintahan Indonesia, Bina Aksara, Jakarta, 1988, h.123.

  Koordinasi ditinjau dari lingkup dan arah terbagi dalam 19 :

  “ a. Menurut lingkupnya, terdapat:

  1. Koordinasi intern, yaitu koordinasi antar pejabatantar unit di dalam suatu organisasi.

  2. Koordinasi ektern, yaitu koordinasi antar pejabat dari berbagai organisasiantar organisasi.

  b. Menurut arahnya, terdapat:

  1. Koordinasi horizontal, yaitu koordinasi antar pejabatantar unit yang mempunyai tingkat hierarkis yang sama dalam suatu organisasi, dan antar pejabat

  sederajatantar organisasi yang setingkat.

  2. Koordinasi vertikal, yaitu koordinasi antara pejabat-pejabat dan unit-unit tingkat bawah oleh pejabat atasannyaunit tingkat atasannya langsung, juga cabang-cabang suatu organisasi oleh organisasi induknya.

  3. Koordinasi diagonal, yaitu koordinasi antar pejabatunit yang berbeda fungsi dan berbeda tingkatan hierarkinya.

  4. Koordinasi fungsional, yaitu koordinasi antar pejabat, antar unitantar organisasi yang didasarkan atas kesamaan fungsi atau karena koordinatornya mempunyai fungsi tertentu.”

  Koordinasi berhubungan dengan kegiatan pemerintah. Pemerintah dalam menjalankan kegiatannya melalui pembagian tugas yang diserahkan pada masing-masing organisasi lembaga departemen. Organisasi merupakan wadah bagi kumpulan individu yang mempunyai keahlian dan mempunyai tugas tertentu yang kemudian melakukan tindakan-tindakan dan kebijakan yang efektif. Setiap organisasi membangun sistem yang membentuk sinergi yang besar. Sistem adalah seperangkat elemen yang saling berinteraksi, membentuk kegiatan atau suatu prosedur yang mencari pencapaian suatu tujuan atau tujuan-tujuan bersama dengan mengoperasikan data

  19 Dann Sugandha, Koordinasi Alat Pemersatu Gerak Administrasi, Intermedia, Jakarta, 1988,

  h.25.

  danatau barang pada waktu tertentu untuk menghasilkan informasi danatau barang. Sistem merupakan suatu disiplin untuk melihat secara keseluruhan dan keterkaitan dibanding sesuatu yang berdiri sendiri, meninjau pola perubahan. Prinsip dasar teori sistem adalah

  bahwa setiap sistem diikat bersama oleh pertukaran informasi. 20

  Informasi sangat berpengaruh pada kedekatan sistem. Pendekatan sistem sangat tergantung pada konsep sistem umpan balik informasi. Sistem umpan balik informasi ini digunakan untuk maksud pengendalian dan dapat digunakan tidak hanya sekedar bisnis, tetapi juga pada bidang teknik, biologi, dan banyak macam sistem lainnya. Keberhasilan sistem ini terletak pada komunikasi antar kelompok, karena dengan adanya komunikasi yang baik, akan terjadi interaksi yang dapat mengarahkan kelompok pada pemecahan masalah dengan tepat. Keuntungannya antara lain pertemuan menjadi lebih produktif, lebih efisien dalam penggunaan waktu, dan dapat memproduksi hasil yang diinginkan dengan lebih sedikit pertemuan. Begitu juga dalam laju organisasi, akan dapat berjalan baik apabila di dalamnya ada hubungan yang harmonis.

  Untuk menciptakan hubungan yang harmonis, di dalam pelaksanaan tugas baik antar orang-orang dalam organisasi maupun hubungan inter dengan orang-orang di luar organisasi perlu adanya komunikasi. Komunikasi adalah alat untuk pengarahan, yakni

  20 Kadarsah Suryadi, dan Ali Ramdhani, Sistem Pendukung Keputusan Suatu Wacana Struktural Idealisasi Dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,

  2002, h.9.

  penerusan keterangan dari orang yang satu kepada orang lain sehingga keterangan-keterangan tersebut dapat dipahami oleh si penerima. 21

  Komunikasi penting dalam hubungan pengarahan dari atasan pada bawahan. Komunikasi hendaknya memakai bahasa yang dikenal umum agar dapat diterima dengan mudah, baik bagi orang-orang di dalam organisasi maupun orang-orang di luar organisasi.

  Peran komunikasi selain memberikan pengakuan kepada yang berwenang, juga agar setiap keputusan untuk tujuan organisasi dapat

  diwujudkan. 22 Penyatuan ide gagasan yang didapat dari komunikasi membantu sasaran-sasaran organisasi. Komunikasi merupakan alat

  dan juga merupakan cara dalam koordinasi untuk mencapai tujuan organisasi, termasuk pula organisasi pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun daerah.

  Pendapat mengenai pentingnya koordinasi juga dikemukakan oleh Sutarto, sebagai berikut 23 :

  “ a. Menghindari perasaan lepas satu sama lain antara

  satuan-satuan organisasiantar pejabat yang ada dalam organisasi.

  b. Menghindari perasaan lepassuatu pendapat bahwa satuan organisasinyajabatannya merupakan yang paling penting.

  c. Menghindari kemungkinan timbulnya pertentangan antar satuan organisasipejabat.

  d. Menghindari timbulnya perebutan fasilitas.

  e. Menghindari terjadinya peristiwa waktu menunggu yang memakan waktu yang lama.

  21 Ateng Syafrudin, Pengaturan Koordinasi Pemerintahan Di Daerah, Tarsito, Bandung, 1976, h.197.

  22 Ibid., h.199.

  23 Sutarto, Dasar-Dasar Organisasi, Gajah Mada, Yogyakarta, 1986, h.131.

  f. Menghindari kemungkinan terjadi kekembaran pekerjaan terhadap suatu aktivitas oleh satuan organisasikekembaran pengerjaan terhadap tugas oleh para pejabat.

  g. Menghindari kemungkinan terjadinya kekosongan pengerjaan terhadap suatu aktivitas oleh satuan-satuan organisasikekosongan pengerjaan terhadap tugas oleh pejabat.

  h. Dapat ditumbuhkan kesadaran antara para pejabat untuk saling bantu satu sama lain terutama antara pejabat yang ada dalam satuan organisasi yang sama.

  i. Dapat dijamin adanya kesatuan langkah antara para pejabat.

  j. Dapat dijamin adanya kesatuan tindakan antara para

  pejabat. k. Dapat dijamin adanya kesatuan sikap antara para

  pejabat. l. Dapat dijamin adanya kesatuan kebijakan antara para

  pejabat.” Koordinasi mempunyai peran penting yang harus berjalan

  sebagai suatu penyelaras, kesatuan yang bulat dari unit-unit yang saling berhubungan, saling menunjang, dan saling bergantung agar berjalan mencapai tujuannya. Koordinasi diperlukan agar setiap kegiatan instansi pemerintah atau pun swasta dapat mencapai produktivitas yang berhasil guna dan berdaya guna. Hal ini perlu karena keterpaduan dan keserasian semua usaha dan kegiatan, pemikiran, dana dan daya guna dari semua pemegang fungsi (unitinstansi) merupakan sesuatu kekuatan yang ampuh sehingga kelemahan-kelemahan organisasi dapat teratasi. Koordinasi mempunyai tujuan terciptanya efisiensi pelaksanaan tugas atau pencapaian sasaran sehingga bisa menghindarkan kecenderungan pemisah diri dari unit-unit yang dibentuk sebagai akibat adanya spesialisasi fungsi dalam organisasi.

  Kegiatan yang dapat mengikutsertakan banyak unit dan beberapa orang ataupun beberapa instansi sangat memerlukan koordinasi yang sehat dari segala kegiatan semua pihak tersebut akan mengikuti koordinasi pekerjaan yang sehat dan menghasilkan rencana yang tepat. Ini hanya dimungkinkan dalam organisasi yang baik dan cara pendekatannya melalui komunikasi yang baik di dalam lingkup organisasi sendiri, maupun orang-orang di luar organisasi yang baik. Dalam mengkoordinasikan upaya pelaksaaan dan peyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum, Camat juga dibantu oleh beberapa pihak, yaitu:

  1. Kepolisian di wilayah kecamatan

  Dalam menjaga ketertiban, camat dibantu oleh kepolisian sektor (Polsek) yang dikepalai kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek). Untuk wilayah kecamatan kantor polisi yang ada di sana biasanya disebut dengan Polsek. Polsek bertugas menyelenggarakan tugas pokok dari Polri. Tugas dan wewenang

  Polri meliputi 24 :

  a. “Memelihara

  b. Menegakkan hukum, dan

  c. Memberikan perlindungan, pengayoman dan

  pelayanan kepaa masyarakat,” serta tugas-tugas Polri lain dalam daerah hukumnya sesuai

  dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

  24 Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

  2. Koramil

  “Camat juga dibantu Komando Rayon Militer (Koramil) yang dikepalai oleh Komandan Rayon Militer (Danramil). Camat, Kapolsek, dan Danramil disebut sebagai muspika (musyawarah pimpinan kecamatan). Di kecamatan, tugas untuk menjaga keutuhan wilayah dilaksanakan oleh Komando Rayon Militer (Koramil). Mereka bertugas menjaga keutuhan wilayah kecamatan dari segala gangguan dan ancaman, baik itu yang datang dari luar maupun dari dalam. Koramil merupakan bagian dari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Komando Rayon Militer atau biasa juga disebut Koramil adalah satuan tingkat kecamatan dari TNI yang langsung berhubungan dengan pejabat dan masyarakat sipil. Pemimpinnya adalah Komandan Rayon Militer (Danramil). Dalam upaya pertahanan keamanan, Tentara Nasional Indonesia menganut doktrin Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) yang diatur dalam UU No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara dinamakan Sistem Pertahanan Semesta yang merupakan upaya pengerahan seluruh kekuatan nasional untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara serta mengamankan segala usaha untuk

  mencapai tujuan nasional. 25

  3. Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat

  Tokoh agama sebagai figur yang dapat diteladani dan dapat membimbing, sehingga apa yang diperbuat mereka akan dipercayai dan diikuti secara taat. Selain itu mereka sangat berperan dalam membina umat beragama dengan pengetahuan dan wawasannya dalam pengetahuan agama.

  25 https:id.wikipedia.orgwikiKomando_Rayon_Militer , diakses pada hari Senin, 23 Januari 2017, pada pukul 23.05 WIB.

  Peran serta upaya yang harus dilakukan tokoh agama atau pemuka

  agama, yaitu 26 :

  “ a. Jika melihat, mendengar atau mengetahui terjadi

  kerawanan, mereka harus segera turun kelapangan untuk mengidentifikasi kerawanan itu apa masalahnya, dimana terjadi, waktu kejadian, apa sebabnya dan siapa saja terlibat dalam kerawanan tersebut.

  b. Berusaha meminimalisir keadaan berdasarkan kebijaksanaan pemerintah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab selaku aparat Departemen Agama. Kepala Desa berkonsultasi dan berkoordinasi dengan Tripika, tokoh agamatokoh masyarakat setempat.”

  Peran serta masyarakat akan sangat berarti dalam mewujudkan kondisi yang aman dan nyaman dalam masyarakat. Warga Negara memiliki kewajiban dalam menciptakan ketentertaman dan ketertiban di lingkungan masyarakat seperti yang telah di atur pada UUD 1945 yang menyatakan bahwa: “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan ketenteraman negara. Warga Negara juga memiliki peran penting dalam menciptakan ketenteraman dan ketertiban.” Saat ini sistem ketenteraman dan ketertiban lingkungan yang masih dipakai serta paling efisien adalah Pos Ronda, merupakan sistem keamanan lingkungan yang di mana masyarakat dapat berperan langsung dalam menciptakan ketenteraman dan ketertiban lingkungan. Pos Ronda dapat menekan dan mengatasi kriminalitas di sebuah lingkungan dan setiap anggota masyarakat yang menempati lingkungan tersebut wajib menjaga ketenteraman dan

  26 http:mochlasin31.blogspot.co.id201401berbagai-upaya-dalam-mewujudkan.html , diakses pada hari Senin, 23 Januari 2017, pada pukul 22.08 WIB.

  ketertiban lingkungan dengan menjalankan sistem piket yang di jadwalkan setiap minggunya.

  Uraian di atas dapat diketahui bahwa ketenteraman dan ketertiban merupakan tanggung jawab bersama sebagai Warga Negara, harus meningkatkan kesadaran akan kepedulian ketenteraman dan ketertiban lingkungan, selain dengan dengan meningkatkan kesadaran juga dengan melakukan tindakan langsung seperti mengikuti sistem keamanan lingkungan yaitu Pos Ronda. Berikut beberapa manfaat pos ronda dalam sistem

  keamanan lingkungan di antaranya 27 :

  “ a. Menjaga keamanan dari pencurian, perampokan,

  maupun pelanggaran lain yang melanggar norma-norma hukum, norma susila, maupun norma-norma yang berlaku di masyarakat

  b. Sebagai upaya antisipasi dalam penanganan masalah yang ditimbulkan karena adanya ganguan keamanan masyarakat, musibah, dan bencana alam.

  c. Sebagai sarana mempererat tali silaturahmi antar masyarakat, karena seluruh bagian dari masyarakat setempat akan diikutsertakan dalam jadwal

  d. Meningkatkan rasa kebersamaan antar penghuni suatu kampung desa ataupun penduduk secara umum yang tinggal dan atau menetap di lingkungan setempat.”

  Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) merupakan salah satu usaha dalam rangka menjaga ketenteraman dan ketertiban dalam

  27 http:www.dadangjsn.com201506pengertian-tujuan-fungsi-manfaat-ronda.html , diakses pada

  hari Senin, 23 Januari 2017, pada pukul 22.30 WIB.

  masyarakat setempat. Dalam pelaksanaan kegiatan ataupun aktivitas Siskamling, dilakukan dengan ronda. Ronda adalah berjalan berkeliling (patroli) untuk menjaga ketenteraman dan ketertiban di kampungdesa setempat baik dengan jalan kaki ataupun menggunakan kendaraan bermotor. Dan dalam ronda biasanya terbagi menjadi beberapa kelompok untuk berpatroli menyebar di setiap perumahan warga yang termasuk dalam kampungdesa bersangkutan. Siskamling (Sistem Keamanan Lingkungan) merupakan upaya bersama dalam meningkatkan sistem ketenteraman dan ketertiban masyarakat yang memberikan perlindungan dan pengamanan bagi masyarakat dengan mengutamakan upaya-upaya pencegahan dan menangkal bentuk- bentuk ancaman dan gangguan Kamtibmas (Ketenteraman dan ketertiban Masyarakat).

  Kesadaran masyarakat dalam berpartisipasi di bidang ketenteraman dan ketertiban, merupakan potensi pengamanan yang perlu dilestarikan dan ditingkatkan guna menumbuhkembangkan sikap mental, kepekaan dan daya tanggap setiap warga masyarakat dalam mewujudkan ketenteraman dan ketertiban disetiap lingkungannya masing-masing. Siskamling juga merupakan salah satu model Polmas (Polisi Masyarakat) dalam memberikan komunikasi serta informasi secara eksternal (dari dan bagi masyarakat) dalam rangka menciptakan ketenteraman dan ketertiban masyarakat di setiap waktu dan merupakan potensi pengamanan yang berazaskan gotong royong dan Kesadaran masyarakat dalam berpartisipasi di bidang ketenteraman dan ketertiban, merupakan potensi pengamanan yang perlu dilestarikan dan ditingkatkan guna menumbuhkembangkan sikap mental, kepekaan dan daya tanggap setiap warga masyarakat dalam mewujudkan ketenteraman dan ketertiban disetiap lingkungannya masing-masing. Siskamling juga merupakan salah satu model Polmas (Polisi Masyarakat) dalam memberikan komunikasi serta informasi secara eksternal (dari dan bagi masyarakat) dalam rangka menciptakan ketenteraman dan ketertiban masyarakat di setiap waktu dan merupakan potensi pengamanan yang berazaskan gotong royong dan

  Siskamling juga merupakan suatu kesatuan komponen yang saling bergantung dan berhubungan, saling mempengaruhi untuk mendapatkan hasil daya kemampuan untuk memenuhi kebutuhan rasa tentram dan tertib masyarakat dalam upaya mendukung terwujudnya masyarakat yang adil, makmur dan beradab yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Menumbuhkembangkan sikap mental serta meningkatkan kepekaan masyarakat dan daya tanggap setiap warga masyarakat, dalam mewujudkan ketenteraman dan ketertiban lingkungannya masing-masing. Tujuan utama menciptakan kondisi ketenteraman dan ketertiban masyarakat, serta rasa aman dilingkunganya masing-masing dan terwujudnya kesadaran warga masyarakat di lingkungannya dalam penanggulangan terhadap setiap kemungkinan timbulnya gangguan kamtibmas maupun bencana alam.

  Oleh karena itu, hendaknya sebagai anggota masyarakat sekaligus sebagai warga negara Indonesia yang baik untuk berpartisipasi aktif dalam upaya bela negara, salah satunya dengan berpartisipasi dalam menjaga ketenteraman dan ketertiban dengan melaksanakan rondasiskamling berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh perangkat desa dalam hal ini ketua RT setempat.

B. HASIL PENELITIAN

1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

a. Kondisi Wilayah

  Sebagaimana penulis kemukakan di metode penelitian bahwa penelitian ini dilakukan di wilayah kecamatan Batumarmar Kabupaten Pamekasan Madura. Oleh karena itu, yang pertama akan dikemukakan adalah kondisi wilayah penelitian, yang kedua kondisi budaya carok di Kecamatan Batumarmar, dan yang ketiga peran camat dalam menciptakan koordinasi ketenteraman dan ketertiban.

  Dari tiga belas kecamatan, Batumarmar merupakan wilayah terluas yaitu 12 dari total kabupaten. Dari luas yang dimiliki hanya sekitar 7 saja yang menjadi lahan bukan pertanian. Beberapa sungai mengalir di kabupaten Pamekasan yang bermuara di laut Jawa untuk wilayah utara dan menuju selat Madura yang mengalir di wilayah selatan. Luas area sawah yang mendapat pasokan air dari daerah irigrasi sebanyak 7000 hektar lebih. Untuk daerah yang terletak di perbukitan umunya mengandalkan air hujan untuk pertanian meskipun juga beberapa mengusahakan sumur pompa untuk usaha mendapatkan air. Data curah hujan dan hari hujan selama tahun 2015 menunjukkan bulan Januari mempunyai hari hujan terbanyak rata-rata 14 hari disusul bulan April, Februari dan

  Maret. Sedangkan curah hujan rata-rata diatas 300 mm pada bulan Januari dan Februari kemudian menurun pada bulan Maret-Mei.

  Pemerintahan di tingkat desa di Pamekasan didominasi kepala desa laki-laki, yaitu dari 178 desa sebanyak 74nya merupakan kepala desa berjenis kelamin laki-laki. Kemudian dari sisi pendidikan masih ada beberapa kepala desa yang mempunyai ijasah SLTP sederajat, namun demikian hampir tiga perempatnya merupakan kepala desa yang mempunyai pendidikan tinggi.

  Tugas dan fungsi camat diatur di dalam Pasal 8 Peraturan Bupati Pamekasan Nomor 74 Tahun 2016 meliputi: 28

  (1) Camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf

  a mempunyai

  tugas

  melaksanakan dan

  pemerintah, pelayanan publik, dan pemberdayaan masyarakat Desa danatau Kelurahan serta tugas yang dilimpahkan oleh Bupati untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.

  (2) Camat dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana

  dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh perangkat kecamatan.

  Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1), Camat menyelenggarakan fungsi: 29

  a. Penyelenggaraan urusan pemerintahan umum.

  b. Pengkoordinasian

  28 Pasal 8 Peraturan Bupati Pamekasan Nomor 74 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Kecamatan.

  29 Pasal 9 Peraturan Bupati Pamekasan Nomor 74 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Kecamatan.

  c. Pengkoordinasian

  upaya

  penyelenggaraan

  ketentertaman dan ketertiban umum.

  d. Pengkoordinasian penerapan

  dan penegakan

  Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati.

  e. Pengkoordinasian pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan umum.

  f. Pengkoordinasian

  penyelenggaran

  kegiatan

  pemerintahan yang dilakukan oleh Perangkat Daerah di tingkat Kecamatan.

  g. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan kegiatan Desa danatau Kelurahan.

  h. Pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah yang tidak dilaksanakan oleh unit kerja Perangkat Daerah di Kecamatan.

  i. Pelaksanaan administrasi Kecamatan dan, j. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati

  sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

  Struktur Organisasi Kecamatan:

  CAMAT

  SEKRETARIS KECAMATAN

  DAN KETERTIBAN

  DAN DESA

  DESA KELURAHAN

  Sumber: Kecamatan Batumarmar Kabupaten Pamekasan Madura.

  1) Seksi Pelayanan Umum

  Seksi Pelayanan Umum mempunyai tugas pokok membantu Camat dalam dalam pelaksanaan tugas di bidang Pelayanan Umum yaitu pemberian sarana dan prasarana Seksi Pelayanan Umum mempunyai tugas pokok membantu Camat dalam dalam pelaksanaan tugas di bidang Pelayanan Umum yaitu pemberian sarana dan prasarana

  2) Seksi pemerintahan

  Seksi Pemerintahan mempunyai tugas utama yaitu memimpin, merencanakan, mengkoordinasikan serta mengawasi jalannya kegiatan pemerintah, serta administrasi kependudukan dan pertanahan di wilayah kecamatan.

  3) Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

  Seksi Pemberdayaan Masyarakat melaksanakan tugas pokok penyelenggaraan sebagian urusan otonomi daerah di bidang pemberdayaan masyarakat di Kecamatan. Bidang Pemberdayaan Kader pembangunan desa dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang pemberdayaan kelembagaan Masyarakat. Sub Bidang Pemberdayaan Kader Pembangunan Desa mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Pemberdayaan Kelembagaan Masyarakat dalam melaksanakan pemberdayaan Kader Pembangunan desa.

  4) Seksi Kesejahteraan Sosial

  Seksi Kesejahteraan Sosial mempunyai tugas untuk membantu Camat dalam melaksanakan tugasnya di bidang Seksi Kesejahteraan Sosial mempunyai tugas untuk membantu Camat dalam melaksanakan tugasnya di bidang

  5) Seksi Ketentraman dan Ketertiban

  Seksi Ketentraman dan Ketertiban mempunyai tugas untuk membantu Camat dalam melaksanakan tugasnya dibidang penegakan peraturan daerah, pendidikan politik, pembinaan kesatuan bangsa, perlindungan masyarakat, serta penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban serta penanggulangan bencana alam.

  Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi, kabupatenkota atau antara pemerintah provinsi dan kabupatenkota, diatur dengan Undang- Undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah.

b. Budaya Carok di Kecamatan Batumarmar

  Kata budaya berasal dari kata buddhayah sebagai bentuk jamak 30 dari buddhi (Sanskerta) yang berarti ‘akal’.

  Kebudayaan=cultuur dalam bahasa Belanda, culture dalam bahasa Inggris, tsaqafah dalam bahasa Arab, berasal dari perkataan Latin: “colere” yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture

  30 Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan, PT. Gramedia, Jakarta, 1974,

  h.80.

  sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam”. Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan dan budaya itu diartikan sama. 31 Kebudayaan terdiri

  dari nilai-nilai, kepercayaan, dan persepsi abstrak yang berada di balik perilaku manusia, dan yang tercemin dalam perilaku. Konsep kebudayaan dikembangkan oleh para ahli antropologi. Definisi pertama yang sungguh jelas dan komprehensif berasal dari ahli antropologi Inggris, Sr. Edward Burnett Tylor. Tylor mendefinisikan kebudayaan sebagai kompleks keseluruhan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, moral, kebiasaan dan lain-lain. Kecakapan dan kebiasaan yang

  diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. 32

  E.B Taylor dalam bukunya Primitive Culture kebudayaan

  adalah suatu satu kesatuan atau jalinan kompleks, yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, susila, hukum, adat- istiadat dan kesanggupan-kesanggupan lain yang diperoleh

  seseorang sebagai anggota masyarakat. 33 Dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah hasil buah budi manusia

  untuk mencapai kesempurnaan hidup. Hasil buah budi (budaya) manusia itu dapat kita bagi menjadi 2 macam:

  “ 1) Kebudayaan material (lahir), yaitu kebudayaan

  yang berwujud kebendaan, misalnya: rumah,

  31 Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Djambatan Jakarta, Cet. kelima,

  1980, h.195.

  32 William A Haviland, Antropologi, Erlangga, Jakarta, 1999, h. 331-332.

  33 Tylor, E.B. 1974. Primitive Culture: Researches into The Development of Mythology, Philosophy, Religion, Art, and Custom. New York: Gordon Press. First published in 1871, h.30.

  gedung, alat-alat senjata, mesin-mesin, pakaian dan sebagainya.

  2) Kebudayaan

  immaterial (spiritual=batin),

  yaitu: kebudayaan, adat istiadat, bahasa, ilmu pengetahuan dan sebagainya.

  Kebudayaan menurut ilmu antropologi pada hakikatnya adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan

  milik diri manusia dengan belajar. 34 Kebudayaan dapat berubah

  sesuai dengan kondisi masyarakat yang menyandang kebudayaan tersebut. Tidak ada kebudayaan yang tidak berubah dalam hidup masyarakat. Kebudayaan dapat dijadikan standar atau pedoman berperilaku dalam masyarakat. Hal ini akan

  memberi makna pada hubungan-hubungan sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kebudayaan sebagai seperangkat aturan atau standar dalam berperilaku masyarakat bisa saja berbeda.

  Hal ini didasarkan pada kesesuaian kebutuhan, kepentingan, dan tujuan dari suatu masyarakat. Kebudayaan memuat tata aturan berperilaku bagi setiap individu di dalam masyarakat, sehingga terciptalah norma-norma sebagai pengendali perilaku individu dalam bermasyarakat. Kebudayaan bukan perilaku yang terlihat, tetapi berupa nilai-nilai dan kepercayaan yang digunakan oleh manusia untuk menimbulkan dan mencerminkan suatu perilaku. Maka definisi budaya

  34 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Rineka Cipta, Jakarta, Jilid I, Jakarta 1996, h.72.

  modern, kebudayaan adalah seperangkat peraturan yang apabila dipenuhi oleh para anggota masyarakat, akan menghasilkan perilaku yang dianggap layak dan dapat diterima oleh para anggotanya. 35 Harga diri merupakan sebuah pencitraan

  seseorang untuk dijaga dan dijunjung tinggi nilainya. Banyak masalah mengenai harga diri yang membuat perubahan tingkah laku pada seseorang. Hal ini dilakukan untuk membela atau menangani problem tersebut untuk tetap menjaga harga dirinya dihadapan banyak orang agar tetap bernilai. Begitulah masyarakat Madura melakukannya dengan Carok. Carok adalah pemulihan harga diri ketika diinjak- injak oleh orang lain, yang berhubungan dengan harta, tahta dan wanita. Intinya adalah demi kehormatan.

  Carok sebagai satu-satunya cara yang dianggap oleh masyarakat Madura sebagai cara untuk mempertahankan harga diri, tidak dapat dipahami sedemikian rupa dengan masyarakat lain di luar Madura. Hal ini menunjukkan bahwa budaya carok bersifat relatif, yang berarti bahwa carok merupakan satu- satunya cara yang memenuhi rasa keadilan dalam menyelesaikan suatu masalah atau perselisihan bagi masyarakat Madura, akan tetapi tidak sama halnya dengan masyarakat lain di luar Madura. Carok inilah yang disebut sebagai sebuah pembelaan dan perlawanan pada masyarakat Madura. Seperti

  35 Siti Gazalba, Pengantar Kebudayaan sebagai Ilmu, Pustaka Antara, Jakarta, 1968, h.333.

  semboyan yang berbunyi “ango’an poteya tolang etembang poteya mata” dengan arti lebih baik mati daripada harus menanggung perasaaan malu. Falsafah tersebut mengandung

  makna bahwa kehormatan orang Madura adalah segala-galanya, hal ini terbukti dengan adanya kasus carok yang telah terjadi dengan alasan membela harga diri dan kehormatan pribadi dengan rela mempertaruhkan nyawanya.

  Carok merupakan tradisi bertarung yang disebabkan karena alasan tertentu yang berhubungan dengan harga diri dengan menggunakan senjata yaitu celurit. Celurit merupakan senjata tradisional yang berasal dari Jawa Timur khususnya Madura, senjata ini memiliki bentuk yang melengkung seperti bulan sabit. Celurit di gunakan sebagai senjata untuk membacok

  atau menebas. 36 Tidak ada peraturan resmi dalam pertarungan

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25