Hasil Penelitian
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Obyek Penelitian
PT Indofarma Global Medika terlahir dari unit distribusi yang dibentuk oleh BUMN Farmasi, PT Indofarma (Persero), Tbk yang berfungsi menangani pendistribusian produk-produk PT Indofarma(persero) Tbk, maka pada tanggal 4 Januari 2000 sesuai dengan Akta No 1 dan telah disahkan dengan SK Menteri Hukum dan Perundang-undangan RI No. C-11944 HT.01.01. TH. 2000, Unit Distribusi tersebut dikembangkan menjadi anak perusahaan berbadan hukum dengan nama PT. Indofarma Global Medika memiliki jaringan distribusi yang terbentang diseluruh Indonesia dari Banda Aceh sampai Papua, dengan jumlah cabang sebanyak 30 yang melayani 33 Dinas Kesehatan Propinsi, 450 Dinas Kabupaten dan Kota serta 500 Rumah Sakit Pemerintah, di sektor reguler, PT Indofarma Global Medika meyalani lebih dari 11000 pelangan dengan jumlah apotik sebanyak 9360, dan 1296 rumah sakit, serta 431 Perusahaan Besar Farmasi. (sumber : wawancara Direktur Utama PT Indofarma Global Medika)
PT Indofarma Global Medika menyalurkan berbagai macam produk, baik produk yang berasal dari induk, PT. Indofarma (Persero), Tbk ataupun produk yang berasal dari perusahaan lainnya. Portofolio produk yang ditawarkan mencakup obat-obatan, OGB, cairan, vaksin, reagent, diagnostic, alat kesehatan (ALKES) dan bentuk Kerjasama Laboratorium. Produk tersebut disalurkan ke PT Indofarma Global Medika menyalurkan berbagai macam produk, baik produk yang berasal dari induk, PT. Indofarma (Persero), Tbk ataupun produk yang berasal dari perusahaan lainnya. Portofolio produk yang ditawarkan mencakup obat-obatan, OGB, cairan, vaksin, reagent, diagnostic, alat kesehatan (ALKES) dan bentuk Kerjasama Laboratorium. Produk tersebut disalurkan ke
Industri farmasi di Indonesia berdasarkan data IMS q3 2012 (belum termasuk laboratorium diagnostic dan medical devices), total Pangsa pasar pada Q4 2012 diproyeksikan Rp. 43,7 Trilyun, terdiri dari kelompok produk Ethical dan OTC (on the counter). Kelompok produk Ethical dikelompokan menjadi Kategori Branded-Branded Generik dan kategori Generik sebagaimana tebel berikut:
Tabel 4.1. Pasar Farmasi di Indonesia
Market Share Ethical
Group Product
Market size
100% Group Ethical
Market Share Branded &Branded generik
Market size
100% Sumber: Indonesia Market Survey Q3 2012
Pada Q-3 tahun 2012, Indofarma menempati urutan pertama dengan market share sebesar 15,67%. Meskipun market share cukup yang tertinggi tetapi pertumbuhannya hanya 29,69% dimana kondisi ini lebih rendah daripada Hexapharm Jaya yang memiliki pertumbuhan 31,49%. Perusahaan farmasi yang pertumbuhannya paling tinggi adalah Konimex. Data pangsa pasar perusahaan farmasi disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.2. TOP Manufacture Obat Generik Berlogo (OGB)
Rank MAT 2Q2012 Value (IDR Mio) Share (%) Growth Val (%) Growth Unit (%) Selected Total
15.67 29.69 19.92 2 Hexpharm Jaya
12.94 31.49 26.69 3 Kimia Farma
12.17 -4.51 -5.23 4 Generic Manuf.
9.42 27.63 34.11 5 Dexa Medica
8.35 19.87 6.69 6 Widatra Bhakti
4.00 3.26 0.37 10 Kalbe Farma
3.76 47.82 38.58 11 Novell Pharm
1.22 17.07 -15.11 14 Konimex
0.76 14.32 -5.55 17 Meiji
0.69 -3.76 -3.33 18 Janssesn
0.62 -1.41 -8.40 20 Mega Farma
-33.68 Sumber Indonesia Market Survey Q3 2012
Menjadi Perusahan Distribusi dan Trading nasional dibidang Healthcare yang Profesional dan menjadi pilihan
MISI :
1. Meningkatkan produktifitas perusahaan secara efektif, efisien dan berkesinambungan
2. Menjadi mitra terpecaya oleh prinsipal lokal dan internasional
3. Terciptanya kepuasan pelanggan melalui pelayanan dan penyediaan produk yang berkualitas.
Sesuai dengan perkembangan organisasi dan manajemen secara periodik yang mengalami perubahan dan pergantian, susunan Dewan Komisaris dan
Dewan Direksi PT. Indofarma Global Medika sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Nomor : 65 tanggal 21 Juni 2012. dan Akta No. 23 tanggal 04 Juli 2012 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris (Board of Commissioner) terdiri dari :
1. Komisaris Utama : Budi Sampurna
2. Komisaris : Bambang Solihin Irianto
3. Komisaris : Denny Johannes
4. Komisaris : Muhammad Asawir Harahap Dewan Direksi (Board of Director) terdiri dari : -
Direktur Utama : Ike Avianti -
Dir. Operasional dan Pengembangan Bisnis : Ahdia Amini -
Dir. Keuangan dan SDM : Alman Faluti -
Dir. Umum dan Pelayanan Bisnis : Djasriadi
Kinerja Line Bisnis PT Indofarma Global Medika
Tabel 4.3. Line Bisnis Indofarma Global Medika
No Line Bisnis
Customer
Kompetitor Share
1 Distribusi Reguler : - Obat/Pharma
Enseval, 15% - Medical devices
Rumah Sakit,
Apotek, PBF,
AAM 1%
- Solusi Bisnis-
Toko obat
APL 7.5%
Laboratorium Instalasi Lab RSUP.
2 Distribusi Trading : - Obat/Pharma
KFTD 30% - Medical Devices
Dinas Kesehatan & RS
RNI 5% Sumber : Data Internal, IGM 2013
Instansi pemerintah
Tren penjualan PT Indofarma Global Medika sebagaimana tertera di dalam gambar 4.1. berikut :
Gambar 4.1. Trend Penjualan Per Line Bisnis
Sumber : Data Internal 2013
PT Indofarma Global Medika senantiasa mengembangkan bisnisnya. Awalnya, PT IGM memasarkan jasa distribusi produk farmasi dan alat kesehatan ke pasar reguler (apotik, toko obat, sub distributor). Tahap selanjutnya perusahaan tetap memasarkan produk tetapi dengan segmen yang diperluas yaitu pelaku usaha di pasar institusi (layanan pengadaan obat dan alat kesehatan proyek pemerintah baik di tingkat pusat maupun di daerah. Sejak tahun 2009 PT Indofarma Global Medika mengembangkan bisnis baru yang belum tersentuh yaitu dengan membidik pasar kerjasama laboratorium di Rumah sakit umum pemerintah.
Proses pengembangan bisnis baru PT Indofarma Global Media dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4.2. Proses Pengembangan Bisnis Baru PT Indofarma Global Medika
Sumber : Company profil PT Indofarma Global Medika (2012)
Alur model kerjasama pengadaan laboratorium rumah sakit pemerintah dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4.3. Work Flow Kerjasama Laboratorium Rumah Sakit Pemerintah
Sumber : Diolah oleh peneliti, 2013
Dalam prosesnya, kerjasama laboratorium di Rumah Sakit Umum Pemerintah mengikuti prosedur dan ketentuan yang berlaku di dalam Keputusan Presiden nomor 54 tahun 2010 dan perubahannya yang diatur di dalam Peraturan Presiden nomor 70 tahun 2010 tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Konsep Line Bisnis Kerjasama Laboratorium di Rumah sakit Pemerintah yang dijalankan oleh PT Indofarma Global Medika adalah dengan menjembatani
2 (dua) kepentingan strategis yaitu Vendor-vendor menginginkan instrumen 2 (dua) kepentingan strategis yaitu Vendor-vendor menginginkan instrumen
Peluang kerjasama laboratorium dengan rumah sakit masih sangat terbuka mengingat jumlah rumah sakit di Indonesia sangat banyak sebagaimana informasi pada gambar berikut:
Gambar 4.4. Jumlah Rumah sakit di Indonesia
Sumber : Kementrian Kesehatan RI 2012
4.1.2. Analisis Lima Kekuatan Porter
Analisis lima kekuatan persaingan porter (five force porter) meliputi Kekuatan tawar pemasok, kekuatan tawar pembeli, Kekuatan pendatang baru dan kekuatan subtitusi/kekuatan penantang dalam persaingan. Rangkuman hasil penelitian yang dilakukan oleh internal PT Indofarma Global media mengenai Five Porter Analisys untuk melihat atraktive /daya tarik industri ini sebagaimana tertera dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.4. Daya Tarik Industri Kerjasama Laboratorium
Sumbersumber : data Internal tahun 2011
4.1.3. Analisis Rantai Nilai
Yaitu menganalisis Rantai Nilai Porter meliputi proses bisnis internal PT Indofarma Global Medika line Solusi Bisnis-kerjasama laboratorium dalam bentuk kegiatan utama dan kegiatan pendukungnya sehingga merefleksikan daya Yaitu menganalisis Rantai Nilai Porter meliputi proses bisnis internal PT Indofarma Global Medika line Solusi Bisnis-kerjasama laboratorium dalam bentuk kegiatan utama dan kegiatan pendukungnya sehingga merefleksikan daya
Tabel 4.5. Daya Saing Perusahaan pada Industri
Sumber : Data internal PT Indofarma Global Medika 2011
4.1.4. Analisis SWOT
Analisis SWOT disini untuk menganalisis kekuatan (strenght), kelemahan (weakness), peluang-kesempatan (opportunities) dan ancaman (threaths) dalam line bisnis Solusi bisnis-kerjasama laboratorium. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik Line bisnis Solusi bisnis-kerjasama laboratorium PT Indofarma Global Medika dan mengidentifikasi faktor internal (kekuatan- Analisis SWOT disini untuk menganalisis kekuatan (strenght), kelemahan (weakness), peluang-kesempatan (opportunities) dan ancaman (threaths) dalam line bisnis Solusi bisnis-kerjasama laboratorium. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik Line bisnis Solusi bisnis-kerjasama laboratorium PT Indofarma Global Medika dan mengidentifikasi faktor internal (kekuatan-
Tabel 4.6. Hasil Analisis SWOT
Bobot x Nilai Rata-2 FAKTOR
S-W Sumber : data internal PT Indofarma Global Medika 2011
4.1.5. Analisis BOS
Perancangan strategi dan eksekusi strategi inovasi di dalam BOS mempertimbangkan untuk menjawab tiga pertanyaan : who, what dan how.
1. Who adalah siapa, yaitu siapa sasaran segmentasi yang sesungguhnya ingin di capai, dalam hal ini PT Indofarma Global Medika membidik segmen Rumah sakit Pemerintah ceruk pasar Laboratorium Patologi Klinik.
2. What adalah value apa yang akan diberikan dengan inovasi tersebut, dalam hal ini PT Indofarma Global Medika merancang strategi memberikan benefit value added pada Rumah sakit berupa produk Laboratorium Terintegrasi.
3. How adalah bagaimana caranya menciptakan inovasi tersebut, dalam hal ini PT Indofarma Global Medika membuat terobosan strategis yang menjembatani kepentingan strategis antar Rumah sakit pemerintah dan Vendor/Prinsipal Laboratorium diagnostic.
Tabel 4.7. BOI Index Line Bisnis Solusi Bisnis-Kerjasama Laboratorium
No BOI
Keterangan
index 1 Utilitas Peningkatan jumlah pasien jaminan kesehatan sebagai akibat akan
diberlakukanya Undang-Undang no 24 tahun 2011 per 1 Januari 2014 mengakibatkan Rumah sakit pemerintah membutuhkan instrument/Mesin diagnostic /Laboratorium dengan resolusi, presisi dan utilitas yang tinggi untuk menunjang keakuratan pemeriksaan laboratorium sehingga Membantu klinisi dalam menegakan diagnosis untuk penatalaksanaan pasien secara profesional, cepat, & akurat (High precission and accuracy results, improve professional expertise) pada seluruh pasien yang ditanggung oleh BPJS (utilitas).
2 Harga Peningkatan jumlah pasien jaminan kesehatan sebagai akibat diberlakukanya Undang-Undang no 24 tahun 2011, per 1 Januari 2014 mengakibatkan Rumah Sakit pemerintah menjadi pasar yang captive, namun demikian Rumah sakit Pemerintah memiliki keterbatasan anggaran untuk belanja instrument/mesin diagnostic sehingga PT Indofarma Global Medika memberikan solusi berupa kerjasama dalam jangka waktu tertentu berupa placement instrument/Mesin diagnostic /Laboratorium dan sarana pendukungnya yang akan menjadi hak milik Rumah sakit dalam jangka waktu tertentu kerjasama. Dalam hal ini harga ditentukan melalui mekanisme bisnis plan yang disetujui oleh kedua belah pihak.
3 Biaya Peningkatan jumlah pasien jaminan kesehatan sebagai akibat diberlakukanya Undang-Undang no 24 tahun 2011, per 1 Januari 2014 akan meningkatkan utilitas instrument/Mesin diagnostic /Laboratorium sehingga akan menurunkan biaya per pemeriksaan (cost per test) menjadi lebih terjangkau di bawah tarip pemeriksaan Rumah sakit
4 Peng- Dalam pengadopsian akan dijumpai empat hambatan yang akan diatasi adopsian itu antara lain : hambatan kognitif, hambatan sumber daya manusia,
hambatan motivasi, dan hambatan politis. Pengadopsian mengikuti kaidah dan prosedur Pengadaan barang dan Jasa Pemerintah sesuai Perpres no 54 tahun 2010 dan perubahannya PP no 70 tahun 2011 dalam bentuk kontest.
Sumber : Data IGM dan diolah kembali, 2013
Berdasarkan BOI indeks tersebut penulis membaca, mengamati dan menterjemahkan atribut utama yang menjadi kebutuhan pelanggan Laboratorium Rumah sakit Umum Pemerintah yang akan dipenuhi dalam strategi samudera biru yang dirancang.
Tabel 4.8. Atribut kebutuhan Pelanggan Laboratorium
No
Atribut Kebutuhan pelanggan
1 Laboratorium bertaraf Nasional dengan Standar Internasional Consolidated Central Laboratory concept - Integrasi semua mesin
2 diagnostik dengan sistem informasi laboratorium
3 Peningkatan jumlah pemeriksaan yang dapat dilayani Percepatan proses registrasi dan akses data ke pasien melalui Integrasi
4 rantai pelayanan pemeriksaan laboratorium yang trace-ability sesuai standard.
5 Peningkatan efesiensi pemantauan pemeriksaan (Autoverifikasi)
6 Less cost, less time working time consumed, shorten ALOS Mereduksi biaya dan meningkatkan pendapatan (Increasing revenue)
7 Instalasi Laboratorium Rumah sakit
8 Reduction of Turn arraound time
9 Tata letak mesin diagnostik dalam ruangan yang sesuai standard
10 Field force yang kompeten
11 Purchase order yang mudah
12 Tanggap pelayanan - On time delivery -fullfilment order rate Sumber : Wawancara dan data sekunder, 2012
4.1.6. Analisis Balaced Scorecard (BSC)
Target perolehan pelanggan Rumah Sakit Pemerintah yang menjalin kerjasama dengan Line Bisnis Solusi Bisnis Kerjasama laboratorium PT Indofarma Global Medika adalah sebagaimana tertera di dalam tabel berikut:
Tabel 4.9. Target vs Realisasi Pelanggan baru
No Tahun
7 4 Sumber : Data Internal 2013
Sampai dengan 31 Desember 2012 Rumah Sakit umum Pemerintah yang menjalin kerjasama dengan line bisnis Solusi Bisnis kerjasama laboratorium adalah :
1. RSUPN DR Ciptomangunkusumo (RSCM) Jakarta
2. RSUP. H. Adam Malik Medan (RSHAM)
3. RSUP. M.Hoesin (RSMH) Palembang.
4. RSUD Syaiful anwar (RSSA) Malang. Hasil kinerja sebagaimana tertera di tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.10. Data penjualan Solusi Bisnis-Kerjasama Laboratorium
57,014 Sumber : data internal 2013 (000.000.000,-)
Tabel 4.11. RSUPN. CIPTOMANGUN KUSUMO JAKARTA Kontrak 30 Oktober 2009 s/d 17 November 2014 (000.000.000,-)
Sales Net 2,418 100,0 11,560 100,0 15,120 100 18,585 100 HPP
1,620 67,0 7,778 67,3 10,122 67 12,507 67 Laba Kotor 0, 798
Laba / (0,450) -18,6 2,792 24,1
26 5,049 25 Rugi
Sumber : data internal 2013(000.000.000,-)
Tabel 4.12. RSUP. H.ADAM MALIK MEDAN
- Kontrak 01 Agustus 2009 s/d 31 Juli 2014 (000,000,000,-)
Sales Net 2,702 100,0 8,573 100,0 9,435 100,0 12,914 100,0
HPP 1,216 45,0 5,419 63,2 7,043 74,6 64,7 8,357
Laba Kotor 1,486 55,0 3,154 36,7 2,392 25,3 35,2 4,556
Laba/Rugi 1,337 49,5 2,468 28,7 1,087 11,5 20,4 2,636
Sumber : data internal 2013(000.000.000,-)
Tabel 4.13.
RSUP. M. HOESIN PALEMBANG Kontrak 26 Sept 2011 sd 31 Jan 2016 (000.000.000,-)
Variable
% Sales Net
16,320 100,0 Hpp
7,972 48,8 Laba Kotor
8,348 51,1 Amortisasi Investasi
0,948 5,8 Biaya Operasional
0,388 2,4 Laba / Rugi
7,010 42,9 Sumber : data internal 2013(000.000.000,-)
Tabel 4.14.
RSUD. SYAIFUL ANWAR MALANG
Kontrak 22 Agustus 2011 s/d 21 Agustus 2016 (000.000.000,-) Variabel
% Sales Net
68,8 Laba Kotor
31,2 Amortisasi Investasi
11,1 Laba / Rugi
17,4 Sumber : data internal 2013(000.000.000,-)
Berdasarkan data diatas, analisis perspektif BSC line bisnis solusi kerjasama laboratorium adalah :
Tabel 4.15. Perpektif Keuangan
Analisis F1 = Meningkatkan pendapatan
Variable/Tahun
Harga Pokok Pembelian (HPP) :
Variabel/Tahun
Variabel/Tahun
24,555 57,014 Nett Margin
28,6 Sumber : Diolah oleh penulis (000.000.000,-)
Tabel 4.16. Perspektif Pelanggan
Analisis C1 = Meningkatkan Kepuasan pelanggan Customer Retention :
2011 2012 Jumlah Pelanggan
Variabel/Tahun
2 2 4 4 Pelanggan bertransaksi
2 2 2 4 Customer Retention(%)
Customer Acquisition : Variabel/Tahun
2011 2012 Jumlah pelanggan baru
2 0 2 0 Total pelanggan
2 2 2 4 Customer Acquisition(%)
Customer profitability score : Variabel/Pelanggan
RSMH RSSA Revenues
RSCM
RSHAM
16,32 9,194 Cost of Good sold
7,972 6,326 Contribution Margin
8,348 2,868 Other expenses
0,388 Operating income
7,96 2,868 Gross Margin (absolut)
8,36 6,326 Gross Margin (%)
Peningkatan jumlah customer/pelanggan dibanding dengan rencana Variabel/Tahun
0 100 Sumber : Data diolah kembali, 2013
Tabel 4.17. Perpektif Bisnis Internal
Analisis I1 = Pelayanan yang tanggap Delivery In full on time rate
Variabel/Pelanggan
RSCM
RSHAM
RSMH RSSA
Jumlah pesanan RS
Jumlah terkirim
Analisis I2 = Penetrasi Pasar Actual Rumah Sakit sudah kerjasama vs Populasi Rumah sakit target
Jumlah populasi RS pemerintah kelas A
Jumlah RS kelas A yang sudah kerjasama
Rasio (%) 6,3 Sumber : Data diolah kembali, 2013
Tabel 4.18.
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Analisis L1 =Kepemimpinan technology
Benchmaking Kinerja produk/Jasa Instrument Diagnostik unit & pendukungnya
RSCM RSHAM RSMH RSSA
1. Modular pre analitik
2. Integrasi kimia-imunology analyzer
3. Hematology analizer
4. Koagulasi analizer
5. Urin kimia analizer
6. Urin sedimen analizer
1 1 1 1 8.Pneumaitic tube sistem
7. Blood gas-electrolite analizer
9. Sistem informasi laboratorium
Analisis L2 = Kepemimpinan Pasar
Pangsa pasar relative Sales revenue 2012
Market share Nama perusahaan
(relatif)% PT Roche Diagnostik Indonesia