Pembahasan Hasil Penelitian

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan observasi sebelum tindakan dilakukan di kelas 4 SD Negeri Kalinanas01 ditemukan bahwa hasil belajar IPA masih rendah, hal tersebut disebabkan guru kelas masih menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah, siswa kurang termotivasi dengan pembelajaran yang berlangsung. Guru juga kurang memanfaatkan media dan alat peraga yang tersedia, sehingga pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif. Siswa hanya belajar dengan cara menghafal materi tanpa melakukan percobaan langsung. Akibatnya siswa menjadi malas dalam belajar sehingga hasil belajar yang dicapai rendah.

Berdasarkan nilai ulangan tengah semester yang telah dilakukan, rata-rata yang diperolah siswa adalah 64,8. Hanya terdapat 10 siswa yang nilainya di atas

Kriteria Ketuntasan Minimal (70) dengan persentase 40% dan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM adalah 15 siswa dengan persentase 60%. Nilai tertinggi dari ulangan tengah semester adalah 80 dan nilai terendahnya adalah 45. Siswa yang mendapat nilai dibawah KKM masih banyak. Setelah menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terjadi peningkatan hasil belajar. Pada siklus I, kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan hasil belajar IPA siswa yang terlihat dari ketuntasan belajar siswa dengan 17 siswa mendapat nilai diatas KKM (70) dan 8 orang siswa masih di bawah KKM. Rata-rata kelas pada siklus I adalah 72,3 dan nilai tertinggi 90 serta nilai terendah adalah 55. Pada siklus II, kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar IPA, siswa yang mendapat nilai diatas KKM sebanyak 23 siswa dan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 2 siswa. Rata-rata kelas meningkat menjadi 79,8 dan nilai tertinggi 95 serta nilai terendah 60.

Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa dari setiap siklus hasil belajar IPA siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I, 17 siswa telah mendapatkan nilai di atas KKM dan 8 siswa mendapat nilai di bawah KKM. Pada siklus II, siswa yang mendapat nilai diatas KKM adalah 23 orang dan hanya 2 orang yang masih dibawah KKM. Rata-rata kelas siklus I adalah 72,3 dan pada siklus II adalah 79,8. Dari hasil tersebut membuktikan bahwa kegiatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01.

Peningkatan hasil belajar IPA ini desebabkan karena pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) membuat siswa lebih aktif dalam belajar dan membuat siswa termotivasi dalam pembelajaran karena dalam pembelajaran PBL siswa menjadi tertantang untuk memecahkan masalah yang muncul dalam pembelajaran. Langkah-langkah meliputi siswa diberi suatu pertanyaan dan juga sebuah gambar dan benda. Hal tersebut memunculkan pertanyaan di pikiran siswa tentang benda tersebut. Kemudian siswa didorong untuk mecari tahu tentang rasa ingin tahu mereka dengan mencari jawaban dari berbagai sumber maupun melakukan praktik eksperimen untuk menjawab Peningkatan hasil belajar IPA ini desebabkan karena pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) membuat siswa lebih aktif dalam belajar dan membuat siswa termotivasi dalam pembelajaran karena dalam pembelajaran PBL siswa menjadi tertantang untuk memecahkan masalah yang muncul dalam pembelajaran. Langkah-langkah meliputi siswa diberi suatu pertanyaan dan juga sebuah gambar dan benda. Hal tersebut memunculkan pertanyaan di pikiran siswa tentang benda tersebut. Kemudian siswa didorong untuk mecari tahu tentang rasa ingin tahu mereka dengan mencari jawaban dari berbagai sumber maupun melakukan praktik eksperimen untuk menjawab

Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memberikan perubahan yang positif dalam pembelajaran. Dampak positif tersebut terlihat dari pembelajaran yang dilakukan sudah tidak berpusat kepada guru. Pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) menjadikan guru sebagai fasilitator bagi siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Taufiq Amir (2010: 22) tugas pendidik adalah sebagai fasilitator yang mengarahkan pemelajar dalam mencari dan menemukan solusi yang diperlukan (hanya mengarahkan, bukan menunjukan!), dan juga sekaligus menentukan kriteria pencapaian proses pembelajaran. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menjadikan guru sebagai fasilitator atau mengarahkan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menjadikan siswa untuk berfikir kritis dan memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah. Hal tersebut sesuai dengan Arends (2008: 43) PBL tidak dirancang untuk membantu guru menyampaikan informasi dengan jumlah besar kepada siswa.PBL dirancang untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelasaikan masalah, dan keterampilan intelektual. Dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran karena model pembelajaran PBL menjadikan siswa untuk aktif dalam memecahkan masalah. Hal tersebut sejalan dengan Barrow (dalam Miftahul Huda, 2015: 271). Pembelajaran PBL adalah pembelajaran yang diperoleh siswa melalui pemecahan masalah. Hal tersebut mengartikan bahwa pembelajran PBL adalah pembelajaran yang diperoleh melalui pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran yang mengaitkan dengan kejadian-kejadian yang terjadi di dunia nyata. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Tan, Wee, dan Kek, (dalam Amir, 2010: 12). PBL mempunyai ciri-ciri dimana pembelajaran dimulai dengan guru memberikan suatu masalah yang berkaitan dengan kejadian yang terjadi di dunia nyata kepada siswa.

Hasil penelitian ini memperkuat dan melengkapi penelitian-penelitian yang terdahulu. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Eny Wulandari (2012) karena didalam penelitian ini terbukti bahwa terdapat peningkatan hasil belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri Mudal dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Penilitian lain yang dilakukan oleh Linda Rachmawati (2012) dalam meningkatkan pembelajaran IPA Siswa Kelas 5 SDN Pringapus 2 Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek pada Tahun 2011/2012 terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian Linda Rachmawati menunjukkan peningkatan hasil belajar IPA. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa yang meningkat dari rata-rata 63,4 pada siklus I menjadi rata-rata 80,94 pada siklus II. Hal tesebut terbukti bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Febriana (2010) terbukti bahwa model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal tersebut terbukti karena terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada tiap siklus. Penelitian yang dilakukan Febriana terlihat dari peningkatan total nilai yang didapat, siswa dengan nilai≥ 60 padakondisi awal ada 15 siswa (50%) dengan mean 63,4, lalu pada siklus I, 28siswa(93%) dengan mean 65,67. Kemudian meningkat pada siklus II mean 89 ada 29 siswa (97%) dengan nilai ≥ 60.

Berdasarkan pembahasan diatas, dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) siswa yang semula mendapatkan nilai dibawah KKM setelah dilakukan tindakan kelas menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menjadi tuntas melalui 2 siklus yaitu 2 tahap siklus I dan siklus II. Maka dapat dibuktikan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01 Tahun pelajaran 2016/2017.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Model Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah Di SMP Mardi Rahayu Ungaran

0 0 81

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Media Gambar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 3 SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 7

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Keterampilan Menulis a. Pengertian Keterampilan Menulis - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Media Gambar pada Mata Pelaj

0 0 29

3.1.1 Setting Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Media Gambar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 3 SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga Semester II

0 0 12

4.1.1 Deskripsi Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Media Gambar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 3 SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga Semester

0 0 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Media Gambar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 3 SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Media Gambar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 3 SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 70

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS 4 SD GUGUS KANIGORO TINGKIR SALATIGA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 20162017

0 4 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Kalinanas 01

0 0 15

3.1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Kalinanas 01

0 0 14