perusahaan tersebut masih baik-baik saja sehingga pihak emiten tersebut terpaksa tidak membayar kewajibannya. Risiko ini hendaknya dihindari dengan cara
memilih Manajer Investasi yang menerapkan strategi pembelian portofolio investasi secara ketat.
b. Risiko exposure Diartikan sebagai suatu risiko yang akan dihadapi oleh perusahaan sebagai akibat
perubahan atau fluktuasi kurs valas. c. Risiko recovery
Merupakan pembayaran kembali atas sisa pinjaman nasabah dari hasil penjualan jaminan, apabila First Way out tidak dapat diharapkan lagi.
Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas bank, antara lain: pemberian kredit, transaksi derivatif, perdagangan instrumen keuangan, serta aktivitas bank yang
lain, termasuk yang tercatat dalam banking book maupun trading book.
2.1.6 Rasio keuangan bank
Sebagaimana telah kita ketahui bahwasanya laporan keuangan merupakan laporan yang bersifat historis, artinya laporan keuangan merupakan aktivitas yang sudah
dilakukan dalam suatu periode waktu tertentu. Aktivitas-aktivitas ini disajikan dalam bentuk angka-angka berdasarkan pos-posnya dalam laporan keuangan, dimana pos-
pos ini akan dibandingkan satu sama lainnya sehingga menghasilkan suatu laporan yang lebih berguna bagi berbagai pihak yang mempunyai kepentingan dengan
perusahaan, perbandingan antara pos-pos inilah yang dimaksud dengan rasio keuangan. Menurut Harahap 2008, “rasio keuangan adalah angka yang diperoleh
dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan berarti”. Rasio keuangan sangat
besar peranannya dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan, dimana rasio
Universitas Sumatera Utara
keuangan dapat menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos satu dengan yang lainnya sehingga dapat dengan cepat memberikan informasi
untuk lebih mudah dalam menilai dan mengambil keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Melakukan analisis terhadap berbagai macam hubungan antara pos-pos dalam laporan keuangan merupakan dasar untuk bisa menginterpretasikan posisi dan kondisi
keuangan perusahaan, dengan adanya alat analisis rasio ini dapat menjelaskan kepada analis tentang sehat atau tidaknya kondisi suatu perusahaan. Teknik analisis dengan
menggunakan rasio keuangan sangat bagus karena dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, selain itu juga
memungkinkan manajer memperkirakan reaksi kreditor dan investor serta dapat memberikan pandangan bagaimana kira-kira dana dapat dihimpundikumpulkan.
Berikut ini adalah keunggulan analisis rasio dibandingkan dengan teknik analisis lainnya.
menurut Harahap 2008: a. rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca
dan ditafsirkan b. merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit c. mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain
d. sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model keputusan dan model prediksi
e. menstandarisir size perusahaan f. lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau
melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time series”
Universitas Sumatera Utara
g. lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi dimasa datang.
Walaupun teknik analisis rasio merupakan alat yang sangat bagus dalam melakukan analisis laporan keuangan, tetap saja tidak terlepas dari berbagai kekurangan, hal ini
disebabkan oleh keterbatasan dari alat analisis rasio tersebut. Menurut Sawir 2005, keterbatasan analisis rasio antara lain:
a. kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak dibeberapa bidang usaha
b. rasio disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bisa merupakan hasil manipulasi
c. perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan dan penilaian persediaan
d. informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan.
Perbedaan jenis perusahaan dapat mengakibatkan perbedaan jenis-jenis rasio yang
akan dipergunakan dalam menganalisis laporan keuangan. Perbankan merupakan bisnis jasa yang tergolong dalam industri “kepercayaan” dan mempunyai rasio-rasio
keuangan yang khas. Menurut Sawir 2005 “Rasio-rasio keuangan perbankan dapat diklasifikasikan menjadi lima kelompok rasio, yaitu: rasio likuiditas, rasio
rentabilitasprofitabilitas, rasio solvabilitas permodalan, rasio risiko usaha kredit bank, dan rasio efesiensi usaha”. Rasio keuangan bank berbeda dengan rasio
keuangan perusahaan umumnya, Hal ini disebabkan karena komponen neraca dan laporan laba rugi yang dimiliki oleh bank berbeda dengan laporan neraca dan laba
rugi perusahaan bukan bank sehingga rasio keuangan bank mempunyai peraturan perundang-undangan sendiri dalam melakukan analisis terhadap laporan
Universitas Sumatera Utara
keuangannya. Dalam penelitian ini tidak semua rasio yang telah disebutkan sebelumnya akan digunakan untuk melakukan analisis.
Dalam penelitian ini hanya rasio risiko kredit yang di gunakan. Rasio risiko kredit yang digunakan antara lain sebagai berikut :
A. Equity to Total Asset Ratio EAR
Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah modal sendiri yang tertanam dalam perusahaan untuk memenuhi kebutuhan modal perusahaan.
Rumus untuk mencari EAR adalah :
B. Loan to Asset RatioLAR
Merupakan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank. Semakin tinggi rasio ini maka
tingkat likuiditasnya rendah karena jumlah asset yang diperlukan untuk membiayai kreditnya makin besar.
Rumus mencari LAR adalah :
C. Loan to Deposit Ratio LDR
Equity to Total Asset = Equity
Total Asset
X 100
Jumlah kredit yang diberikan LAR =
Jumlah Assets
X 100
Universitas Sumatera Utara
Menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan nasabah dengan mengandalkan kredit yang
diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Loan to Deposit Ratio adalah rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang
disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber. Semakin tinggi rasio tersebut maka semakin rendah likuiditas bank tersebut.
Rasio ini dapat diukur dengan rumus :
D. Non Performing Loan Ratio NPL
Berkaitan dengan kegiatan bank yaitu penyaluran dana kemasyarakat dalam bentuk kredit, penyaluran kredit ini sendiri mengandung unsur risiko gagal atau
macet dalam istilah perbankan dikenal sebagai Non Performing Loan NPL yang dapat menyebabkan kesehatan bank terganggu. NPL merupakan salah satu
indikator kunci untuk menilai kinerja fungsi bank. Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi atau dapat menyebabkan naik turunnya NPL suatu bank,
diantaranya dalah sebagai berikut: a. Kemauan atau itikad baik debitur
LDR = Jumlah kredit yang diberikan
Total dana Pihak Ketiga + Modal Inti X 100
Universitas Sumatera Utara
Kemampuan debitur dari sisi financial untuk melunasi pokok dan bunga pinjaman tidak akan ada artinya tanpa kemauan dan itikad baik dari debitur itu
sendiri. b. Kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia
Kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi tinggi rendahnya NPL suatu perbankan, misalnya kebijakan pemerintah tentang kenaikan harga BBM akan
menyebabkan perusahaan yang banyak menggunakan BBM dalam kegiatan produksinya akan membutuhkan dana tambahan yang diambil dari laba yang
dianggarkan untuk pembayaran cicilan utang untuk memenuhi biaya produksi yang tinggi, sehingga perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan dalam
membayar utang-utangnya kepada bank. Demikian juga halnya dengan PBI, peraturan-peraturan Bank Indonesia mempunyai pengaruh langsung maupun
tidak langsung terhadap NPL suatu bank. Misalnya BI menaikan BI Rate yang akan menyebabkan suku bunga kredit ikut naik, dengan sendirinya
kemampuan debitur dalam melunasi pokok dan bunga pinjaman akan berkurang.
c. Kondisi perekonomian Kondisi perekonomian mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemampuan
debitur dalam melunasi utang-utangnya. Indikator-indikator ekonomi makro yang mempunyai pengaruh terhadap NPL diantaranya adalah sebagai berikut:
o Inflasi
Universitas Sumatera Utara
Inflasi adalah kenaikan harga secara menyeluruh dan terus menerus. Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan kemampuan debitur untuk melunasi utang-
utangnya berkurang. o Kurs Rupiah
Kurs rupiah mempunyai pengaruh juga terhadap NPL suatu bank karena aktivitas debitur perbankan tidak hanya bersifat nasional tetapi juga
internasional. Misalnya, menurut Direktur Utama BNI, Saefuddien Hasan, BNI pada februari 2001 mencatatkan NPL sebesar 19.01 atau naik dari
NPL januari sebesar 18.91 akibat dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD dari Rp 9.450 pada januari 2001 menjadi Rp 9.835 pada
februari 2001.
Bank Indonesia BI melalui Peraturan Bank Indonesia PBI menetapkan bahwa rasio kredit bermasalah NPL adalah sebesar 5. Rumus perhitungan NPL
adalah sebagai berikut:
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Somadevi Thiagarajan 2011 adalah membandingkan rasio risiko kredit antara bank umum pemerintah dan bank swasta di India dengan masing
masing 22 bank umum pemerintah dan 16 bank swasta untuk periode waktu 2001-2010.
NPL Ratio =
Total NPL Total Kredit
X 100
Universitas Sumatera Utara