Manajemen Penunasan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate, PT Windu Nabatindo Abadi, Kalimantan Tengah

MANAJEMEN PENUNASAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE,
PT WINDU NABATINDO ABADI, KALIMANTAN TENGAH

MOCHAMMAD FAHMI
A24100088

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen Penunasan
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate, PT Windu
Nabantindo Abadi, Kalimantan Tengah adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2015
Mochammad Fahmi
NIM A24100088

ABSTRAK
MOCHAMMAD FAHMI. Manajemen Penunasan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) di Sungai Bahaur Estate, PT Windu Nabatindo Abadi, Kalimantan Tengah.
Dibimbing oleh SUDIRMAN YAHYA.
Magang ini dilaksanakan di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Windu
Nabantindo Abadi dari bulan Maret sampai Juli 2014. Kegiatan magang bertujuan
untuk menambah pemahaman dan keterampilan dalam aspek teknis dan manajerial
perkebunan kelapa sawit terutama dalam penunasan. Pengamatan yang dilakukan
yaitu meliputi sistem penunasan, jumlah pelepah dipertahankan, teknik penunasan,
nisbah seks bunga dan jumlah tandan buah. Sistem penunasan yang diterapkan yaitu
sistem korektif. Jumlah pelepah yang dipertahankan mengikuti teknik songgo yang
diterapkan berdasarkan umur tanaman. Nisbah seks bunga digunakan untuk
memperkirakan potensi tanaman untuk berbuah. Pelaksanaan penunasan di SBHE

belum berjalan dengan baik, beberapa kendala diantaranya yaitu rendahnya disiplin
pemanen, lemahnya pengawasan, serta tidak adanya sanksi yang tegas.
Kata kunci: jumlah pelepah, nisbah seks, teknik penunasan

ABSTRACT
MOCHAMMAD FAHMI. Pruning Management of Oil Palm (Elaeis guineensis
Jacq.) at Sungai Bahaur Estate, PT Windu Nabatindo Abadi, Central Borneo.
Supervised by SUDIRMAN YAHYA
This internship was conducted at Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Windu
Nabatindo Abadi from March to July 2014. Apprenticeship aims to increase the
understanding and skill on technical and managerial aspects of oil palm plantation,
especially in pruning management. The observation was conducted on the pruning
system, number of leaf frond retained, pruning technique, sex ratio of flower and
number of fruit bunches. Pruning was applied according to corrective pruning
system. The number of leaf frond which is maintained following the pruning
techniques which is applied based on the age of the plant. The sex ratio of flowers
are used to estimate the potential of plants to bear fruit. Implementation of pruning
at SBHE had not run well according to SOP, several constraints were found such
as the low discipline harvesters, lack of supervision, and the absence of strict
sanctions.

Key words: number of frond, sex ratio, pruning techniques

MANAJEMEN PENUNASAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE,
PT WINDU NABATINDO ABADI, KALIMANTAN TENGAH

MOCHAMMAD FAHMI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015


Judul Skripsi : Manajemen Penunasan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di
Sungai Bahaur Estate, PT Windu Nabatindo Abadi, Kalimantan
Tengah
Nama
: Mochammad Fahmi
NIM
: A24100088

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Sudirman Yahya, MSc
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MScAgr
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:


PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan magang dan penyusunan
skripsi ini dengan baik. Magang dan penyusunan skripsi dengan aspek “Manajemen
Penunasan Kelapa Sawit” dilaksanakan di Sungai Bahaur Estate, PT Windu
Nabatindo Abadi, Bumitama Gunajaya Agro Group, Kotawaringin Timur,
Kalimantan Tengah. Tujuan penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Pertanian
pada Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof Dr Ir Sudirman Yahya,
MSc selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberi masukan dan
pengarahan untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
skripsi ini. Semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Bogor, Januari 2015


Mochammad Fahmi

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang


1

Tujuan

1

TINJAUAN PUSTAKA

2

Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

2

Definisi Penunasan

2

Teknik Penunasan Kelapa Sawit


2

METODE MAGANG

3

Tempat dan Waktu

3

Metode Pelaksanaan

3

Pengamatan dan Pengumpulan Data

3

Analisis Data dan Informasi


4

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG

4

Lokasi kebun

4

Keadaan Iklim dan Tanah

4

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

5

Keadaan Tanaman dan Produksi


5

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

5

HASIL KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Aspek Manajerial
PEMBAHASAN

6
6
13
14

Sistem Penunasan

14


Jumlah Pelepah yang Dipertahankan

15

Teknik Penunasan

17

Nisbah Seks Bunga dan Jumlah Tandan Buah

19

SIMPULAN DAN SARAN

21

Simpulan

21

Saran

21

DAFTAR PUSTAKA

21

LAMPIRAN

23

RIWAYAT HIDUP

33

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Rekomendasi dosis pupuk Divisi 5 tahun 2014
Jumlah pelepah dipertahankan per umur tanaman sesuai SOP BGA
Persentase jumlah pelepah yang dipertahankan pada blok C-021
Persentase jumlah pelepah yang dipertahankan pada blok D-011
Persentase jumlah pelepah yang dipertahankan pada blok C-016
Persentase teknik songgo yang diterapkan di Blok C-021
Persentase teknik songgo yang diterapkan di Blok D-011
Persentase teknik songgo yang diterapkan di Blok C-016
Perbandingan nisbah seks dan jumlah tandan buah pada pokok over
pruning dan under pruning
10 Perbandingan nisbah seks dan jumlah tandan buah antar blok
11 Korelasi jumlah buah dan jumlah pelepah

8
15
16
16
17
17
18
18
19
20
20

DAFTAR GAMBAR
1 Kegiatan pengendalian gulma manual di Divisi 5 SBHE
2 Kegiatan pengendalian gulma secara kimiawi di Divisi 5 SBHE
3 Kegiatan penaburan pupuk di Divisi 5 SBHE
4 Kegiatan pemotongan tandan buah di Divisi 5 SBHE
5 Kondisi pokok (umur 16 tahun) over pruning (a) dan under pruning (b)

6
7
9
10
12

DAFTAR LAMPIRAN
1 Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas
2 Jurnal harian sebagai pendamping mandor
3 Jurnal harian sebagai pendamping asisten
4 Data curah hujan di Sungai Bahaur Estate tahun 2007-2013
5 Peta kebun menurut jenis tanah di Sungai Bahaur Estate
6 Luas areal dan tata guna lahan di Sungai Bahaur Estate
7 Peta kebun menurut tahun tanam di Sungai Bahaur Estate
8 Perkembangan produksi kelapa sawit di Sungai Bahaur Estate tahun
2009-2013
9 Strukur organisasi Sungai Bahaur Estate

23
24
25
27
28
29
30
31
32

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan di
Indonesia. Indonesia menjadi salah satu negara pengekspor di sub sektor minyak
kelapa sawit terbesar di dunia. Menurut Mangoensoekarjo dan Semangun (2005),
komoditas kelapa sawit memiliki peluang bisnis yang cukup besar dan dapat
menciptakan lapangan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat dan
sebagai sumber devisa negara. Direktorat Jenderal Perkebunan (2014) mencatat
volume ekspor minyak kelapa sawit (MKS) pada tahun 2012 mencapai 18 850 800
ton dan pada tahun 2013 mencapai 20 572 200 ton.
Keberhasilan dalam manajemen perkebunan kelapa sawit dapat dicapai
melalui pengelolaan kebun yang baik, mulai dari pembukaan lahan hingga
pemanenan dan pasca panen (Lubis 2008). Salah satu kegiatan pemeliharaan yang
cukup penting dalam pengolalaan kebun kelapa sawit yaitu penunasan. Penunasan
merupakan kegiatan pemotongan pelepah daun sesuai umur tanaman serta
pemotongan pelepah yang tidak produktif. Setyamidjaja (2006) menuturkan,
penunasan daun dan pelepah harus dilaksanakan karena daun dan pelepah kelapa
sawit bersifat tidak mudah rontok meskipun sudah tua atau kering dan baru akan
rontok setelah beberapa tahun kemudian. Menurut Pahan (2012), penunasan pokok
merupakan pekerjaan yang mengandung dua aspek yang saling bertolak belakang,
yaitu menjaga produksi agar tetap maksimum dan memperkecil losses produksi.
Untuk menjaga produksi maksimum diperlukan pelepah produktif (berkaitan
dengan fotosintesis) sebanyak-banyaknya, tetapi untuk mempermudah pekerjaan
potong buah dan memperkecil losses produksi maka beberapa pelepah harus
dipotong.
Pelaksanaan penunasan di lapangan bisa dilakukan pada saat pemeliharaan
tanaman secara berkala dan atau bersamaan dengan saat kegiatan pemanenan
tandan buah, tergantung kebijakan yang diterapkan pembudidaya. Penunasan yang
dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemanenan tandan buah ditujukan untuk
mempermudah pengambilan tandan buah yang terjepit oleh pelepah daun. Biasanya
hal tersebut terjadi pada tanaman yang sudah tinggi (umur tanam 6 tahun ke atas),
sedangkan pada tanaman yang masih rendah (umur tanam di bawah 6 tahun) panen
dilakukan tanpa melakukan kegiatan penunasan. Penunasan pada tanaman di bawah
umur tanam 6 tahun dilakukan pada waktu tertentu yang telah ditentukan.
Tujuan
Tujuan umum kegiatan magang ini adalah
1. Meningkatkan kemampuan profesional dan keterampilan kerja dalam
memahami proses kerja nyata pengelolaan perkebunan kelapa sawit.
2. Meningkatkan kemampuan teknik budidaya dan manajerial pengolaan
perkebunan kelapa sawit.
Tujuan khusus kegiatan magang ini adalah mempelajari dan menganalisis
kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa sawit yang baik dalam penunasan, untuk
menjaga jumlah pelepah optimal dan hubungannya dengan tingkat produksi di
lapangan.

2

TINJAUAN PUSTAKA
Syarat Tumbuh Kelapa Sawit
Pertumbuhan dan produktivitas akan lebih optimal jika ditanam pada lahan
dengan ketinggian antara 0-500 meter di atas permukaan laut (m dpl). Pada
ketinggian tempat lebih dari 500 m dpl, kelapa sawit dapat tumbuh dan berproduksi
namun produktivitas relatif rendah (Mangoensoekarjo 2007). Menurut Pahan
(2012) kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah di daerah tropis
yang beriklim basah, yaitu sepanjang garis khatulistiwa antara 23.5o Lintang Utara
sampai 23.5o Lintang Selatan. Tanaman kelapa sawit akan tumbuh optimal pada
curah hujan ≥2000 mm/tahun dan merata sepanjang tahun dengan periode bulan
kering (TM4 (Tua)

Penunasan
Korektif

40-48
Pelepah

5-6 Pelepah

2

6-7 Pelepah

3

1.3 kali
Sesuai
kebutuhan
jumlah
pelepah
ideal yang
harus
dipertahan
kan

Sumber : Prosedur Standar Operasional Agronomi Kelapa Sawit (BGAAGRKS-SOP-01 Jilid 3;
BGAAGRKS-SOP-PTKS-KMK) 2010.

Pelaksanaan di lapangan pada pokok kelapa sawit tinggi yang pekerjaan
potong buahnya sudah menggunakan egrek, terpaksa dilakukan pemotongan
pelepah-pelepah produktif dan diterapkan songgo satu. Jumlah pelepah yang harus
dipertahankan pada pokok kelapa sawit yang sudah menggunakan egrek yaitu
sebesar 32-40 pelepah.
Data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa di Blok C-021 persentase tertinggi
jumlah pelepah yang dipertahankan terdapat pada interval 49-56 pelepah per pokok
dengan nilai sebesar 44.65%, sedangkan persentase terkecil terdapat pada interval