Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Pelantaran Agro Estate, PT. Windu Nabatindo Lestari, Bumitama Gunajaya Agro Grup, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI PELANTARAN AGRO ESTATE,
PT. WINDU NABATINDO LESTARI, BUMITAMA
GUNAJAYA AGRO GRUP, KOTAWARINGIN TIMUR,
KALIMANTAN TENGAH

S. MANAHAN PANGGABEAN
A24070003

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

ABSTRACT

S. MANAHAN PANGGABEAN. Management of oil palm (Elaeis guineensis
Jacq.) fertilization in Pelantaran Agro Estate, PT. Windu Nabatindo Lestari,
Bumitama Gunajaya Agro Group, Kotawaringin Timur, Center Kalimantan.
(Mentored by PURWONO).
The apprenticeship in general aim to gain experience and skills of the

author's work in the management of oil palm gardens both technical and
managerial, as well as to study and improve the knowledge of the cultivation of
oil palm plantations. Specific purpose studying and understanding the fertilizing
management of plant oil palm. The internship is carried out in Pelantaran Agro
Estate, Kotawaringin Timur, Central Kalimantan, for four months starting
February 14 until June 14, 2011. The internship is carried out using the methods
directly, namely by working directly on the field as a daily companion employee,
a companion foreman, and escort the assistant division. Specific observation was
done by taking the primary and secondary data is then analyzed, either descriptive
analysis and quantitative analysis.
Pelantaran Agro Estate (PAGE) is located in the village Pelantaran, district
Cempaga, county Kotawaringin Timur, province of Central Kalimantan. The
broad area that organised of the PAGE is 2 698 hectares. Geographical layout of
the PAGE at coordinates between 112,95-113.01 0BT and 2.02-2.11 0LS. The
average rainfall is 3 100 mm per year and average rainy days is 112 days per year.
Fresh fruit bunch (TBS) production in 2009 is the 18 855 tonnes and increased
production in 2010 of 26 952 tonnes with a total area of garden 2 698 hectares.
The average productivity of TBS started TM (1-4) sequentially is 4.14, 13.13,
8.31 and 17.10 tons/ha/year.
In general the management of the gardens on the PAGE have been

implemented correctly in accordance with standard operating procedures (SOP).
PAGE had implemented a programme of BMS (Manuring Block System), BSS
(Block Spraying System), and BHS (Block Harvesting System) in oil palm
cultivation techniques. The fresh fruit bunch on the PAGE have increased every
year and the average productivity is not much different than standard productivity

on land class S3. Fertilization management in Pelantaran Agro Estate (PAGE) has
generally been implemented in accordance with the standards of the fertilizing.
The garden has been paying attention to the provisions and recommendations that
have been recommended fertilizing and has been referred to the principle of 4 T
(right time, right type, right dose, and right methods) in terms of achieving the
effectiveness and efficiency of fertilization. However, in the use of labor yet
efficient which certainly have an impact on the efficiency of the time and cost.
Realization of fertilization has not been fully implemented in accordance with the
recommendation. Constraints in the implementation of the fertilizing still found in
the marshy and corrugated area.

RINGKASAN
S. MANAHAN PANGGABEAN. Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa
Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Pelantaran Agro Estate, PT. Windu

Nabatindo Lestari, Bumitama Gunajaya Agro Grup, Kotawaringin Timur,
Kalimantan Tengah. (Dibimbing oleh PURWONO).
Magang secara umum bertujuan untuk memperoleh pengalaman dan
keterampilan kerja penulis dalam pengelolaan kebun kelapa sawit baik teknis
maupun manajerial, serta untuk mempelajari dan meningkatkan pengetahuan
tentang budidaya tanaman kelapa sawit. Tujuan khusus mempelajari dan
memahami manajemen pemupukan tanaman kelapa sawit.
Magang dilaksanakan di Pelantaran Agro Estate, Kotawaringin Timur,
Kalimantan Tengah, selama empat bulan mulai 14 Februari sampai 14 Juni 2011.
Magang dilakukan menggunakan metode secara langsung yaitu dengan bekerja
secara langsung di lapangan sebagai Karyawan Harian Lepas, Pendamping
Mandor, dan Pendamping Asisten Divisi. Pengamatan khusus dilakukan dengan
mengambil data primer dan sekunder kemudian dianalisis, baik analisis deskriptif
maupun analisis kuantitatif.
Kebun kelapa sawit Pelantaran Agro Estate (PAGE) terletak di Desa
Pelantaran, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi
Kalimantan Tengah. Luas areal yang diusahakan di PAGE adalah 2 698 ha. Letak
geografis PAGE pada koordinat antara 112,95-113.01 0BT dan 2.02-2.11 0LS.
Rata-rata curah hujan 3 100 mm per tahun dan rata-rata hari hujan adalah 112
hari per tahun. Produksi TBS pada tahun 2009 adalah 18 855 ton dan mengalami

peningkatan produksi pada tahun 2010 sebesar 26 952 ton dengan luas areal
kebun 2 698 ha. Rata-rata produktivitas TBS di PAGE mulai TM (1-4) secara
berurutan adalah 4.14, 8.31, 13.13, dan 17.10 ton/ha/tahun.
Secara umum manajemen kebun di PAGE telah dilaksanakan dengan
benar sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP). PAGE telah menerapkan
program BMS (Blok Manuring System), BSS (Blok Spraying System), dan BHS
(Blok Harvesting System) dalam teknik budidaya kelapa sawit. Produksi TBS di
PAGE mengalami peningkatan setiap tahun dan rata-rata produktivitasnya tidak

jauh berbeda dengan standar produktivitas pada kelas lahan S3. Manajemen
pemupukan di Pelantaran Agro Estate (PAGE) secara umum telah dilaksanakan
sesuai dengan standar pemupukan yang benar. Pihak kebun telah memperhatikan
ketentuan dan rekomendasi pemupukan yang telah dianjurkan serta telah mengacu
pada prinsip 4 T (tepat waktu, tepat jenis, tepat dosis, dan tepat cara) dalam hal
mencapai keefektifan dan efisiensi pemupukan. Namun dalam penggunaan tenaga
kerja belum efisien yang tentunya berdampak pada efisiensi waktu dan biaya.
Realisasi

pemupukan


belum

sepenuhnya

dilaksanakan

sesuai

dengan

rekomendasi. Kendala dalam pelaksanaan pemupukan masih ditemukan pada
kondisi areal yang berawa dan bergelombang.

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI PELANTARAN AGRO ESTATE,
PT. WINDU NABATINDO LESTARI, BUMITAMA
GUNAJAYA AGRO GRUP, KOTAWARINGIN TIMUR,
KALIMANTAN TENGAH

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

S. MANAHAN PANGGABEAN
A24070003

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

Judul

: MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA
SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PELANTARAN
AGRO

ESTATE,

PT.


WINDU

NABATINDO

LESTARI, BUMITAMA GUNAJAYA AGRO GRUP,
KOTAWARINGIN

TIMUR,

KALIMANTAN

TENGAH
Nama

: S. MANAHAN PANGGABEAN

NRP

: A24070003


Menyetujui,
Pembimbing

Ir. Purwono, MS
NIP. 19580922 198203 1 001

Mengetahui.
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc.Agr
NIP. 19611101 198703 1 003

Tanggal Lulus : ..........................................

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Dolok Saribu, Kec. Pagaran, Kab. Tapanuli
Utara, Sumatera Utara pada tanggal 31 Juli 1990. Penulis merupakan anak
pertama dari Bapak Jannus Panggabean dan Ibu Monika Togatorop.

Tahun 2001 penulis menyelesaikan studi di SD No. 173389 Dolok Saribu,
kemudian pada tahun 2004 penulis menyelesaikan studi di SMPN 1 Pagaran.
Selanjutnya penulis lulus dari SMAN 1 Pagaran pada tahun 2007.
Tahun 2007 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur
USMI. Selanjutnya, pada tahun 2008 penulis diterima di Departemen Agronomi
dan Hortikultura, Fakultas Pertanian. Selama menjalani pendidikan di IPB,
penulis juga aktif di organisasi mahasiswa antara lain: Komisi Kesenian PMK
IPB (2009-2010) dan Organisasi Mahasiswa Daerah Siborongborong (20072010).

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga kegiatan magang dan penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini berdasarkan hasil magang dengan
judul Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di
Pelantaran Agro Estate, PT. Windu Nabatindo Lestari, Bumitama Gunajaya Grup,
Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah dan dibuat sebagai syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Pertanian.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Purwono, MS yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan selama kegiatan penulisan skripsi
magang ini. Kepada Dr. Ir. Ade Wachjar, MSc dan Ir. Supijatno, MSi selaku

dosen penguji yang telah bersedia menguji penulis dan memberikan kritik serta
saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Kepada (Alm.) Prof. Dr. Ir. Sriani
Sutjiprihati, MS yang telah memberikan bimbingan dan motivasi selama masa
studi penulis. Kepada pihak Kebun Pelantaran Agro Estate yang telah
memberikan bantuan dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan
magang. Kepada orang tua yang telah memberikan dukungan, baik moril maupun
materil. Kepada teman-teman yang telah membantu dalam penulisan skripsi
magang ini.
Semoga skripsi ini dapat berguna bagi yang memerlukannya.

Bogor, Desember 2011

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL .......................................................................................

iv


DAFTAR GAMBAR ..................................................................................

v

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

vi

PENDAHULUAN ......................................................................................
Latar Belakang ...................................................................................
Tujuan ................................................................................................

1
1
2

TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................
Botani Kelapa Sawit ..........................................................................
Pemupukan ........................................................................................

3
3
4

METODE MAGANG .................................................................................
Tempat dan Waktu .............................................................................
Pengumpulan Data .............................................................................
Analisis Data dan Informasi ..............................................................

8
8
9
10

KONDISI UMUM KEBUN ........................................................................
Letak Geografis .................................................................................
Keadaan Iklim dan Tanah ..................................................................
Luas Hak Guna Usaha (HGU) dan Tata Guna Lahan .......................
Keadaan Tanaman dan Produksi .......................................................
Fasilitas Kebun ..................................................................................
Stuktur Organisasi .............................................................................
Ketenagakerjaan dan Pengupahan .....................................................

11
11
11
12
12
13
14
15

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG ..............................................
Aspek Teknis .....................................................................................
Aspek Manajerial ...............................................................................

17
17
38

PEMBAHASAN .........................................................................................
Pemupukan ........................................................................................
Efisiensi Tenaga Kerja .......................................................................
Gejala Defisiensi Hara .......................................................................
Hubungan Pemupukan dan Produktivitas Tanaman ..........................
Hambatan dan Kendala Pemupukan ..................................................

41
41
45
46
47
48

KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................
Kesimpulan ........................................................................................
Saran ..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

49
49
49
51

LAMPIRAN ................................................................................................

53

iv

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

1. Jenis Tanah di PAGE ......................................................................

11

2. Luas HGU dan Tata Guna Lahan di PAGE ....................................

12

3. Komposisi Bibit Tanaman Kelapa Sawit di PAGE ........................

13

4. Produksi dan Produktivitas TBS di PAGE Tahun 2007 - 2010 ......

13

5. Jumlah Pekerja di PAGE Tahun 2011 ............................................

16

6. Rekomendasi Jenis dan Dosis Pupuk pada Tanaman Menghasilkan
Kelapa Sawit di PAGE Tahun 2011. ...............................................

19

7. Ketepatan Dosis Untilan Pupuk HGFB ..........................................

24

8. Ketepatan Dosis Untilan Pupuk Rock Phospate .............................

24

9. Prestasi Tenaga Kerja Pemupuk .....................................................

25

10. Aplikasi Pemupukan Pelantaran Agro Estate 2011 .......................

43

11. Status Hara Daun di PAGE Tahun 2010 ........................................

46

12. Produktivitas TBS di PAGE Tahun 2007-2010 .............................

47

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

1. Fasilitas Kebun di PAGE (a. Kantor Kebun; b. Kantor BSS dan
BMS; c. TPA; d. Kantor Traksi);e. Masjid dan Perumahan) ..........

14

2. Gudang Pupuk dan Penguntilan .......................................................

20

3. Kegiatan Penguntilan Pupuk (a. Takaran Until; b. Penakaran
Pupuk; c. Penyusunan Untilan) ...................................................

22

4. Kegiatan Pelangsiran Pupuk (a.Pemuatan Pupuk ke truk;
b. Pengeceran Pupuk) ......................................................................

22

5. Kegiatan Pengeceran Pupuk ............................................................

23

6. Kegiatan Penaburan Pupuk Kieserit (a. Penaburan Pupuk di
Piringan; b. Pupuk di Piringan) .......................................................

24

7. Grafik Ketepatan Cara Aplikasi Pupuk Kieserit pada Blok D04 .....

25

8. Aplikasi Janjang kosong (a.Pengangkutan JJK ke dalam Blok;
b.Susunan JJK di dalam Blok) ........................................................

27

9. Gulma “Mengelambu” pada Kelapa Sawit ......................................

28

10. Kegiatan Pengendalian Gulma (a.Semprot Gawangan;
b. Semprot Piringan .........................................................................

30

11. Kegiatan Panen (a. Memotong TBS; b. Menyusun TBS di TPH;
c. TBS dan Brondolan di TPH) .......................................................

36

12. Grafik Curah Hujan Pelantaran Agro Estate Januari-Mei 2011 ....

43

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas..

54

2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Mandor .......

56

3. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Asisten .......

58

4. Peta Pelantaran Agro Estate .............................................................

62

5. Data Curah Hujan di PAGE Tahun 2007-2010 ...............................

63

6. Struktur Organisasi di Pelantaran Agro Estate ................................

64

7. Realisasi Pemupukan di PAGE Berdasarkan Jenis Pupuk Tahun
2007-2010........................................................................................

65

8. Realisasi Pemupukan di PAGE Berdasarkan Total Pupuk Tahun
2007-2011........................................................................................

66

9. Peta Status Hara Daun di PAGE 2010 .............................................

67

10. Status Hara Pada Tanaman Kelapa Sawit ......................................

68

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) sebagai tanaman pendatang dari
Afrika Barat ternyata budidayanya di Indonesia telah berkembang sangat pesat
dan sampai saat ini masih merupakan penghasil utama devisa negara dari sektor
pertanian. Lahan-lahan yang secara agronomis sesuai dan diperuntukkan
penggunaan tanahnya bagi kelapa sawit telah memberikan dampak positif dalam
perkembangan daerah dan peningkatan taraf hidup masyarakat (Adiwiganda,
2007).
Kelapa sawit di Indonesia terus berkembang dari tahun ke tahun, baik itu
pertambahan luas areal dan peningkatan produksi. Data pada tahun 2009
menunjukkan luas areal kebun kelapa sawit adalah 7.5 juta ha dan produksi CPO
18.6 juta ton. Pada tahun 2010 luas areal kebun meningkat menjadi 7.8 juta ha dan
produksi CPO 19.8 juta ton (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2010).
Produktivitas tanaman kelapa sawit yang tinggi dapat dicapai dengan
pemeliharaan yang intensif. Salah satu faktor utama yang berpengaruh dalam
pertumbuhan dan produktivitas kelapa sawit adalah pemupukan. Pemupukan
merupakan pemberian unsur hara ke dalam tanah untuk menjaga keseimbangan
hara yang dibutuhkan tanaman dan mengganti hara yang hilang terbawa hasil
panen.
Adiwiganda (2007) menyatakan bahwa pemupukan pada kelapa sawit
secara rutin dan cukup serta berimbang menjadi lebih penting karena kemampuan
dari kelapa sawit untuk mengabsorbsi unsur hara yang jauh di dalam tubuh tanah
adalah rendah. Penyebaran feeding root (penyerapan akar) kelapa sawit terbatas
pada 0-60 cm. Selain itu kondisi kesuburan tanah pada kedalaman 0-60 cm juga
sangat dipengaruhi oleh variasi iklim yang cenderung menurunkan tingkat
kesuburan tanah, baik dalam kondisi terlalu kering maupun terlalu basah. Menurut
Poeloengan et al. (2003) pemupukan menjadi satu keharusan karena kelapa sawit
tergolong tanaman yang sangat konsumtif. Kekurangan salah satu unsur hara akan
segera menunjukkan gejala defisiensi dan mengakibatkan pertumbuhan vegetatif
terhambat serta produksi menurun. Selanjutnya Adiwiganda (2007) menyatakan

2
bahwa upaya pemupukan pada tanaman kelapa sawit harus dapat menjamin
pertumbuhan vegetatif dan generatif yang normal sehingga dapat memberikan
produksi tandah buah segar (TBS) yang optimal serta menghasilkan minyak sawit
mentah (CPO) yang tinggi baik kuantitas maupun kualitasnya.
Keefektifan pemupukan adalah pemupukan yang berfungsi menambahkan
unsur hara yang tersedia dalam jumlah sedikit di dalam tanah. Keefektifan
pemupukan berhubungan dengan tingkat/persentase hara pupuk yang diserap
tanaman. Efisiensi pemupukan adalah perhitungan takaran pupuk yang tepat.
Takaran pupuk yang tepat dipengaruhi oleh hubungan antara sifat-sifat tanah dan
produksi tanaman serta metode perhitungan takaran pupuk yang tepat. Keefektifan
dan efisiensi pemupukan pada tanaman kelapa sawit yang belum optimal akan
menghambat pertumbuhan vegetatif dan generatif kelapa sawit, produksi TBS
tidak optimal dan kualitas serta kuantitas minyak mentah menurun. Hal ini terjadi
karena dalam manajemen pemupukan terjadi penyimpangan di lapangan
perkebunan kelapa sawit (Riwandi, 2002).
Untuk mencapai keefektifan dan efisiensi pemupukan pada kelapa sawit
maka manajemen pemupukan di lapangan harus diupayakan seoptimal mungkin,
antara lain pemupukan kelapa sawit rutin dan cukup serta berimbang, jenis pupuk,
dosis pupuk, waktu dan cara aplikasi pemupukan yang tepat, serta pengawasan
pemupukan yang lebih tepat.

Tujuan
Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah:
1.

Untuk memperoleh pengalaman dan keterampilan kerja penulis dalam
pengelolaan kebun kelapa sawit baik teknis maupun manajerial.

2.

Untuk mempelajari dan meningkatkan pengetahuan tentang budidaya
tanaman kelapa sawit.
Tujuan khusus dari kegiatan magang ini adalah:
Mempelajari dan memahami manajemen pemupukan tanaman kelapa

sawit.

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) termasuk dalam Divisi
Tracheophyta,

Sub-Divisi

Pteropsida,

Kelas

Angiospermae,

Sub-kelas

Monocotyledoneae, Ordo Cocoideae, Famili Palmae, Genus Elaeis, Species
Elaeis guineensis Jacq. Klasifikasi tentang kelapa sawit beragam dengan
parameter pembeda seperti misalnya tipe buah, bentuk luar, tebal cangkang, dan
warna buah. Berdasarkan warna buah, kelapa sawit dibedakan menjadi tiga
varietas yaitu (1) Nigrescens dicirikan oleh warna buah violet kehitaman waktu
muda dan menjadi warna oranye jika matang, (2) Virescens dicirikan oleh warna
buah muda hijau dan menjadi oranye jika sudah matang, dan (3) Albescens
dicirikan oleh warna buah muda kuning pucat serta tembus cahaya dan jika masak
umumnya berwarna kuning kemerahan. Varietas yang digunakan untuk
pertanaman komersil adalah varietas yang berasal dari Nigrescens, sedangkan
varietas lainnya digunakan untuk keperluan pemuliaan tanaman (Adiwiganda,
2007).
Berdasarkan ketebalan cangkang dan daging buah, kelapa sawit dibedakan
menjadi beberapa jenis yaitu: (1) Dura memiliki cangkang tebal (3-5 cm), daging
buah tipis, dan rendemen minyak 15-17 %, (2) Tenera memiliki cangkang agak
tipis (2-3 cm), daging buah tebal, dan rendemen minyak 21-23 %, (3) Pisifera
memiliki cangkang yang sangat tipis tetapi daging buahnya tebal dan bijinya
kecil. Rendemen minyaknya lebih tinggi (lebih dari 23 %). Tandan buahnya selalu
gugur sebelum masak sehingga minyak yang dihasilkan sedikit (Sunarko, 2007).

Syarat Tumbuh
Tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dan berbuah hingga ketinggian tempat
1 000 m di atas permukaan laut (dpl). Pertumbuhan dan produktivitas optimal
akan lebih baik jika ditanam di lokasi dengan ketinggian maksimum 400 m dpl.
Tanaman kelapa sawit sebaiknya ditanam di lahan yang memiliki kemiringan
lereng 0-12 %. Kelapa sawit dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, seperti tanah

4
podsolik, latosol, hidromorfik kelabu, regosol, andosol, dan alluvial. Tanah
gambut juga dapat ditanami asalkan ketebalannya tidak lebih dari 1 m dan sudah
tua (saphrik). Curah hujan ideal untuk tanaman kelapa sawit adalah
2 000 - 2 500 mm per tahun dan tersebar merata sepanjang tahun. Jumlah
penyinaran rata-rata kurang dari 6 jam per hari dengan temperatur 22-23 %
(Sunarko, 2007).
Adiwiganda (2007) mengemukakan bahwa jika kandungan bahan kasar
kurang dari 15 % dikatakan optimal untuk kelapa sawit. Kandungan bahan kasar
15-35 % sudah merupakan pembatas pertumbuhan perakaran dan daya pegang air.
Tekstur tanah terbaik untuk kelapa sawit adalah lempung liat berpasir, liat
berpasir, lempung liat berdebu dan lempung berdebu. Kemasaman (pH) tanah
yang optimal pada tanah mineral adalah pada pH 5-6. Kelapa sawit masih toleran
terhadap tanah gambut dengan pH 4-4.5.

Pemupukan
Pemupukan pada tanaman kelapa sawit membutuhkan biaya yang sangat
besar sekitar 30 % dari biaya produksi atau sekitar 60 % dari biaya pemeliharaan.
Namun di pihak lain pemupukan mempunyai peranan yang sangat penting untuk
menghasilkan pertumbuhan tanaman kelapa sawit yang sehat, serta menghasilkan
produksi yang tinggi (Sugiono et al., 2005). Semakin meningkatnya biaya
produksi, termasuk harga pupuk dan tenaga kerja menuntut semakin tingginya
produktivitas tanaman

sehingga pengusahaan kelapa sawit diharapkan masih

dapat menghasilkan keuntungan perusahaan (Karsono et al., 2005).
Pemupukan merupakan upaya untuk mencukupi ketersediaan hara bagi
tanaman secara seimbang baik secara langsung maupun melalui perubahan fisik
tanah (pH, lengas tanah, aerasi) dan perubahan biologi tanah (rhizobacteria)
(Harahap et al., 2005). Penentuan jenis dan dosis pupuk dalam rekomendasi
pemupukan tanaman kelapa sawit umumnya menggunakan beberapa bahan
pertimbangan antara lain: hasil analisis tanah, hasil analisis daun, gejala kondisi
hara dan kondisi tanaman di lapangan, produktivitas kelapa sawit, serta kondisi
iklim terutama curah hujan (Sugiyono et al., 2005).

5
Analisis tanah dilakukan dengan Kesatuan Contoh Tanah (KCT) atau Soil
Sampling Unit (SSU) di sekitar Kesatuan Contoh Daun (KCD). Jumlah contoh
tanah sebanyak 25-50 % dari jumlah KCD. Pengambilan contoh tanah dilakukan
dengan bor tanah sedalam 0-20 cm. Satu contoh tanah diambil di dalam piringan
dan satu di luar piringan. Pengambilan contoh tanah dilakukan pada 3 titik yang
tersebar dalam KCD. Pengambilan contoh daun dilakukan pada KCD atau LSU,
yang mencerminkan keseragaman umur tanaman, tindakan kultur teknis, jenis
tanah, topografi, dan drainase. Luas satu KCD adalah 20-30 ha. Pengambilan
contoh daun dapat dilakukan dengan sistem terpusat atau sistem tersebar, dengan
jumlah pohon sebanyak 30 pohon (Adiwiganda, 2007).
Kegiatan analisis tanah dan daun dilaksanakan oleh perkebunan bekerja
sama dengan pusat penelitian kelapa sawit. Pusat penelitian akan memberikan
rekomendasi pemupukan bagi setiap bagian kebun dari perkebunan kelapa sawit
tersebut sehingga dosis pemupukan dapat diaplikasikan secara lebih tepat
(Setyamidjaja, 2006).
Sugiono et al. (2005) mengemukakan bahwa analisis tanah mempunyai
peranan yang sangat penting untuk menentukan jenis dan dosis pupuk.
Berdasarkan analisis tanah tersebut dapat diketahui sifat kimia yang menjadi
faktor pembatas pertumbuhan kelapa sawit. Perbaikan kesuburan tanah atau status
hara tanah menjadi berimbang, serta bebas dari unsur hara yang bersifat racun
seperti Al akan memberikan peluang tercapai produksi kelapa sawit yang tinggi.
Prabowo (2005) menambahkan bahwa diagnosa daun hanya dapat menentukan
status fisiologis satu jenis hara tertentu, yaitu apakah statusnya tergolong sangat
tinggi, cukup, rendah, kahat, atau sangat kahat. Dosis pupuk yang dibutuhkan
untuk mengatasi kekahatan yang dideteksi oleh sistem ini bergantung pada faktor
tanah dan iklim yang berperan mempengaruhi efisiensi penyerapan hara dari
pupuk.
Riwandi (2002) menyatakan bahwa efisiensi pemupukan dapat dicapai bila
perhitungan takaran pupuk yang tepat. Takaran pupuk yang tepat dipengaruhi oleh
hubungan antara sifat-sifat tanah dan produksi tanaman serta metode perhitungan
takaran pupuk. Tanaman kelapa sawit memerlukan tanah yang bersifat permeabel
(mudah meloloskan, menyerap air dan udara), dengan lapisan tanah yang tebal,

6
serta kedalaman air tanah lebih dari 90 cm. Tanah yang mempunyai kedalaman air
tanah

Dokumen yang terkait

Pengelolaan panen tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate, PT Bumitama Gunajaya Agro, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah

0 15 209

Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada Area Marjinal di Serawak Damai Estate, PT. Windu Nabatindo Lestari, Bumitama Gunajaya Agro, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah

0 12 171

Studi Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada Tanaman Menghasilkan (TM) di Perkebunan Bangun Koling Estate, PT. Windu Nabatindo Abadi, Bumitama Gunajaya Agro Grup, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah

0 8 175

Manajemen Penunasan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate, PT Windu Nabatindo Abadi, Kalimantan Tengah

2 19 54

Analisis Produktivitas Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Serawak Damai Estate (SDME), PT Windu Nabatindo Lestari (WNL), Bumitama Gunajaya Agro, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

5 16 191

Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit di Sungai Bahaur Estate, Bumitama Gunajaya Agro Group Plantation, Kalimantan Tengah

1 26 53

Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate, Bumitama Gunajaya Agro, Kalimantan Tengah

0 5 64

Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Koling Estate Bumitama Gunajaya Agro, Kalimantan Tengah

1 7 58

Manajemen pemupukan kelapa sawit di Sungai Cempaga Estate, PT. Windu Nabatindo Abadi, Bumitama Gunajaya Agro Group, Kalimantan Tengah

0 5 61

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Sungai Bahaur Estate Pt Bumitama Gunajaya Agro Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah

0 12 56