setiap kali kampanye. Partai Catch-All juga sering disebut sebagai Partai Electoral-Professional atau Partai Rational-Efficient.
4.Partai Kartel Partai jenis ini muncul akibat berkurangnya jumlah pemilih atau anggota
partai. Kekurangan ini berakibat pada suara mereka ditingkat parlemen. Untuk mengatasinya, para pemimpin partai saling berkoalisi untuk memperoleh kekuatan
yang cukup untuk bertahan. Dari sisi Partai Kartel, ideologi, janji pemilu, basis pemilih hampir sudah tidak memiliki arti lagi.
5.Partai Integratif Partai jenis ini berasal dari kelompok sosial tertentu yang mencoba
melakukan mobilisasi politik dan kegiatan partai. Mereka membawakan kepentingan spesifik suatu kelompok. Mereka juga berusaha membangun simpati
dari setiap pemilih dan membuat mereka menjadi anggota partai. Mereka melakukan propaganda yang dilakukan anggota secara sukarela, berpartisipasi
dalam bantuan-bantuan sosial.
14
6.2. Sistem Multi Partai
Klasifikasi partai politik menurut jumlah sistem partai yang ada dalam suatu negara, klasifikasi ini dikemukakan oleh Maurice Duverger dalam bukunya
Political Parties, yaitu Sistem partai tunggal one-party system, Sistem dwi partai two-party system, Sistem multi partai multi-party system
15
Sejarah mencatat untuk pertama kali partai politik tumbuh dan berkembang di negara-negara Eropa Barat merupakan satu tahap agar pemerintahan yang
dijalankan harus berdasarkan konstitusi dan perwakilan. Hasil pembangunan politiknya telah mampu membatasi kekuasaan monarki absolut dan perluasan hak-
hak warga negara, keberhasilan inilah yang mendorong meletusnya gagasan
14
Seta Basri. Op.Cit. Hal.122
15
A.Rahman H.I. 2007. Sistem Politik Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal.105-107
Universitas Sumatera Utara
bahwa rakyat merupakan faktor yang perlu diperhitungkan serta diikutsertakan dalam proses politik berfungsi menjadi penghubung antara rakyat dan pemerintah
dimana rakyat menentukan pilihannya dengan leluasa, memperjuangkan kepentingannya, mengkritik rezim yang memerintah, dan melakukan tata
hubungan politik.
16
Sistem multi partai merupakan suatu sitem yang terdiri atas lebih dari dua partai yang dominan sistem ini merupakan produk dari struktur masyarakat yang
majemuk, baik secara cultural maupun secara sosial ekonomi. Setiap golongan dalam masyarakat cenderung memelihara keterikatan dengan asal usul budayanya
dan memperjuangkan kepentingan melalui wadah politik tersendiri karena banyak partai yang bersaing untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan melaui
pemilihan umum, yang terjadi adalah pemerintahan koalisi dengan dua atau lebih partai yang secara bersama-sama dapat mencapai mayoritas di parlemen.
17
Penyebab adanya sistem multi partai ini adalah karena adanya aneka ragam suku, agama, ras, dan golongan yang ada dalam suatu negara. Negara-negara yang
menganut sistem ini adalah Indonesia, Malaysia, Belanda, Perancis, Swedia, dan sebagainya.
Dalam sistem ini tidak ada partai yang memiliki suara mayoritas di Parlemen, oleh karenanya harus melakukan koalisi agar pemerintahan dapat berjalan dengan
stabil. Dalam implementasinya pemerintahan yang demikian ini harus selalu mengutamakan musyawarah dan kompromi. Namun apabila terdapat satu partai
yang mendominasi, stabilitas politik dapat lebih dijamin. India sering dikemukan sebagai negara dimana terdapat dominasi satu partai one party dominance, tetapi
karena suasuanakompetitif maka pola dominasi setiap waktu dapat berubah.
18
16
Arifin Rahman. 2002. Sistem Politik Indonesia. Surabaya: SIC. Hal.92
17
Ramlan Surbakti.Op.Cit.,. Hal.161-162.
18
Drs. Haryanto. 1982. Sistem Politik: Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta. hal 98
Universitas Sumatera Utara
Sistem multi partai adalah sistem kepartaian di mana di dalam negara atau badan perwakilan terdapat lebih dari dua partai politik dan tidak ada satu pun
partai yang memegang mayoritas mutlak. Sistem multi partai dianggap lebih mencerminkan keanekaragaman budaya dan politik dibandingkan dengan sistem
dua partai. Hal-hal yang mendorong berkembangnya sistem multi partai adalah keanekaragaman komposisi masyarakat. Mengapa demikian? Karena perbedaan-
perbedaan ras, agama, dan suku merupakan faktor yang sangat kuat untuk menyatukan ikatan dalam satu wadah. Sistem multi partai lazimnya diperkuat oleh
sistem pemilihan perwakilan berimbang yang memberi kesempatan luas untuk tumbuhnya partai-partai dan golongan-golongan kecil.
Pola multipartai umumnya diperkuat oleh sistem pemilihan perwakilan berimbang proportional representation yang memberikan kesempatan luas bagi
pertumbuhan partai-partai dan golongan-golongan kecil. Melalui sistem ini partai- partai kecil dapat menarik keuntungan dari ketentuan bahwa kelebihan suara yang
diperolehnya disuatu daerah pemilihan dapat ditarik kedaerah pemilihan lain untuk menggenapkan jumlah suara yang diperlukan.
19
Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat kemajemukan masyarakat yang sangat tinggi dan memiliki pluralitas sosial yang sangat kompleks.
Komposisi masyarakat Indonesia terdiri atas suku, agama, dan identitas agama yang sangat majemuk. Struktur sosial masyarakat hampir memiliki hubungan
searah dengan tipologi partai politik diIndonesia hal ini dibuktikan dari partai politik di Indonesia yang kebanyakan masih dilandasi faktor ideologi dan faktor
identitas politik tertentu. Idealnya sesuai dengan fungsi dan tujuannya partai politik didirikan sebagai wadah artikulasi dan agregasi kepentingan masyarakat.
Indonesia berbeda dengan Amerika Serikat yang memiliki struktur sosial yang terlalu kompleks dan majemuk, sehingga sistem dwi partai di Amerika Serikat
sangat mapan dan cocok dengan karakter masyarakatnya, sementara Indonesia
19
Miriam Budiardjo. 1996. Demokrasi di Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. hal. 210
Universitas Sumatera Utara
memiliki kompleksitas struktur sosial masyarakat yang majemuk sehingga sistem multi partai menjadi sistem yang sulit dihindari sebagai konsekuensi demokrasi
dalam kebebasan berpendapat, berkumpul, dan berorganisasi. Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat kemajemukan masyarakat
yang sangat tinggi dan memiliki tingkat pluralitas sosial yang sangat kompleks. Komposisi masyrakat Indonesia terdiri dari suku, agama, dan identitas kedaerahan
yang sangat majemuk. Idealnya, sesuai dengan fungsi pembentukannya, partai politik didirikan sebagai wadah artikulasi dan agregasi kepentingan masyarakat.
Selain itu partai politik juga merupakan representasi kemajemukan masyarakat dan sebagai institusi perwakilan politik bagi berbagai lapisan masyarakat, seperti
kalangan profesional, buruh, petani, dan kelompok masyarakat lainnya. Konsekuensi umum yang telah menjadi karakteristik penerapan sistem
multipartai adalah tingkat pelembagaan sistem kepartaian rendah. Pengalaman beberapa negara yang sedang mengalami transisi politik yang menerapkan sistem
multipartai cenderung menciptakan sistem partai yang mudah retak fragile dan dengan tingkat pelembagaan yang rendah. Akibatnya gejala perpecahan internal
partai cukup menjadi kendala yang harus dialami oleh partai. Fenomena ini, diikuti oleh bertambahnya jumlah partai akan menyebabkan munculnya gejala
ketidakmampuan partai memelihara disiplin anggotanya yang mengakibatkan terjadinya perpindahan politisi dari satu partai ke partai yang lain.
Ada tiga aspek realitas politik Indonesia yang berperan dalam pelembagaan sistem multi partai, khususnya di Indonesia. Pertama, pluralitas masyarakat, yaitu
tingkat pluralitas sosial masyrakat, baik itu pluralitas dari stratifikasi sosial yang bersifat horizontal suku, agama, ras, daerah maupun stratifikasi sosial yang
bersifat vertikal. Kedua, faktor sejarah dan budaya politik. Ketiga, dukungan desain pemilihan umum, yang memiliki efek secara tidak langsung bagi
berjalannya sistem multi partai. Faktor utamanya adalah kemajemukan masyarakat. Faktor ini yang menyebabkan keniscayaan bagi penerapan sistem
Universitas Sumatera Utara
multipartai, sementara kemajemukan masyarakat merupakan sesuatu yang bersifat pemberian dalam struktur masyarakat Indonesia. Faktor kedua, sejarah dan sosio-
kultural masyarakat, merupakan faktor pendukung bagi terbentuknya sistem multi partai. Multi partai akan semakin bagus ketika ditopang sistem pemilihan
proporsional. Penerapan sistem pemilu proporsional menjadi faktor ketiga bagi terbentuknya sistem multi partai. Dan ketiga faktor ini merupakan suatu kesatuan
yang saling berhubungan dan mempengaruhi.
6.3. Sistem Pemerintahan Presidensial