lembaga kepresidenan dan yang menguasai parlemen dari partai yang berbeda. Salah satu kelemahan sistem presidensial dalam hal ini adalah ketegangan antara
lembaga eksekutif dan lembaga legislatif. Jika presiden mewakili salah satu partai dan parlemen mewakili partai lain, maka kesempatan presiden untuk bisa
menyelesaikan kegiatan sesuai dengan UU akan terlambat sekalipun dalam keadaan yang terbaik ia tetap membutuhkan para politisi di parlemen.
Kondisi pemerintahan presidensial di Indonesia pada periode 2004-2009 yang tidak stabil dan tidak konsisten dalam mengimplementasikan UUD 1945 tentang
sistem presidensial di Indonesia. Koalisi kabinet yang terbangun di Indonesia pada periode ini merupakan koalisi yang sifatnya sementara dan pragmatis karena
hanya didasarkan pada kepentingan elit partai politik dan kepentingan kekuasaan. Koalisi yang terbangun tidak lagi didasari oleh faktor ideology atau persamaan
tujuan dan cita-cita partai politik tersebut. Disisi lain kewenangan dan hak preogratif presiden dalam menentukan kabinet tidak didasari oleh konsep zaken
kabinet tetapi atas pertimbangan dan perimbangan partai politik di parlemen. Ada sesuatu yang tidak lazim dalam pemerintahan presidensial di Indonesia, yaitu
kekuasaan parlemen lebih kuat dari kekuasaan presiden dalam memerintah yang membuat sistem pemerintahan di Indonesia seakan menganut sistem parlementer,
hal tersebutlah yang membuat saya tertarik untuk meneliti tentang pengaruh sistem multipartai terhadap sistem presidensial di Indonesia.
I.2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian saya ini adalah “Bagaimana pengaruh sistem multi-partai terhadap sistem pemerintahan presidensial di Indonesia pada
pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla periode 2004-2009 ”.
I.3. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah adalah usaha untuk menetapkan masalah dalam batasan penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini berguna untuk mengidentifikasi
Universitas Sumatera Utara
faktor mana saja yang termasuk kedalam masalah penelitian dan faktor mana saja yang tidak termasuk kedalam ruang penelitian tersebut. Maka untuk memperjelas
dan membatasi ruang lingkup penelitian dengan tujuan menghasilkan uraisan yang sitematis diperlukan adanya batasan masalah. Adapun pembatasan masalah
yang akan diteliti oleh penulis yaitu : 1.
Faktor penentu terbentuknya partai-partai koalisi yang mengusung Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Presiden.
2. Pengaruh dari Jusuf Kalla sebagai ketua umum Golkar terhadap kebijakan-
kebijakan pemerintah
I.4. Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk: 1.
Mengetahui bagaimana sistem multi-partai di Indonesia 2.
Memahami bagaimana sistem presidensial di Indonesia 3.
Mengetahui pengaruh sistem multi-partai terhadap sistem pemerintahan presidensial di Indonesia, dimasa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-
Jusuf Kalla periode 2004-2009.
I.5. Signifikansi Penelitian
1. Secara pribadi penelitian mampu mengasah kemampuan peneliti dalam melakukan sebuah proses penelitian yang bersifat ilmiah dan memberikan
pengetahuan yang baru bagi peneliti sendiri. 2. Secara teoritis, penelitian ini merupakan kajian ilmu politik yang diharapkan
mampu memberikan kontribusi pemikiran mengenai Partai Politik, sistem Pemerintahan dan memberi solusi atas permasalahan bangsa.
3. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah khazanah ilmu
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan dalam Ilmu Politik, dan menjadi referensikepustakaan bagi Departemen Ilmu Politik Fisip USU
I.6. Kerangka Teori 6.1. Partai Politik