Permintaan Souvenir Kupu-kupu di Bogor dan Jakarta

PERMINTAAN SOUVENIR KUPU-KUPU DI BOGOR
DAN JAKARTA

AZIS MAULANA YUSUF

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Permintaan Souviner
Kupu-kupu di Bogor dan Jakarta, adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014

AZIS MAULANA YUSUF
NIM E34080019

ABSTRAK
AZIS MAULANA YUSUF Permintaan Souvenir Kupu-kupu di Bogor dan
Jakarta.Dibimbing oleh
BURHANUDDIN
MASYUD dan
TUTUT
SUNARMINTO.
Kupu-kupu adalah salah satu satwa yang memiliki banyak manfaat,
diantaranya dikembangkan sebagai produk souvenir dengan berbagai bentuknya.
Untuk mengembangkannya sebagai komoditas ekonomi diperlukan informasi
pasar tentang bentuk souvenir yang menjadi permintaan konsumen. Penelitian
dilakukan dengan mengidentifikasi produk-produk kerajinan souvenir kupu-kupu
yang saat ini dihasilkan dan dijual oleh para pengrajin, serta mengidentifikasi
preferensi (kesukaan) konsumen terhadap souvenir kupu-kupu di Jakarta dan
Bogor. Penelitian dilakukan dengan survei pendahuluan (toko penjual souvenir),

wawancara dengan penjual/pengrajin, dan penyebaran kuesioner kepada
konsumen potensial di wilayah Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
produk souvenir kupu-kupu yang paling banyak dijual di Bogor dan Jakarta
berturut-turut dari terbanyak adalah embedding, figura, dan laminating. Preferensi
konsumen terhadap souvenir kupu-kupu tidak berbeda pada semua strata
ekonomi. Souvenir kupu-kupu yang paling disukai berasal dari family
Papilionidae. Umumnya konsumen memilih model unik dengan isi kupu-kupu 3
sampai lebih dari 4 ekor dan ukuran sedang sampai besar. Adapun faktor harga
tidak menjadi pertimbangan bagi konsumen pada strata ekonomi yang tinggi.
Keyword : kupu-kupu, preferensi, souvenir

ABSTRACT
AZIS MAULANA YUSUF Demand souvenir Butterflies in Bogor and Jakarta.
Superviced by
BURHANUDDIN
MASYUD and
TUTUT
SUNARMINTO
Butterflies are one of the animal has many benefits, including developed as
souvenirs of various shape. To develop it as a commodity market information is

required about the economic forms consumer tastes become souvenirs. This
research was conducted by identifying products of handicraft souvenirs butterflies
that are currently produced and sold by the craftsmen, and identify consumer
preferences (favorite) to souvenirs of butterflies in Jakarta and Bogor. Research
done by the preliminary survey (souvenir sellers of souvenirs), interviews with
sellers/craftsmen, and dissemination of the questionnaire to potential consumers in
the area of Bogor. The results showed that the souvenirs most butterflies a lot for
sale in Bogor and Jakarta respectively from the most is the embedding, figura, and
laminating. Prefrensi ( fondness ) consumers against souvenirs butterflies no
different on all strata economy. Souvenir butterflies most favored derived from
family papilionidae. Generally consumers choose unique model with the content
of butterflies 3 to more than 4 tail and medium-size to large. The prices are not
factor into consideration for those in high economics strata
Keyword : butterfly, preference, souvenirs

PERMINTAAN SOUVENIR KUPU-KUPU DI BOGOR DAN
JAKARTA

AZIS MAULANA YUSUF
Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi

: Permintaan Souvenir Kupu-kupu di Bogor dan Jakarta

Nama

: Azis Maulana Yusuf

NIM


: E34080019

Disetujui oleh

Dr Ir Burhanuddin Masy‟ud, MS
Pembimbing I

Dr Ir Tutut Sunarminto, MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan berkah serta rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Permintaan Souvenir Kupu-kupu di Bogor dan Jakarta”. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu prasyarat untuk memperoleh gelar sarjana dari
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas kehutanan,
Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini menggambarkan Analisis Pengembangan
Produk Kerajinan Cenderamata Kupu-kupu, dengan upaya untuk dapat
mengetahui keinginan para konsumen.
Berbagai hambatan di alamai penulis mulai dari penyusunan proposal
sampai dengan penyelesaian penulisan skripsi. Namun berkat kemurahan ALLAH
swt dan para pembimbing berbagai hambatan tersebut dapat dilalui. Untuk itu
penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Dr Ir Burhanuddin Masy‟ud, MS
dan Dr Ir Tutut Sunarminto, MSi selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan serta bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini, Ungkapan
terima kasih juga disampaikan kepada, ibu (Tini Supartini), seluruh keluarga besar
KSHE, HIMAKOVA dan Edelweis, serta sahabat-sahabat terbaik saya khususnya
Lerissa atas segala doa dan kasih sayangnya.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa tulisan ini masih
jauh dari sempurna. Atas segala kekurangan dari skripsi serta berbagai kekeliruan
dan kesalahan dalam proses penyusunan skripsi, maka dengan segala kerendahan
hati peulis meminta maaf. Namun demikian, penulis berharap semoga karya ini

dapat memberi manfaat dan kebaikan bagi semua pihak.

Bogor, Agustus 2014

AZIS MAULANA YUSUF

DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR TABEL

vii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang


1

Tujuan

1

Manfaat

2

Kerangka Pemikiran

2

METODE PENELITIAN

3

Waktu dan Lokasi Penelitian


3

Alat dan Bahan

3

Jenis dan Metode Pengambilan Data

3

Analisis Data

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

7

Jenis Produk Souvenir Kupu-kupu yang Dijual dan Persepsi

Penjual/Produsen
Persepsi Konsumen terhadap Produk Souvenir Kupu-kupu
SIMPULAN DAN SARAN

7
10
21

Simpulan

22

Saran

22

DAFTAR PUSTAKA

22


LAMPIRAN

23

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4

Kerangka pemikiran
Contoh bentuk souvenir kupu-kupu yang dijual di Jakarta
dan Bogor.
Perbandingan nilai persepsiantar lokasi produsenterhadap
penjualan souvenir kupu-kupu
Perbandingan nilai persepsiantar lokasi produsen terhadap
Pasokan barang souvenir kupu-kupu

2
8
9
9

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

13

14

15
16
17

Lokasi penelitian
Jenis data dan teknik pengumpulan data
Kaidah penarikan contoh responden dari anggota
masyarakat di desa contoh di wilayah Kota Bogor
Bentuk produk souvenir kupu-kupu yang diproduksi dan
dijual
Rataan jumlah penjualan souvenir kupu-kupu (unit)
perbulan di setiap lokasi penjualan
Karakteristik Konsumen
Perbandingan Pengetahuan Konsumen terhadap kupu-kupu
Perbandingan pengetahuan antar konsumen terhadap
sumber informasi souvenir kupu-kupu
Perbandingan nilai motovasi antar konsumen terhadap
motivasi membeli souvenir kupu-kupu
Perbandingan nilai kesukaan antar konsumen terhadap
produk souvenir kupu-kupu
Perbandingan nilai kesukaan antar konsumen terhadap
kriteria kupu-kupu
Perbandingan nilai persepsi antar konsumen terhadap kupukupu jenis papilionidae, Pieridae, Nympalidae dan
Lycaenidae
Perbandingan nilai persepsi antar konsumen terhadap
Produk souvenir kupu-kupu model figura, Embedding, dan
Lminating
Perbandingan nilai persepsi antar konsumen terhadap
ukuran Produk souvenir kupu-kupu model Figura,
Embedding dan Laminating
Perbandingan nilai persepsi antar konsumen terhadap Isi
kupu-kupu dalam figura, Embedding Laminating
Perbandingan nilai persepsi antar konsumen terhadap Bahan
figura
perbandingan nilai persepsi antar konsumen terhadap harga
souvenir kupu-kupu model figura, embedding, laminating

3
4
5
7
7
11
11
12
13
13
14

15

16

18
19
19
20

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kupu-kupu merupakan salah satu satwa yang memiliki banyak manfaat
diantaranya manfaat ekonomi, karena kupu-kupu selain dapat digunakan sebagai
satwa koleksi juga dapat dijadikan sebagai objek rekreasi. Satwa koleksi ini dapat
berupa souvenir (souvenir) berbentuk hiasan dinding (figura), kartu nama, kartu
ucapan selamat, embedding, dan barang-barang dekorasi. Penangkaran kupu-kupu
ataupun taman kupu-kupu juga diketahui merupakan salah satu bentuk
pemanfaatan kupu-kupu sebagai objek rekreasi/wisata yang banyak diminati dan
menghasilkan manfaat ekonomi yang cukup tinggi.
Berdasarkan manfaat ekonominya itu, ternyata nilai ekonomi spesimen
kupu-kupu sebagai produk souvenir cukup bervariasi dari yang relatif murah
sampai cukup mahal, seperti US$1 untuk spesimen lokal atau spesimen yang
sering ditemukan hingga US$ 3.400 untuk spesimen langka (Syahputra 2011).
Potensi ekonomi inilah yang menyebabkan kupu-kupu banyak diburu oleh
kolektor untuk dijadikan sebagai koleksi dalam aneka bentuk souvenir untuk
diperdagangkan.
Sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan pola dan
gaya hidup masyarakat khususnya di perkotaan, maka diperkirakan bahwa
permintaan masyarakat perkotaan terhadap barang-barang souvenir juga semakin
meningkat termasuk souvenir kupu-kupu. Ragam bentuk dan model souvenir
ternyata juga berkembang sejalan dengan kemajuan teknologi yang semakin
memungkinkan teknik pembuatan souvenir menjadi lebih sempurna dan alamiah.
Ini berarti bahwa peluang untuk mengembangkan ragam produk souvenir kupukupu juga semakin besar. Agar upaya pengembangan produk souvenir kupu-kupu
tersebut sebagai suatu unit usaha yang menguntungkan dan berkelanjutan, maka
keputusan untuk membuat suatu produk souvenir tersebut harus disesuaikan
dengan permintaan (persepsi, motivasi, selera, atau preferensi) konsumen
termasuk harga yang tepat sesuai daya beli konsumen.
Berdasarkan pemikiran di atas, penelitian tentang permintaan produk
souvenir kupu-kupu ini dipandang penting untuk dilakukan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan pengembangan produk souvenir kupu-kupu. Pemilihan
kota Jakarta dan Bogor sebagai lokasi dari penelitian ini didasarkan pada
pertimbangan bahwa kedua kota ini merupakan pusat bisnis dan wisata yang
potensial dan prospektif, dan secara teknis dari segi aksesibilitas juga relatif
mudah dijangkau.
Tujuan
Tujuan utama dari penelitian adalah untuk pengembangan produk
souvenir kupu-kupu berdasarkan selera konsumen. Tujuan ini dicapai dengan
mengidentifikasi produk-produk kerajinan souvenir kupu-kupu yang saat ini
dihasilkan dan dijual oleh para pengrajin, dan mengidentifikasi preferensi
(kesukaan) konsumen terhadap souvenir kupu-kupu di Jakarta dan Bogor.

2
Manfaat
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai bahan masukan bagi
pengrajin (pengusaha) souvenir kupu-kupu dalam pengembangan produk yang
sesuai dengan permintaan pasar (konsumen) dan pengembangan penangkaran
kupu-kupu untuk menyediakan bahan baku kupu-kupu. Selain itu juga diharapkan
sebagai masukan bagi pengambil kebijakan dalam mendorong pengembangan
usaha penangkaran kupu-kupu dan pembinaan pengrajin souvenir kupu-kupu
untuk menghasilkan produk souvenir yang berkualitas dengan nilai ekonomi yang
lebih baik.
Kerangka Pemikiran
Kupu-kupu merupakan satwa yang memiliki banyak manfaat, baik dari sisi
keindahan bentuk dan pola warna sayap, ragam produk kerajinan yang dihasilkan,
dan juga sebagai objek daya tarik wisata. Produk kerajinan souvenir (souvenir)
kupu-kupu mempunyai berbagai macam bentuk kerajinan yaitu berupa hiasan
dinding (figura), kartu nama, kartu ucapan selamat, embedding, laminating dan
lain sebagainya. Berdasarkan manfaat yang diperoleh tersebut, kupu-kupu
memiliki nilai ekonomi yang bervariasi dari yang murah sampai mahal. Akibatnya
permintaan dan penawarannya sebagai komoditas ekonomi juga cenderung
meningkat dan semakin besar di pasar. Secara skematis kerangka pemikiran
umum dari penelitian ini disajikan pada Gambar 1.
KUPU-KUPU

Souvenir

Variabel Esensial (Supply)

Bahan
Baku

Iklim
Usaha

Teknologi
Produksi

Variabel Esensial (Demand)

Harga
Barang
Subtitusi

Persepsi

Motivasi

Preferensi

Pengembangan produk
Souvenir Kupu-kupu

Desain

Harga

Jenis Kupu-kupu

Gambar 1 Kerangka Penelitian.

Daya
Beli

3
Ada empat variabel esensial yang terkait dengan permintaan suatu produk
ekonomi, yakni (1) persepsi, (2) motivasi, (3) preferensi, dan (4) daya beli
(Gambar 1).Dari sisi penawaran juga diketahui ada empat variabel esensial yang
mempengaruhinya yakni (1) bahan baku, (2) teknologi produksi, (3) iklim usaha,
dan (4) harga barang substitusi. Faktor-faktor ini selalu dijadikan sebagai dasar
pertimbangan didalam pengambilan keputusan untuk melakukan pengembangan
suatu produk.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka dari sisi permitaan (suply) salah satu
informasi pasar yang diperlukan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
untuk mengembangkan suatu produk souvenir kupu-kupu adalah preferensi
konsumen. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran dilakukannya penelitian
tentang permintaan produk kerajinan souvenir kupu-kupu ini..

METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di wilayah Bogor dan Jakarta, pada Maret – April
2013. Pemilihan wilayah Bogor dan Jakarta didasarkan pada pertimbangan bahwa
kedua kota ini merupakan pusat bisnis dan wisata yang memiliki potensi dan
prospek yang baik dalam bisnis souvenir kupu-kupu, dan secara teknis
aksesibilitasnya mudah dijangkau oleh peneliti. Secara spesifik lokasi yang dipilih
adalah toko atau pasar yang diketahui menjual aneka produk souvenir termasuk
souvenir kupu-kupu. Secara keseluruhan ada empat lokasi yang menjadi sasaran
penelitian, masing-masing dua lokasi di Jakarta dan Bogor seperti disajikan pada
Tabel 1.

Lokasi
1
2
3
4

Tabel 1 Lokasi pengumpulan data penelitian
Nama tempat
Profesi
TMII (Taman Mini Indonesia Indah)
Produsen sekaligus penjual
Terminal 2B Bandara Soekarno Hatta Penjual
Taman Matahari Puncak Bogor
Penjual
Mekarsari Bogor
Penjual
Alat, Bahan dan Obyek Penelitian

Alat yang dipergunakan meliputi Buku Identifikasi Kupu-kupu (Butterfly of
the world) (Smart 1975), kamera, tape recorder, dan buku catatan. Bahan yang
digunakan adalah panduan wawancara, dan tally sheet.Objek yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kupu-kupu dan aneka produk souvenir kupu-kupu
yang diperdagangkan, produse atau pedagang (penjual) dan pembeli (konsumen).
Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan meliputi:(1) data tentang jenis produk souvenir
kupu-kupu yang diproduksi dan dijual di pasar atau toko-toko souvenir di Bogor
dan Jakarta, mencakup bentuk, model, ukuran, harga produk; (2) data persepsi dan

4
preferensi pengrajin (produsen), pedagang/penjual dan konsumen tentang kupukupu dan produk souvenir kupu-kupu. Data-data ini dikumpulkan dengan
menggunakan metode survei, observasi dan wawancara mendalam baik dengan
pengrajin/penjual dan konsumen. Wawancara dilakukan dengan menggunakan
alat bantu kuesioner. Secara singkat jenis data dan teknik pengumpulan data
disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Jenis data dan teknik pengumpulan data
Tahap
Penelitian

Data yang dikumpulkan

Teknik
Pengambilan
Contoh
Observasi

Responden/
Sumber Data

Pertama,
Survai
Pendahuluan

Toko atau pasar yang menjual
souvenir, jenis (bentuk, model)
souvenir kupu-kupu

Kedua,
Pengumpulan
Data terkait
pengrajin/
penjual

a. Pengraji/Pembuat produk:
- Skala usaha dan jumlah produk
- Jaringan usaha
- Kondisi usaha
- Jenis souvenir yang diproduksi
b. Pedagang/Penjual:
- Sskala usaha dan jumlah
produk yang dijual
- Jaringan usaha
- Kondisi usaha
- Jenis souvenir yang dijual,
- Harga produk souvenir

SnowballWawancara
dengan
kuisioner

Pengrajin dan
pedagang/
penjual yang
mewakili skala
usaha
kecil,
menengah dan
besar.

Persepsi (pengetahuan) tentang
jenis Kupu-kupu
Preferensi pola/ warna kupukupu
Bentuk produk souvenir yang
diminati (preferensi)
Harga Produk

Stratified
random
sampling
Wawancara
dengan
Kuisioner

N = 90 orang
konsumen,
terdiri dari
masingmasing n= 30
orang untuk
setiap strata
ekonomi

Ketiga,
Pengumpulan
Data pada
Konsumen

-

Observasi

Secara keseluruhan pengumpulan data berdasarkan Tabel 2 di atas,
dilakukan melalui 3 tahap, yaitu:
Tahap Pertama, survai pendahuluan, yaitu tahap awal dengan melakukan
pengamatan pendahuluan guna mengumpulkan data yang berguna untuk
memperkuat permasalahan yang terjadi sehingga peneliti yakin dapat
dilaksanakan. Pada tahap ini juga diidentifikasi dan ditetapkannya lokasi-lokasi
yang menjadi pusat penjualan aneka souvenir termasuk souvenir kupu-kupu untuk
dijadikan sebagai lokasi penelitian.
Tahap Kedua, pengumpulan data lapang yang terkait dengan
pengrajin/pembuat dan penjual produk souvenir kupu-kupu, yaitu melakukan
observasi langsung di pasar atau toko penjualan souvenir yang sudah
diidentifikasi dalam survei pendahuluan, diikuti dengan melakukan wawancara
langsung dengan pengrajin/penjual souvenir menggunakan kuisioner. Penentuan

5
contoh dilakukan berdasarkan teknik snowball, dengan membuat kategori
berdasarkan skala usaha (kecil, menengah dan besar).
Tahap Ketiga, pengumpulan data yang terkait dengan persepsi dan
preferensi konsumen, dilakukan dengan wawancara langsung menggunakan
kuisioner. Penetapan konsumen sebagai responden dalam penelitian ini adalah
warga masyarakat yang dipandang potensial sebagai pembeli souvenir kupu-kupu.
Didasarkan pada pertimbangan keterjangkauan teknis penelitian, maka penetapan
warga masyarakat sebagai konsumen yang dijadikan sebagai responden adalah
masyarakat Bogor. Dengan mengacu pada cara pengambilan cotoh acak bertujuan
(Stratified Random Sampling) yaitu pengambilan contoh secara acak dengan
keadaan atau tujuan yang kita kehendaki (Buangin 2011), maka penetapan
responden tersebut ditentukan berdasarkan karakteristik sosial ekonominya
dengan membagi daerah contoh menjadi tiga kategori dilihat dari tingkat
ekonominya, yaitu strata 1, strata 2, dan strata 3. Penggolongan strata (tingkat)
ekonomi ini didasarkan pada daya listrikyang dimiliki setiap rumah. Rumah
dengan daya listrik 2200 watt dikategorikan sebagai kelas tinggi (strata 3).
Berdasarkan ketiga kategori kelas ekonomi tersebut maka jumlah total
responden yang diambil sebanyak 90 orang, masing-masing sebanyak 30 orang
responden untuk setiap kelas, sesuai dengan pernyataan Singarimbun dan Effendi
(1989) bahwa ukuran contoh terkecil untuk suatu penelitian sosial yang
menggunakan analisa data dengan statistik adalah sebanyak 30 orang.Mengacu
pada sistem acak sistematis, maka penarikan contoh responden dari populasi
disetiap lokasi penelitian seperti disajikan pada Tabel 2.
Tabel 3 Kaidah penarikan contoh responden dari anggota masyarakat di desa
contoh di wilayah Kota Bogor
Strata Lokasi
Jumlah
Responden terpilih
rumah
1
Kawung luwuk
250
Kelipatan 8
2
Sutiragen raya
325
Kelipatan 10
3
Indraprasta 2 (jln Janaka 2)
350
Kelipatan 11
Analisis Data
Data yang terkumpul yang terkait dengan produk souvenir yang dijual baik
bentuk, kategori maupun harganya selanjutnya direkap, dihitung nilai rataannya,
untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif, kemudian disajikan dalam bentuk
uraian dilengkapi dengan Tabel dan gambar yang relevan. Adapun data yang
terkait dengan persepsi dan preferensi konsumen sebagai responden terhadap
berbagai aspek yang berhubungan dengan produk cinderatama kupu-kupu
dianalisis
dengan pendekatan kualitatif deskriptif menggunakan Skala
Likerdengan sistem skoring yang dimodifikasi mengacau pada Avenzora (2008).
Skoring dilakukan dengan cara melengkapi skala Likert menjadi sistem skoring
yang terstruktur. Apabila skala Likert bergerak dari skor 1 sampai dengan 5,
dalam penelitian ini dengan mengacu pada Sunarminto (2012) yang
mempertimbangkan karakter masyarakat Indonesia yang memiliki rentang

6
pemaknaan lebih panjang, maka skala yang digunakan adalah skala 1 sampai
dengan 7.
Berdasarkan skala tersebut, maka data persepsi yang dikumpulkan dalam
penlitian ini dirumuskan dalam skala Likert yang dimodifikasi (1-7) dengan
makna sebagai berikut : nilai skor 1 = “sangat buruk”, nilai 2 = “buruk”, nilai 3 =
“agak buruk”, nilai 4 = “sedang”, nilai 5 = “agak baik”, nilai 6 = “baik” dan nilai
7 = “sangat baik”. Pola pemaknaan dari setiap nilai tersebut dapat diubah sesuai
dengan kebutuhan(Sunarminto 2012).
Untuk mendapatkan nilai persepsi dari skor 1 sampai skor 7, maka pada
setiap kriteria untuk menilai suatu persepsi ditetapkan sejumlah indikator. Pada
setiap kriteria ditetapkan 7 (tujuh) indikator dengan setiap indikator bermakna
dengan nilai skor 1, sehingga bila setiap indikator terpenuhi maka diperoleh nilai
persepsi maksimal yakni nilai skor 7 untuk kriteria bersangkutan pada elemen
tertentu.
Nilai rata-rata untuk setiap aspek dan elemen yang dinilai merupakan nilai
persepsi responden terhadap aspek dan elemen bersangkutan. Selanjutnya nilai
persepsi tersebut diberikan deskripsi untuk menjelaskan makna dari persepsi
terhadap setiap aspek dan elemen-elemennya pada setiap mata rantai, baik rantai
suplai (supply chain), rantai permintaan (demand chain) dan rantai para pihak.
Data yang terkumpul dan telah diolah sebagai data non-parametrik
selanjutnya dianalisis menggunakan uji chi-kuadrat (χ2) untuk menguji hubungan
antar variabel dengan tingkat persepsi masyarakat. Rumus yang digunakan untuk
menghitungnya diacu dari Kountur (2005)sebagai berikut:

Keterangan :
: Nilai chi-kuadrat
A
: Nilai amatan
H
: Nilai harapan.



Hipotesis yang dipakai untuk menguji hubungan antara variabel dengan
tingkat persepsi responden yaitu :
a.
= Tidak terdapat hubungan antara variable dengan tingkat persepsi
responden
b.
= Terdapat hubungan antara variabel dengan tingkat persepsi responden
sedangkan nilai
dibandingkan dengan
pada tingkat
kepercayaan 95% dan 99% dengan derajat bebas tertentu. Kriteria keputusan
untuk uji nyata ini adalah sebagai berikut:
a. Apabila nilai
>
maka terima
, yang berarti terdapat
hubungan antara variabel dengan tingkat persepsi responden.
b. Apabila nilai
<
maka terima , yang berarti tidak terdapat
hubungan antara variabel dengan tingkat persepsi responden.

7

HASIL DAN PEMBAHASAN
Jenis Produk Souvenir Kupu-kupu yang Dijual dan Persepsi
Penjual/Produsen
Jenis Produk Souvenir Kupu-kupu yang Dijual
Hasil penelitian diketahui setidaknya ada tiga bentuk produk souvenir kupukupu yang diproduksi dan dijual di empat lokasi penelitian (Bogor dan Jakarta),
masing-masing betuk terdiri dari paling tidak tiga model yakni persegi, lingkaran,
elips dan bentuk kupu, masing-masing dengan ukuran dan isi kupu-kupunya
bervariasi dari 1 ekor kupu-kupu sampai 5 ekor kupu-kupu. Harga jual setiap
bentuk dan kategori souvenir juga bervariasi mulai yang termurah Rp 6.250,(enam ribu dua ratus lima puluh rupiah) sampai termahal seharga Rp 350.000,(tigaratus lima puluh ribu rupiah). Rekapitulasi hasil penelitian tentang produk
souvenir (souvenir)yang diproduksi dan dijual disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Bentuk produk souvenir kupu-kupu yang diproduksi dan dijual
No

Bentuk
Produk

Kategori
Isi kupu-kupu

Model

1

Figura

a. persegi
b. persegi
c. persegi panjang

2

Embedding a. lingkaran
b.elips
c. persegi

3

Laminating a. bentuk kupu
b. lingkaran
c. persegi

Ukuran
(cm)

Harga Rata
– rata
(Rp)

1
3
4-5

10x10
10x15
10x30

67.500
208.750
350.000

1
2
3

D 4x4
D 4x8
S4

8.750
38.125
67.500

5x5
6x6
7x7

6.250
28.750
51.250

Berdasarkan Tabel 4, rataan jumlah penjualan dari ketiga bentuk produk
souvenir kupu-kupu dan produk lain di masing-masing lokasi contoh disajikan
pada Tabel 5. Contoh bentuk produk souvenir kupu-kupu yang dijual ditunjukkan
pada Gambar 2.
Tabel 5 Rataan jumlah penjualan souvenir kupu-kupu (unit) perbulan di setiap
lokasi penjualan
No Bentuk
Produk
TMII

1
2
3
4

Figura
Embedding
Laminating
Barang lain
Jumlah

90
150
60
30
330

Lokasi
Bandara
Taman
Soekarno- Matahari
Hatta
Cisarua

60
120
30
30
240

30
90
30
30
180

Taman Buah
Mekarsari

30
90
30
30
180

Rata – rata

52
112
37
30

8

(a)

(b)

(c)
Gambar 2 Contoh bentuk souvenir kupu-kupu yang dijual di Jakarta dan Bogor.
(a) Figura (b) Embedding (c) Laminating
Berdasarkan data pada Tabel 4 diketahui bahwa dari tiga bentuk produk
yang dijual, bentuk figura memiliki harga paling tinggi. Perbedaan harga ini
antara lain ditentukan oleh ukuran dan jumlah kupu-kupu yang digunakan dalam
satu jenis produk. Secara umum ternyata produk berbentuk figura dengan ukuran
yang lebih besar dan jumlah kupu-kupu yang lebih banyak memiliki harga jual
yang lebih mahal dibandingkan dengan produk lainnya.Selain itu perbedaan harga
tersebut juga dipengaruhi oleh lokasi dimana produk itu dijual. Dari keempat
lokasi penjualan produk souvenirkupu-kupu yang diteliti ternyata Bandara
Soekarno-Hatta merupakan lokasi penjualan dengan harga yang relatif lebih
mahal dibandingkan dengan tiga lokasi lain (TMII, Taman Matahari dan
Mekarsari). Adapun dilihat dari rataan jumlah produk yang dijual setiap bulan,
dari data Tabel 5 diketahui bahwa secara umum TMII merupakan lokasi dengan
rataan jumlah penjulan per bulan terbanyak, sedangkan bentuk produk yang
terbanyak dijual adalah embedding yakni sekitar 112 unit (interval 90-150 unit).
Persepsi Penjual/Produsen tentang Produk Souvenir Kupu-kupu
Hasil analisis persepsi penjual/produsen tentang bentuk produk souvenir
kupu-kupu yang prospektif dijual di keempat lokasi contoh menunjukkan bahwa
secara umum ketiga bentuk produk souvenir yang dijual (figura, emmbeding dan
laminating) termasuk ke dalam kategori agak tinggi (rata-rata skor persepsi 5)
seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Hal ini antara lain didasarkan pada rata-rata
jumlah penjualan ketiga produk souvenir setiap bulan yang relatif lebih banyak
seperti ditunjukkan pada Tabel 5 di atas.

Nilai Persepsi

9

8
6
4
2
0
Figura

Lokasi 1

Embeding Laminating

Barang
umum
sebagai
Jenis Produk
oleh-oleh
Lokasi 2
Lokasi 3
Lokasi 4

Keterangan:
1
=
sangat
rendah
2 = rendah
3 = agak rendah
4 = biasa saja
5 = agak tinggi
6 = tinggi
7 = sangat tinggi

Gambar 3 Perbandingan persepsi penjual/produsen souvenir kupu-kupu di setiap
lokasi penjualan di Jakarta dan Bogor.

Nilai Persepsi

Dilihat dari segi sumber pasokan produk souvenir kupu-kupu yang
diproduksi atau dijual, ternyata diketahui adanya perbedaan persepsi diantara
penjual/produsen seperti ditunjukkan pada Gambar 4.
8
6
4
2
0
Buatan sendiri Penangkaran
sendiri

membeli
langsung ke
produsen

membeli ke
pemasok
khusus

Pasokan
Lokasi 1

Lokasi 2

Lokasi 3

Keterangan:
1 = sangat rendah
2 = rendah
3 = agak rendah
4 = biasa saja
5 = agak tinggi
6 = tinggi
7 = sangat tinggi

Lokasi 4

Gambar 4 Perbandingan persepsi penjual tentang sumber pasokan souvenir kupukupu yang dijual.
Gambar 4 tersebut menunjukkan perbedaan pendapat (persepsi) para penjual
tentang sumber pasokan souvenir kupu-kupu yang dijualnya, yakni ada yang
berasal dari hasil produksi sendiri, penangkaran kupu-kupu, membeli dari
produsen lain, dan juga dari pedagang lain. Pasokan souvenir kupu-kupu di
Lokasi 1 (TMII) umumnya dibuat sendiri karena selain bertindak sebagai penjual
juga sekaligus bertindak sebagai produsen dan pemilik penangkar kupu-kupu
yang menyediakan sendiri bahan baku kupu-kupunya. Selain berasal dari hasil
produksi sendiri, penjual di Lokasi 1 (TMII) juga membeli souvenir untuk dijual
dari sumber lain. Sedangkan untuk penjual souvenir kupu-kupu di Lokasi 2
(Bandara Soekarno-Hatta), Lokasi 3 (Taman Matahari Cisarua) dan Lokasi 4
(Taman Buah Mekarsari) umumnya mereka hanya bertindak sebagai
penjual/pedagang dengan memperoleh pasokan souvenir dari tempat lain yakni
dari Bogor, Jakarta dan luar daerah seperti dari Maluku. Hal ini menunjukkan
bahwa ada peluang permintaan souvenir kupu-kupu oleh penjual di Jakarta dan
Bogor untuk diperdagangkan. Artinya ada potensi atau peluang yang menjanjikan

10
untuk membangun penangkaran kupu-kupu untuk menyediakan bahan
bakuataupun memproduksi souvenir kupu-kupu untuk diperdagangkan di wilayah
Jakarta dan Bogor.
Hasil wawancara dengan penjual souvenir kupu-kupu juga diketahui bahwa
tentang sistem pasokan barang souvenir kupu-kupu yang dijual antara lain
dilakukan dengan cara membeli tunai, tunda maupun konsinyasi. Periode pasokan
barang tidak menentu artinya bisa kapan saja, sedangkan sistem pemasokan
barang dilakukan dengan cara diterima ditempat (penjual). Terkait dengan harga
souvenir yang dipasok, terutama dari sisi produsen maka harga jual ditentukan
sendiri berdasarkan beberapa pertimbangan, seperti bentuk produk souvenir,
model dan ukuran souvenir, jenis dan jumlah yang digunakan.Umumnya makin
unik kupu-kupu dengan status sebagai jenis dilindungi maka harganya akan
semakin mahal. Selain itu, apabila dilihat dari lokasi penjualan souvenir kupukupu ternyata diketahui ada perbedaan persentase keuntungan dari harga
penjualan dan harga pembeliannya. Rata-rata persentase keuntungan penjual di
Lokasi 1 (TMII), Lokasi 3 (Taman Matahari Cisarua) dan Lokasi 4 (Taman Buah
Mekarsari) adalah sebesar 5-10 % relatif jauh lebih kecil dibandingkan dengan
keuntungan yang diperoleh penjual di Lokasi 2 (Bandara Soekarno-Hatta) yakni
mencapai 50-100%.
Persepsi Konsumen terhadap Produk Souvenir Kupu-kupu
Karakteristik Konsumen
Konsumen merupakan sasaran pemasaran yang sangat penting bagi penjual
souvenir kupu-kupu, sehingga pemahaman mengenai persepsi atau preferensi
konsumen terhadap produk souvenir kupu-kupu menjadi sangat penting sebagai
dasar didalam pengambilan keputusan pengembangan penangkaran kupu-kupu
maupun pembuatan produk souvenirnya. Ada beberapa karakteristik konsumen
yang diidentifikasi meliputi karakteristik psikografi (Kotler (1980 dalam Setyono
et al. 1991) yang meliputi jenis kelamin, pendidikan terakhir, status pernikahan,
pekerjaan, dan pendapatan rata-rata per bulan (uang saku per bulan bagi pelajar
atau mahasiswa). Menurut Amba (1998 karakteristik seperti jenis kelamin,
pendidikan, dan lainnya dapat mempengaruhi kemampuan dan kemauan
seseorang untuk ikut berpartisipasi dalam suatu kegiatan.Hasil identifikasi
karakteristik konsumen yang potensial sebagai pembeli souvenir kupu-kupu
seperti disajikan pada Tabel 6.
Data pada Tabel 6 menunjukkan adanya perbedaan karakteristik konsumen
berdasarkan ketiga strata ekonomi. Sebagian besar konsumen ternyata belum
pernah memiliki souvenir kupu-kupu, tidak tahu tentang adanya souvenir kupukupu juga tidak tahu dimana lokasi penjualan souvenir kupu-kupu. Selain itu juga
diketahui bahwa hanya sedikit konsumen yang menyatakan tidak suka dengan
kupu-kupu, artinya ada potensi dan peluang untuk mengembangkan pemahaman
mereka tentang daya tarik keindahan kupu-kupu maupun souvenir kupu-kupu.
Gambaran tentang pengetahuan konsumen tentang kupu-kupu disajikan pada
Tabel 6.

11

Tabel 6 Karakteristik konsumen souvenirkupu-kupu
Karakteristik konsumen
Strata 1
Strata 2
Jenis kelamin:
Laki-laki
15
15
Perempuan
15
15
Pekerjaan :
PNS
6
6
Pegawai Swasta
8
8
Pelajar
6
6
Pensiunan
3
3
Tidak Bekerja
4
4
Lainnya
3
3
Pendapatan (Rp/bulan):
2.500.000
1
0
Memiliki souvenir kupu-kupu :
Pernah
2
2
Belum
28
28
Lokasi pejual souvenir kupu-kupu :
tidak tahu tempat membeli
tidak tahu ada souvenir kupu-kupu
tidak suka dengan kupu- kupu
kualitas souvenir tidak bagus
tidak jawab

18
6
2
0
4

15
13
0
0
2

Strata 3
16
14
6
14
8
2
4
3
0
6
10
14
5
25

13
9
3
0
5

Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa ternyata rata-rata pengetahuan
konsumen tentang kupu-kupu relatif rendah karena umumnya termasuk kategori
tidak tahu (skor 2).

No
1
2
3
4
5
6
7

Tabel 7 Perbandingan pengetahuankonsumen tentang kupu-kupu
Kupu-kupu
Konsumen Strata KeRata-rata
1
2
3 Total
Perbedaan jenis kelamin
Proses metamorfosis
Fungsi dalam penyerbukan
Indikator lingkungan
Jenis-jenis
Habitat
Penelitian
Total
Rata-rata

2
4
4
3
2
3
3
21
3

1
3
2
2
1
2
1
12
1

2
4
4
2
5
2
2
21
3

Keterangan :1 = sangat tidak tahu; 2 = tidak tahu; 3 = agak tidak tahu
4 = biasa saja; 5 = agak tahu; 6 = tahu; 7 = sangat tahu.

5
11
10
7
8
7
6
54
7

1
3
3
2
2
2
2
15
2

12
Artinya secara umum konsumen tidak mengetahui informasi tentang kupukupu sebagai bahan baku souvenir dalam kehidupan sehari-hari, diduga karena
informasi ini masih belum begitu populer diantara serangga yang lain. Selain itu
ketidaktahuan konsumen terhadap kupu-kupu diduga bukan karena pendidikan
para konsumen yang rendah tetapi lebih dikaitkan dengan masih kurangnya
pengetahuan mereka tentang informasi souvenir (souvenir) dari kupu-kupu ini.
Amba (1998) menyatakan bahwa pengalaman hidup seseorang dapat
meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya tentang sesuatu. Konsumen
cenderung belum memiliki pengetahuan maka dari itu mereka belum tertarik
dengan kupu-kupu.
Terkait dengan bentuk sumber informasi bagi konsumen tentang souvenir
kupu-kupu, maka hasil penelitian menunjukkan sebagian besar konsumen
berpendapat bahwa sumber informasi yang lebih efektif mengenai keberadaan
souvenir kupu-kupu adalah melalui brosur/leflet/booklet. Artinya, sumber
informasi dalam melakukan sosialisasi penjualan souvenir kupu-kupu yang utama
adalah melalui brosur/leaflet/booklet atau dengan katalog atau sejenisnya karena
diduga lebih efektif dalam memotivasi konsumen untuk membeli souvenir
tersebut. Sedangkan sumber informasi lain adalah melalui koran/majalah/surat
kabar, kepelompok paguyuban dan media elektronik serta teman atau keluarga
(Tabel 8). Data tentang sumber informasi tersebut juga mengindikasikan bahwa
secara umum konsumen memiliki minat ataupun kebiasaan membaca sumber
informasi dari media cetak cukup baik. Hasil analisis statistik (uji X2) ternyata
terdapat hubungan antara konsumen dengan sumber informasi, yakni semakin
banyak konsumen mengetahui informasi tentang souvenir (souvenir) kupu-kupu
maka akan semakin banyak pula informasi tersebut menarik minat konsumen
untuk membeli souvenir.
Tabel 8 Perbandingan pengetahuan antar konsumen tentang sumber informasi
souvenir kupu-kupu
No
Sumber informasi
Konsumen Strata KeTotal Ratarata
1
2
3
1
2
3
4
5
6

Teman/keluarga/saudara
Iklan tv/ radio
Internet
Kelompok/ paguyuban
Koran/ majalah/ surat kabar
Brosur/ leaflet/ booklet
Total
Rata-rata

Keterangan :1 = sangat tidak efektif
4 = biasa saja
7 = sangat efektif

4
4
4
4
4
4
24
4
2 = tidak efektif
5 = agak efektif

2
2
3
2
4
5
18
3

3
3
2
3
3
3
17
2

9
9
9
9
11
12
59
9

3
3
3
3
3
4
15
2

3 = agak tidak efektif
6 = efektif

Dilihat dari motivasi atau alasan konsumen dalam membeli souvenir kupukupu baik untuk koleksi, pajangan, oleh-oleh maupun kenang-kenangan, maka
hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai motivasinya termasuk dalam kategori
agak rendah (skor 3), biasa saja (skor 4) sampai agak tinggi (skor 5) dengan nilai

13
rata-rata termasuk kategori agak rendah (skor 3) (Tabel 9). Rata-rata nilai
motivasi atau alasan konsumen dalam membeli souvenir kupu-kupu pada Strata 1
dan Strata 3 termasuk agak rendah (skor 3) sedangkan pada Strata 2 termasuk
biasa saja (skor 4). Hasil uji Chi-square diketahui bahwa tidak ada hubungan
antara konsumen dan motivasi pembelian souvenir kupu-kupu untuk koleksi,
berbeda dengan motivasi pembelian souvenir kupu-kupu sebagai pajangan, oleholeh dan kenangan ternyata terdapat hubungan (Lampiran 3). Diketahui bahwa
motivasi konsumen dalam pembelian souvenir kupu-kupu cenderung lebih
menyukainya untuk dijadikan sebagai Buah tangan dan kenang kenangan baik itu
untuk diri sendiri ataupun untuk kerabat, dan bukan didasarkan pada motivasi
untuk menjadikannya sebagai koleksi (kolektor).
Tabel 9 Perbandingan motovasi pembelian souvenir kupu-kupu antar konsumen
menurut strata ekonomi
No Bentuk motivasi
Konsumen Strata KeTotal Ratarata
1
2
3
1
Koleksi
3
4
4
11
3
2
Pajangan
4
4
3
11
3
3
Buah tangan
4
4
4
12
4
4
Kenang-kenangan
4
5
3
12
4
Total
15
17
14
46
4
Rata-rata
3
4
3
11
3
Keterangan :1 = sangat rendah
4 = biasa saja
7 = sangat tiggi

2 = rendah
5 = agak tinggi

3 = agak rendah
6 = tinggi

Persepsi Konsumen tentang Kesukaannya terhadap Produk Kupu-kupu
Hasil penelitian tentang nilai kesukaan konsumen terhadap tiga bentuk
produk souvenir kupu-kupu (figura atau offset, gantungan kunci atau embedding
dan laminating) yang dijual menunjukkan kategori biasa saja (skor 4) sampai agak
suka (skor 5).Konsumen Strata 2 berpendapat agak suka (skor 5) sedangkan
konsumen Strata 1 dan Strata 3 bersikap biasa saja (skor 4) (Tabel 10). Artinya
selera semua konsumen relatif sama terhadap ketiga bentuk produk souvenir
tersebut karena masing-masing memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri.
Tabel 10 Perbandingan nilai kesukaan antar konsumen terhadap produk souvenir
kupu-kupu
Konsumen Konsumen Konsumen Total RataNo Produk
Strata 2
Strata 3
rata
Strata 1
1 Figura
5
5
4
14
4
2 Embedding
5
5
4
14
4
3 Laminating
4
5
4
13
4
Total
14
15
12
41
12
Rata-rata
4
5
4
13
4
Keterangan :1 = sangat tidak suka
4 = biasa saja
7 = sangat suka.

2 = tidak suka
5 = agak suka

3 = agak tidak suka
6 = suka

14
Selain bentuk, kupu-kupu juga memliki beberapa kriteria yang menjadi daya
tarik bagi konsumen, diantaranya keindahan bentuk, keindahan motif, dan warna.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan nilai kesukaan konsumen
terhadap daya tarik kupu-kupu sebagai bahan souvenir, yakni termasuk pada
kategori biasa saja (skor 4) sampai agak suka (skor 5).Konsumen Strata 1 (miskin)
dan Konsumen Strata 3 (kaya) termasuk biasa saja (skor 4) dalam menilai daya
tarik kupu-kupu, sedangkan Konsumen Strata 2 (sedang) memberikan nilai agak
suka (skor 5) (Tabel 11). Hasil uji Chi-square ternyata diketahui tidak terdapat
hubungan antara kosumen dengan kesukaan mereka terhadap keindahan bentuk
dan motif, sedangkan terhadap keindahan warna ternyata terdapat hubungan yang
nyata (Lampiran ).
Tabel 11 Perbandingan nilai kesukaan antar konsumen terhadap kriteria kupukupu sebagai bahan souvenir.
No
1
2
3

Kriteria

Konsumen
Strata 1

Keindahan bentuk
5
Keindahan motif
5
Keindahan warna
4
Total
14
Rata-rata
4
Keterangan :1 = sangat tidak suka
4 = biasa saja

Konsumen
Strata 2

5
5
5
15
5
2 = tidak suka
5 = agak suka

Konsumen
Strata 3

Total

Ratarata

4
4
4
12
4

14
4
14
4
13
4
41
12
13
4
3 = agak tidak suka;
6 = suka 7 = sangat suka

Persepsi Konsumen terhadap Jenis Kupu-kupu
Kupu-kupu pada penamaan ilmiah menrut Symposium Royal Entomology
Society (1984) diacu dalam tesis Sihombing (1999) digolongkan kepada Kingdom
Animalia,
PhylumArthopoda,
ClassInsecta,
OrdoLepidoptera,
Sub
OrdoHeteroneura dan Super Familly Rhopalocera, dan selanjutnya digolongkan
kembali pada limafamili (Peggie & Amir 2006), yakni: Papilionidae, Pieridae,
Nympalidae, Lycanidae dan Hesperidae. Dalam penelitian ini hanya ada empat 4
famili yang menjadi bahan penilaian konsumen yakni Papilionidae, Pieridae,
Nympalidae, Lycanidae. Gambaran nilai persepsi konsumen terhadap jenis kupukupu dari keempat famili tersebut disajikan pada Tabel 12.
Hasil penelitian ini diketahui bahwa hampir semua konsumen pada ketiga
strata ekonomi memberikan penilaian jenis kupu-kupu dari Famili Papilionidae
termasuk kategor agak menarik (skor 5) sedangkan untuk jenis kupu-kupu dari
ketiga famili lainnya termasuk kategori agak tidak menarik (skor 3) sampai biasa
saja (skor 4). Hal ini dapat dipahami karena secara umum jenis kupu-kupu dari
Famili Papilionidae memang relatif menarik antara lain ditunjukkan oleh ragam
warnanya yang menarik seperti merah, kuning, hijau, dengan kombinasi hitam
dan putih, dengan ukuran sedang sampai besar, juga mempunyai ekor yang
merupakan perpanjangan sudut sayap belakang. beberapa jenis bersifat sexual
dimorphic (berbeda pola sayap antara jantan dan betinan), dan beberapa jenis
lainnya dari kupu-kupu betina bersifat polymorphic yaitu terdapat beberapa pola
sayap. Pada jenis-jenis dimana jantan dan betina tampak serupa, biasanya betina
tampak berukuran lebih besar dengan sayap yang lebih membulat.Hal-hal inilah
yang dinilai memberikan daya tarik bagi konsumen.

15
Tabel 12 Perbandingan nilai persepsi konsumen terhadap kupu-kupu jenis sebagai
bahan souvenir
Konsumen Strata KeNo Famili
Total Rata1
2
3
rata
1
Papilionidae
1)Papilio memnon
5
5
5
15
5
2)Grapium sarpedon
5
5
5
15
5
3)Trogonoptera brokiana
5
5
5
15
5
4)Losaria con
5
5
5
15
5
2
Pieridae
1)Eurema blanda
4
4
4
12
4
2)Leptosia nina
3
4
4
11
3
3)Catopsilia pyranthe
4
4
4
12
4
4)Delias hyparete
5
4
4
13
4
3
Nympalidae
1)Euploea mulciber
4
5
3
12
4
2)Elymnias hypermnestra
4
4
3
11
3
3)Junonia atlites
5
4
4
13
4
4)Ypthima horsfieldi
5
4
4
13
4
4
Lycaenidae
1)Jamides abdul
4
5
3
12
4
2)Jamides pura
4
4
3
11
3
3)Myltus symethus
4
3
3
10
3
4)Loxura atymnus fuconius
4
4
4
12
4
Rata-rata
4
4
3
12
3
Keterangan :1 = sangat tidak menarik 2 = tidak menarik 3 = agak tidak menarik
4 = biasa saja 5 = agak menarik 6 = menarik 7 = sangat menarik

Meskipun hasil analisis penilaian konsumen menunjukkan bahwa Famili
Papilionidae agak menarik bagi konsumen namun hasil uji Chi-square ternyata
menunjukkan tidak ada hubungan yang nyata antara konsumen dengan jenis-jenis
kupu-kupu. Hasil uji Chi-square tentang hubungan antara konsumen dengan jenis
kupu-kupu dari famili Pieridae juga menunjukkan tidak ada hubungan yang nyata,
sedangkan pada jenis kupu-kupu dari Famili Nymphalidaedan Famili Lycaenidae
ternyata menunjukkan ada hubungan yang nyata (Lampiran 3). Hal ini
mengandung makna bahwa di dalam pembuatan souvenir kupu-kupu harus
mempertimbangkan jenis kupu-kupu dengan daya tariknya masing-masing, karena
terkait dengan selera konsumen terhadap daya tarik dari keindahan kupu-kupu
baik dilihat dari segi pola warna, bentuk dan ukuran kupu-kupu. Artinya keunikan
dari setiap jenis-jenis kupu-kupu baik dari segi bentuk, motif dan warna harus
benar-benar dijadikan sebagai dasar pertimbangan atau kriteria utama kupu-kupu
yang akan dipilih sebagai bahan pembuatan souvenir karena terkait dengan selera
konsumen.

16
Persepsi Konsumen terhadap Model Produk Souvenir Kupu-kupu
Hasil analisis persepsi konsumen terhadap model produk souvenir kupukupu menunjukkan adanya perbedaan persepsi diantara kategori konsumen pada
Strata1 (miskin), Strata 2 (sedang) dan Strata 3 (kaya).Secara umum para
konsumen memberikan nilai dari agak tidak suka (skor 3), biasa saja (skor 4)
sampai agak suka (skor 5). Dari ketiga model souvenir, semua konsumen rata-rata
memberikan nilai biasa saja (skor 4) terhadap model embedding, sedangkan untuk
dua model souvenir lainnya yakni figura dan laminating semua konsumen
memberikan nilai dari agak tidak suka sampai agak suka (skor 5) dengan nilai
rataan berkisar agak tidak suka (skor 3) sampai biasa saja (skor 4) (Tabel 13).
Gambar model souvenir dari ketiga bentuk souvenir kupu-kupu yang ditanyakan
kepada konsumen disajikan pada Gambar 5.
Tabel 13 Perbandingan nilai persepsi antar konsumen terhadap model produk
souvenir kupu-kupu
No

Produk

1
Model Figura
1)Model 1
2)Model 2
3)Model 3
4)Model 4
5)Model 5
2
Model Embedding
1)Model 1
2)Model 2
3)Model 3
4)Model 4
5)Model 5
3
Model Laminating
1)Model 1
2)Model 2
3)Model 3
4)Model 4
5)Model 5
Rata-rata
Keterangan :1 = sangat tidak suka
4 = biasa saja

Total

Konsumen Strata Ke2

Ratarata

3

1

3
4
3
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
4
4
5
4
3
4
2 = tidak suka
5 = agak suka

3
10
3
3
10
3
4
12
4
4
13
4
4
13
4
3
12
4
4
2
4
4
12
4
3
12
4
4
13
4
5
13
4
4
11
3
4
12
4
4
11
3
4
11
3
4
12
4
4
13
4
3
10
3
3 = agak tidak suka
6 = suka 7 = sangat suka

Gambaran proses pembuatan ketiga bentuk produk souvenir kupu-kupu dapat
diuraikan secara singkat sebagai berikut :
Figura atauOffset merupakan salah satu bentuk pemanfaaan kupu-kupu
dengan cara menata kupu-kupu di dalam bingkai kaca yang kedap udara, dengan
mengutamakan aspek keindahan. Peroses pembuatan offset dimulai dari
perentangan spesimen, pengeringan menggunakan oven, dan penataan itu sendiri.
Offset biasanya dijadikan sebagai pajangan atau hiasan didinding rumah. Ukuran
dan jumlah kupu-kupu yang ditata bervariasi dari satu hingga puluhan jenis.

17
Embedding adalah metode pengawetan kupu-kupu dengan cara mencetak
kupu-kupu dalam cairan resin, kemudian dapat di bentuk menjadi aneka kerajinan
seperti gantungan kunci, asbak rokok, plakat, dan lain-lain. Proses pembuatan
embeding diawali dengan pembuatan cetakan, memasukan kupu-kupu lalu
menuangkan resin.
Laminating adalah bentuk/model souvenir kupu-kupu yang dilakukan
dengan cara mempress bagian dari tubuh kupu-kupu (umumnya bagian sayap) ke
dalam plastik. Contoh dari pengawetan laminating kupu- kupu ini adalah kipas
bermotif kupu-kupu, pembatas buku, aksesoris wanita (jepit rambut), dan lain
lain. Proses pembuatan ini tidak terlalu sulit karena hanya menempelkan bagian
sayap ke dalam benda plastik yang kita inginkan.
Dari ketiga kategori bentuk souvenir kupu-kupu tersebut, hasil analisis
statistik (Uji Chi-square) tentang hubungan konsumen dengan model souvenir
dari masing-masing bentuk figura, embedding dan laminting sebagai berikut:
Hasil analisis (uji Chi-square) tentang hubungan antara konsumen dengan
model suoviner yang diinginkan menunjukkan bahwa untuk kategori bentuk
figura atau offset dari lima model figura ternyata Model 1, Model 2 dan Model 5
tidak ada hubungan yang nyata sedangkan untuk figura Model 3 dan Model 4
terdapat hubungan yang nyata (Lampiran 3). Hal ini menunjukkan bahwa
konsumen lebih menyukai figura yang dibuat dari kupu-kupu yang jumlahnya
lebih banyak dan beranekaragam jenis.
Hasil analisis statistik (uji Chi-square) untuk model embedding juga
menunjukkan tidak ada hubungan yang nyata antara konsumen dengan
embedding Model 1, 3, 4 dan 5, sedangkan Model 2 menunjukkan ada hubungan
nyata. Diduga model embeding jarang beredar di pasaran dan kerap asing, terlihat
agak unik dibanding model umum lainnya sehingga memiliki daya tarik tersendiri
bagi konsumen. Adapun untuk kategori lamintaning, hasil uji Chi-square
menunjukkan tidak ada hubungan antara konsumen dengan produk souvenir
laminating Model 1, 3. 4 dan 5, sedangkan Model 2 menunjukkan ada hubungan
nyata. Secara umum souvenir kupu-kupu berbentuk laminating dari semua model
motifnya kurang variatif dan masih kurangnya informasi tentang pemanfaatannya
sehingga bagi konsumen kurang menarik yang ditunjukkan dengan nilai
persepsinya hanya termasuk agak tidak suka (skor 3).
Persepsi Konsumen terhadap Ukuran Produk Souvenir Kupu-kupu
Berdasarkan hasil analisis model souvenir figura, diketahui perbandingan
nilai persepsi antar konsumen terhadap produk souvenir kupu-kupu ukuran model
figura relatif rendah dengan skor 3 (agak tidak suka) (Tabel 14) dengan skor
tertinggi ukuran 10x30 - >10x30. Berdasarkan nilai persepsi, uji Chi-Square
diketahui tidak terdapat hubungan antara konsumen dengan figura ukuran
10x10cm,10x15cm, dan lebih dari 10x30cm.Berbeda antara konsumen dengan
figura ukuran10x20cm, 10xcm30 dimana terdapat hubungan (lampiran 1). Hal ini
bisa terlihat bahwa diduga dari ketiga golongan rata-rata lebih menyukai ukuran
dari ukuran menengah sampai besar.
Berdasarkan hasil analisis model souvenir Embedding, diketahui bahwa
sebagaian besar konsumen diketahui perbandingan nilai persepsi antar konsumen
terhadap ukuran embedding relatif rendah dengan skor 3 (agak tidak suka) (Tabel
14), dalam ukuran ini skor relatif sama tidak ada yang menonjol. Berdasarkan

18
nilai persepsi, uji Chi-Square diketahui tidak terdapat hubungan antara konsumen
dengan ukuran produk embbeding. Hal ini bisa terlihat bahwa dari ketiga
golongan rata-rata lebih menyukai ukuran dari ukuran menengah karena embeding
umumnya hanya dijadikan gantungin kunci, kalung dan gelang.
Hasil analisis model souvenir Laminating, diketahui perbandingan nilai
persepsi antar konsumen terhadap ukuran embedding relatif rendah dengan skor 3
(agak tidak suka) (Tabel 14), dalam ukuran ini skor relatif sama tidak ada yang
menonjol. Berdasarkan nilai persepsi, uji Chi-Square diketahui tidak terdapat
hubungan antara konsumen dengan laminating ukuran 5x5cm, 6x6cm, 8x8cm.
Berbeda antara konsumen dengan laminating ukuran 7x7cm, dimana terdapat
hubungan (lampiran 1). Hal ini bisa terlihat bahwa dari ketiga golongan rata-rata
lebih menyukai menengah yang tidak terlalu besar karena laminating ini umunya
hanya dijadikan kipas atau pembatas buku.
Tabel 14 Perbandingan nilai persepsi antar konsumen terhadap ukuran produk
souvenir kupu-kupu model Figura, Embedding, dan Laminating
No Ukuran
1
1
2
3
4
5
2
1
2
3
4
5
3
1
2
3
4
5

Ukuran
Figura
10x10 cm
10x15 cm
10x20 cm
10x30 cm
>10x30 cm
Ukuran
Embedding
4x4 cm
4x8 cm
sisi 4x4 cm
sisi 4 cm
> 4x8 cm
Ukuran
Laminating
5x5 cm
6x6 cm
7x7 cm
8x8 cm
>8x8cm
Total
Rata-rata

Konsumen
Strata 1

Konsumen
Strata 2

Konsumen
Strata 3

Total

Ratarata

4
4
3
4
4

4
4
4
5
5

3
3
4
4
4

11
11
11
13
13

3
3
3
4
4

4
4
4
4
3
3

4
4
4
4
4
4

4
4
4
4
4
3

12
12
12
12
11
10

4
4
4
4
3
3

4
4
4
4
3

4
4
4
5
4

4
3
4
4
4

12
11
12
13
11

4
3
4
4
3

3

4

3

10

3

Keterangan :1 = sangat tidak suka
4 = biasa saja

2 = tidak suka
5 = agak suka

3 = agak tidak suka
6 = suka 7 = sangat suka

19
Persepsi konsumen terhadap isi produk souvenir kupu-kupu
Selain itu dari hasil yang diperoleh tentang banyaknya isi kupu dalam
figura, embedding dan laminating diketahui perbandingan nilai persepsi antar
konsumen terhadap isi kupu-kupu dalam produk relatif rendah dengan skor 3
(agak tidak suka) (Tabel 15), sekor relatif sama. Berdasarkan nilai persepsi, uji
Chi-Square diketahui tidak terdapat hubungan antara konsumen dengan produksi
kupu-kupu 3 ekor. Berbeda antara konsumen dengan produksi kupu-kupu1, 2, 4
dan lebih dari 4 ekor dimana terdapat hubungan. Ini diduga karena konsumen
berfikir bahwa isi dalam kupu-kupu umumnya 1 jenis dengan warna dan motif
yang sama. Tidak adanya variasi penempatan menyebabkan pula ketidak
tertarikan konsumen.
Tabel 15 Perbandingan nilai persepsi antar konsumen