Keragaman Kupu-kupu di Kawasan Telaga Warna Cisarua Bogor

KERAGAMAN KUPU-KUPU
DI KAWASAN TELAGA WARNA CISARUA BOGOR

DIAN SARI

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

ii

ABSTRAK
DIAN SARI. Keragaman Kupu-kupu di Kawasan Telaga Warna Cisarua Bogor. Dibimbing oleh
TRI ATMOWIDI dan SIH KAHONO.
Penelitian bertujuan mengetahui dan mempelajari keragaman kupu-kupu di kawasan Telaga
Warna Cisarua Bogor. Pengamatan dilakukan selama 12 hari di empat lokasi kawasan Telaga
Warna, yaitu sekitar telaga, kebun teh, tepi hutan, dan sekitar rumah. Pengamatan dilakukan pukul
08.00-11.00 dan 13.00-16.00 saat cuaca cerah dengan menghitung keragaman spesies dan
kelimpahannya. Sebanyak 22 spesies dari 5 famili kupu-kupu ditemukan di kawasan Telaga

Warna dengan spesies dominan adalah Delias belisama, Ypthima sp., dan Delias crithoe.
Keragaman kupu-kupu di sekitar telaga, tepi hutan dan sekitar rumah lebih tinggi dibandingkan
kebun teh. Jumlah spesies terbanyak (19 spesies) ditemukan pukul 09.31-10.00, sedangkan jumlah
individu tertinggi (144 individu) ditemukan pukul 13.00-13.30. Suhu, kelembaban, dan intensitas
cahaya berpengaruh terhadap keragaman spesies dan kelimpahannya.

ABSTRACT
DIAN SARI. The Diversity of Butterflies at Telaga Warna Area Cisarua Bogor. Supervised by
TRI ATMOWIDI and SIH KAHONO.
The aim of this research was to study the diversity of the butterflies at Telaga Warna area
Cisarua Bogor. The observation was done for 12 days in the four selected locations i.e. around
lake, tea plantation, forest edge, and around the house. The study of composition and abundance of
butterflies was done at 08.00-11.00 h and 13.00-16.00 h during sunny days. Twenty-two species
that belong to 5 families were found in Telaga Warna with Delias belisama, Ypthima sp., and
Delias crithoe were the dominance species. The diversity of butterflies around the lake, the forest
edge, and around the house were higher than that of around the tea plantation. The highest number
of species (19 species) were found at 09.31-10.00 h while the highest number of individual (144
individuals) were found at 13.00-13.30 h. Temperature, humidity, and light intensity affected to the
species diversity and abundance.


iii

KERAGAMAN KUPU-KUPU
DI KAWASAN TELAGA WARNA CISARUA BOGOR

DIAN SARI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Biologi

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

iv


Judul Skripsi : Keragaman Kupu-kupu di Kawasan Telaga Warna Cisarua Bogor
Nama
: Dian Sari
NIM
: G34103074

Menyetujui:
Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Tri Atmowidi
NIP 132055226

Dr. Sih Kahono
NIP 320005140

Mengetahui:
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor


Dr. drh. Hasim, DEA
NIP 131578806

Tanggal Lulus :

v

PRAKATA
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya ilmiah ini berjudul Keragaman
Kupu-kupu di Kawasan Telaga Warna Cisarua Bogor, yang merupakan hasil penelitian
yang dilaksanakan sejak bulan Juni sampai Desember 2007 di kawasan Telaga Warna
Cisarua Bogor, Puslit LIPI Cibinong, dan Laboratorium Zoologi Departemen Biologi
IPB.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
terselesaikannya karya ilmiah ini, di antaranya Bapak Dr. Tri Atmowidi dan Bapak Dr.
Sih Kahono selaku pembimbing, serta Bapak Dr. Miftahudin selaku penguji yang telah
banyak memberikan masukan dan pengarahan kepada penulis. Ungkapan terima kasih
juga disampaikan kepada semua dosen dan staf di lingkungan Departemen Biologi IPB,

serta Keluarga Besar Laboratorium Zoologi atas bantuannya selama penelitian
berlangsung.
Ungkapan terima kasih yang terdalam dihaturkan kepada Bapak, Ibu, dan Kakakku
Ika atas segala doa, nasihat, dorongan semangat, dan kasih sayangnya kepada penulis.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Keluarga Pak Dikdik yang telah
memberikan kasih sayang selama peneliti berada di Telaga Warna. Tidak lupa ucapan
terima kasih disampaikan kepada rekan-rekan Biologi 40, 41, 42, 39 serta Keluarga Besar
Madela dan Alyesha atas canda tawa dan semangat yang diberikan kepada penulis.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bogor, Maret 2008

Dian Sari

vi

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 September 1985 dari ayah Narto dan
ibu Sri Suwarsih. Penulis merupakan putri kedua dari dua bersaudara.
Tahun 2003 penulis lulus dari SMU Negeri 29 Jakarta dan pada tahun yang sama

diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (UMPTN) sebagai mahasiswi di Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam. Tahun 2005 penulis mengikuti kegiatan Studi Lapang di Situ
Gunung, Sukabumi dengan judul Keragaman Populasi Moluska Air Tawar di Taman
Wisata Alam Situ Gunung. Tahun 2006 penulis mengikuti kegiatan Praktik Lapangan
dengan judul Konservasi Ex-situ Badak Putih (Ceratotherium simum) di Taman Safari,
Cisarua Bogor.
Selama menjalani perkuliahan, penulis pernah menerima beasiswa dari Yayasan
Supersemar untuk tahun 2005-2007. Selain itu, penulis juga pernah menjadi asisten
praktikum mata kuliah Perkembangan Hewan dan Struktur Hewan pada tahun ajaran
2006/2007, serta Vertebrata pada tahun ajaran 2007/2008.

vii

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL.......................................................................................................

viii


DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................

viii

PENDAHULAN
Latar Belakang .......................................................................................................
Tujuan.. ..................................................................................................................

1
1

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat .................................................................................................
Bahan dan Alat.......................................................................................................
Metode ...................................................................................................................


1
2
2

HASIL
Keragaman Kupu-kupu ..........................................................................................
Kondisi Lingkungan di Lokasi Pengamatan ..........................................................

2
4

PEMBAHASAN .........................................................................................................

5

SIMPULAN ................................................................................................................

6

SARAN.... ...................................................................................................................


6

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................

6

LAMPIRAN ...............................................................................................................

8

viii

DAFTAR TABEL
Halaman
1

Spesies dan kelimpahan kupu-kupu di kawasan Telaga Warna selama 12 hari
pengamatan...........................................................................................................


2

Jumlah individu (N), jumlah spesies (S), indeks keragaman Shannon-Wiener (H’)
dan sebaran keragaman Shannon (E) pada masing-masing lokasi .......................

3

3

4

Indeks similiaritas Sorensen (So) spesies kupu- kupu pada masing-masing lokasi
pengamatan di kawasan Telaga Warna ................................................................

4

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1


Spesies dominan di kawasan Telaga Warna (a) Delias belisama (b) Delias crithoe
(c) Ypthima sp.......................................................................................................

2

Grafik jumlah spesies dan individu total di kawasan Telaga Warna selama 12
hari pengamatan ...................................................................................................

3

4

Grafik hubungan kelembaban dengan kelimpahan spesies dan individu kupu-kupu
di kawasan Telaga Warna selama 12 hari pengamatan ........................................

5

3

Grafik hubungan suhu dengan kelimpahan spesies dan individu kupu-kupu di
kawasan Telaga Warna selama 12 hari pengamatan ............................................

4

3

4

Grafik hubungan intensitas cahaya dengan kelimpahan spesies dan individu
kupu-kupu di kawasan Telaga Warna selama 12 hari pengamatan ......................

5

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1

Peta lokasi pengamatan ........................................................................................

9

2

Lokasi pengamatan (a) telaga (b) kebun teh (c) tepi hutan (d) sekitar rumah ......

10

3

Spesies kupu-kupu yang teramati .........................................................................

11

4

Tabel spesies dan kelimpahan kupu-kupu di kawasan Telaga Warna selama 12

5

hari pengamatan ...................................................................................................

14

Tabel jumlah spesies berdasarkan waktu pengamatan .........................................

15

6 Tabel perbandingan spesies kupu-kupu yang ditemukan pada penelitian PPLH
IPB-UKF (2006) dengan hasil penelitian ini ........................................................

16

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kupu-kupu termasuk ordo Lepidoptera
yang aktif pada siang hari (diurnal). Kupukupu mempunyai dua pasang sayap membraneus. Sebagian besar tubuh dan tungkai
juga tertutup dengan sisik (Borror et al. 1996),
antena berbentuk gada (Amir et al. 2003).
Kupu-kupu
mengalami
metamorfosis
sempurna (Ross et al. 1982) dengan siklus
hidup: telur-larva-pupa-dewasa (PrestonMafham & Preston-Mafham 1999).
Kupu-kupu tersebar di berbagai habitat,
kecuali pada daerah yang sangat dingin dan
daerah yang kering. Beberapa jenis kupu-kupu
diketahui bermigrasi dalam jarak yang jauh.
Kupu-kupu
dewasa
memiliki
peran
menguntungkan antara lain membantu
penyerbukan bunga, sebagai pola dasar untuk
seni (Borror et al. 1996), dan indikator
kualitas lingkungan (Holloway et al. 1987).
Beberapa jenis larva kupu-kupu dapat bersifat
merugikan yaitu sebagai hama pada tanaman
budidaya (Kalshoven 1981, Borror et al.
1996).
Menurut Ackery (1984), kupu-kupu
dikelompokkan dalam dua superfamili, yaitu
Papilionoidea (true butterflies) yang terdiri
atas empat famili yaitu Papilionidae, Pieridae,
Nymphalidae,
serta
Lycaenidae;
dan
Hesperioidea (skippers) yang terdiri atas satu
famili yaitu Hesperiidae. Papilionoidea
dicirikan dengan antena kanan dan kiri
berdekatan, membesar di ujung tetapi tidak
bersiku, dan tubuhnya relatif lebih ramping.
Hesperioidea dicirikan dengan antena kanan
dan kiri berjauhan, bersiku di ujungnya, dan
tubuhnya relatif lebih gemuk (Peggie & Amir
2006).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
PPLH IPB-UKF (2006), di kawasan Telaga
Warna terdapat 27 spesies
dengan 86
individu kupu-kupu. Spesies Ypthima
pandocus dari famili Nymphalidae merupakan
spesies yang mendominasi. Hal ini disebabkan
karena terdapat vegetasi yang merupakan
sumber pakan spesies tersebut yaitu
harendong dan kirinyuh.
Keragaman kupu-kupu sangat bergantung
pada faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik
tersebut diantaranya ketinggian tempat, suhu,
kelembaban, cahaya, pH lingkungan, dan
cuaca (Kurniawan 2000). Selain itu, musim
juga mempengaruhi keragaman kupu-kupu.
Menurut Suantara (2000) jumlah spesies
kupu-kupu lebih banyak ditemukan pada awal
musim kemarau dibandingkan dengan akhir

musim hujan. Hal ini disebabkan kebanyakan
spesies kupu-kupu berada pada tahap pupa
saat musim hujan. Namun jumlah individu
kupu-kupu yang ditemukan pada awal musim
kemarau lebih sedikit dibandingkan dengan
musim hujan. Faktor abiotik mempengaruhi
siklus hidup dan kemampuan bertahan hidup
serangga (McPheron & Broce 1996).
Faktor lain yang berpengaruh adalah
faktor biotik yang meliputi hubungan
intraspesifik dan interspesifik. Hubungan
intraspesifik adalah hubungan antar serangga
dalam spesies yang sama sehingga terjadi
persaingan dalam mendapatkan makanan dan
pasangan. Hubungan intraspesifik sangat
berpengaruh dalam kelanjutan populasi.
Sedangkan hubungan interspesifik adalah
hubungan serangga yang berbeda spesies atau
hubungan serangga dengan makhluk hidup
lainnya.
Kawasan Telaga Warna merupakan
daerah hutan pegunungan primer yang terletak
pada 106°50'12''-106°51'14'' BT dan 6°42'23''6°43'24'' LS di desa Tugu Utara, Kecamatan
Cisarua, Kabupaten Bogor dengan keadaan
lapang berbukit terjal dan bergelombang.
Daerah ini memiliki kemiringan lereng yang
umumnya curam, kecuali bagian selatan yang
berbatasan langsung dengan perkebunan teh.
Ketinggian berkisar 1400-1900 m dpl. Suhu
udara rata-rata 18,3 °C, kelembaban rata-rata
84%, dengan curah hujan 3.380 mm/tahun
(Sub BKSDA JaBar II 1999).
Kurangnya data mengenai keragaman
jenis kupu-kupu di kawasan Telaga Warna
menjadi latar belakang dilaksanakannya
penelitian ini.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan mengetahui dan
mempelajari keragaman kupu-kupu di
kawasan Telaga Warna Cisarua Bogor.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
data keberadaan jenis dan populasi kupu-kupu
di kawasan Telaga Warna Cisarua Bogor.

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan
Juni hingga Desember 2007. Pengambilan data
dilakukan di kawasan Telaga Warna Cisarua
Bogor. Identifikasi spesimen dilakukan di
Laboratorium Entomologi bidang Zoologi
Pusat Penelitian Biologi LIPI Cibinong.
Analisis data dilakukan di bagian Ekologi dan

2

Sistematika Hewan
FMIPA IPB.

Departemen

Biologi

Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah spesimen
kupu-kupu yang tertangkap dan alkohol 70%.
Alat-alat yang digunakan adalah jaring
serangga, termometer, lux-meter, pencatat
waktu, suntikan, kertas papilot, kertas label,
buku lapang, alat tulis, styrofoam, kertas
minyak, jarum serangga, kotak penyimpan
serangga, kamera digital, dan oven.
Metode
Pengamatan Keragaman Kupu-kupu
Pengamatan kupu-kupu dilakukan pada
empat lokasi di kawasan Telaga Warna yaitu
sekitar telaga, kebun teh, tepi hutan, dan
sekitar rumah (Lampiran 1, 2). Pengamatan
dilakukan pada pukul 08.00-11.00 dan 13.0016.00 saat cuaca cerah atau tidak hujan.
Pengamatan meliputi jumlah spesies dan
jumlah individu. Total waktu pengamatan
adalah 12 hari.
Pengambilan Spesimen
Pengambilan
spesimen
dilakukan
menggunakan jaring serangga. Tiap spesies
hanya diambil 1 atau 2 spesimen. Spesimen
yang tertangkap kemudian disuntik dengan
alkohol 70% atau ditekan bagian toraksnya.
Selanjutnya dimasukkan ke dalam kertas
papilot dengan sayap pada posisi vertikal.
Pengawetan Spesimen
Pengawetan spesimen dilakukan dengan
cara merentangkan sayap dan toraks yang
ditusuk dengan jarum serangga pada
styrofoam. Spesimen yang telah direntangkan
kemudian dikeringkan dalam oven dengan
suhu 37 °C. Setelah kering, spesimen
kemudian disimpan dalam kotak serangga,
dijaga agar tetap kering dan diberi kapur barus
untuk menghindari jamur dan semut.
Identifikasi
Identifikasi
spesies
kupu-kupu
berdasarkan Tsukada (1981-1991) dan Seki et
al. (1991), serta verifikasi dengan spesimen
koleksi Museum Zoologi Bogor.
Pengukuran Parameter Lingkungan
Pengukuran
parameter
lingkungan
dilakukan setiap waktu pengamatan meliputi
suhu, kelembaban udara, serta intensitas
cahaya.

Analisis data
Data yang telah diperoleh, dianalisis
dengan menghitung jumlah spesies dan
individu.
Keragaman
dan
kesamaan
(similaritas) kupu-kupu di empat lokasi
dianalisis dengan menghitung:
Indeks keragaman Shannon-Wiener (H’)
H’ = -∑ (Pi) (ln Pi)
dimana
Pi = proporsi individu pada spesies i (ni/N)
ni = jumlah individu spesies i pada lokasi a
n = jumlah individu total pada lokasi a
Sebaran keragaman Shannon (E)
E = H’/ ln S
dimana
S = jumlah spesies
Indeks similaritas Sorensen (So)
So = 2C / (Si + Sj)
dimana
C = jumlah jenis yang ditemukan pada
kedua lokasi
Si = jumlah jenis yang ditemukan pada
lokasi i
Sj = jumlah jenis yang ditemukan pada
lokasi j
Jumlah individu yang ditemukan di empat
lokasi dibandingkan dengan Analysis of
Variance (ANOVA).

HASIL
Keragaman Kupu-kupu
Sebanyak 1019 individu kupu-kupu yang
ditemukan di kawasan Telaga Warna terdiri
atas 22 spesies dari 5 famili yaitu Papilionidae
(4 spesies), Pieridae (6 spesies), Lycaenidae (1
spesies), Nymphalidae (9 spesies), dan
Hesperiidae (2 spesies) (Tabel 1, Lampiran 4).
Delias belisama, Ypthima sp., dan Delias
crithoe merupakan individu yang mendominasi di kawasan Telaga Warna dan selalu
ditemukan di empat lokasi pengamatan
(Gambar 1). Papilio paris hanya ditemukan di
sekitar telaga, sementara Euploea eunice
hanya ditemukan di tepi hutan.
Berdasarkan waktu pengamatan, jumlah
spesies terbanyak (19 spesies) ditemukan
pukul 09.31-10.00 namun kelimpahan
terbanyak (144 individu) ditemukan pukul
13.00-13.30. Sementara jumlah spesies dan
kelimpahan terendah (6 spesies, 31 individu)
ditemukan pukul 15.31-16.00 (Gambar 2).

3

(a)
(b)
(c)
Gambar 1 Spesies dominan di kawasan Telaga Warna (a) Delias belisama (b) Delias crithoe (c)
Ypthima sp.
Tabel 1 Spesies dan kelimpahan kupu-kupu di kawasan Telaga Warna
Famili
Telaga
Kebun Teh
Tepi Hutan
Rumah
Total
Spesies
Papilionidae
Graphium sarpedon
2
7
4
2
15
Papilio helenus
2
2
4
1
9
Papilio memnon
3
1
0
2
6
Papilio paris
13
0
0
0
13
Pieridae
Cepora iudith
6
1
28
5
40
Delias belisama
41
99
119
125
384
Delias crithoe
13
37
37
30
117
Delias hyparete
1
0
0
3
4
Eurema sp.
10
12
10
2
34
Leptosia nina
10
9
3
16
38
Nymphalidae
Argyreus hyperbius
1
29
7
1
38
Cyrestis lutea
4
2
1
2
9
Euploea eunice
0
0
6
0
6
Mycalesis sudra
10
1
4
2
17
Neptis hylas
4
3
2
2
11
Parantica albata
9
7
13
5
34
Symbrenthia hypselis
2
3
5
11
21
Ypthima sp.
76
35
42
36
189
Zemeros flegyas
1
0
3
1
5
Lycaenidae
Jamides bochus
3
3
3
11
20
Hesperiidae
Notocrypta curvifascia
1
0
2
2
5
Potanthus sp.
0
0
3
1
4
251a
296a
260a
1019
Total
212a
Huruf yang sama pada tabel menyatakan tidak berbeda pada uji one-way ANOVA pada taraf
kepercayaan 95%.
160
140
120

Jumlah

100
80
60
40
20
0
08.00-08.30 08.31-09.00

09.01-09.30

09.31-10.00

10.01-10.30

10.31-11.00

13.00-13.30

13.31-14.00

14.01-14.30 14.31-15.00

15.01-15.30

15.31-16.00

Waktu Pengamatan

Gambar 2 Grafik jumlah spesies (
hari pengamatan.

) dan individu (

) total di kawasan Telaga Warna selama 12

4

Lokasi sekitar telaga memiliki keragaman
kupu-kupu paling tinggi (H’ = 2,198 dan E =
0,734) dibandingkan tepi hutan (H’ = 2,062
dan E = 0,700), kebun teh (H’ = 1,939 dan E =
0,699), dan rumah (H’ = 1,865 dan E = 0,623)
(Tabel 2).
Dari hasil perhitungan nilai kemiripan
jenis, lokasi sekitar telaga dan sekitar rumah
memiliki nilai kemiripan tertinggi (So =
0,475). Sedangkan kebun teh dan tepi hutan
memiliki nilai kemiripan yang paling rendah
(So = 0, 429) (Tabel 3).

Tabel 2 Jumlah individu (N), jumlah spesies
(S), indeks keragaman ShannonWiener (H’) dan sebaran keragaman
Shannon (E) pada masing-masing
lokasi

Kondisi Lingkungan di Lokasi Pengamatan
Pada saat pengamatan, suhu harian di
sekitar telaga 18-35 °C dengan suhu rata-rata
22,15 °C, kebun teh 13-27 °C dengan suhu
rata-rata 21,56 °C, tepi hutan 16-25 °C dengan
suhu rata-rata 21,50 °C, dan sekitar rumah 1627 °C dengan suhu rata-rata 21,03 °C. Ratarata kelembaban di sekitar telaga 82,10%,
kebun teh 73,54%, tepi hutan 76,40%, dan
rumah 83,86%. Intensitas cahaya matahari di
sekitar telaga 200-35500 lux, kebun teh 110040600 lux, tepi hutan 2000-38300 lux, rumah
1300-32600 lux.
Kelimpahan spesies dan individu kupukupu tertinggi ditemukan pada kisaran suhu
18-25 °C, kelembaban 72-91%, intensitas
cahaya 3000-30000 lux (Gambar 3-5).

Tabel 3

Telaga
N
S
H’
E

212
20
2,198
0,734

Kebun
Teh
251
16
1,939
0,699

Tepi
Hutan
296
19
2,062
0,700

Rumah
260
20
1,865
0,623

Indeks similiaritas Sorensen (So)
spesies kupu-kupu pada masingmasing lokasi pengamatan di
kawasan Telaga Warna

Lokasi

Telaga

Kebun
Teh

Tepi
Hutan

Rumah

Telaga

-

0,444

0,436

0,475

-

0,429

0,444

-

0,462

Kebun
Teh
Tepi
Hutan
Rumah

-

250

Jumlah

200
150
100
50
0
10

15

20

25

30

35

40

0

Suhu ( C)

Gambar 3 Grafik hubungan suhu dengan kelimpahan spesies (□) dan individu (▲) kupu-kupu di
kawasan Telaga Warna selama 12 hari pengamatan.
250

Jumlah

200
150
100
50
0
45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

Kelembaban (%)

Gambar 4 Grafik hubungan kelembaban dengan kelimpahan spesies (□) dan individu (▲) kupukupu di kawasan Telaga Warna selama 12 hari pengamatan.

5

25

Jumlah

20
15
10
5
0
0

5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000
Intensitas Cahaya (lux)

Gambar 5 Grafik hubungan intensitas cahaya dengan kelimpahan spesies (□) dan individu (▲)
kupu-kupu di kawasan Telaga Warna selama 12 hari pengamatan.

PEMBAHASAN
Dari 22 spesies yang ditemukan di empat
lokasi di kawasan Telaga Warna (Lampiran 3),
Delias belisama, Ypthima sp. dan D. crithoe
merupakan spesies yang paling dominan.
Kebun teh, tepi hutan dan sekitar rumah
didominasi oleh D. belisama, sementara di
sekitar telaga didominasi oleh Ypthima sp.
Berbeda dengan ketiga spesies tersebut,
Papilio paris hanya ditemukan di sekitar telaga
sementara Euploea eunice hanya ditemukan
pada tepi hutan.
Pada
penelitian
sebelumnya
yang
dilakukan PPLH IPB-UKF (2006) didapat 27
spesies yang didominasi oleh Ypthima
pandocus. Dari perbandingan spesies yang
ditemukan, terdapat 11 spesies kupu-kupu
yang tidak ditemukan pada penelitian PPLH
IPB-UKF (2006) sebelumnya, dan 16 spesies
kupu-kupu yang tidak ditemukan pada
penelitian ini (Lampiran 6). Hal tersebut
disebabkan
karena
perbedaan
lokasi
pengamatan serta perbedaan dalam lamanya
pengambilan sampel.
Adanya spesies yang melimpah atau
terbatas pada tiap lokasi pengamatan dapat
disebabkan daya dukung lingkungan seperti
tersedianya tumbuhan pakan bagi larva kupukupu spesies tersebut (Yamamoto et al. 2007)
serta tersedianya tanaman berbunga yang
disukai oleh kupu-kupu. Kupu-kupu menyukai
bunga yang beraroma manis dan memiliki
bentuk pipih atau dalam, menggantung pada
dahan, serta banyak mengandung tepung sari
(Sastrodiharjo et al. 2000).
Menurut Kalshoven (1981) tanaman pakan
larva Delias belisama dan D. crithoe (Pieridae)
adalah Loranthaceae. Tanaman pakan larva
Ypthima sp. (Nymphalidae) meliputi tumbuhan
dari anggota famili Arecaceae, Cyperaceae,

dan
Poaceae.
Larva
Papilio
paris
(Papilionidae)
menyukai
Annonaceae,
Lauraceae, Magnoliaceae, dan Rutaceae
sebagai tanaman pakannya, sementara larva
Euploea eunice (Nymphalidae) menyukai
Ficus (Moraceae). Menurut Kurniawan (2000),
struktur vegetasi yang beragam pada suatu
lokasi dapat menyebabkan kelimpahan spesies
kupu-kupu.
Jumlah spesies terbanyak (19 spesies)
ditemukan pada pukul 09.31-10.00 namun
kelimpahan
terbanyak
(144
individu)
ditemukan pada pukul 13.00-13.30. Sementara
jumlah spesies dan kelimpahan terendah (6
spesies, 31 individu) ditemukan pada pukul
15.31-16.00. Rendahnya jumlah spesies dan
individu yang ditemukan pada pukul 15.3116.00
kemungkinan
disebabkan
oleh
rendahnya intensitas matahari dan telah
berkurangnya sumber nektar sehingga
frekuensi aktivitas kupu-kupu berkurang.
Menurut Peggie & Amir (2006), umumnya
kupu-kupu aktif pada hari yang cerah, hangat,
dan tenang, sekitar jam 9 pagi sampai jam 3
siang.
Dari pengamatan sampel di keempat
lokasi, telaga dan rumah memiliki jumlah
spesies paling banyak yaitu 20 spesies.
Sementara jumlah individu paling banyak
berada di tepi hutan (296 individu). Faktor
yang mendukung tingginya jumlah spesies di
telaga dan rumah dapat disebabkan antara lain
oleh adanya jenis dan struktur vegetasi
tumbuhan pakan yang sangat beragam serta
terdapat tanaman berbunga di sekitar dua
kawasan tersebut. Kebun teh merupakan
daerah monokultur dengan struktur vegetasi
di sekitarnya yang seragam, sehingga jumlah
spesies yang didapat di kebun teh rendah.
Dalam penghitungan indeks keragaman
Shannon-Wiener (H’), komponen yang

6

menentukan besar kecilnya nilai indeks adalah
jumlah spesies (species richness), kelimpahan
individu setiap spesies (abundance) dan
jumlah total individu. Dengan jumlah spesies
relatif sama, tetapi jumlah total individu lebih
banyak, maka keragamannya lebih kecil. Hal
ini terlihat pada perbedaan keragaman kupukupu antara telaga dengan rumah. Jumlah
spesies pada kedua lokasi tersebut sama (20
spesies), tetapi jumlah individu di ekosistem
telaga lebih sedikit dibandingkan lokasi
sekitar rumah, sehingga keragaman di telaga
lebih tinggi dari rumah.
Indeks keragaman Shannon-Wiener (H’)
secara keseluruhan berkisar antara 1,8652,198. Hasil perhitungan sebaran keragaman
Shannon (E) pada masing-masing lokasi
pengamatan berkisar antara 0,623-0,734.
Keragaman kupu-kupu tertinggi terdapat di
telaga (H’ = 2,198 dan E = 0,734) dan
keragaman terendah di rumah (H’ = 1,865 dan
E = 0,623). Sebaran keragaman tertinggi
berada di sekitar telaga (0,734) yang berarti
memiliki penyebaran jenis paling besar.
Sementara sebaran keragaman yang terendah
berada di sekitar rumah. Semakin kecil nilai E
mengindikasikan bahwa penyebaran jenis
tidak merata. Penyebaran jenis juga erat
kaitannya dengan dominasi, dimana bila nilai
E kecil mengindikasikan terjadi dominasi dari
jenis-jenis
tertentu.
Spesies
yang
mendominasi di sekitar rumah adalah Delias
belisama.
Dari hasil perhitungan nilai kemiripan
jenis menunjukkan bahwa secara keseluruhan
keempat lokasi pengamatan memiliki indeks
kemiripan yang hampir sama (0,429-0,475).
Nilai indeks kemiripan tertinggi terdapat pada
lokasi sekitar telaga dan rumah. Hal ini dapat
disebabkan karena terdapatnya beberapa jenis
tumbuhan berbunga yang sama antar kedua
lokasi tersebut.
Dari faktor fisik yang teramati,
kelimpahan spesies dan individu kupu-kupu
tertinggi ditemukan pada kisaran suhu 18-25
°C, kelembaban 72-91%, intensitas cahaya
3000-30000 lux. Pada kondisi tersebut
kemungkinan merupakan kondisi yang
optimum bagi kupu-kupu untuk melakukan
aktivitas harian seperti foraging, mencari
pasangan serta oviposisi. Menurut Boonvanno
et al. (2000) suhu mempengaruhi pertumbuhan tanaman pakan kupu-kupu dewasa
sehingga berhubungan dengan jumlah spesies
dan individu kupu-kupu.
Secara tidak langsung kelembaban
mempengaruhi kualitas tanaman pakan
sehingga berpengaruh terhadap penyebaran

kupu-kupu serta kemampuan bertahan hidup
kupu-kupu dewasa maupun larva (Blau 1980,
diacu dalam Hamer et al. 2003 ).
Keragaman kupu-kupu berhubungan
dengan intensitas cahaya, dimana semakin
tinggi intensitas cahaya, maka keragaman
kupu-kupu akan tinggi (Sparrow et al. 1994,
diacu dalam Hamer et al. 2003). Namun pada
penelitian ini keragaman kupu-kupu tertinggi
hanya ditemukan hingga kisaran 30000 lux.
SIMPULAN
Ditemukan 22 spesies dari 5 famili kupukupu di kawasan Telaga Warna Cisarua
Bogor. Keragaman kupu-kupu di sekitar
telaga, tepi hutan dan rumah lebih tinggi
dibandingkan kebun teh. Jenis kupu-kupu
yang paling dominan di empat lokasi
pengamatan adalah Delias belisama, Ypthima
sp., dan Delias crithoe. Jumlah spesies
terbanyak (19 spesies) ditemukan pukul
09.31-10.00,
namun
jumlah
individu
terbanyak (144 individu) ditemukan pukul
13.00-13.30. Kelimpahan individu kupu-kupu
tertinggi ditemukan pada kisaran suhu 18-25
°C, kelembaban 72-91%, intensitas cahaya
3000-30000 lux.
SARAN
Perlu dilakukan penelitian keragaman
kupu-kupu pada bulan yang berbeda serta
keberadaan tumbuhan inang dari spesies kupukupu sehingga dapat mengetahui status dari
kawasan Telaga Warna.
DAFTAR PUSTAKA
[PPLH IPB – UKF] Pusat Penelitian
Lingkungan Hidup - Uni Konservasi
Fauna. 2006. Laporan Eksplorasi Flora
dan Fauna (Kupu-kupu) di Cagar Alam
dan Taman Wisata Alam Telaga Warna.
Bogor: PPLH IPB - UKF
[Sub BKSDA JaBar II] Sub Balai Konservasi
Sumber Daya Alam Jawa Barat II. 1999.
Buku Informasi Kawasan Konservasi
Propinsi Jawa Barat. Bogor: Sub
BKSDA JaBar II.
Ackery PR. 1984. Systematic and faunistic
studies on butterflies. Di dalam: VaneWright RI, Ackery PR, editor. The
Biology of Butterflies. Symposium of the
Royal Entomological Society of London
(11); London, 23-26 September 1981.
London: Academic Pr. hlm 9-21.

7

Amir M, Noerdjito WA, Kahono S. 2003.
Kupu (Lepidoptera). Di dalam: Amir M,
Kahono S, editor. Serangga Taman
Nasional Gunung Halimun Jawa Bagian
Barat. Bogor: BCP-JICA. Hlm 123-140.
Aoki T, Yamaguchi S, Uemura Y. 1982.
Butterflies of the South East Asian
Islands. Volume ke-3, Satyridae,
Libytheidae. Tsukada E, editor. Tokyo:
Plapac Co., Ltd.
Boonvanno K, Watanasit S, Permkam S.
2000. Butterfly diversity at Ton NgaChang wildlife sanctuary, Songkhla
Province, Southern Thailand. Sci Asia
26:105-110.
Borror DJ, Triplehorn CA, Johnson NF.
1996. Pengenalan Pelajaran Serangga.
Partosoedjono S, Brotowidjoyo MD,
penerjemah; Yogyakarta. UGM Pr.
Terjemahan dari: An Introduction to the
Study of Insects.
Hamer KC, Hill JK, Benedick S, Mustaffa N,
Sherratt TN, Maryati M, Chey VK. 2003.
Ecology of butterflies in natural and
selectively logged forests of northern
Borneo: the importance of habitat
heterogeneity. J Appl Ecol 40: 150–162.
Holloway JD, Bradley JD, Carter DJ. 1987.
Lepidoptera. Di dalam: Betts CR, editor.
Guide to Insects of Importance to Man.
London: CAB International Institute of
Entomology.
Kalshoven LGE. 1981. Pests of Crops in
Indonesia. Laan PA van der, penerjemah.
Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve.
Terjemahan dari: De Plagen van de
Cultuurgewassen in Indonesie.
Kurniawan Y. 2000. Keragaman ordo
lepidoptera (insecta) di Gunung
Kendeng dan Gunung Botol, Taman
Nasional Gunung Halimun, Jawa Barat
[skripsi]. Bogor: Fakultas MIPA, Institut
Pertanian Bogor.
McPheron
LJ,
Broce
AB.
1996.
Environmental components of puparation,
site selection by the stable fly
(diptera:muscidae). Environ Entomol 25:
624-632.
Morishita K. 1981. Butterflies of the South
East Asian Islands. Volume ke-2,
Pieridae, Danaidae. Tsukada E, editor.
Tokyo: Plapac Co., Ltd.

Peggie D, Amir M. 2006. Practical Guide to
the Butterflies of Bogor Botanic Garden –
Panduan Praktis Kupu-kupu di Kebun
Raya Bogor. Bidang Zoologi, Pusat
Penelitian Biologi, LIPI Cibinong dan
Nagao Natural Environment Foundation.
Tokyo.
Preston-Mafham R, Preston-Mafham K. 1999.
Butterflies of the World. New York:
Blandford.
Ross HH, Ross CA, Ross JRP. 1982. A
Textbook of Entomology. New York:
John Wiley & Sons.
Sastrodiharjo
S,
Soesilohadi
RCH,
Purwatiningsih, Putra RE. 2000. Ruang
lingkup dan perkembangan biologi
penyerbukan, ulasan tentang serangga
penyerbuk.
Di
dalam:
Prosiding
Simposium Keanekaragaman Hayati
Artropoda. Cipayung, 16-18 Oktober
2000. hlm 25-32.
Seki Y, Takanami Y, Maruyama K. 1991.
Butterflies of Borneo. Volume ke-2,
Lycaenidae and Hesperiidae. Otsuka K,
editor. Tokyo: Tobishima Corp.
Suantara IN. 2000. Keragaman kupu-kupu
(Lepidoptera) di Taman Nasional Gunung
Halimun Jawa Barat [skripsi]. Bogor:
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor.
Tsukada E, Nishiyama Y. 1982. Butterflies of
the South East Asian Islands. Volume ke1, Papilionidae. Tsukada E, editor.
Tokyo: Plapac Co., Ltd.
Tsukada E. 1985. Butterflies of the South East
Asian
Islands.
Volume
ke-4,
Nymphalidae (I). Tsukada E, editor.
Tokyo: Plapac Co., Ltd.
Tsukada E. 1991. Butterflies of the South East
Asian
Islands.
Volume
ke-5,
Nymphalidae (II). Tsukada E, editor.
Tokyo: Plapac Co., Ltd.
Yamamoto N, Yokoyama J, Kawata M. 2007.
Relative resources abundance explains
butterfly
biodiversity
in
island
communities. PNAS 104: 10524-10529.

Blackwell Publishing, Ltd

LAMPIRAN

9

Lampiran 1 Peta lokasi pengamatan

Kebun teh


Rumah


Telaga


Tepi hutan

Sumber: http://www.pbase.com/archiaston/telaga_warna

10

Lampiran 2 Lokasi pengamatan (a) telaga (b) kebun teh (c) tepi hutan (d) sekitar rumah

(a)

(b)

(c)

(d)

11

Lampiran 3 Spesies kupu-kupu yang teramati
Graphium sarpedon

Papilio helenus

Sumber: www.wikipedia.com
Papilio memnon

Papilio paris

Cepora iudith

Delias belisama

Delias crithoe

Delias hyparete

12

Eurema sp.

Leptosia nina

Argyreus hyperbius

Cyrestis lutea

Euploea eunice

Mycalesis sudra

Neptis hylas

Parantica albata

13

Symbrenthia hypselis

Ypthima sp.

Zemeros flegyas

Jamides bochus

Notocrypta curvifascia

Potanthus sp.

14

Lampiran 4 Tabel spesies dan kelimpahan kupu-kupu di kawasan Telaga Warna selama 12 hari pengamatan
Famili
Spesies
Papilionidae
Graphium sarpedon
Papilio helenus
Papilio memnon
Papilio paris
Pieridae
Cepora iudith
Delias belisama
Delias crithoe
Delias hyparete
Eurema sp.
Leptosia nina
Nymphalidae
Argyreus hyperbius
Cyrestis lutea
Euploea eunice
Mycalesis sudra
Neptis hylas
Parantica albata
Symbrenthia hypselis
Ypthima sp.
Zemeros flegyas
Lycaenidae
Jamides bochus
Hesperiidae
Notocrypta curvifascia
Potanthus sp.
Total

Total

1

Kebun Teh
2
3
Total

1

Tepi Hutan
2
3
Total

1

2

Rumah
3

2
1
6

2
2
3
13

1
1
-

3
1
-

3
1
-

7
2
1
0

2
-

2
2
-

2
-

4
4
0
0

-

2
1
-

1
1
-

2
1
2
0

15
9
6
13

4
24
2
4
4

2
8
5
5
1

6
41
13
1
10
10

16
24
2
6

62
6
8
2

1
21
7
2
1

1
99
37
0
12
9

6
24
11
4
1

11
51
10
-

11
44
16
6
2

28
119
37
0
10
3

4
26
4

1
68
21
3
9

31
9
2
3

5
125
30
3
2
16

40
384
117
4
34
38

4
1
4
3
2
28
1

6
5
19
-

1
3
1
29
-

1
4
0
10
4
9
2
76
1

1
1
2
2
2
12
-

16
1
4
1
12
-

12
1
1
1
11
-

29
2
0
1
3
7
3
35
0

1
3
2
3
1
2

3
1
10
2
12
1

3
1
2
2
2
3
29
-

7
1
6
4
2
13
5
42
3

2
-

1
2
4
7
28
-

2
2
1
4
6
1

1
2
0
2
2
5
11
36
1

38
9
6
17
11
34
38
189
5

3

-

-

3

1

1

1

3

2

-

1

3

1

6

4

11

20

78

69

1
65

1
0
212

71

117

63

0
0
251

2
64

105

2
1
127

2
3
296

37

1
1
155

1
68

2
1
260

5
4
1019

1

2

2
1
7

1
-

9
6
1
1
5

Telaga
3

Total

Total

15

Lampiran 5 Tabel jumlah spesies berdasarkan waktu pengamatan
Waktu
08.00-08.30
08.31-09.00
09.01-09.30
09.31-10.00
10.01-10.30
10.31-11.00
13.00-13.30
13.31-14.00
14.01-14.30
14.31-15.00
15.01-15.30
15.31-16.00

1
0
10
11
10
12
14

2
1
1
6
6
6
8

3
7
3
1
0
7
78

13
12
4
5
4
3
69

Telaga
3
Total
5
6
6
17
6
23
2
18
11
29
3
25
17
6
1
8
0
0
65

33
25
8
14
4
10
212

Kebun Teh
3
Total
4
22
7
23
3
21
3
17
3
35
8
32

1
12
8
6
6
6
9

2
6
8
12
8
26
15

3
8
4
4
4
1
71

12
5
13
1
10
1
117

8
6
9
6
4
2
63

23
19
26
11
18
4
251

Tepi Hutan
3
Total
4
15
22
43
14
22
12
38
10
32
8
26

1
6
9
3
6
14
4

2
5
12
5
20
8
14

11
4
6
1
0
0
64

12
6
11
5
3
4
105

13
16
9
10
5
4
127

36
26
26
16
8
8
296

1
2
7
3
5
6
4

2
10
17
28
9
11
10

Rumah
3
2
10
8
4
7
3

Total
14
34
39
18
24
17

7
1
2
0
0
0
37

26
7
14
8
6
9
155

19
1
2
9
3
0
68

52
9
18
17
9
9
260

Total
57
117
105
91
120
100
144
79
78
58
39
31
1019

16

Lampiran 6 Tabel perbandingan spesies kupu-kupu yang ditemukan pada penelitian PPLH IPBUKF (2006) dengan hasil penelitian ini
Famili
Spesies
Papilionidae
Graphium sarpedon
Papilio helenus
Papilio memnon
Papilio paris
Pieridae
Cepora iudith
Delias belisama
Delias crithoe
Delias descombesi
Delias hyparete
Eurema sp.
Leptosia nina
Nymphalidae
Argyreus hyperbius
Cymbrenthia hypsela
Cyrestis lutea
Discophora sondaica
Euploea eunice
Euploea mulciber
Euthalia monina
Faunis canens
Mycalesis sp.
Mycalesis sudra
Neptis hylas
Parantica albata
Prioneris autothisbe
Ypthima sp.
Zemeros flegvas
Lycaenidae
Catochrysops panormis
Flos aniella
Heliophorus kiara
Jamides bochus
Nacaduba sanaya
Simiskina philura
Udara cardia
Udara dilecta
Udara dilectissima
Hesperiidae
Matapa aria
Notocrypta curvifascia
Potanthus sp.
Keterangan:

PPLH IPB-UKF (2006)

Penelitian ini













-



















-






















-


-




√ ditemukan

- tidak ditemukan

KERAGAMAN KUPU-KUPU
DI KAWASAN TELAGA WARNA CISARUA BOGOR

DIAN SARI

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

ii

ABSTRAK
DIAN SARI. Keragaman Kupu-kupu di Kawasan Telaga Warna Cisarua Bogor. Dibimbing oleh
TRI ATMOWIDI dan SIH KAHONO.
Penelitian bertujuan mengetahui dan mempelajari keragaman kupu-kupu di kawasan Telaga
Warna Cisarua Bogor. Pengamatan dilakukan selama 12 hari di empat lokasi kawasan Telaga
Warna, yaitu sekitar telaga, kebun teh, tepi hutan, dan sekitar rumah. Pengamatan dilakukan pukul
08.00-11.00 dan 13.00-16.00 saat cuaca cerah dengan menghitung keragaman spesies dan
kelimpahannya. Sebanyak 22 spesies dari 5 famili kupu-kupu ditemukan di kawasan Telaga
Warna dengan spesies dominan adalah Delias belisama, Ypthima sp., dan Delias crithoe.
Keragaman kupu-kupu di sekitar telaga, tepi hutan dan sekitar rumah lebih tinggi dibandingkan
kebun teh. Jumlah spesies terbanyak (19 spesies) ditemukan pukul 09.31-10.00, sedangkan jumlah
individu tertinggi (144 individu) ditemukan pukul 13.00-13.30. Suhu, kelembaban, dan intensitas
cahaya berpengaruh terhadap keragaman spesies dan kelimpahannya.

ABSTRACT
DIAN SARI. The Diversity of Butterflies at Telaga Warna Area Cisarua Bogor. Supervised by
TRI ATMOWIDI and SIH KAHONO.
The aim of this research was to study the diversity of the butterflies at Telaga Warna area
Cisarua Bogor. The observation was done for 12 days in the four selected locations i.e. around
lake, tea plantation, forest edge, and around the house. The study of composition and abundance of
butterflies was done at 08.00-11.00 h and 13.00-16.00 h during sunny days. Twenty-two species
that belong to 5 families were found in Telaga Warna with Delias belisama, Ypthima sp., and
Delias crithoe were the dominance species. The diversity of butterflies around the lake, the forest
edge, and around the house were higher than that of around the tea plantation. The highest number
of species (19 species) were found at 09.31-10.00 h while the highest number of individual (144
individuals) were found at 13.00-13.30 h. Temperature, humidity, and light intensity affected to the
species diversity and abundance.

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kupu-kupu termasuk ordo Lepidoptera
yang aktif pada siang hari (diurnal). Kupukupu mempunyai dua pasang sayap membraneus. Sebagian besar tubuh dan tungkai
juga tertutup dengan sisik (Borror et al. 1996),
antena berbentuk gada (Amir et al. 2003).
Kupu-kupu
mengalami
metamorfosis
sempurna (Ross et al. 1982) dengan siklus
hidup: telur-larva-pupa-dewasa (PrestonMafham & Preston-Mafham 1999).
Kupu-kupu tersebar di berbagai habitat,
kecuali pada daerah yang sangat dingin dan
daerah yang kering. Beberapa jenis kupu-kupu
diketahui bermigrasi dalam jarak yang jauh.
Kupu-kupu
dewasa
memiliki
peran
menguntungkan antara lain membantu
penyerbukan bunga, sebagai pola dasar untuk
seni (Borror et al. 1996), dan indikator
kualitas lingkungan (Holloway et al. 1987).
Beberapa jenis larva kupu-kupu dapat bersifat
merugikan yaitu sebagai hama pada tanaman
budidaya (Kalshoven 1981, Borror et al.
1996).
Menurut Ackery (1984), kupu-kupu
dikelompokkan dalam dua superfamili, yaitu
Papilionoidea (true butterflies) yang terdiri
atas empat famili yaitu Papilionidae, Pieridae,
Nymphalidae,
serta
Lycaenidae;
dan
Hesperioidea (skippers) yang terdiri atas satu
famili yaitu Hesperiidae. Papilionoidea
dicirikan dengan antena kanan dan kiri
berdekatan, membesar di ujung tetapi tidak
bersiku, dan tubuhnya relatif lebih ramping.
Hesperioidea dicirikan dengan antena kanan
dan kiri berjauhan, bersiku di ujungnya, dan
tubuhnya relatif lebih gemuk (Peggie & Amir
2006).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
PPLH IPB-UKF (2006), di kawasan Telaga
Warna terdapat 27 spesies
dengan 86
individu kupu-kupu. Spesies Ypthima
pandocus dari famili Nymphalidae merupakan
spesies yang mendominasi. Hal ini disebabkan
karena terdapat vegetasi yang merupakan
sumber pakan spesies tersebut yaitu
harendong dan kirinyuh.
Keragaman kupu-kupu sangat bergantung
pada faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik
tersebut diantaranya ketinggian tempat, suhu,
kelembaban, cahaya, pH lingkungan, dan
cuaca (Kurniawan 2000). Selain itu, musim
juga mempengaruhi keragaman kupu-kupu.
Menurut Suantara (2000) jumlah spesies
kupu-kupu lebih banyak ditemukan pada awal
musim kemarau dibandingkan dengan akhir

musim hujan. Hal ini disebabkan kebanyakan
spesies kupu-kupu berada pada tahap pupa
saat musim hujan. Namun jumlah individu
kupu-kupu yang ditemukan pada awal musim
kemarau lebih sedikit dibandingkan dengan
musim hujan. Faktor abiotik mempengaruhi
siklus hidup dan kemampuan bertahan hidup
serangga (McPheron & Broce 1996).
Faktor lain yang berpengaruh adalah
faktor biotik yang meliputi hubungan
intraspesifik dan interspesifik. Hubungan
intraspesifik adalah hubungan antar serangga
dalam spesies yang sama sehingga terjadi
persaingan dalam mendapatkan makanan dan
pasangan. Hubungan intraspesifik sangat
berpengaruh dalam kelanjutan populasi.
Sedangkan hubungan interspesifik adalah
hubungan serangga yang berbeda spesies atau
hubungan serangga dengan makhluk hidup
lainnya.
Kawasan Telaga Warna merupakan
daerah hutan pegunungan primer yang terletak
pada 106°50'12''-106°51'14'' BT dan 6°42'23''6°43'24'' LS di desa Tugu Utara, Kecamatan
Cisarua, Kabupaten Bogor dengan keadaan
lapang berbukit terjal dan bergelombang.
Daerah ini memiliki kemiringan lereng yang
umumnya curam, kecuali bagian selatan yang
berbatasan langsung dengan perkebunan teh.
Ketinggian berkisar 1400-1900 m dpl. Suhu
udara rata-rata 18,3 °C, kelembaban rata-rata
84%, dengan curah hujan 3.380 mm/tahun
(Sub BKSDA JaBar II 1999).
Kurangnya data mengenai keragaman
jenis kupu-kupu di kawasan Telaga Warna
menjadi latar belakang dilaksanakannya
penelitian ini.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan mengetahui dan
mempelajari keragaman kupu-kupu di
kawasan Telaga Warna Cisarua Bogor.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
data keberadaan jenis dan populasi kupu-kupu
di kawasan Telaga Warna Cisarua Bogor.

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan
Juni hingga Desember 2007. Pengambilan data
dilakukan di kawasan Telaga Warna Cisarua
Bogor. Identifikasi spesimen dilakukan di
Laboratorium Entomologi bidang Zoologi
Pusat Penelitian Biologi LIPI Cibinong.
Analisis data dilakukan di bagian Ekologi dan

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kupu-kupu termasuk ordo Lepidoptera
yang aktif pada siang hari (diurnal). Kupukupu mempunyai dua pasang sayap membraneus. Sebagian besar tubuh dan tungkai
juga tertutup dengan sisik (Borror et al. 1996),
antena berbentuk gada (Amir et al. 2003).
Kupu-kupu
mengalami
metamorfosis
sempurna (Ross et al. 1982) dengan siklus
hidup: telur-larva-pupa-dewasa (PrestonMafham & Preston-Mafham 1999).
Kupu-kupu tersebar di berbagai habitat,
kecuali pada daerah yang sangat dingin dan
daerah yang kering. Beberapa jenis kupu-kupu
diketahui bermigrasi dalam jarak yang jauh.
Kupu-kupu
dewasa
memiliki
peran
menguntungkan antara lain membantu
penyerbukan bunga, sebagai pola dasar untuk
seni (Borror et al. 1996), dan indikator
kualitas lingkungan (Holloway et al. 1987).
Beberapa jenis larva kupu-kupu dapat bersifat
merugikan yaitu sebagai hama pada tanaman
budidaya (Kalshoven 1981, Borror et al.
1996).
Menurut Ackery (1984), kupu-kupu
dikelompokkan dalam dua superfamili, yaitu
Papilionoidea (true butterflies) yang terdiri
atas empat famili yaitu Papilionidae, Pieridae,
Nymphalidae,
serta
Lycaenidae;
dan
Hesperioidea (skippers) yang terdiri atas satu
famili yaitu Hesperiidae. Papilionoidea
dicirikan dengan antena kanan dan kiri
berdekatan, membesar di ujung tetapi tidak
bersiku, dan tubuhnya relatif lebih ramping.
Hesperioidea dicirikan dengan antena kanan
dan kiri berjauhan, bersiku di ujungnya, dan
tubuhnya relatif lebih gemuk (Peggie & Amir
2006).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
PPLH IPB-UKF (2006), di kawasan Telaga
Warna terdapat 27 spesies
dengan 86
individu kupu-kupu. Spesies Ypthima
pandocus dari famili Nymphalidae merupakan
spesies yang mendominasi. Hal ini disebabkan
karena terdapat vegetasi yang merupakan
sumber pakan spesies tersebut yaitu
harendong dan kirinyuh.
Keragaman kupu-kupu sangat bergantung
pada faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik
tersebut diantaranya ketinggian tempat, suhu,
kelembaban, cahaya, pH lingkungan, dan
cuaca (Kurniawan 2000). Selain itu, musim
juga mempengaruhi keragaman kupu-kupu.
Menurut Suantara (2000) jumlah spesies
kupu-kupu lebih banyak ditemukan pada awal
musim kemarau dibandingkan dengan akhir

musim hujan. Hal ini disebabkan kebanyakan
spesies kupu-kupu berada pada tahap pupa
saat musim hujan. Namun jumlah individu
kupu-kupu yang ditemukan pada awal musim
kemarau lebih sedikit dibandingkan dengan
musim hujan. Faktor abiotik mempengaruhi
siklus hidup dan kemampuan bertahan hidup
serangga (McPheron & Broce 1996).
Faktor lain yang berpengaruh adalah
faktor biotik yang meliputi hubungan
intraspesifik dan interspesifik. Hubungan
intraspesifik adalah hubungan antar serangga
dalam spesies yang sama sehingga terjadi
persaingan dalam mendapatkan makanan dan
pasangan. Hubungan intraspesifik sangat
berpengaruh dalam kelanjutan populasi.
Sedangkan hubungan interspesifik adalah
hubungan serangga yang berbeda spesies atau
hubungan serangga dengan makhluk hidup
lainnya.
Kawasan Telaga Warna merupakan
daerah hutan pegunungan primer yang terletak
pada 106°50'12''-106°51'14'' BT dan 6°42'23''6°43'24'' LS di desa Tugu Utara, Kecamatan
Cisarua, Kabupaten Bogor dengan keadaan
lapang berbukit terjal dan bergelombang.
Daerah ini memiliki kemiringan lereng yang
umumnya curam, kecuali bagian selatan yang
berbatasan langsung dengan perkebunan teh.
Ketinggian berkisar 1400-1900 m dpl. Suhu
udara rata-rata 18,3 °C, kelembaban rata-rata
84%, dengan curah hujan 3.380 mm/tahun
(Sub BKSDA JaBar II 1999).
Kurangnya data mengenai keragaman
jenis kupu-kupu di kawasan Telaga Warna
menjadi latar belakang dilaksanakannya
penelitian ini.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan mengetahui dan
mempelajari keragaman kupu-kupu di
kawasan Telaga Warna Cisarua Bogor.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
data keberadaan jenis dan populasi kupu-kupu
di kawasan Telaga Warna Cisarua Bogor.

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan
Juni hingga Desember 2007. Pengambilan data
dilakukan di kawasan Telaga Warna Cisarua
Bogor. Identifikasi spesimen dilakukan di
Laboratorium Entomologi bidang Zoologi
Pusat Penelitian Biologi LIPI Cibinong.
Analisis data dilakukan di bagian Ekologi dan

2

Sistematika Hewan
FMIPA IPB.

Departemen

Biologi

Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah spesimen
kupu-kupu yang tertangkap dan alkohol 70%.
Alat-alat yang digunakan adalah jaring
serangga, termometer, lux-meter, pencatat
waktu, suntikan, kertas papilot, kertas label,
buku lapang, alat tulis, styrofoam, kertas
minyak, jarum serangga, kotak penyimpan
serangga, kamera digital, dan oven.
Metode
Pengamatan Keragaman Kupu-kupu
Pengamatan kupu-kupu dilakukan pada
empat lokasi di kawasan Telaga Warna yaitu
sekitar telaga, kebun teh, tepi hutan, dan
sekitar rumah (Lampiran 1, 2). Pengamatan
dilakukan pada pukul 08.00-11.00 dan 13.0016.00 saat cuaca cerah atau tidak hujan.
Pengamatan meliputi jumlah spesies dan
jumlah individu. Total waktu pengamatan
adalah 12 hari.
Pengambilan Spesimen
Pengambilan
spesimen
dilakukan
menggunakan jaring serangga. Tiap spesies
hanya diambil 1 atau 2 spesimen. Spesimen
yang tertangkap kemudian disuntik dengan
alkohol 70% atau ditekan bagian toraksnya.
Selanjutnya dimasukkan ke dalam kertas
papilot dengan sayap pada posisi vertikal.
Pengawetan Spesimen
Pengawetan spesimen dilakukan dengan
cara merentangkan sayap dan toraks yang
ditusuk dengan jarum serangga pada
styrofoam. Spesimen yang telah direntangkan
kemudian dikeringkan dalam oven dengan
suhu 37 °C. Setelah kering, spesimen
kemudian disimpan dalam kotak serangga,
dijaga agar tetap kering dan diberi kapur barus
untuk menghindari jamur dan semut.
Identifikasi
Identifikasi
spesies
kupu-kupu
berdasarkan Tsukada (1981-1991) dan Seki et
al. (1991), serta verifikasi dengan spesimen
koleksi Museum Zoologi Bogor.
Pengukuran Parameter Lingkungan
Pengukuran
parameter
lingkungan
dilakukan setiap waktu pengamatan meliputi
suhu, kelembaban udara, serta intensitas
cahaya.

Analisis data
Data yang telah diperoleh, dianalisis
dengan menghitung jumlah spesies dan
individu.
Keragaman
dan
kesamaan
(similaritas) kupu-kupu di empat lokasi
dianalisis dengan menghitung:
Indeks keragaman Shannon-Wiener (H’)
H’ = -∑ (Pi) (ln Pi)
dimana
Pi = proporsi individu pada spesies i (ni/N)
ni = jumlah individu spesies i pada lokasi a
n = jumlah individu total pada lokasi a
Sebaran keragaman Shannon (E)
E = H’/ ln S
dimana
S = jumlah spesies
Indeks similaritas Sorensen (So)
So = 2C / (Si + Sj)
dimana
C = jumlah jenis yang ditemukan pada
kedua lokasi
Si = jumlah jenis yang ditemukan pada
lokasi i
Sj = jumlah jenis yang ditemukan pada
lokasi j
Jumlah individu yang ditemukan di empat
lokasi dibandingkan dengan Analysis of
Variance (ANOVA).

HASIL
Keragaman Kupu-kupu
Sebanyak 1019 individu kupu-kupu yang
ditemukan di kawasan Telaga Warna terdiri
atas 22 spesies dari 5 famili yaitu Papilionidae
(4 spesies), Pieridae (6 spesies), Lycaenidae (1
spesies), Nymphalidae (9 spesies), dan
Hesperiidae (2 spesies) (Tabel 1, Lampiran 4).
Delias belisama, Ypthima sp., dan Delias
crithoe merupakan individu yang mendominasi di kawasan Telaga Warna dan selalu
ditemukan di empat lokasi pengamatan
(Gambar 1). Papilio paris hanya ditemukan di
sekitar telaga, sementara Euploea eunice
hanya ditemukan di tepi hutan.
Berdasarkan waktu pengamatan, jumlah
spesies terbanyak (19 spesies) ditemukan
pukul 09.31-10.00 namun kelimpahan
terbanyak (144 individu) ditemukan pukul
13.00-13.30. Sementara jumlah spesies dan
kelimpahan terendah (6 spesies, 31 individu)
ditemukan pukul 15.31-16.00 (Gambar 2).

2

Sistematika Hewan
FMIPA IPB.

Departemen

Biologi

Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah spesimen
kupu-kupu yang tertangkap dan alkohol 70%.
Alat-alat yang digunakan adalah jaring
serangga, termometer, lux-meter, pencatat
waktu, sunti