Pengaruh Enso Terhadap Ketersediaan Air Wilayah Das Ciliwung Hulu Kabupaten Bogor

(1)

PENGARUH ENSO TERHADAP KETERSEDIAAN AIR

WILAYAH DAS CILIWUNG HULU KABUPATEN BOGOR

MUHAMMAD OKTA BYARI

DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2015


(2)

(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh ENSO Terhadap Ketesediaan Air Wilayah DAS Ciliwung Hulu Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari Komisi Pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2015

Muhammad Okta Byari


(4)

ABSTRAK

MUHAMMAD OKTA BYARI. Pengaruh ENSO Terhadap Ketersediaan Air Wilayah DAS Ciliwung Hulu Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh HIDAYAT PAWITAN.

DAS Ciliwung Hulu merupakan salah satu daerah tangkapan air di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat yang berperan sebagai sumber air Kota Bogor. Pada tahun El Nino Southern Oscilliation (ENSO) terjadi perubahan nilai

parameter iklim seperti perubahan suhu udara dan curah hujan yang akan mempengaruhi jumlah air di DAS. Tujuan penelitian ialah mengkaji pengaruh ENSO terhadap ketersediaan air di DAS Ciliwung Hulu dengan metode neraca air lahan Mock. Luas DAS Ciliwung Hulu adalah sebesar 151 Km2 memiliki jenis tanah latosol merah cokelat dengan tekstur lempung. Besar curah hujan Tahun 1997 (El Nino), 1998 (La Nina), 2002 (El Nino), 2005 (Normal), 2007 (La Nina) berturut-turut adalah sebesar 2690 mm, 4853 mm, 4239 mm, 4568 mm, dan 4009 mm. Nilai limpasan total (RO) ditahun 1997 dan 2002 (El Nino) lebih rendah -49% dan -31% daripada tahun 2005 (Normal) dan ditahun 1998 dan 2007 (La Nina) cukup tinggi 4% dan lebih rendah -28% daripada tahun normal (2005). Pengaruh ENSO cukup besar terhadap nilai presipitasi untuk menghasilkan limpasan di DAS Ciliwung Hulu dalam satu tahunnya.

Kata kunci: ketersediaan air, limpasan total, Metode Mock, presipitasi

ABSTRACT

MUHAMMAD OKTA BYARI. The Analysis of Water Balance Ciliwung Hulu in Bogor and ENSO Effect Water available Region. Under Supervision by HIDAYAT PAWITAN.

Ciliwung watershed upstream is one catchment area in Bogor Regency, West Java Province, which acts as a source of water the city of Bogor. In Oscilliation El Nino Southern Oscillation (ENSO) climate change parameter values such as changes in temperature and rainfall will affect the amount of water in the watershed. The aim of this study is assess the influence of ENSO on the availability of water in the Ciliwung Hulu with soil water balance method Mock. Ciliwung watershed area upstream amounted to 151 Km2 which has a brown red latosol soil types with clay texture. Rainfall of 1997 (El Nino), 1998 (La Nina), 2002 (El Nino), 2005 (Normal), 2007 (La Nina) and each is equal to 2690 mm, 4853 mm, 4239 mm, 4568 mm, and 4009 mm. The value of the total runoff (RO) in 1997 and 2002 (El Nino) is lower -49% and -31% than the 2005 (Normal) year and in the year 1998 and 2007 (La Nina) is higher than 4% and -28% lower than a normal year (2005). The influence of ENSO is big enough for precipitation to generate runoff values in Ciliwung Hulu within one year.


(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada

Mayor Meteorologi Terapan

PENGARUH ENSO TERHADAP KETERSEDIAAN AIR

WILAYAH DAS CILIWUNG HULU KABUPATEN BOGOR

MUHAMMAD OKTA BYARI

DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2015


(6)

(7)

Judul Skripsi: Pengaruh ENSO Terhadap Ketersediaan Air Wilayah DAS Ciliwung Hulu Kabupaten Bogor

: Muhammad Okta Byari

::\IM : G2411 0054

Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir. Hidayat Pawitan, M.Sc Pembimbing

Diketahui oleh

tセ@

dfセ@

Ketua Departemen


(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari hingga Juni 2015 ini ialah ketersediaan air, dengan judul Pengaruh ENSO Terhadap Ketersediaan Air Wilayah DAS Ciliwung Hulu Kabupaten Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir Hidayat Pawitan, M.Sc selaku pembimbing. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada kedua orang tua penulis yaitu Bapak Ariantono, S.Pd, MM. dan Ibu Byuti S.Pd. Adik penulis Mully Cahyani Byari dan Maysan Alif Byari serta seluruh keluarga penulis atas segala dukungan doa, materi dan kasih sayangnya selama ini kepada penulis. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada teman – teman GFM 48 atas segala kebersamaannya, teman – teman satu bimbingan Siti Syadi’ah, Isnaeni Sumaryati, Ikrom Mustofa, kepada Miftahudin, Rizki Taufik Hermansyah, Aditya Setiadi, Yudi FanggidaE, Muhamad Fakhrul, Priyo Dwi Utomo, Moch Afrizal, Ridwan Faisal Asep Kurnia, Heidei Putra Utama serta Graita Gaiety Jatmiko yang telah membantu dan memberikan semangat dalam penelitian ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis, pembaca dan semua pihak yang terlibat didalamnya.

Bogor, Juni 2015


(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Perumusan Masalah 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

METODE 2

Tempat dan Waktu Penelitian 2

Bahan 2

Alat 2

Prosedur Analisis Data 3

Analisis Pengaruh ENSO 5

Prosedur Perhitungan Neraca Air Lahan 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Deskripsi DAS Ciliwung Hulu 8

Analisis Curah Hujan Wilayah 10

Neraca Air Tahun 1997 10

Neraca Air Tahun 1998 12

Neraca Air Tahun 2002 14

Neraca Air Tahun 2005 16

Neraca Air Tahun 2007 18

Analisis Pengaruh ENSO 19

SIMPULAN DAN SARAN 21

Simpulan 21

Saran 21

DAFTAR PUSTAKA 22

LAMPIRAN 23


(10)

DAFTAR TABEL

1 Indeks Nino 3.4 tahun 1997 - 2007 5

2 Neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 1997 (El Nino) 11 3 Neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 1998 (La Nina) 13 4 Neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 1997 (El Nino) 14 5 Neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 2005 (Normal) 16 6 Neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 2007 (La Nina) 18

7 Perbandingan komponen neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 1997, 2002

(El Nino), 2005 (Normal), dan 1998, 2007 (La Nina) 20

DAFTAR GAMBAR

1 Poligon Thiessen DAS Ciliwung Hulu stasiun Katulampa, Gadog,

Gunungmas, dan Citeko 3

2 Tabel tahun El Nino, La Nina, normal serta IOD positif dan negatif (Meyers

et al. 2007) 5

3 Diagram alir perhitungan neraca air lahan metode Mock 6 4 Diagram alir perhitungan kelengasan tanah (SM) dan jumlah kelengasan

tanah (ΔSM) 6

5 Diagram perhitungan nilai Water Surplus (WS) 7

6 Peta Letak Stasiun Pengukur Hujan Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu,

Kabupaten Bogor 9

7 Nilai rata-rata curah hujan wilayah dan jumlah curah hujan pada tahun 1997 (El Nino), 2005 (Normal), 1998 (La Nina) di DAS Ciliwung Hulu 10 8 Grafik neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 1997 (El Nino) 11 9 Grafik perbandingan RunOff DAS Ciliwung Hulu tahun 1997 (El Nino) 12 10 Grafik neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun La Nina (1998) 13 11 Grafik perbandingan RunOff DAS Ciliwung Hulu tahun 1998 (La Nina) 14 12 Grafik neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 2002 (El Nino) 15 13 Grafik perbandingan RunOff DAS Ciliwung Hulu 15 14 Grafik neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 2005 (Normal) 17 15 Grafik perbandingan RunOff DAS Ciliwung Hulu tahun 2005 (Normal) 17 16 Grafik neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 2007 (La Nina) 19 17 Grafik perbandingan RunOff DAS Ciliwung Hulu tahun 2007 (La Nina) 19

DAFTAR LAMPIRAN

1 Nilai Suhu udara rata – rata (oC) dan Debit Harian (m3/s) DAS

Ciliwung Hulu tahun 1997 1

2 Nilai Suhu udara rata – rata (oC) dan Debit Harian (m3/s) DAS

Ciliwung Hulu tahun 1998 2

3 Nilai Suhu udara rata – rata (oC) dan Debit Harian (m3/s) DAS

Ciliwung Hulu tahun 2002 3

4 Nilai Suhu udara rata – rata (oC) dan Debit Harian (m3/s) DAS

Ciliwung Hulu tahun 2005 4

5 Nilai Suhu udara rata – rata (oC) dan Debit Harian (m3/s) DAS


(11)

PENDAHULUAN

Perkembangan wilayah pada suatu daerah akan menyebabkan kebutuhan air terus meningkat seiring dengan laju pertambahan penduduk. Kecenderungan yang sering terjadi adalah adanya ketidakseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air. Proses mencapai keseimbangan antara kebutuhan air dan ketersediaan air di masa mendatang, diperlukan upaya pengkajian komponen-komponen kebutuhan air.

Ketersediaan air dalam pengertian sumberdaya air pada dasarnya berasal dari air hujan (atmosferik), air permukaan dan air tanah. Hujan yang jatuh di atas permukaan pada suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) atau Wilayah Sungai (WS) sebagian akan menguap kembali sesuai dengan proses iklimnya, sebagian akan mengalir melalui permukaan dan sub permukaan masuk ke dalam saluran, sungai atau danau dan sebagian lagi akan meresap jatuh ke tanah sebagai pengisian kembali (recharge) pada kandungan air tanah yang ada. Penelitian ini menggunakan metode Mock, karena metode ini dapat menganalisis dan menduga ketersediaan air dalam bentuk debit air dan sudah banyak digunakan dalam penelitian lainnya di pulau yang berbeda seperti halnya penelitian Chandra, F. (2014) di DAS Mentaya, Kalimantan Tengah. Penelitian terdahulu untuk di wilayah DAS Ciliwung Hulu adalah menduga ketersediaan air aktual dan pengembangan potensi sumberdaya air yang dilakukan oleh Dorta Siagian (2001). Pendugaan ketersediaan air juga dipengaruhi oleh kondisi ekstrem yang ada di wilayah tersebut, seperti kondisi ekstrem ENSO. Dampak dari kondisi tersebut yaitu bisa terjadinya peningkatan ataupun pengurangan jumlah air yang ada di wilayah, sehingga akan sangat berpengaruh terhadap ketersediaan air wilayah.

Perumusan Masalah

Ketersediaan jumlah air serta distribusinya yang telah menjadi debit aliran di DAS Ciliwung Hulu masih banyak yang belum diketahui seluruhnya. Kondisi ekstrem di wilayah kajian seperti pengaruh ENSO cukup berpengaruh besar terhadap peningkatan dan penurunan jumlah air di DAS Ciliwung Hulu yang berdampak pada fenomena banjir pada tahun – tahun La Nina di wilayah Hilir sungai Ciliwung. Metode neraca air lahan Mock pada penelitian ini akan digunakan untuk menghitung jumlah air dan distribusinya serta membandingkannya dengan hasil pengukuran debit. Diharapkan hasil dari penelitian dapat menjadi sumbangsih ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan pemerintah dalam pengambilan kebijakan terkait masalah banjir tersebut.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh ENSO terhadap ketersediaan air di DAS Ciliwung Hulu dengan metode neraca air lahan Mock.


(12)

2

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait ketersediaan air di wilayah DAS Ciliwung Hulu pada kondisi normal dan ENSO sebagai bahan informasi untuk menentukan musim tanam yang baik bagi tanaman, perencanaan pembangunan waduk (situ), perencanaan pembangunan wilayah di bagian sungai Ciliwung, serta antisipasi kebijakan mengenai dampak resiko banjir di wilayah Ciliwung Hilir seperti Jakarta.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini diawali dengan menghitung nilai ETp dan hasil akhirnya akan didapatkan nilai limpasan (RO) dari model neraca air lahan Mock pada wilayah DAS Ciliwung Hulu. Kemudian menganalisis neraca air lahan tersebut pada tahun kondisi ekstrem ENSO dan tahun normal. Pengaruh ENSO yang ditimbulkan terhadap ketersediaan air wilayah dapat dilihat dari jumlah presipitasi, evapotranspirasi aktual, evapotranspirasi potensial, kelengasan tanah, dan limpasan atau debit air pada tahun kondisi ekstrim ENSO dan tahun normal yang telah ditentukan berdasarkan data Indeks Nino 3.4. Nilai limpasan (RO) yang didapat dari model neraca air lahan Mock akan dibandingkan dengan nilai limpasan (RO) hasil pengukuran pada stasiun Katulampa.

METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hidrometeorologi Departemen Geofisika dan Meteorologi IPB. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Juni 2015.

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data curah hujan harian DAS Ciliwung Hulu stasiun pengukuran Katulampa, Gadog, Citeko, dan Gunung Mas. Data suhu udara maksimum dan minimum harian stasiun Citeko yang terletak pada posisi 6º 42’ LS dan 106º 56’ BT, data debit air harian DAS Ciliwung Hulu di Stasiun Katulampa tahun 1997, 1998, 2002, 2005, 2007, dan data spasial (wilayah dan sungai) DAS Ciliwung Hulu Kabupaten Bogor.

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu komputer dan perangkat lunak Microsoft office Word dan Microsoft office Excel untuk pengolahan data


(13)

3 Prosedur Analisis Data

Analisis Curah Hujan Wilayah

Curah hujan wilayah dihitung dengan metode poligon Thiessen. Data curah hujan yang digunakan ialah data tahun 1990 – 2009. Data yang digunakan ialah data curah hujan di stasiun Katulampa, Gadog, Citeko, dan Gunung Mas seperti pada Gambar 1.

Gambar 1 Poligon Thiessen DAS Ciliwung Hulu stasiun Katulampa, Gadog, Gunungmas, dan Citeko

(Davie 2008) (1)

Ṝ = nilai kedalaman / jeluk rata-rata curah hujan (mm) R1, R2, R3 dan Rn = nilai jeluk curah hujan stasiun 1,2,3 hingga ke n (mm)

Ri = nilai jeluk curah hujan stasiun ke- i (mm)

i = 1,2, 3,.... n

A1, A2, A3 dan An = luas area poligon 1, 2, 3 hingga ke n A = total luas area tangkapan air

Perhitungan Evapotranspirasi Potensial

Pendugaan nilai evapotranspirasi potensial dilakukan dengan menggunakan rumus empiris persamaan Hargreaves. Persamaan Hargreaves (1985) membutuhkan data suhu maksimum, minimum, dan rata-rata. Data suhu yang digunakan ialah data suhu tahun 1997, 1998, dan 2005 di stasiun Citeko, Bogor.


(14)

4

ETp = Evapotranspirasi potensial (mm/hari) Tmax = Suhu maksimum harian (°C)

Tmin = Suhu minimum harian (°C) Tmean = Suhu rataan harian (°C),

Ra = Radiasi ekstraterestrial (MJ/m2 hari)

Nilai radiasi ekstraterestrial dapat dicari dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

/2.45 (3) Ra = Radiasi ekstraterestrial ( MJ/m2 hari)

Gsc = konstanta solar, 0.0820 MJ/m2menit dr = jarak bolak-balik bumi-matahari (rumus 1) φ = lintang (rad, rumus 2)

δ = deklinasi solar (rad, rumus 3)

ωs = sudut jam datang matahari (rad, rumus 4)

rumus 1 : (4)

J = urutan tanggal pada penanggalan julian

rumus 2 : (5)

L = desimal derajat lintang

rumus 3 : (6)

rumus 4 : (7)

( FAO No. 56 1998) Pemisahan Aliran Dasar dan Limpasan Permukaan

Pemisahan aliran dasar dan limpasan permukaan dilakukan dengan metode N & M (Nathan & McMahon dalam Welderufael dan Woyessa 2010). Data yang digunakan yaitu data debit tahun 1997, 1998, dan 2005 pada stasiun Katulampa, Bogor.

(8)

(9)

DRO(i) = aliran permukaan langsung (m3/s), DRO(i) > 0 untuk i dalam hari QT = debit terukur (m3/s)

BFO = aliran dasar (m3/s)

α = koefisien dengan nilai 0.925 β = koefisien dengan nilai 0.5


(15)

5 Analisis Pengaruh ENSO

Analisis pengaruh ENSO dilakukan dengan cara membandingkan komponen neraca air seperti presipitasi, evapotranspirasi aktual, evapotranspirasi potensial, kelengasan tanah, dan limpasan (RO) pada tahun El Nino, normal, dan La Nina. Tabel kejadian El Nino, normal, dan La Nina dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Indeks Nino 3.4 tahun 1997 - 2007

Tahun DJF JFM FMA MAM AMJ MJJ JJA JAS ASO SON OND NDJ

1997 -0.5 -0.4 -0.1 0.2 0.7 1.2 1.5 1.8 2.1 2.3 2.4 2.3

1998 2.2 1.8 1.4 0.9 0.4 -0.2 -0.7 -1.0 -1.2 -1.3 -1.4 -1.5

1999 -1.5 -1.3 -1.0 -0.9 -0.9 -1.0 -1.0 -1.1 -1.1 -1.3 -1.5 -1.7

2000 -1.7 -1.5 -1.2 -0.9 -0.8 -0.7 -0.6 -0.5 -0.6 -0.6 -0.8 -0.8

2001 -0.7 -0.6 -0.5 -0.4 -0.2 -0.1 0.0 0.0 -0.1 -0.2 -0.3 -0.3

2002 -0.2 0.0 0.1 0.3 0.5 0.7 0.8 0.8 0.9 1.2 1.3 1.3

2003 1.1 0.8 0.4 0.0 -0.2 -0.1 0.2 0.4 0.4 0.4 0.4 0.3

2004 0.3 0.2 0.1 0.1 0.2 0.3 0.5 0.7 0.8 0.7 0.7 0.7

2005 0.6 0.4 0.3 0.3 0.3 0.3 0.2 0.1 0.0 -0.2 -0.5 -0.8

2006 -0.9 -0.7 -0.5 -0.3 0.0 0.1 0.2 0.3 0.5 0.8 1.0 1.0

2007 0.7 0.3 -0.1 -0.2 -0.3 -0.3 -0.4 -0.6 -0.8 -1.1 -1.2 -1.4

Sumber : NOAA (2014)

Kondisi El Nino (hangat) dan La Nina (dingin) ditentukan jika nilai

Oceanic Nino Index telah melewati ambang batas selama lima kali berturut-turut

dan untuk nilai ambang batas dingin dan hangat ialah 0.50C. Berikut beberapa tahun yang termasuk El Nino, La Nina, dan normal yang termasuk dalam kategori kuat dan lemah dan pengaruhnya terhadap IOD yang terdapat dalam Gambar 2.

Gambar 2 Tabel tahun El Nino, La Nina, normal serta IOD positif dan negatif (Meyers et al. 2007)

Penelitian yang dilakukan hanya menggunakan tiga tahun dengan kelengkapan data curah hujan, suhu maksimum, suhu minimum, dan suhu rata-rata serta data debit pada tahun 1997, tahun 1998, dan tahun 2005.

Prosedur Perhitungan Neraca Air Lahan

Penelitian ini menggunakan metode Mock untuk perhitungan neraca air lahan yang telah dimodifikasi pada nilai soil moisture atau kelengasan tanah (SM)


(16)

6

ETa akan bergantung pada keadaan kelengasan tanah SM sehingga dapat dilihat pengaruh ENSO terhadap model neraca air lahannya. Berikut merupakan diagram alir prosedur analisis data pada Gambar 3.

Gambar 3 Diagram alir perhitungan neraca air lahan metode Mock

Perhitungan neraca air lahan menggunakan metode Mock mempunyai interval waktu bulanan agar hasil dari prosesnya nanti dapat dijadikan referensi untuk waktu musiman.

Nilai Soil Moisture (SM)

Perhitungan nilai awal kelengasan tanah (Initial Soil Moisture = ISM)

dimulai dengan nilai yang sama dengan WHC (Water Holding Capacity) atau

kapasitas lapang tanah dalam menahan air, dan selanjutnya nilai SM ini akan ditentukan dari pengaruh nilai ETp dan presipitasi.

Gambar 4 Diagram alir perhitungan kelengasan tanah (SM) dan jumlah kelengasan tanah (ΔSM)


(17)

7 Nilai ISM yang digunakan ialah sebesar 300 mm yang sama dengan WHC karena menurut Dourado-Neto et al. (2010) pada umumnya nilai ISM

diasumsikan pada kapasitas lapang atau WHC pada bulan terakhir musim hujan kecuali iklimnya ialah semi arid.

Evapotranspirasi Aktual (ETa)

Nilai ETa bergantung pada keadaan SM, apabila nilai SM = WHC, maka ETa = ETp, namun apabila nilai SM berada diantara nilai WHC dan PWP (Permanent Wilting Point) atau titik layu permanen maka Nilai ETa ialah :

ETa = (( SM – PWP ) / ( WHC – PWP )) . ETp (10) Nilai WHC yang digunakan ialah 300 mm karena tekstur tanah latosol merah kecokelatan dan tutupan vegetasi hutan DAS dan nilai PWP sebesar 10% dari WHC yaitu 30 mm didapat dari Duryea dan Dougherty (1991).

Nilai Water Surplus (WS)

Nilai Water Surplus bergantung pada nilai SM dan ETa. Ketentuan nilai SM

dan ETa untuk menentukan WS ada pada gambar 4.

Gambar 5 Diagram perhitungan nilai Water Surplus (WS) Nilai Infiltrasi (I)

Persamaan infiltrasi (I) :

I = WS. If (11)

Nilai koefisien infiltrasi antara 0.2 – 0.5 menurut Haryanto et al. 2013. Nilai

koefisien infiltrasi yang digunakan dalam penelitian ialah 0.5 karena nilai koefisien tersebut telah diparamterisasi dengan keadaan lapang sehingga hasil perhitungan nilai akhir runoff akan mendekati hasil pengukuran.

Nilai Groundwater (G)

Nilai groundwater bergantung pada nilai infiltrasi, koefisien resesi (k), dan groundwater sebelumnya. Persamaan groundwater (G) :

G = k.Gi-1 + 0.5 I (1+k) (12)


(18)

8

Nilai koefisien resesi antara 0.4 – 0.7 menurut Haryanto et al. 2013. Nilai

koefisien yang digunakan 0.4 karena nilai koefisien tersebut telah diparameterisasi sehingga hasil perhitungan nilai akhir runoff mendekati hasil pengukuran. Nilai

inisial groundwater berkisar antara 3 – 109 mm (Bappenas dalam Wirasembada

2012) dan nilai yang digunakan setelah dilakukan parematerisasi ialah 109 mm. Nilai Baseflow (BFO), Direct Runoff (DRO), dan Runoff (RO)

Persamaan nilai BFO, DRO, dan RO :

BFO = I – ∆G (perubahan groundwater) jika BFO > 0 (14)

DRO = WS – I (15)

RO = BFO + DRO (16)

Nilai RO hasil perhitungan neraca air akan dibandingkan dengan hasil pengukuran di stasiun Katulampa, Bogor. Perbandingan nilai ini dilakukan untuk mengevaluasi hasil perhitungan dengan model neraca air dengan hasil pengukuran. Hasil perhitungan RO dievaluasi dengan metode Nash-Sutcliffe efficiency (NSE). Nilai NSE berkisar (- ∞) hingga 1. Semakin nilai NSE

mendekati angka 1 maka semakin baik. Nilai antara 0 – 1 pada umumnya merupakan level yang dapat diterima, namun jika NSE < 0.0 maka hal tersebut mengindikasikan bahwa nilai rata-rata hasil pengukuran lebih baik dari model yang berarti bahwa hasil model tidak dapat diterima.

(Moriasi et al. 2007) (17)

Yiobs = nilai hasil pengukuran Yisim = nilai hasil simulasi model Ymean = nilai rata-rata hasil pengukuran

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi DAS Ciliwung Hulu

DAS Ciliwung Hulu adalah salah satu DAS yang masuk ke dalam jaringan Sungai Ciliwung. Letak geografis DAS Ciliwung Hulu berada pada 6 o 37’50’’LS – 6 o 46’00’’ LS dan 106 o 46’00’’ BT – 107o00’00’’ BT. Luas DAS Ciliwung hulu adalah 151 Km2 dan digolongkan kedalam empat Sub DAS, yaitu Sub DAS Ciesek, Sub DAS Hulu Ciliwung, Sub DAS Cibogo Cisarua, dan Sub DAS Ciseureupan Cisukabirus. DAS Ciliwung Hulu berada pada komplek utama Gunung Salak dan Gunung Gede Pangrango, sehingga hutan merupakan bagian yang paling banyak dalam penutupan lahan di DAS Ciliwung Hulu. Pola aliran Sungai Ciliwung bagian hulu adalah dendritic yaitu menyerupai percabangan

pohon. Pola ini berkembang pada daerah yang lapisan batuannya relatif horizontal, dan tekstur tanahnya halus sehingga permeabilitasnya rendah. DAS


(19)

9 Ciliwung Hulu memiliki kisaran curah hujan sebesar 2929 mm/tahun - 4956 mm/tahun. Menurut klasifikasi Smith dan Ferguson yang didasarkan pada besarnya curah hujan, yaitu Bulan Basah (>200 mm) dan Bulan Kering (<100 mm) adalah termasuk kedalam Tipe A (Nugraha, 2008).

Gambar 6 Peta Letak Stasiun Pengukur Hujan Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu, Kabupaten Bogor

DAS Ciliwung merupakan salah satu penyedia air yang penting bagi wilayah hilir termasuk DKI Jakarta. Terlebih lagi, bagian hulu DAS Ciliwung yang sebagian besar termasuk kedalam wilayah selatan Kabupaten Bogor (Kecamatan Megamendung, Cisarua, dan Ciawi) serta sebagian Kota Bogor (Kecamatan Kota Bogor Timur dan Kota Bogor Selatan). Luasan titik pengukur curah hujan yang mewakili tiap – tiap daerah di DAS Ciliwung Hulu yaitu sebesar 2% wilayah Katulampa, 22% wilayah Gadog, 35% wilayah Gunung Mas dan 41% wilayah Citeko. Wilayah DAS Ciliwung Hulu memiliki elevasi antara 300 sampai 3000 m dpl dan kemiringan 2 - 45% dengan topografi bergelombang hingga bergunung (BPDAS Citarum-Ciliwung 2003). Bentuk DAS Ciliwung Hulu adalah radial dan berbentuk kipas dengan anak sungai yang terkonsentrasi di satu titik yaitu Katulampa sedangkan wilayah hilirnya berbentuk memanjang, sehingga aliran total (debit) di hulu akan lebih cepat mengalir ke hilir dan melambat ketika mencapai hilir.


(20)

10

Analisis Curah Hujan Wilayah

Presipitasi jatuh vertikal di atas permukaan bumi dan diukur oleh penakar hujan. Sedangkan presipitasi horizontal dibentuk di atas permukaan bumi dan tidak diukur oleh penakar hujan. Punmia. B.C. et al, 1995 menyatakan bahwa

terdapat beberapa bentuk dari presipitasi, dan presipitasi yang dihitung pada penelitian ini yaitu curah hujan di DAS Ciliwung Hulu. Jumlah curah hujan pada tahun 1990 – 2009 digunakan untuk menghitung curah hujan wilayah DAS Ciliwung Hulu, seperti yang terlihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Nilai rata-rata curah hujan wilayah dan jumlah curah hujan pada tahun 1997 (El Nino), 2005 (Normal), 1998 (La Nina) di DAS Ciliwung Hulu

Nilai rata-rata curah hujan wilayah DAS Ciliwung Hulu adalah sebesar 3409 mm/tahun dengan luas DAS Ciliwung Hulu sebesar 151 km2. Pola curah hujan yang ditunjukkan pada Gambar 7 adalah moonsunal, dengan puncak curah hujan tertinggi pada awal tahun yaitu bulan Januari. Nilai curah hujan wilayah pada tahun 1997 (El Nino) dan 2005 (Normal) menghasilkan pola yang cukup sama yaitu puncak tertinggi curah hujan pada awal tahun kemudian turun di pertengahan tahun dan meningkat kembali di akhir tahun. Nilai curah hujan pada tahun 1998 (La Nina) menghasilkan pola yang cukup sama juga namun nilai intensitas yang dihasilkan lebih tinggi daripada tahun curah hujan wilayah 20 tahun, 1997 (El Nino) dan normal serta nilai puncak curah hujan tertinggi sedikit bergeser ke arah bulan Maret.

Neraca Air Tahun 1997

Neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 1997 termasuk dalam kategori tahun El Nino. Curah hujan yang terhitung pada tahun ini mengalami penurunan pada bulan Juni – Oktober yang terdapat pada Tabel 2.


(21)

11 Nilai curah hujan pada neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 1997 adalah sebesar 2690 mm. Air hasil curah hujan tersebut akan masuk ke dalam tanah untuk mengisi nilai kelengasan tanah yang ditentukan berdasarkan nilai ETp dan kemudian akan dievapotranspirasikan (ETa) sebesar 1177.7 mm untuk mendapatkan nilai water surplus (WS). Selain itu, air hasil curah hujan juga

mengalami proses infiltrasi sebesar 485.3 mm dan sebagian lagi akan terlimpas menjadi DRO sebesar 485.3 mm. Berdasarkan nilai koefisien infiltrasi sebesar 0.5 maka nilai infiltrasi dan DRO akan menghasilkan nilai yang sama besar. Sebagian dari nilai infiltrasi ini akan tersimpan di dalam tanah untuk menjadi groundwater

(G) dan sebagian lagi akan menjadi BFO sebesar 432.8 mm selama satu tahun. Tabel 2 Neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 1997 (El Nino)

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Tahunan

P 411 140 261 389 383 45 66 49 10 147 490 299 2690,00 ETp 84,5 87,1 119,3 116,2 116,7 117,7 122,2 131,3 132,0 134,3 109,7 183,3

SM 300,0 300,0 300,0 300,0 300,0 227,3 174,2 129,2 85,8 300,0 300,0 300,0

Δ SM 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 -72,7 -53,2 -44,9 -43,4 214,2 0,0 0,0

ETa 84,5 87,1 119,3 116,2 116,7 86,0 65,2 48,3 27,3 134,3 109,7 183,3 1177,7 P-ETa 326,5 52,9 141,7 272,9 266,3 -41,0 0,8 0,7 -17,3 12,7 380,3 115,8

WS 26,5 52,9 141,7 272,9 266,3 0,0 0,8 0,7 0,0 12,7 80,3 115,8

I 13,2 26,5 70,9 136,4 133,2 0,0 0,4 0,4 0,0 6,3 40,2 57,9 485,3 G 75,4 86,0 50,0 173,9 171,3 64,8 65,1 65,1 64,8 69,9 96,9 111,1 1094,3

ΔG -33,6 10,6 -36,0 123,9 -2,6 -106,5 0,3 0,0 -0,3 5,1 27,1 14,2

BFO 46,8 56,7 45,6 12,5 35,8 106,5 0,1 0,4 0,3 41,3 43,1 43,7 432,8 DRO 13,2 26,5 50,9 66,4 33,2 0,0 64,9 85,4 98,3 87,8 75,3 57,9 485,3 RO 60,1 83,2 96,5 78,9 69,0 60,0 64,9 85,8 98,6 129,1 118,4 101,6 1046,0 BFO* 90,7 122,3 131,3 121,3 118,8 113,0 126,9 141,0 150,8 170,8 179,8 201,4

DRO* 54,1 2,6 0,0 0,0 0,0 1,9 5,3 6,1 6,3 6,3 6,0 6,7

RO(obs) 82,9 71,5 75,1 69,4 68,0 65,7 75,7 84,2 89,9 101,3 106,3 119,1 1009,1 * Hasil dari pengukuran debit Ciliwung Hulu

Neraca Air DAS Ciliwung Hulu tahun 1997 mengalami penurunan nilai curah hujan, SM dan ETa seperti pada Gambar 8.

Gambar 8 Grafik neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 1997 (El Nino) Nilai yang ditunjukkan pada Gambar 9 merupakan grafik perbandingan antara nilai RO perhitungan dan RO(obs) hasil pengukuran. Terlihat bahwa pola


(22)

12

yang ditunjukkan pada Gambar 9 antara nilai RO dan RO (obs) adalah hampir sama yaitu semakin meningkat hingga akhir tahun.

Gambar 9 Grafik perbandingan RunOff DAS Ciliwung Hulu tahun 1997 (El Nino)

Nilai RO hasil perhitungan pada neraca air DAS Ciliwung Hulu hampir selalu tinggi daripada hasil pengukuran. Terlihat pada Gambar 9 nilai RO mengalami penurunan pada bulan Maret - Juli kemudian mengalami peningkatan pada bulan Maret dan akhir tahun, sedangkan pada nilai RO(obs) bulan Mei mengalami sedikit penurunan kemudian terjadi peningkatan hingga akhir tahun. Nilai RO maksimum yang didapatkan yaitu pada bulan Oktober sebesar 129.1 mm dan minimum pada bulan Juni sebesar 60 mm, sedangkan untuk nilai RO(obs) maksimum terdapat pada bulan Desember yaitu sebesar 119.1 mm dan nilai minimum terdapat pada bulan Juni yaitu sebesar 65.7 mm.

Hasil dari nilai RO perhitungan dan pengukuran dievaluasi dengan metode

Nash-Sutcliffe efficiency (NSE) dan didapatkan nilainya sebesar 0.16 untuk neraca

air DAS Ciliwung Hulu tahun 1997 (El Nino). Nilai NSE tersebut menunjukkan bahwa nilai hasil perhitungan lebih baik dibandingkan dengan nilai hasil pengukuran.

Neraca Air Tahun 1998

Neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 1998 termasuk dalam kategori tahun La Nina. Nilai curah hujan yang dihasilkan hampir seluruhnya berada di atas tahun 1997 (El Nino) dan tahun 2005 (Normal), namun mengalami penurunan pada bulan September, November, dan Desember yang terdapat pada Tabel 3.

Nilai curah hujan pada tahun 1998 adalah sebesar 4853 mm. Nilai curah hujan pada tahun 1998 cukup tinggi sehingga menyebabkan kelengasan tanah (SM) berada dalam kondisi jenuh setiap bulannya dan nilai tersebut dapat memenuhi nilai evapotranspirasi (ETa) sebesar 1318.2 mm/tahun. Air hujan juga mengalami infiltrasi ke dalam tanah sebesar 867.4 mm dan melimpas menjadi DRO sebesar 867.4 mm selama satu tahun. Air hasil infiltrasi tadi akan tersimpan di dalam tanah menjadi groundwater dan mengalir menjadi BFO sebesar 1108.3


(23)

13

Tabel 3 Neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 1998 (La Nina)

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Tahunan

P 519 435 684 397 321 586 418 405 200 496 257 135 4853 ETp 104,0 97,0 117,4 115,4 120,3 106,8 109,3 120,2 117,5 112,7 98,1 99,5

SM 300,0 300,0 300,0 300,0 300,0 300,0 300,0 300,0 300,0 300,0 300,0 300,0

Δ SM 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

ETa 104,0 97,0 117,4 115,4 120,3 106,8 109,3 120,2 117,5 112,7 98,1 99,5 1318,2 P-ETa 415,0 338,1 566,6 281,6 200,7 479,2 308,7 284,8 82,5 383,3 158,9 35,6

WS 115,0 38,1 266,6 281,6 200,7 179,2 8,7 284,8 82,5 83,3 158,9 35,6

I 57,5 19,0 133,3 140,8 100,4 89,6 4,3 142,4 41,2 41,6 79,4 17,8 867,4 G 83,5 56,5 136,5 141,7 113,4 105,9 46,2 142,9 72,1 72,4 98,8 55,6 1125,6

ΔG -25,6 -26,9 80,0 5,2 -28,3 -7,5 -59,7 96,6 -70,8 0,3 26,5 -43,2

BFO 83,1 76,0 53,3 135,5 128,7 197,1 64,0 45,8 112,0 98,9 53,0 60,9 1108,3 DRO 57,5 89,0 133,3 140,8 100,4 89,6 94,4 142,4 41,2 41,6 79,4 17,8 867,4

RO 140,6 165,0 186,6 276,3 229,0 286,7 158,4 188,2 153,3 140,5 132,4 78,7 2135,7 BFO* 232,9 280,5 370,7 285,4 293,8 373,5 265,0 239,8 122,2 260,3 207,7 109,0

DRO* 177,2 280,5 66,9 63,4 8,5 96,1 15,1 33,4 16,7 72,9 3,2 3,1

RO(obs) 234,6 178,9 250,4 199,6 173,0 268,7 160,3 156,3 79,5 190,6 120,7 64,2 2076,6 * Hasil dari pengukuran debit Ciliwung Hulu

Neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 1998 memiliki curah hujan yang cukup tinggi setiap bulannya sehingga menyebabkan nilai kelengasan tanah (SM) mengalami kondisi jenuh seperti pada Gambar 10.

Nilai kelengasan tanah (SM) pada tahun 1998 mengalami kondisi jenuh sehingga air yang harus dievapotranspirasikan (ETa) dalam satu tahun dapat terpenuhi dan pola ETa yang terbentuk pun sama besar dengan pola ETp selama satu tahun.

Gambar 10 Grafik neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun La Nina (1998) Nilai RO(obs) pada tahun 1998 (La Nina) hampir selalu berada di bawah nilai RO dan pola yang terbentuk hampir seluruhnya sama seperti pada Gambar 11.


(24)

14

Gambar 11 Grafik perbandingan RunOff DAS Ciliwung Hulu tahun 1998 (La Nina)

Nilai RO pada tahun 1998 (La Nina) memiliki pola yang menyerupai dengan pola RO (obs) namun terdapat perbedaan saat pola naik dan turunnya di awal tahun. Pola runoff yang terbentuk yaitu lebih fluktuatif baik dari RO maupun RO(obs) seperti yang terlihat pada Gambar 11. Nilai RO maksimum yang didapatkan yaitu pada bulan Juni sebesar 286.7 mm dan minimum pada bulan Desember sebesar 78.7 mm, sedangkan untuk nilai RO(obs) maksimum terdapat pada bulan Juni yaitu sebesar 268.7 mm dan nilai minimum terdapat pada bulan Desember yaitu sebesar 64.2 mm.

Hasil perhitungan nilai NSE pada neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 1998 (La Nina) adalah sebesar 0.27. Nilai tersebut menunjukkan bahwa hasil perhitungan lebih baik daripada hasil pengukuran dalam memprediksi ketersediaan air wilayah khususnya daerah DAS Ciliwung Hulu.

Neraca Air Tahun 2002

Neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 2002 termasuk dalam kategori tahun El Nino yang terdapat pada Tabel 4.

Tabel 4 Neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 1997 (El Nino)

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Tahunan

P 628 398 432 277 320 203 420 45 130 355 574 457 4239 ETp 97,6 84,6 126,4 122,0 129,0 122,6 125,9 133,4 134,5 145,0 118,4 110,9

SM 300,0 300,0 300,0 300,0 300,0 300,0 300,0 211,6 295,5 300,0 300,0 300,0

Δ SM 300,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 -88,4 84,0 4,5 0,0 0,0

ETa 97,6 84,6 126,4 122,0 129,0 122,6 125,9 89,7 132,2 145,0 118,4 110,9 1404,4 P-ETa 530,4 313,4 305,6 155,0 191,0 80,4 294,2 -44,7 -2,2 210,0 455,6 346,1

WS 230,4 13,4 5,6 155,0 191,0 80,4 294,2 0,0 0,0 210,0 155,6 46,1

I 115,2 6,7 2,8 77,5 95,5 40,2 147,1 0,0 0,0 105,0 77,8 23,0 690,8 G 123,8 47,9 45,1 97,5 110,1 71,4 146,2 43,2 43,2 116,7 97,7 59,3 1001,9

ΔG 14,8 -75,9 -2,7 52,3 12,6 -38,7 74,8 -103,0 0,0 73,5 -19,1 -38,3

BFO 100,4 82,6 5,5 25,2 82,9 78,9 72,3 103,0 0,0 31,5 96,8 61,4 740,5 DRO 115,2 6,7 2,8 77,5 95,5 40,2 147,1 0,0 0,0 105,0 77,8 23,0 690,8 RO 215,5 89,3 8,3 102,7 178,4 119,1 219,3 103,0 0,0 136,5 174,6 84,4 1431,2 BFO* 125,7 468,7 346,8 309,4 238,3 179,7 172,0 149,0 132,7 130,8 149,1 195,2

DRO* 142,9 129,9 2,6 21,2 4,5 2,2 18,1 2,9 1,2 3,9 25,0 12,8

RO(obs) 153,7 342,5 199,9 189,1 138,9 104,1 108,8 86,9 76,6 77,1 99,6 119,0 1696,2 * Hasil dari pengukuran debit Ciliwung Hulu


(25)

15 Nilai curah hujan pada neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 2002 adalah sebesar 4239 mm/tahun. Air dari curah hujan akan dievapotranspirasikan sebesar 1404.4 mm selama satu tahun dan air yang diinfiltrasikan melalui permukaan adalah sebesar 690.8 mm yang selanjutnya akan menjadi DRO yaitu sebesar 690.8 mm.

Neraca Air DAS Ciliwung Hulu tahun 2002 mengalami kondisi jenuh hampir disetiap bulannya seperti pada Gambar 12.

Gambar 12 Grafik neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 2002 (El Nino) Tahun El Nino ditandai dengan pengurangan nilai curah hujan, namun pada tahun 2002 nilai curah hujan hampir mendekati tahun La Nina. Kondisi tersebut menyebabkan nilai SM hampir seluruhnya berada dalam kondisi jenuh seperti yang ditunjukkan Gambar 12. Nilai SM yang jenuh mengakibatkan nilai ETa juga hampir seluruhnya sama dengan nilai ETp, hanya pada bulan Agustus nilai SM tidak berada dalam kondisi jenuh.

Nilai yang ditunjukkan pada Gambar 13 merupakan grafik perbandingan antara nilai RO perhitungan dan RO(obs) hasil pengukuran yang ditunjukkan pada Gambar 13.


(26)

16

Nilai RO hasil perhitungan pada neraca air DAS Ciliwung Hulu hampir selalu tinggi daripada hasil pengukuran. Kondisi El Nino akan menyebabkan pengurangan nilai curah hujan sehingga runoff yang dihasilkan akan lebih sedikit dan cenderung konstan, sedangkan pada tahun 2002 kondisi tersebut berbanding terbalik dengan pola El Nino. Hal tersebut dikarenakan curah hujan pada tahun 2002 (El Nino) hampir mendekati tahun La Nina sehingga runoff yang dihasilkan lebih fluktuatif. Nilai RO maksimum yaitu pada bulan Juli sebesar 219.3 mm dan minimum pada bulan September sebesar 0 mm, sedangkan untuk nilai RO(obs) maksimum terdapat pada bulan Februari yaitu sebesar 342.5 mm dan nilai minimum terdapat pada bulan September yaitu sebesar 76.6 mm.

Hasil dari nilai RO perhitungan dan pengukuran dievaluasi dengan metode

Nash-Sutcliffe efficiency (NSE) dan didapatkan nilainya sebesar -1.2 untuk neraca

air DAS Ciliwung Hulu tahun 2002 (El Nino). Nilai NSE tersebut menunjukkan bahwa nilai hasil pengukuran lebih baik dibandingkan dengan nilai hasil perhitungan. Salah satu penyebabnya yaitu nilai curah hujan yang dihasilkan pada tahun tersebut cukup tinggi sehingga pola runoff yang dihasilkan pun masih jauh dari hasil pengukuran.

Neraca Air Tahun 2005

Neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 2005 termasuk dalam kategori tahun Normal. Curah hujan yang terhitung pada tahun ini mengalami puncak musim hujan tertinggi yaitu bulan Februari seperti pada Tabel 5.

Nilai curah hujan pada tahun 2005 (Normal) adalah sebesar 4568 mm dengan memiliki puncak tertinggi yaitu pada bulan Februari sebsar 730 mm. Air hujan akan dievapotranspirasikan sebesar 1606.1 mm selama satu tahun dan air yang diinfiltrasikan melalui permukaan adalah sebesar 1036.3 mm yang selanjutnya akan menjadi DRO sebesar 1036.3 mm.

Tabel 5 Neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 2005 (Normal)

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Tahunan

P 676 730 637 302 167 406 218 216 252 329 400 235 4568 ETp 98,9 98,7 108,7 122,3 191,0 111,3 250,6 261,8 121,9 122,9 108,9 100,8

SM 300,0 300,0 300,0 300,0 276,0 300,0 267,4 254,2 300,0 300,0 300,0 300,0

Δ SM 300,0 0,0 0,0 0,0 -24,0 24,0 -32,6 -13,2 45,8 0,0 0,0 0,0

ETa 98,9 98,7 108,7 122,3 174,0 111,3 220,3 217,4 121,9 122,9 108,9 100,8 1606,1 P-ETa 577,1 631,3 528,3 179,7 -7,0 294,7 -2,3 -1,4 130,1 206,1 291,1 134,2

WS 277,1 331,3 228,3 179,7 0,0 294,7 0,0 0,0 130,1 206,1 291,1 134,2

I 138,6 165,7 114,1 89,8 0,0 147,4 0,0 0,0 65,1 103,1 145,6 67,1 1036,3 G 175,7 197,3 156,1 136,7 64,8 182,7 64,8 64,8 116,8 147,2 181,2 118,5 1606,7

ΔG 66,7 21,7 -41,2 -19,4 -71,9 117,9 -117,9 0,0 52,0 30,4 34,0 -62,8

BFO 71,9 144,0 155,3 109,3 71,9 29,5 117,9 0,0 13,0 72,7 111,6 129,9 1026,9 DRO 138,6 165,7 114,1 89,8 0,0 147,4 0,0 0,0 65,1 103,1 145,6 67,1 1036,3 RO 210,5 309,6 269,5 199,1 71,9 176,8 117,9 0,0 78,1 175,7 257,1 197,0 2063,2 BFO* 228,8 366,2 383,2 243,6 240,4 244,3 220,9 204,0 193,0 221,4 233,9 266,7

DRO* 174,6 42,2 17,5 8,3 17,7 28,5 8,3 10,6 20,5 16,2 22,7 15,3

RO(obs) 230,8 293,7 229,3 144,1 147,7 156,1 131,1 22,8 122,1 136,0 146,9 161,4 1921,9 * Hasil dari pengukuran debit Ciliwung Hulu

Nilai curah hujan pada tahun 2005 (Normal) memiliki puncak pada bulan Februari sehingga berpengaruh terhadap pola nilai SM yang menghasilkan pola hampir jenuh seluruhnya seperti pada Gambar 14.


(27)

17

Gambar 14 Grafik neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 2005 (Normal) Neraca air DAS Ciliwung Hulu pada tahun 2005 (Normal) menghasilkan nilai SM jenuh di awal tahun pada bulan Januari – April dan diakhir tahun pada bulan Oktober – Desember. Penurunan nilai SM juga terjadi seiring dengan berkurangnya nilai curah hujan yaitu pada bulan Mei, Juli, dan Agustus.

Nilai RO pada tahun normal memiliki hasil pengukuran hampir seluruhnya lebih tinggi daripada nilai RO hasil perhitungan dengan metode neraca air, namun fluktuasi RO hampir seluruhnya mengikuti pola RO (obs) seperti pada Gambar 15. Pola RO perhitungan dan pengukuran yang ditunjukkan pada Gambar 10 hampir menyerupai pola SM, karena limpasan permukaan merupakan hasil dari air presipitasi yang mengalir di permukaan tanah. Nilai RO maksimum yaitu pada bulan Februari sebesar 309.6 mm dan minimum pada bulan Mei dan September sebesar 0 mm, sedangkan untuk nilai RO(obs) maksimum terdapat pada bulan Februari sebesar 293.7 mm dan nilai minimum terdapat pada bulan Agustus sebesar 22.8 mm.

Gambar 15 Grafik perbandingan RunOff DAS Ciliwung Hulu tahun 2005 (Normal)

Hasil perhitungan nilai NSE pada neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 2005 (Normal) adalah sebesar 0.4. Nilai tersebut menunjukkan bahwa hasil perhitungan lebih baik daripada hasil pengukuran dalam memprediksi ketersediaan air wilayah khususnya daerah DAS Ciliwung Hulu.


(28)

18

Neraca Air Tahun 2007

Neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 2007 termasuk dalam kategori tahun La Nina. Curah hujan yang terhitung pada tahun ini mengalami puncak musim hujan tertinggi pada bulan September seperti pada Tabel 6.

Nilai curah hujan pada tahun 2005 (Normal) adalah sebesar 4009 mm dengan memiliki puncak tertinggi pada bulan Desember sebsar 728 mm. Air dari curah hujan akan dievapotranspirasikan sebesar 1297.9 mm selama satu tahun dan air yang diinfiltrasikan melalui permukaan adalah sebesar 768 mm yang selanjutnya akan menjadi DRO sebesar 768 mm.

Tabel 6 Neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 2007 (La Nina)

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Tahunan

P 325 699 221 492 189 278 127 84 119 245 502 728 4009 ETp 104,7 87,8 115,0 109,5 120,9 114,9 126,5 133,2 130,2 124,0 108,7 92,2

SM 300,0 300,0 300,0 300,0 300,0 300,0 300,0 250,9 206,0 300,0 300,0 300,0

Δ SM 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 -49,2 -44,9 94,0 0,0 0,0

ETa 104,7 87,8 115,0 109,5 120,9 114,9 126,5 108,9 84,9 124,0 108,7 92,2 1297,9 P-ETa 220,3 611,2 106,0 382,5 68,1 163,1 0,5 -24,9 34,1 121,0 393,3 635,8

WS 220,3 311,2 106,0 82,5 68,1 163,1 0,5 0,0 34,1 121,0 93,3 335,8

I 110,2 155,6 53,0 41,3 34,1 81,6 0,3 0,0 17,1 60,5 46,7 167,9 768,0 G 120,3 152,1 80,3 72,1 67,0 100,3 43,4 43,2 55,2 85,5 75,9 160,7 1056,0

ΔG 11,3 31,8 -71,8 -8,2 -5,0 33,2 -56,9 -0,2 12,0 30,4 -9,7 84,9

BFO 98,8 123,8 124,8 49,5 39,1 48,3 57,2 0,2 5,1 30,1 56,3 83,0 716,3 DRO 110,2 155,6 53,0 41,3 34,1 81,6 0,3 0,0 17,1 60,5 46,7 167,9 768,0 RO 209,0 279,4 177,8 90,7 73,2 129,9 57,4 0,2 22,2 90,6 103,0 250,9 1484,3 BFO* 210,8 359,8 246,4 236,8 168,8 125,3 89,4 67,9 67,2 81,1 144,3 256,5

DRO* 177,9 103,6 4,3 29,6 0,0 106,8 0,6 5,2 3,6 12,7 42,6 73,8

RO(obs) 222,5 265,1 143,5 152,4 96,6 132,8 51,5 41,8 40,5 53,7 107,0 189,0 1496,3 * Hasil dari pengukuran debit Ciliwung Hulu

Nilai curah hujan pada tahun 2007 (La Nina) memiliki puncak tertinggi pada bulan Desember sehingga berpengaruh terhadap pola nilai SM yang menghasilkan pola jenuh seperti pada Gambar 16.

Tahun La Nina ditandai dengan nilai intensitas hujan yang cukup tinggi disetiap bulannya, namun pada tahun 2007 intensitas yang dihasilkan hanya tinggi diawal dan diakhir tahun. Penurunan curah hujan tersebut berdampak terhadap kondisi SM, seperti yang terlihat pada Gambar 16 nilai SM tahun 2007 (La Nina) masih terdapat penurunan pada bulan Juli – September sehingga tahun ini tidak sepenuhnya berada dalam kondisi jenuh. Sehingga Nilai ETa tidak seluruhnya sama dengan pola ETp, namun ketika nilai SM jenuh saat puncak musim hujan maka nilai ETa akan sama dengan nilai ETp.


(29)

19

Gambar 16 Grafik neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 2007 (La Nina) Nilai RO pada tahun normal memiliki hasil pengukuran hampir seluruhnya lebih tinggi daripada nilai RO hasil perhitungan dengan metode neraca air, namun pola naik dan turun RO hampir seluruhnya mengikuti pola RO (obs) seperti pada Gambar 17. Nilai RO maksimum yang didapatkan yaitu pada bulan Februari sebesar 279.4 mm dan minimum pada bulan Agustus sebesar 0.2 mm, sedangkan untuk nilai RO(obs) maksimum terdapat pada bulan Februari yaitu sebesar 265.1 mm dan nilai minimum terdapat pada bulan September sebesar 40.5 mm.

Gambar 17 Grafik perbandingan RunOff DAS Ciliwung Hulu tahun 2007 (La Nina)

Hasil perhitungan nilai NSE pada neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 2007 (La Nina) adalah sebesar 0.77. Nilai tersebut menunjukkan bahwa hasil perhitungan lebih baik daripada hasil pengukuran dalam memprediksi ketersediaan air wilayah khususnya daerah DAS Ciliwung Hulu.

Analisis Pengaruh ENSO

Komponen neraca air DAS Ciliwung Hulu akan dibandingkan antara tahun 1997, 2002 (El Nino), tahun 2005 (Normal), dan tahun 1998, 2007 (La Nina) seperti yang terlihat pada Tabel 7.


(30)

20

Tabel 7 Perbandingan komponen neraca air DAS Ciliwung Hulu tahun 1997, 2002 (El Nino), 2005 (Normal), dan 1998, 2007 (La Nina)

Komponen El Nino Normal

(2005)

La Nina

(1997) (2002) (1998) (2007)

*Presipitasi -41% -7% - 6% -12%

*ETa -27% -13% - -18% -19%

SM (Kelengasan tanah) Menurun pada bulan Juni – September dan naik hingga jenuh di bulan November Hampir jenuh setiap bulannya, namun mengalami penurunan pada bulan Agustus Menurun pada bulan Mei, Juli , Agustus dan kemudian jenuh lagi diakhir tahun yaitu pada bulan Oktober Selalu jenuh setiap bulannya Hampir jenuh setiap bulannya, namun mengalami penurunan pada bulan Juli - September *RO (neraca air)

-49% -31% - 4% -28%

*RO (observasi)

-47% -12% - 89% -22%

Perbedaan RO neraca air terhadap RO (observasi)

4% 3% -16% -1% 7%

*Persentase menandakan perbandingan jumlah pada tahun tersebut dengan tahun normal.

Nilai RO dan RO(obs) yang ditunjukkan pada tabel 7 pada tahun 1997 (El Nino) dan 1998 (La Nina) memiliki hasil yang cukup berbeda terhadap tahun 2005 (Normal). Hasil dari neraca air untuk nilai RO tahun El Nino adalah sebesar -49% dan La Nina sebesar 4% terhadap tahun normal. Sedangkan pada RO(obs) pada tahun El Nino adalah sebesar -47% dan La Nina 89% terhadap tahun normal. Nilai positif pada RO neraca air dan RO(obs) yang dihasilkan memiliki arti bahwa curah hujan pada tahun El Nino dan La Nina mampu menghasilkan limpasan yang cukup besar dibandingkan tahun normal sedangkan nilai negatif pada RO hasil pengukuran berarti bahwa curah hujan pada tahun El Nino dan La Nina tidak mampu menghasilkan limpasan yang cukup besar daripada tahun normal.

Nilai curah hujan, RO dan RO(obs) pada tahun 1997 (El Nino) memiliki penurunan yang cukup besar dan peningkatan yang tidak terlalu tinggi pada tahun 1998 (La Nina). Hal ini disebabkan karena pada tahun 1997 ada pengaruh dari El Nino yang juga diikuti oleh pengaruh IOD (Indian Ocean Dipole) positif yaitu

anomali suhu permukaan di Samudra Hindia. Kedua faktor tersebut sangat kuat pengaruhnya terhadap pengurangan nilai curah hujan yang dihasilkan (Meyers et


(31)

21

al 2007), pada tahun 1998 tidak ada pengaruh dari IOD sehingga pengaruh La

Nina tidak terlalu kuat pada tahun tersebut. Sedangkan pada tahun 2007 dikategorikan sebagai tahun La Nina, namun curah hujan yang dihasilkan lebih rendah daripada tahun 2005 (Normal), sehingga hal tersebut berdampak pula terhadap nilai runoff yang dihasilkan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pendugaan jumlah air menggunakan model neraca air lahan metode Mock dapat dilakukan di DAS Ciliwung Hulu dengan memodifikasi nilai evapotranspirasi aktual (ETa), dan memperhitungkan keadaan kelengasan tanah (SM). Hasil yang didapatkan dari model neraca air adalah jumlah curah hujan dan air yang menjadi limpasan ditahun 1997 (El Nino) lebih rendah -49% daripada tahun normal dan ditahun 1998 (La Nina) lebih tinggi 4% daripada tahun 2005 (Normal). Tahun 1997 dan 2002 (El Nino) memiliki curah hujan yang rendah sehingga nilai runoff yang dihasilkan lebih rendah daripada tahun 2005 (Normal)

dan pada tahun 1998 dan 2007 (La Nina) memiliki curah hujan yang tidak terlalu tinggi dari tahun 2005 (Normal) dan nilai runoff-nya pun tidak terlalu tinggi

terhadap tahun 2005 (Normal). Jika dibandingkan dengan nilai neraca air di DAS Mentaya maka neraca air DAS Ciliwung Hulu untuk tahun La Nina memiliki nilai yang masih kurang baik namun nilai uji NSE di DAS Ciliwung Hulu hampir semuanya cukup baik daripada nilai DAS Mentaya. Pengaruh ENSO dan IOD cukup besar terhadap nilai presipitasi untuk menghasilkan limpasan dalam satu tahunnya.

Saran

Data presipitasi yang digunakan sebaiknya menggunakan lebih banyak stasiun agar hasil yang didapatkan lebih optimal. Satuan dan konstanta yang digunakan dalam model neraca air lahan metode Mock ataupun metode lainnya hendaknya diperhatikan agar hasil yang didapat sesuai dengan hasil pengukuran. Perlu adanya perbandingan dengan metode yang lain sehingga model dapat dibandingkan keakuratannya antara model yang satu dengan yang lainnya dalam memprediksi ketersediaan air wilayah.


(1)

2

Tabel 2 Nilai Suhu udara rata – rata (

o

C) dan Debit Harian (m

3

/s) DAS Ciliwung Hulu tahun 1998

TGL JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEPT OKT NOV DES

Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q

1 20,1 6,96 22,3 27,3 21,9 6,09 22,1 8,95 21,7 11,5 22,1 3,15 21,8 14,6 21,3 11,2 21,3 2,19 21 17,9 21,1 10,8 21,5 5,97 2 21,1 6,5 22,1 12,4 21,7 4,49 21,3 15,4 22 12,8 22,2 28,1 22,5 15,6 22 12 21,2 1,53 21,6 19 21,6 8,8 21,6 6,98 3 22 9,39 22 9,72 21,3 3,74 22,3 22,3 23,1 9,16 21,7 21,3 21,8 16,7 21,9 10,6 21,8 1,3 21,5 15 20,3 7,66 22,2 5,84 4 22,3 7,9 22 12 20,4 11,7 22,1 10,9 22,8 11,1 21,3 15,2 22,1 16,3 22,7 11 21,7 1,24 22,3 13,2 20,3 7,25 22,6 4,29 5 22,2 7,06 20,9 9,88 21,7 14,2 22,1 9,56 22,3 7,47 21 18,3 20,9 14,9 21,3 12,2 22,2 1,3 20,9 17,9 21 10,7 21,3 7,11 6 21,4 11,7 21,4 7,86 21,4 25,1 23,5 10,1 23,8 16,2 21,2 17,3 21,3 13,8 21,1 10,9 22,6 1,41 21,1 13,5 21,3 7,11 22,3 4,08 7 21,2 14,2 21,1 7,86 21,8 17,3 22 8,36 22,8 16,2 21 14,7 21,3 7,66 23,1 11,4 20,8 2,26 20,7 13 22,3 6,72 21,9 3,32 8 21,9 25,1 20,2 6,65 21,5 15,6 22 7,45 21,9 13,3 21,4 12,9 20,2 6,46 23,2 9,5 22,3 4,49 22,9 11,6 21,8 5,61 20,6 3,6 9 21,8 17,3 20,7 6,78 21,6 14,5 21,6 6,98 22,5 11,5 22 10,5 21,5 8,8 22,7 9,82 21,2 4,6 22,5 11,3 21,9 6,72 22,1 4,44 10 21,3 15,6 20,9 4,6 20,9 15,3 23 6,15 22,5 9,88 22,1 12 20,5 6,21 20,8 11 21,1 6,91 20,7 11,8 21,8 5,97 22,3 4,29 11 22 14,5 20,8 13,7 22,2 14 22,2 5,49 22,3 9,88 21,5 19 20,5 5,37 21,9 11,7 21,6 5,72 21,4 11,1 20,1 8,8 22,2 3,6 12 21,9 15,3 21,7 12 22,5 15,5 21,4 9,1 22,4 12,6 22,2 11,7 21,1 4,6 21,1 12,8 20,9 5,26 22,1 9,88 19,9 8,51 21,4 2,98 13 22 14 21,2 10,6 21,8 18 21,5 5,67 22,8 11,2 22,7 12 20,9 4,6 21 11,7 21,7 4,23 21,2 7,86 20,5 8,08 21,7 2,49 14 21,3 15,5 22,8 11 22,2 19,2 22,1 5,26 22,3 10,1 21,6 10,8 21,8 6,59 20,4 11,7 21,7 4,34 21,1 7,86 21,1 7,25 21,4 2,12 15 22 18 21,6 12,2 21,9 16,2 21,5 10,4 22,2 11,1 21,8 11,7 21,7 4,39 20,9 7,93 22 4,44 20,4 6,65 21 6,21 21,3 2,12 16 22,1 19,2 21,4 10,9 21,5 15,5 22 10,8 23,1 9,89 21,8 14,2 21,4 8,66 21,5 5,37 21,5 4,6 19,6 6,78 21,3 6,27 21,9 2,05 17 21,4 16,2 21 11,4 21,4 18,1 22,2 11 22,4 12,5 22,1 25,1 20,9 6,46 22,5 4,18 21,7 4,76 20,6 8,22 21,3 5,49 21,3 2,41 18 21,8 15,5 21,6 9,5 22,2 16,5 21,7 10,1 21,8 12,2 22 17,3 21,2 6,21 21,8 3,15 21,1 4,65 21 9,72 21,2 6,72 20,8 2,73 19 21,9 18,7 22,2 9,82 22,1 15,8 21,7 17,9 22,5 10,9 21,3 15,6 21,8 5,03 21,7 3,15 21 10,1 20,8 7,52 21,4 6,85 21 2,57 20 21,1 17,3 20,8 11 21,4 14,6 21,9 13,2 22,8 11,4 20,8 14,5 21,4 4,18 20,7 5,61 21 7,25 22 8,22 21,9 6,34 20,6 2,19 21 19,9 20,6 20,7 11,7 22,8 15,6 22,9 8,36 22,6 7,25 21,4 15,3 21 9,56 20,4 11,2 21,3 4,23 19,8 6,59 20,6 6,85 21,1 2,12 22 20,3 17,9 21,5 12,8 21,4 16,7 22,5 7,05 23,1 8,17 20,9 14 20,8 13,5 21,6 9,41 22 3,84 21,4 6,21 21,6 8,08 20,2 2,41 23 20,9 19 21,6 11,7 21,3 15,2 22,2 5,61 22,3 7,44 21,4 15,5 20,5 8,66 21,4 4,71 20,8 9,03 20,5 10,3 21,7 5,61 20,9 3,37 24 21,3 15 21,5 9,62 21,8 15,7 21,5 13 22,7 6,89 21,2 18 21,3 6,21 20,2 4,39 20,3 6,15 21,9 8,51 21,6 5,49 21,9 3,24 25 21,4 5,61 21,5 12,5 21,4 17,8 22,4 16 22,5 6,72 21,8 19,2 21,1 4,92 21,4 5,15 21,1 4,55 20,7 7,11 20,2 6,09 20,6 3,06 26 21,3 6,59 21,2 11 21,9 12,8 21,5 12,4 22,6 6,86 21,2 16,2 20,8 7,93 21,6 5,9 22 4,92 21,6 10,4 22,1 5,97 22 2,73 27 20,8 6,98 21 14,6 21,5 13,4 22,6 20,6 23 6,81 21,7 15,5 19,4 8,36 22,3 6,66 21 4,29 21,6 8,95 21 6,59 21,4 3,6 28 22,2 6,21 21,2 11,5 21,7 12,7 22,2 27,8 22,4 6,82 21,8 18,1 22,1 11,5 21,6 4,81 21,1 4,92 20,5 8,51 21,5 6,34 21 5,55 29 22,3 7,59 23 9,88 22,2 14 22,3 6,09 22 16,5 21,8 9,88 21,1 12,8 20,6 4,44 21,1 9,64 21,8 6,09 20,5 4,23 30 19,9 11,5 23,3 8,22 21,9 18,7 22,5 4,49 22,2 15,8 21,5 9,88 21 15,2 20,8 9,88 20,8 14,5 19,7 5,97 19,5 3,28


(2)

3

Tabel 3 Nilai Suhu udara rata – rata (

o

C) dan Debit Harian (m

3

/s) DAS Ciliwung Hulu tahun 2002

TGL JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEPT OKT NOV DES

Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q

1 20,6 3,89 20,0 31,2 21,1 14,7 20,8 16,6 22,5 9,56 20,7 7,25 21,0 4,92 21,9 4,92 21,6 4,29 22,1 4,29 22,2 4,29 21,3 7,25 2 21,1 5,61 20,5 21,5 21,5 12,2 21,1 12,9 22,8 9,1 21,3 6,34 20,9 4,92 20,7 4,92 20,4 4,29 21,2 4,29 22,2 5,03 21,8 6,34 3 20,6 3,69 20,1 24,9 22,1 12,2 21,7 12 22,6 8,8 22,0 6,59 21,0 4,87 21,0 5,26 21,1 4,29 22,1 3,98 22,2 4,71 21,9 5,97 4 20,1 3,69 19,6 18,8 22,3 11 21,8 10,9 22,4 8,73 21,0 6,72 21,1 4,6 21,1 4,81 21,2 4,29 20,6 4,08 22,0 4,71 22,4 5,49 5 20,4 4,6 19,6 18,8 22,3 10,2 21,6 9,88 22,9 8,36 21,6 6,21 21,1 4,6 20,7 4,6 20,4 4,29 21,5 4,6 21,6 4,71 20,5 5,26 6 20,7 4,39 19,6 19,4 21,9 9,56 21,6 9,56 21,8 8,66 21,7 6,72 21,3 4,6 20,4 4,71 21,7 4,29 20,2 6,98 23,3 4,6 20,4 5,97 7 21,3 4,18 19,6 22,5 20,7 9,1 22,2 9,26 21,3 9,1 22,3 5,97 21,1 5,26 20,9 4,6 21,4 4,29 21,8 4,6 21,7 4,39 21,3 7,11 8 20,5 3,24 20,0 21 20,2 9,72 22,7 9,41 21,2 11,7 21,0 6,59 21,6 4,87 20,8 4,6 20,1 4,29 21,2 4,6 21,8 6,09 22,0 5,97 9 20,4 6,85 19,1 18,8 20,6 9,26 20,3 10,6 21,2 13,5 21,7 6,85 20,3 5,26 21,1 4,44 20,1 4,6 22,0 4,71 22,3 5,26 21,6 8,95 10 20,4 8,51 19,1 22,9 20,4 8,95 21,7 9,88 21,2 10,4 22,2 5,97 21,5 5,72 21,5 4,29 20,2 4,6 21,8 4,49 21,6 4,92 21,6 7,25 11 21,1 7,11 19,1 20,3 20,7 8,66 21,8 9,33 22,2 8,95 21,5 5,97 20,0 9,1 20,9 4,76 20,7 4,6 21,6 4,29 22,6 5,03 22,3 6,59 12 21,6 5,97 19,2 18,5 20,4 12 20,6 11 21,8 8,58 20,6 5,97 21,3 6,34 20,7 5,2 21,1 4,6 21,8 4,29 23,1 4,92 22,0 7,38 13 21,3 5,26 19,2 30,6 20,8 11,7 20,7 10,2 23,5 8,22 20,7 6,21 20,6 5,84 19,5 5,2 21,5 4,6 22,4 4,29 21,9 5,84 20,9 6,34 14 20,2 5,97 19,8 21,3 21,5 10,8 21,8 9,03 22,9 7,79 20,4 5,97 21,0 9,72 20,0 4,92 20,8 4,6 22,9 4,39 21,7 5,37 20,5 7,79 15 21,1 5,26 20,2 24,9 20,1 11,2 21,5 8,36 22,3 7,93 21,2 6,46 21,1 6,34 19,1 4,92 21,5 4,6 22,9 4,29 21,7 5,37 21,2 7,11 16 20,8 5,15 20,8 19 21,3 10,7 20,9 9,88 22,0 7,52 21,6 5,84 21,0 7,11 21,4 6,27 20,7 4,6 24,1 4,29 21,8 5,26 21,5 7,38 17 21,1 4,92 19,2 18,8 21,2 14,8 20,7 9,1 22,0 7,66 21,7 5,61 21,9 8,08 19,6 5,72 21,0 4,6 24,9 3,98 22,5 4,92 22,9 8,36 18 19,9 14,6 19,6 17,7 20,5 13,1 21,4 9,33 21,3 7,38 20,6 5,49 20,7 11,4 19,5 5,72 21,0 4,6 22,0 3,98 21,7 5,37 22,6 7,38 19 20,6 10,2 19,6 17 19,9 14,2 21,5 9,03 21,1 6,98 20,8 5,26 21,4 8,22 19,0 5,15 21,2 4,6 23,4 4,18 21,7 6,09 22,6 6,98 20 20,8 8,51 19,2 33,2 20,5 12,2 20,4 12 20,7 6,72 21,0 5,2 21,6 7,11 20,2 4,92 21,1 4,49 22,1 4,49 22,0 5,49 22,9 6,59 21 20,9 6,85 18,7 31,8 21,6 11,4 21,0 16,8 21,0 6,72 21,1 8,08 20,7 6,65 20,7 4,87 20,8 4,29 23,7 4,08 21,9 5,72 22,5 6,34 22 20,3 6,59 19,6 24,4 21,5 11,2 21,2 14,3 21,5 6,72 20,8 6,85 19,8 6,34 20,9 4,6 21,3 4,29 21,5 3,89 21,5 5,61 21,8 6,21 23 20,5 8,22 20,4 21,7 21,5 12,8 21,9 12 21,7 6,34 21,5 6,34 20,7 5,9 21,6 6,34 20,4 4,23 23,9 3,69 21,2 9,41 21,5 6,34 24 20,5 6,72 21,2 19,2 21,6 11,4 22,0 14,8 21,1 6,15 21,3 5,72 21,0 5,61 20,8 4,92 21,0 4,29 21,3 3,69 20,9 10 21,0 5,97 25 20,2 5,97 20,8 16,8 22,4 10,5 21,9 12,7 21,3 6,21 21,3 5,61 20,7 5,61 20,9 4,6 21,1 4,29 22,5 3,69 21,8 6,98 20,3 8,22 26 20,7 7,52 21,7 15,6 21,1 11 22,7 11,6 21,1 6,09 21,2 5,61 20,5 5,61 20,5 4,6 22,9 4,23 22,6 4,49 21,7 6,34 19,7 6,46 27 20,7 9,1 21,5 14,4 20,9 11 21,2 10,5 21,0 5,78 21,6 5,49 20,7 5,26 20,5 4,6 20,7 4,39 22,2 4,6 22,4 5,84 19,7 6,46 28 19,4 11 21,6 13,3 21,4 11 22,0 10,1 22,3 5,72 21,8 5,26 20,8 5,15 20,3 4,6 21,2 5,67 22,2 4,6 22,1 5,61 20,4 5,97 29 19,2 23,2 21,1 12,2 22,0 9,72 21,6 5,61 20,1 4,92 21,3 4,92 21,0 4,29 20,9 4,49 22,3 4,39 20,3 9,26 20,2 5,84 30 19,1 35,3 21,2 10,4 22,2 9,64 22,3 5,61 20,9 4,92 20,8 4,92 21,1 4,29 21,9 4,29 21,4 4,08 20,4 6,98 21,1 5,97


(3)

4

Tabel 4 Nilai Suhu udara rata – rata (

o

C) dan Debit Harian (m

3

/s) DAS Ciliwung Hulu tahun 2005

TGL JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEPT OKT NOV DES

₸ Q ₸ Q ₸ Q ₸ Q ₸ Q ₸ Q ₸ Q ₸ Q ₸ Q ₸ Q ₸ Q ₸ Q

1 21 9,75 21 11,8 20,1 16,3 21,9 8,61 23,5 6,81 21,8 7,06 21,1 7,12 20 6,89 21,4 6,15 21,1 6,77 21,8 7,52 20,3 12,9

2 21,8 9,16 20,5 11,1 21,2 14,9 22,5 7,93 22,5 6,82 22,2 7,14 21,6 6,75 20,1 12,7 22 6,15 21,4 6,72 21,1 7,87 22 9,43

3 20,8 7,58 21 11,1 21,4 13,8 22,4 7,41 22,3 7,2 21,6 8,08 22 6,67 20,5 8,91 22 5,97 21,2 6,82 21,3 7,64 22,3 8,47

4 20,7 7,18 20,2 10,7 21,8 13 20,7 7,11 22,2 7,35 21,3 8,47 20,7 6,64 21,1 8,23 21,6 5,97 21,1 6,92 21,2 9,45 22 8,36

5 20,6 7,47 21,2 10,3 22,2 20,3 21,8 7,05 21,8 7,45 21,8 9,17 20,7 6,72 21 6,69 21,5 5,87 21,3 6,95 21,9 7,97 21,4 8,25

6 21,4 6,96 20,5 9,43 21,4 23,1 22,1 6,42 21,4 12,7 21,1 16,9 20,6 9,65 21,2 6,53 21,5 5,78 21,2 6,77 21,4 7,62 21,2 8,15

7 20,6 6,5 21 11,7 21,5 18,2 20,3 7,37 21,7 8,55 21,6 10,8 20,9 7,59 20,3 6,41 21,9 5,78 22,4 6,39 21,1 9,96 21,4 8,93

8 20,9 9,39 19,4 12 22,1 15,4 21,7 6,55 22,3 9,31 21,1 9,19 21 6,85 19,9 6,34 21,6 5,78 23,3 6,34 21,7 8,01 21,2 10,3

9 20,9 7,9 21,9 10,8 23,2 14 21,2 6,69 21,8 9,46 21,8 8,15 20,8 6,75 19,7 6,17 21,7 5,78 21,5 6,34 21,6 7,52 21,2 9,37

10 20,4 7,06 20,4 11,7 21,8 12,9 21,5 6,54 21,6 9,43 21,4 7,68 22 7,79 20,7 6,17 21,6 5,73 21,5 8,07 21,5 7,88 20,8 14,5

11 21,6 6,38 18,9 14,2 20,6 12,2 21,1 9,43 21,3 9,62 23,7 7,41 21 8,62 21,8 8,46 21,5 5,61 21 6,58 20,2 9,49 20,6 11,1

12 20,9 9,6 19,9 25,1 21,2 11,7 21,7 8,12 20,8 9,93 21,4 9,95 19,4 8,14 21,5 6,99 21,5 5,61 21,1 13,3 21,6 7,53 21,1 8,66 13 20,8 9,39 20,2 17,3 20,8 12,9 20,9 9,26 21,8 8,86 21,1 8,97 20,6 7,3 21,6 6,23 21,4 5,61 21 12,7 21,2 7,82 21,4 8,92

14 20,8 9,76 20,7 15,6 22,9 10,9 21,5 10,5 22,5 8,57 21 11,2 21,4 7,05 21,1 6,06 21,2 5,83 21,4 9,39 22,2 7,57 21,2 10,3 15 20,5 9,14 21,6 14,5 21,9 10,6 20,9 9,89 20,5 17,7 20,1 11,5 20,6 10,5 21,4 6,17 21,3 7,17 20,7 6,65 21,9 7,52 20 12,1

16 20,5 13,4 21,3 15,3 21,4 11 20,9 9,09 21,7 9,82 21,3 9,58 20,1 11,9 21,9 6,34 20,9 10,6 20 9,28 22 7,52 21,1 9,08 17 19,4 16,2 21 14 21,5 12,2 20,3 9,8 21,5 7,77 21,2 8,06 20,4 8,67 21,3 8,6 20,8 7,67 21,3 7,15 21 7,52 21 9,7 18 19,3 37,6 21 15,5 22 10,9 21,4 11,5 21,6 7,52 22,2 7,66 21,2 7,93 20,9 7,29 20,7 9,06 20,5 7,11 21,6 8,3 21,3 9,86 19 20,7 23,9 21 18 20,8 11,4 22,1 12,8 21,1 7,23 21,5 7,41 20,7 7,3 20,9 6,3 21,2 7,19 21 7,11 20,8 8,25 20,4 8,41 20 19,8 18,7 21,5 19,2 20,3 9,5 21,2 9,16 21 6,96 20,7 8,35 20,5 7,21 21,4 6,15 20,5 11,6 21,2 7,11 20,7 10,3 21,5 9,6 21 19,5 17,3 20,2 16,2 19,8 9,82 20,4 11,1 21,6 6,89 21,2 7,78 21,3 7,11 20,1 6,05 20,2 9,66 21,5 7,11 21,9 7,98 21,8 8,25 22 20,6 20,6 20,3 15,5 20,2 11 22 9,33 21,9 6,58 21,4 7,48 20,9 6,98 20,8 7,74 20,4 8,17 21,2 7,97 20,9 7,52 22,3 8,91 23 20,3 17,9 21,1 18,1 21 11,7 21,4 8,36 22,3 6,55 21,9 7,77 20,5 6,91 21,1 6,42 20,8 7,6 20,7 8,95 21,1 7,52 21,1 8,78 24 19,6 19 21,1 16,5 20,8 12,8 21,8 8,48 22,6 6,72 21 11,4 21,5 6,85 21,1 6,34 22,3 6,72 22 7,58 21 7,13 21,5 7,72 25 20,3 15 21 15,8 20,7 11,7 21,9 7,25 20,9 8,67 21,5 13,6 20,6 6,51 21,2 6,34 20,8 9,18 23,2 7,16 20,2 9,46 20,1 8,24 26 20,2 13,2 21,6 14,6 22,3 9,62 22,2 8,17 21,2 7,46 20,9 10,5 20,9 6,23 21,1 6,49 20,9 8,09 21,3 7,11 19,7 8,4 21,1 8,17 27 20,4 17,9 20,9 15,6 21,7 12,5 22,3 7,44 21,2 7,05 21,1 8,09 21,5 6,15 21 6,47 21,2 7,22 21,3 7,78 22,2 7,68 20,9 7,2 28 21,2 13,5 21,4 16,7 21,1 11 21,9 6,89 21,5 6,83 20,6 8,28 21,2 6,23 20,1 6,34 21,5 6,81 21,6 7,15 20,5 11,9 20,4 7,11 29 20,1 13 21,6 14,6 22,6 6,72 21,4 7,29 21,2 7,28 21,7 6,37 20,9 6,34 21,2 6,72 21,1 7,06 20,1 14,4 21,3 7,11 30 21,4 11,6 21,9 11,5 22,6 6,86 21,9 7,66 21,1 7,9 21,2 6,34 21,1 6,34 21,5 8,39 21,8 7,36 20,3 11,5 20,5 7,23


(4)

5

Tabel 5 Nilai Suhu udara rata – rata (

o

C) dan Debit Harian (m

3

/s) DAS Ciliwung Hulu tahun 2007

TGL JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEPT OKT NOV DES

Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q

1 19,9 15 19,4 23,3 21 6,43 20,7 6,26 21,1 8,6 21 4,61 21,7 4,55 20 2,23 20,5 2,08 21,6 2,25 19,8 3,46 21,9 4,48 2 21,5 14 18,9 18,9 19,9 8,83 20,8 8,07 20,7 8,51 21,1 5,23 21,5 3,95 20 2,12 22,1 2,08 21,5 2,19 20,1 3,48 21,1 5,4 3 21,7 12 18,5 90,7 20,3 7,7 20,5 9,48 21,2 8,04 22,2 4,18 21,4 3,49 20,3 2,08 21,8 2,04 21,1 2,19 19,4 3,55 20,8 7,99 4 22 10,8 18,7 0,47 21,6 7,64 21,2 7,3 21,8 7,67 22,6 4 20,8 3,03 20,9 2,08 20,7 1,98 21,6 2,19 20,2 12,5 20,5 8,67 5 22,7 9,92 19,4 30 21,5 7,35 20,6 6,45 21 6,98 20,7 113 20,7 2,93 20,7 2,08 20,8 1,98 21,5 2,19 19,4 8,71 20,4 8,49 6 22,1 10 21 26,3 21 9,06 21,1 7,6 21,5 8,49 21,6 4,19 21,1 5,31 20,4 1,99 23,4 2,09 21,4 2,19 19,7 7,08 20,7 7,2 7 22 10,1 21 21 19,3 11,6 20,9 8,17 22,5 6,73 21,4 3,65 20,9 4,98 21,9 2,07 20,3 2,01 21,6 2,31 20,8 5,51 21,3 9,75 8 22,9 9,42 21 16,9 21 12,1 20,3 9,51 21,3 6,42 21,5 4,43 21,2 3,54 21,5 2,08 21,2 2,77 21,2 4,55 21,8 6,1 22,2 7,25 9 21,7 9,99 20,8 15,4 20,7 12,4 21,5 11 22,5 6,04 21,9 5,35 20,7 3,04 21,1 2,08 21,4 2,13 20,6 3,13 20,5 5,47 21,4 6,63 10 22,6 9,11 21,3 15,1 20,3 11,9 21,5 9,58 21 5,97 21,8 4,95 20,8 2,93 21 2,08 21,1 2,08 21,1 2,76 20,7 7,8 21,3 10,5 11 22,7 8,68 21,4 15 21,9 9,54 20,7 8,96 22,4 5,49 21,8 3,9 20,7 3,55 21,3 2,08 21,2 2,08 21,2 2,5 21,2 9,89 21,2 10,5 12 22,2 8,51 20,9 13 21,4 10,2 21,8 7,83 21,6 5,43 21 3,14 19,7 3,43 21,5 2,08 20,3 2,16 20,6 2,52 21 13,3 20,6 10 13 23 8,31 20,6 12,9 20,9 11,3 20,8 11,2 22,2 4,94 21,8 4,03 20,1 3,03 20,8 2,08 20,6 2,19 20,6 2,55 22,7 10,3 21,1 11,1 14 21,9 8,85 20,9 12,8 21,7 9,65 21,8 8,79 21,3 4,92 21,4 2,65 20,6 2,68 20,7 2,41 21 2,23 21,6 2,41 20,9 8,42 20,8 11,2 15 21,3 9,22 20,4 17,6 21,2 9,55 21,8 7,75 22,1 4,7 21,5 2,65 21,3 2,6 21,1 2,25 21,7 2,3 22 2,41 21,2 6,58 21,4 10,4 16 21 10,3 19,7 13,7 21,6 8,3 22,5 7,81 21 5,27 21,9 2,65 21,7 2,59 21,3 2,19 21,1 2,49 21,7 3,25 21,4 5,97 21,2 14,7 17 21,9 10,8 20 13,3 21,6 7,32 21,5 7,04 21,2 6,2 21,4 7 22,8 2,48 20,8 2,19 21,5 2,84 21,5 2,7 20,9 6,25 21,4 10,7 18 21,6 10,4 19,8 13,3 20,8 7,74 21,7 7,71 21,5 5,14 22 3,61 21,6 2,36 21,5 2,11 21,7 2,55 21,3 2,58 21,5 5,94 19,3 11,2 19 21,9 10,4 20,5 13,3 21,3 6,81 21,5 7,61 22,2 4,69 20,7 3,99 22,8 2,3 21,4 2,08 22 2,41 21,3 3,05 21,6 5,06 19,8 17,7 20 21,7 12 19,5 11 21,5 9,79 21,4 8,99 21,6 5,67 20,4 3,49 22,1 2,3 20,9 2,2 21,2 2,41 21,9 3,01 22,6 4,94 20,8 14,7 21 22,1 9,84 20,5 9,87 21,3 8,44 22,2 7,32 21,8 4,54 21,4 3,25 21,5 2,3 20,3 4,79 21,4 2,35 20,6 2,61 22,2 4,86 20,2 13 22 21,4 10 20,2 9,31 21,4 6,99 21,5 9,04 21,9 4,23 21,4 3,84 22 2,24 20,6 4,85 21,2 2,24 21,8 2,42 21,7 4,51 19,3 12,9 23 20,1 14,9 20,8 9,49 22,4 6,12 21,5 7,26 22,5 4 22,6 3,36 21,3 2,27 21,2 3,09 21,9 2,34 20,7 6,45 21 4,85 19,3 12,2 24 21,6 10,9 20,3 8,42 22,2 5,29 20,1 12,6 23,5 3,58 21,7 2,97 20,2 2,3 20,8 2,65 21,1 2,79 20,8 4,83 21,6 4,4 19,9 10,6 25 20,6 11,2 20,9 9 21,7 4,92 21,2 10,8 22,1 3,34 21,4 2,89 19,7 2,33 21,1 2,41 20,6 3,38 21 3,71 22,5 4,17 19,2 11,7 26 20,3 12,1 22,2 9,54 21,6 5,14 20,5 9,51 21,7 2,99 20,7 2,87 20,7 2,3 20,3 2,3 21,5 2,84 21,6 3,26 22,2 4,17 20 11,3 27 21,2 12,7 21,4 7,35 21,1 5,51 20,6 13,6 21,1 2,94 20,5 4,22 20,4 2,3 20,9 2,21 21,1 2,53 21,8 2,72 21,3 4,21 20,1 11 28 20,2 14,7 22 6,55 21,6 5,33 21,3 10,9 22,3 2,95 19,7 8,25 22,4 2,24 20,7 2,13 21,2 2,41 20,9 3,29 21 4,5 19,3 14,2 29 19,5 23,8 21 5,76 20,8 9,58 21,5 4,36 20,8 5,28 20,8 2,19 21,1 2,08 20,7 2,6 21,8 4,18 21,5 4,08 20,9 12,7 30 19,3 22,9 21,4 6,83 21 8,82 21,3 5,09 20,8 4,76 21,4 2,19 21,3 1,98 20,9 2,4 20,9 3,77 20,7 6,84 21 11,1 31 18 37,8 21,8 5,15 21 4,9 21,6 2,19 20,3 1,98 20,7 3,64 20,3 10,7


(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Curup pada tanggal 26 Oktober 1993 dari ayah

Ariantono dan ibu Byuti. Penulis adalah putra pertama dari tiga bersaudara. Tahun

2011 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Curup dan pada tahun yang sama penulis

lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi

Masuk IPB dan diterima di Departemen Geofisika dan Meteorologi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum Analisis

Hidrologi pada tahun ajaran 2014/2015. Penulis juga pernah aktif sebagai anggota

Art Dormitory Club (ADC) TPB IPB, Ikatan Mahasiswa Bumi Rafflesia (IMBR)

Bengkulu, Himpunan Mahasiswa Agrometeorologi (HIMAGRETO) IPB, Staff

Kajian Budaya LISES Gentra Kaheman, Staff Minat dan Bakat Mahasiswa BEM

FMIPA IPB, dan Perkusi GFM. Bulan Agustus 2014 penulis melaksanakan IPB

Goes To Field (IGTF) di Kabupaten Tegal dengan tema

Cyber Extension

di Sentra

Holtikultura. Bulan Desember 2014 penulis mengikuti kegiatan

Explorace

Lake

and Wetland di Putra Jaya Malaysia.

Penulis juga aktif mengikuti lomba karya tulis dan olahraga tingkat

mahasiswa. Beberapa prestasi yang diraih oleh penulis antara lain pemenang

dalam karya tulis lingkungan edisi mingguan dengan judul “SUNLIGHT”

Fitoremediasi Bunga Matahari Sebagai Konservasi Tanah Tercemar Limbah, The

Best Performance Percussion ADC TPB IPB, Juara I Sepakbola SPIRIT FMIPA

2014, Juara III Perkusi SPIRIT FMIPA 2014, Juara II Futsal SPIRIT FMIPA

2015, Juara II dan III Lomba Lintas Alam Pramuka IPB 2015.