ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 45 (REVISI 2016) DAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH PADA PENGELOLAAN LAPORAN KEUANGAN RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM

(1)

TUGAS AKHIR

Analisis Penerapan PSAK No. 45 (Revisi 2016) dan Standar Akuntansi Pemerintah Pada Pengelolaan Laporan Keuangan RSUD Panembahan

Senopati Bantul Sebagai Badan Layanan Umum

Oleh

Surani Trikawuri 20133030032

PROGRAM STUDI AKUNTANSI TERAPAN PROGRAM VOKASI UMY


(2)

i

Senopati Bantul Sebagai Badan Layanan Umum

Oleh

Surani Trikawuri 20133030032

PROGRAM STUDI AKUNTANSI TERAPAN PROGRAM VOKASI UMY


(3)

ii

Nama : Surani Trikawuri

Nomor Mahasiswa : 20133030032

Menyatakan bahwa tugas akhir ini dengan judul “Analisis Penerapan PSAK No. 45 (Revisi 2016) dan Standar Akuntansi Pemerintah Pada Pengelolaan Laporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagai Badan Layanan Umum” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar diploma disuatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata dalam tugas akhir ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 25 Agustus 2016


(4)

iii

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Analisis Penerapan PSAK No. 45 (Revisi 2016) dan Standar Akuntansi Pemerintah Pada Pengelolaan Laporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul Sebagai Badan Layanan Umum”.Tugas akhir ini disusun guna memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Diploma Tiga (D3) pada Fakultas Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis banyak mendapatkan bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan yang tulus dan terima kasih kepada :

1. Dr. Sukamta, S.T.,M.T. selaku Direktur Vokasi Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Ibu Barbara Gunawan, S.E.,M.Si., Ak.,CA selaku Kepala Prodi Akuntansi

Terapan Program Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta;

3. Desi Susilawati, S.E.,M.Sc selaku Dosen Pembimbing yang selalu

membimbing Penulis dari awal hingga akhir penulisan tugas akhir;

4. dr. I Wayan Sudana, M.Kes, selaku Direktur RSUD Panembahan Senopati

Bantul yang telah memberikan izin bagi penulis untuk melakukan penelitian di RSUD Panembahan Senopati Bantul demi penyusunan tugas akhir ini;


(5)

iv

6. Seluruh dosen dan staf Program D3 Akuntansi Terapan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan ilmu yang berharga bagi Penulis dan membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

7. Pihak-pihak yang ada di RSUD Panembahan Senopati Bantul yang telah membantu selama melakukan penelitian;

8. Kedua orang tua,kakak-kakak tersayang yang senantiasa tulus memberikan dukungan, doa, kasih sayang, dan perhatian yang tak henti hentinya mengalir untuk penulis;

9. Teman seperjuangan yang bersama-sama berjuang menyelesaikan Tugas Akhir ini;

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan tugas akhir ini. Atas perhatian dan dukungannya, penulis menyampaikan terima kasih.

Yogyakarta, Agustus 2016


(6)

v

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

INTISARI ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan ... 5

D. Manfaat ... 5

E. Batasan Masalah... 6

F. Metodologi Penelitian ... 6

BAB II DASAR TEORI ... 9

A. Standar Akuntansi Keuangan ... 9

1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan ... 9

2. Tujuan Laporan Keuangan ... 10

3. Standar Akuntansi Keuangan Organisasi Nirlaba ... 12

4. Tujuan PSAK No. 45 ... 12

5. Ruang Lingkup ... 13

6. Unsur-Unsur Laporan Keuangan Nirlaba ... 14

7. Pernyataan PSAK No.45 Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba ... 18

B. Standar Akuntansi Pemerintah ... 19

1. Pengertian Standar Akuntansi Pemerintah... 19

2. Unsur-Unsur Laporan Keuangan Standar Akuntansi Pemerintah ... 19

C. Badan Layanan Umum ... 25

1. Pengertian Badan Layanan Umum ... 25

2. Tujuan dan Asas Badan Layanan Umum ... 26

3. Persyaratan Badan Layanan Umum ... 27

4. Pedoman Akuntansi Badan Layanan Umum ... 29

5. Rumah Sakit Pemerintah Berstatus Badan Layanan Umum .. 29

BAB III GAMBARAN UMUM INSTANSI ... 30

A. Profil dan Sejarah ... 30


(7)

vi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Pelaporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul ... 48

B. Pembahasan ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

vii

Tabel3.2 Laporan Perubahan Ekuitas ... 41 Tabel 3.3 Neraca ... 42 Tabel 3.4 Laporan Realisasi Anggaran dan Belanja Daerah ... 44 Tabel 4.1 Perbandingan Pelaporan Keuangan RSUD PanembahanSenopati


(9)

viii


(10)

ix

Lampiran 1 Fotokopi Surat Permohonan Ijin Penelitian/Permintaan data dari Prodi

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian dari RSUD Panembahan Senopati Bantul

Lampiran 3 Surat Izin dari Bappeda Bantul

Lampiran 4 Laporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul

Lampiran 5 PSAK No. 45 (Revisi 2011)


(11)

(12)

(13)

v

Pemerintah (SAP) di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan berasal dari data primer yang diperoleh langsung dari narasumber bagian keuangan melalui wawancara dan observasi, serta didukung dari data sekunder berupa laporan keuangan tahun 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Laporan Keuangan Rumah Sakit RSUD Panembahan Senopati Bantul telah mengacu pada SAP, namun belum menyusun laporan saldo anggaran lebih dan laporan arus kas. PSAK No 45 belum sepenuhnya diterapkan dalam laporan keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Kata kunci : Rumah Sakit, Laporan Keuangan, PSAK No.45, Standar Akuntansi Pemerintah, BLU, Organisasi Nirlaba.


(14)

vi

This research objectives are to identify and evaluate Regional General Hospital (RSUD) Panembahan Senopati Bantul ’s financial statement based on financial accounting standards No. 45 (PSAK No. 45) about financial statement of non profit organization and Government Accounting Standards (SAP).

Method used in this research is descriptive with qualitative approacment. The resources used data comes from a primary data obtained directly of financial unit by interview and observation, with supported of the secondary data in the from of its financial statement in the period of 2015.

The result of the research shows that the financial statement of RSUD Panembahan Senopati Bantul refers to the Government Accounting Standards (SAP), however this hospital has not prepare the budget balance up statement and cash flow statement yet. Financial Accounting Standards No. 45 (PSAK No. 45) can not be implemented overall in the financial statement of RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Key Words: Hospital, Financial Statement, PSAK No.45, Government Accounting Standards, Non-profit organization.


(15)

1

Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia yang semakin meningkat di berbagai bidang, sangat membantu manusia dalam segala aspek kehidupan salah satunya adalah aspek kesehatan. Kesehatan sangat penting dalam mendorong peningkatan kualitas kehidupan. Hal tersebut memicu timbulnya banyak organisasi atau pelayanan yang bergerak dalam bidang kesehatan, salah satunya rumah sakit.

Rumah sakit merupakan organisasi nirlaba yang dituntut untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan dengan mendayagunakan sumber daya secara efisien dan efektif, memberikan jasa pelayanan yang professional dan biaya pelayanan kesehatan terjangkau bagi semua kalangan masyarakat sehingga berujung pada kepuasan pasien. Kualitas kinerja pelayanan rumah sakit yang dinilai masih rendah, sehingga tidak sedikit keluhan dari pasien terutama rumah sakit daerah atau rumah sakit milik pemerintah. Penyebabnya yaitu masalah keterbatasan dana yang dimiliki oleh rumah sakit umum daerah atau rumah sakit milik pemerintah, sehingga tidak bisa mengembangkan mutu layanannya, baik karena peralatan medis maupun kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang rendah (Hendrawan;2011).


(16)

bermutu dengan biaya yang terjangkau yaitu dengan membentuk rumah sakit Badan Layanan Umum (BLU). Selanjutnya, Badan Layanan Umum akan disingkat menjadi BLU. Untuk dapat memberikan pelayanan yang berkualitas dengan harga terjangkau, rumah sakit BLU membutuhkan pengelolaan keuangan yang baik.

Pengelolaan Keuangan BLU telah diatur dalam Peraturan Pemerintah RI No. 23 tahun 2005. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 pasal 26 ayat (2) yang berbunyi :

“Akuntansi dan laporan keuangan BLU diselenggarakan sesuai dengan

Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi

Indonesia”.

Laporan keuangan BLU juga tidak dapat dipisahkan dari laporan pertanggungjawaban keuangan kementerian Negara atau SKPD atau pemerintah daerah, yang mana penggabungannya dilakukan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berdasar Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Rumah sakit pemerintah sebagai BLU harus melakukan dua pelaporan keuangan yang sesuai SAK dan SAP. Standar akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan rumah sakit yang sesuai adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba. Standar pelaporan dibuat dengan tujuan agar laporan keuangan organisasi nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi dan memiliki daya banding yang tinggi (Hendrawan;2011).


(17)

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 76/PMK 05/2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum pasal 6 ayat 2 dan 4 menyatakan bahwa “sistem akuntansi keuangan BLU menghasilkan Laporan Keuangan sesuai dengan SAK/standar akuntansi industri spesifik BLU. Dalam rangka pengintregrasian Laporan Keuangan BLU dengan Laporan Keuangan kementrian Negara/lembaga, BLU mengembangkan sub sistem akuntansi yang menghasilkan Laporan Keuangan sesuai dengan SAP”. Pasal 17 ayat 3 menyatakan bahwa “BLU yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) dapat dikenakan sanksi terkait fleksibilitas BLU, remunerasi, dan status BLU”.

Menurut PSAK No. 45 Laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi Laporan Posisi Keuangan pada akhir periode laporan, Laporan Aktivitas serta Laporan Arus Kas untuk suatu periode pelaporan, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota organisasi, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba. Pihak pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba memiliki kepentingan bersama dalam rangka menilai: (1) Jasa yang diberikan oleh organisasi nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut, (2) cara manajer melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek lain dari kinerja mereka. (IAI:2016).

Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul merupakan salah satu organisasi nirlaba dan telah menjadi Rumah Sakit BLU dari tahun


(18)

2009. Penyusunan Laporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berdasar Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Penggunaan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dalam penyusunan laporan keuangan dinilai masih belum sesuai dan masih perlu adanya pembenahan. Ketidaksesuaian tersebut yaitu belum adanya klasifikasi aset neto terikat atau tidak terikat, sebagaimana dalam PSAK No. 45 bahwa aset neto harus diklasifikasikan berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu: terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat.

Berdasar uraian diatas mengingat pentingnya menyusun dan menyajikan laporan keuangan organisasi nirlaba bagi stakeholder serta belum semua Rumah Sakit Badan Layanan Umum menerapkan secara penuh PSAK No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba dalam pengelolaan laporan keuangannya maka penulis dalam penyusunan tugas akhir ini tertarik mengambil judul: “Analisis Penerapan PSAK No. 45 (Revisi 2016) dan Standar Akuntansi Pemerintah Pada Pengelolaan Laporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul Sebagai Badan Layanan Umum.”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengelolaan laporan keuangan pada RSUD Panembahan


(19)

2. Bagaimana pengelolaan laporan keuangan pada RSUD Panembahan Senopati Bantul yang mengacu ketentuan Standar Akuntansi Pemerintah berdasar PP Nomor 71 Tahun 2010?

C. Tujuan

Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui penerapan PSAK No. 45 dalam pengelolaan Laporan

Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul.

2. Mengetahui penerapan Standar Akuntansi Pemerintah berdasar PP Nomor

71 Tahun 2010 dalam pengelolaan Laporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul.

D. Manfaat

Adapun manfaat yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai Penerapan PSAK No. 45 dan Standar Akuntansi Pemerintah Pada Badan Layanan Umum.

2. Bagi Institusi Terkait

Sebagai acuan atau bahan masukan dalam pengelolaan laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK No. 45 dan Standar Akuntansi Pemerintah.


(20)

3. Bagi Pembaca

Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai bagaimana penerapan PSAK No. 45 dan Standar Akuntansi Pemerintah pada Badan Layanan Umum dan sebagai bahan referensi untuk penelitian yang berikutnya dimasa yang akan datang.

E. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini hanya pada Bagaimana Penerapan Pengelolaan Laporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul untuk tahun 2015 menurut PSAK No. 45 dan Standar Akuntansi Pemerintah.

F. Metodologi Penelitian

a. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Panembahan Senopati Bantul dan penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2016 hingga selesai. b. Sumber Data Penelitian

1. Data Primer

Berupa data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya yang berupa data mengenai struktur organisasi, aktivitas operasional yang terjadi, dan gambaran umum organisasi.

2. Data Sekunder

Berupa data internal yang diperoleh dari objek yang diteliti yaitu berupa laporan keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul.


(21)

c. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Wawancara

Metode pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan kepada responden.

2. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan suatu metode pengumpulan data dengan mencari informasi-informasi yang dibutuhkan melalui dokumen-dokumen, buku-buku, majalah atau sumber data tertulis lainnya baik yang berupa teori, laporan penelitian atau penemuan sebelumnya. 3. Observasi

Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung dan pencatatan tentang keadaan atau fenomena yang di temui.

d. Metode Analisis Data

Analisis data adalah cara-cara mengolah data yang terkumpul untuk kemudian dapat memberikan interpretasi, dalam pengolahan data ini yang digunakan untuk menjawab adalah masalah yang dirumuskan.

Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif. Analisis Kualitatif yaitu analisis yang dilakukan dengan membandingkan antara teori dan praktek dalam penyusunan laporan keuangan rumah sakit. Pada analisis ini dilakukan pembandingan apakah format laporan keuangan


(22)

telah disajikan sesuai dengan PSAK 45 atau masih perlu dilakukan penyesuaian (Hendrawan;2011)

Apabila penyajian laporan keuangan telah sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam PSAK No. 45 maka penyajian akun tersebut dikatakan benar. Apabila penyajian laporan keuangan belum sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam PSAK No. 45 maka penyajian akun tersebut dikatakan salah dan perlu dilakukan penyesuaian.

Langkah-Langkah yang perlu dilakukan dalam prosedur analisis data adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi format pelaporan yang digunakan.

2. Mengidentifikasi pengklasifikasian aset dan kewajiban.

3. Mengidentifikasi pengklasifikasian aset neto terikat dan tidak terikat.

4. Mengidentifikasi perubahan kelompok aset neto.

5. Mengidentifikasi pengklasifikasian pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian.

6. Mengidentifikasi pengungkapan terhadap informasi pemberian jasa. 7. Mengidentifikasi klasifikasi penerimaan dan pengeluaran kas.


(23)

9

A. Standar Akuntansi Keuangan

1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan merupakan pengumuman resmi yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Standar Akuntansi Keuangan memuat konsep standar dan metode yang dinyatakan sebagai pedoman umum dalam praktik akuntansi perusahaan dalam lingkungan tertentu. Standar ini dapat diterapkan sepanjang masih relevan dengan keadaan perusahaan yang bersangkutan.

Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan yaitu IAI. Indonesia juga telah memiliki Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan yang merupakan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal. Terdapat pertentangan antara kerangka dasar dan Standar Akuntansi Keuangan maka ketentuan Standar Akuntansi Keuangan yang harus diunggulkan relatif terhadap kerangka dasar. Kerangka dasar dimaksudkan sebagai acuan bagi Komite Penyusun Standar Akuntansi Keuangan dalam mengembangkan Standar Akuntansi Keuangan di masa datang dan dalam peninjauan kembali terhadap Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku, maka banyaknya kasus konflik tersebut akan berkurang dengan berjalannya waktu (IAI:2016).


(24)

2. Tujuan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba

Tujuan Iaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba. Pihak pengguna Iaporan keuangan organisasi nirlaba memiliki kepentingan bersama dalam rangka menilai (IAI; 2016) :

1) Jasa yang diberikan oleh organisasi nirlaba dan kemampuannya untuk

terus memberikan jasa tersebut.

2) Cara manajer melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek lain dari kinerja mereka.

Secara rinci, tujuan laporan keuangan termasuk Catatan atas Laporan Keuangan, adalah untuk menyajikan informasi mengenai:

1) Jumlah dan sifat aset, kewajiban, dan aset neto suatu organisasi.

2) Pengaruh transaksi, peristiwa, dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan sifat aset neto.

3) Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam suatu periode dan hubungan antara keduanya.

4) Cara suatu organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas,

memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya.


(25)

Tujuan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba

Tujuan laporan keuangan organisasi nirlaba dalam SFAC 4 tersebut adalah sebagai berikut (Mardiasmo;2009) :

a. Laporan keuangan organisasi nonbisnis hendaknya dapat memberikan

informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam pembuatan keputusan yang rasional mengenai alokasi sumber daya organisasi.

b. Memberikan informasi untuk membantu para penyedia dan calon

penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai pelayanan yang diberikan oleh organisasi nonbisnis serta kemampuannya untuk melanjutkan memberi pelayanan tersebut. c. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon

penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai kinerja manajer organisasi nonbisnis atas pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan serta aspek kinerja lainnya.

d. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, data kekayaan bersih organisasi, serta pengaruh dari transaksi, peristiwa dari kejadian ekonomi yang mengubah sumber daya dan kepentingan sumber daya tersebut.

e. Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi selama satu

periode. Pengukuran secara periodik atas perubahan jumlah dan keadaan/kondisi sumber kekayaan bersih organisasi nonbisnis serta


(26)

informasi mengenai usaha dan hasil pelayanan organisasi secara bersama-sama yang dapat menunjukkan informasi yang berguna untuk menilai kinerja.

f. Memberikan informasi mengenai bagaimana organisasi memperoleh

dan membelanjakan kas atau sumber daya kas, mengenai utang dan pembayaran kembali utang, dan mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas organisasi.

g. Memberikan penjelasan dan interpretasi untuk membantu pemakai dalam memahami informasi keuangan yang diberikan.

3. Standar Akuntansi Keuangan Organisasi Nirlaba

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 merupakan standar khusus untuk organisasi nirlaba. Karakteristik organisasi nirlaba sangat berbeda dengan organisasi bisnis yang berorientasi untuk memperoleh laba. Perbedaan terletak pada cara organisasi memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasionalnya. Organisasi memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi yang bersangkutan (Hendrawan;2011).

4. Tujuan PSAK No. 45

Bertujuan untuk mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba. Dengan adanya standar pelaporan, diharapkan laporan keuangan entitas


(27)

nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.

5. Ruang Lingkup

PSAK No. 45 berlaku bagi laporan keuangan yang disajikan oleh entitas nirlaba yang memenuhi karakteristik sebagai berikut:

a) Sumber daya entitas nirlaba berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.

b) Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan jika entitas nirlaba menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas nirlaba tersebut. c) Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada entitas bisnis, dalam arti

bahwa kepemilikan dalam entitas nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau di tebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas nirlaba pada saat likuidasi atau pembubaran entitas nirlaba.

PSAK No. 45 dapat diterapkan oleh lembaga pemerintah, dan unit-unit sejenis lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Laporan keuangan untuk entitas nirlaba terdiri atas laporan posisi keuangan (neraca), laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas


(28)

laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut berbeda dengan laporan keuangan untuk entitas bisnis pada umumnya.

Pernyataan ini menetapkan informasi dasar tertentu yang disajikan dalam laporan keuangan entitas nirlaba. Pengaturan yang tidak diatur dalam Pernyataan ini mengacu pada SAK, atau SAK ETAP untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan.

6. Unsur-Unsur Laporan Keuangan Nirlaba

Laporan keuangan organisasi nirlaba menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 meliputi:

1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca).

Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aset, kewajiban, dan aset neto dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu.

Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak-pihak lain untuk menilai:

a) kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara


(29)

b) likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal.

Laporan posisi keuangan mencakup organisasi secara keseluruhan dan harus menyajikan total aset, kewajiban dan aset neto.

2. Laporan Aktivitas

Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai:

(a) pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto,

(b) hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain,

(c) bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para penyumbang, anggota entitas nirlaba, kreditur dan pihak lainnya untuk:

(a) mengevaluasi kinerja dalam suatu periode,

(b) menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan entitas nirlaba dan memberikan jasa,

(c) menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer. Laporan aktivitas mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aset neto selama suatu periode. Perubahan aset neto dalam laporan aktivitas tercermin pada aset neto atau ekuitas dalam posisi keuangan.


(30)

3. Laporan Arus Kas

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.

Penyajian arus kas masuk dan keluar harus digolongkan ke dalam tiga kategori yaitu sebagai berikut.

1) Aktivitas Operasi

Dalam kelompok ini adalah penambahan dan pengurangan arus kas yang terjadi pada perkiraan yang terkait dengan operasional lembaga. Contoh yang mempengaruhi arus kas operasi adalah sebagai berikut.

a) Surplus atau defisit lembaga (datanya diambil dari laporan aktivitas).

b) Depresiasi atau penyusutan (karena depresiasi dianggap

sebagai biaya, namun tidak terjadi uang kas keluar) setiap tahun.

c) Perubahan pada account piutang lembaga.

d) Account (perkiraan buku besar) lain seperti: persediaan, biaya dibayar di muka dan lain-lain.

2) Aktivitas Investasi

Termasuk dalam perkiraan ini adalah semua penerimaan dan pengeluaran uang kas yang terkait dengan investasi lembaga.


(31)

penempatan/pencairan dana deposito atau investasi lain. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah :

a. Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri;

b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, serta asset tidak berwujud dan asset jangka panjang lain.

3) Aktivitas Pendanaan

Termasuk dalam kelompok ini adalah perkiraan yang terkait dengan transaksi berupa penciptaan atau pelunasan kewajiban hutang lembaga dan kenaikan/penurunan aset neto dari surplus-defisit lembaga.

4. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan, merupakan bagian yang tidak terpisah dari laporan-laporan di atas. Tujuan pemberian catatan ini agar seluruh informasi keuangan yang dianggap perlu untuk diketahui pembacanya sudah diungkapkan.

Catatan atas Laporan Keuangan dapat berupa:

1) Perincian dari suatu perkiraan yang disajikan, misalnya aset tetap;

2) Kebijakan akuntansi yang dilakukan, misalnya metode penyusutan

serta tarif yang digunakan untuk aset tetap lembaga, metode pencatatan piutang yang tidak dapat ditagih serta presentase yang digunakan untuk pencadangannya. (IAI, 2016).


(32)

7. Pernyataan PSAK No. 45 Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba

PSAK No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia untuk memfasilitasi seluruh o rganisasi nirlaba. Dalam PSAK karakteristik entitas nirlaba ditandai dengan perolehan sumbangan untuk sumber daya utama (aset), penyumbang bukan pemilik entitas dan tak berharap akan hasil, imbalan atau keuntungan komersial.

Entitas nirlaba juga dapat berutang dan memungkinkan pendapatan dari jasa yang diberikan kepada publik, walaupun pendapat annya tidak dimaksud untuk memperoleh laba. Dengan demikian, entitas nirlaba tidak pernah membagi laba dalam bentuk apapun kepada pendiri/pemilik entitas. Laporan keuangan entitas nirlaba bertugas mengukur jasa atau manfaat entitas dan menjadi sarana pertanggungjawaban pengelola entitas dalam bentuk pertanggung jawaban harta-utang (neraca), pertanggungjawaban kas (Arus Kas), dan Laporan Aktivitas.

Terikat dengan misi entitas, maka pendapatan utama disajikan bruto, sedang pendapatan investasi disajikan secara neto setelah dikurangi beban investasi. Informasi tercapainya program amat penting dalam laporan keuangan, yang menggambarkan efektivitas beban dan manfaat yang dirasakan penikmat jasa utama entitas. Arus kas amat penting menggambarkan kualitas prrtanggungjawaban manajemen keuangan di mata para donatur.


(33)

Begitu pentingnya donatur sehingga sumbangan bukan kas perlu dipaparkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK), yang memberi harkat khusus CALK dalam laporan keuangan nirlaba setara dengan Neraca dan Laporan Kegiatan.

B. Standar Akuntansi Pemerintah

1. Pengertian Standar Akuntansi Pemerintah

Berdasarkan PP Nomor 71 Tahun 2010 Standar Akuntansi Pemerintah adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah, yang terdiri atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan akuntansi pemerintah, serta peningkatan kualitas LKPP dan LKPD.

2. Unsur-Unsur Laporan Keuangan Standar Akuntansi Pemerintah

1. Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari


(34)

pendapatan-LRA, belanja, transfer, dan pembiayaan. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum

Negara/Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

b) Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum

Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. c) Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu

entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.

d) Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi. Pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan


(35)

untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih.

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

3. Neraca.

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

b) Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.


(36)

c) Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah.

4. Laporan Operasional.

Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh

pemerintah pusat/ daerah untuk kegiatan penyelenggaraan

pemerintahan dalam satu periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan Operasional terdiri dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai

penambah nilai kekayaan bersih.

b) Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai

pengurang nilai kekayaan bersih.

c) Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran uang

dari/oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.

d) Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas bersangkutan.


(37)

5. Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu. Unsur yang dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas, yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara

Umum Negara/Daerah.

b) Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara Umum Negara/Daerah.

6. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

7. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang


(38)

diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. Catatan atas Laporan Keuangan mengungkapkan/menyajikan/menyediakan hal-hal sebagai berikut:

a) Mengungkapkan informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi;

b) Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro;

c) Menyajikan ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;

d) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan

dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;

e) Menyajikan rincian dan penjelasan masing-masing pos yang

disajikan pada lembar muka laporan keuangan;

f) Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan

Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan;

g) Menyediakan informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.


(39)

C. Badan Layanan Umum

1. Pengertian Badan Layanan Umum

Sesuai dengan pasal 1 butir 23. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara disebutkan:

“Badan Layanan Umum adalah instansi di lingkungan pemerintah yang

dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip

efisiensi dan produktivitas”.

Secara spesifik karakteristik organisasi yang merupakan Badan Layanan Umum, yaitu:

1. Berkedudukan sebagai lembaga pemerintah yang tidak dipisahkan dari

kekayaan negara.

2. Menghasilkan barang dan/atau jasa yang diperlukan masyarakat.

3. Tidak mengutamakan pencarian laba.

4. Dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan produktivitas ala korporasi.

5. Rencana kerja,anggaran dan pertanggungjawabannya dikonsolidasikan

pada instansi induk.

6. Penerimaan baik pendapatan maupun sumbangan dapat digunakan


(40)

7. Pegawai dapat terdiri dari pegawai negeri sipil dan bukan pegawai negeri sipil.

8. BLU bukan subyek pajak.

2. Tujuan dan Asas Badan Layanan Umum

BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat. Adapun asas-asas dalam BLU adalah

a) BLU beroperasi sebagai unit kerja kementerian negara/

lembaga/pemerintah daerah untuk tujuan pemberian layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh instansi induk yang bersangkutan.

b) BLU merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan kementerian

negara/lembaga/pemerintah daerah dan karenanya status hukum BLU tidak terpisah dari kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah sebagai instansi induk.

c) Menteri/ pimpinan lembaga/ gubernur/ bupati/ walikota bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum yang didelegasikannya kepada BLU dari segi manfaat layanan yang dihasilkan.


(41)

d) Pejabat yang ditunjuk mengelola BLU bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pemberian layanan umum yang didelegasikan kepadanya oleh menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/ walikota.

e) BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian

keuntungan.

f) Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLU

disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja kementerian negara/lembaga/SKPD/pemerintah daerah.

g) BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan

praktek bisnis yang sehat.

3. Persyaratan Badan Layanan Umum

Suatu satuan kerja instansi pemerintah dapat diizinkan mengelola keuangan dengan PPK-BLU apabila memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan administratif.

1. Persyaratan substantif terpenuhi apabila instansi pemerintah yang bersangkutan menyelenggarakan layanan umum yang berhubungan dengan:

a) Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum;

b) Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan perekonomian masyarakat atau layanan umum; dan/atau


(42)

c) Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan/atau pelayanan kepada masyarakat.

2. Persyaratan teknis terpenuhi apabila:

a) kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak

dikelola dan ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU

sebagaimana direkomendasikan oleh menteri/ pimpinan lembaga/ kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya; dan

b) kinerja keuangan satuan kerja instansi yang bersangkutan adalah sehat sebagaimana ditunjukkan dalam dokumen usulan penetapan BLU.

3. Persyaratan administratif terpenuhi apabila instansi pemerintah yang bersangkutan dapat menyajikan seluruh dokumen berikut:

a) pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi masyarakat;

b) pola tata kelola;

c) rencana strategis bisnis;

d) laporan keuangan pokok;

e) standar pelayanan minimum; dan

f) laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen.

Dokumen tersebut disampaikan kepada menteri/pimpinan

lembaga/kepala SKPD untuk mendapatkan persetujuan sebelum


(43)

dengan kewenangannya. Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan administratif diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan /gubernur/ bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.

4. Pedoman Akuntansi Badan Layanan Umum

Dalam pelaksanaan pengembangan dan penerapan sistem akuntansi Badan Layanan Umum yang mengacu pada standar akuntansi yang berlaku sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, perlu diatur ketentuan mengenai pedoman akuntansi dan pelaporan keuangan Badan Layanan Umum. Berdasar pertimbangan hal inilah Menteri Keuangan Republik Indonesia menetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum.

5. Rumah Sakit Pemerintah Berstatus Badan Layanan Umum

Istilah Badan Layanan Umum muncul setelah ditetapkannya Undang- Undang no 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yang ditetapkan sesuai dengan semangat reformasi dan otonomi daerah. Misi refomasi keuangan ditujukan pada akuntabilitas dan transparansi keuangan yang professional. Dengan penetapan rumah sakit pemerintah menjadi Badan Layanan Umum diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas dan transparansi.


(44)

30

BAB III

GAMBARAN UMUM INSTANSI

A.Profil dan Sejarah

Nama Rumah Sakit : RSUD Panembahan Senopati Bantul

Alamat : Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo Bantul, Yogyakarta,

55714, Indonesia Telp +62274367386

Pemilik : Pemerintah Kabupaten Bantul

Tipe : B

Status : Terakreditasi.

Sejarah

a. Berdiri sejak tahun 1953 sebagai RS hongeroedem (HO).

b. Tahun 1956 resmi menjadi RS Kabupaten dengan 60 Tempat Tidur (TT),

pada tahun 1967 menjadi 90 TT.

c. Tanggal 1 April 1982 diresmikan Menkes RI sebagai RSUD Kabupaten Bantul Type D.

d. Tanggal 26 Pebruari 1993 ditetapkan sebagai RS Type C (SK Menkes RI

Nomor 202/Menkes/SK/11/1993.

e. Lulus Akreditasi penuh bulan November 1995 untuk 5 Pokja.

f. Tanggal 1 Januari 2003 menjadi RS Swadana dengan Perda No.8 tanggal 8


(45)

g. Tanggal 29 Maret 2003 berubah nama menjadi RSUD Panembahan Senopati Bantul.

h. Tahun 2003 mendapatkan Piagam Penghargaan Citra Pelayanan Prima

dari Presiden RI.

i. 1 September 2004 menerapkan Tarif Unit Cost (Perda Nomor 4 Tahun 2004).

j. Tahun 2004 mendapat Piala Citra Pelayanan Prima dari Presiden RI. k. Tanggal 22 Desember 2005 mendapatkan penghargaan RSSI dan RSSB

tingkat Nasional.

l. Sesuai SK Menkes No. 142/Menkes/SK/I/2007 Tanggal 31 Januari 2007 tentang Peningkatan Kelas RSUD Panembahan Senopati Bantul dari Type C menjadi Kelas B Non Pendidikan.

m. Penetapan RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagai salah satu dari seratus Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Flu Burung (Avian

Influenza) sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:

414/Menkes/SK/IV/2007 Tanggal 10 April 2007.

n. Penetapan Logo RumahSakit Daerah Panembahan Senopati Bantul sesuai

Keputusan Bupati Bantul Nomor 124 tahun 2007 Tanggal 16 Mei 2007. o. Struktur Kelembagaan: LTD berbentuk Badan (ditetapkan dalam Perda

Nomor 17 Tahun 2007 Tanggal 20 November 2007).

p. Ditetapkan sebagai Rumah Sakit yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) Rumah


(46)

Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Kabupaten Bantul sesuai Keputusan Bupati Bantul Nomor 195 Tanggal 21 Juli 2009.

B.Bentuk dan Struktur Organisasi

RSUD Panembahan Senopati Bantul dalam penyusunan struktur organisasi menggunakan bentuk organisasi fungsional. Pihak RSUD memilih menggunakan bentuk organisasi fungsional dikarenakan :

1. Penggunaan sumberdaya yang efisien, skala ekonomis.

2. Spesialisasi keterampilan yang mendalam dan pengembangan.

3. Kemajuan karier dalam departemen fungsional.

4. Koordinasi yang luar biasa dalam fungsi-fungsi. 5. Pemecahan masalah teknikal yang berkualitas.

6. Di dalamnya terdapat kelompok-kelompok kerja staff ahli. 7. Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas.

8. Target yang hendak dicapai jelas dan pasti. 9. Pengawasan dilakukan secara ketat.


(47)

Gambar 3.1 Struktur Organisasi RSUD Panembahan Senopati Bantul

INSTALASI LABORATORIUM INSTALASI RAWAT JALAN dr. M. Noor Widayati, M. Kes, Sp. PK dr. DwiRini M, M. Kes, Sp. KK

INSTALASI RADIOLOGI INSTALASI RAWAT INAP

dr. KunyunMarsindro, Sp. Rad dr. R. YosephBudiman, Sp. S

INSTALASI GIZI INSTALASI BEDAH SENTRAL

DiahYuliantina W, SSiT dr. BambangBasuki, Sp. OG

INSTALASI PRASARANA SARANA RS

INSTALASI REHAB MEDIS

Sugiyanto, S. Kom dr. TiniWati, Sp. Rad

INSTALASI REKAM MEDIS DAN SIM RS

INSTALASI INTENSIVE CARE UNIT


(48)

C. Kedudukan dan Tugas Pokok

1. Kedudukan

Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati merupakan pendukung penyelenggaraan pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang Direktur yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

2. Tugas Pokok

Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah Bidang Pelayanan Kesehatan.

D. Fungsi, Tujuan, Sasaran dan Kebijakan

1. Fungsi

Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Kabupaten Bantul dalam melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi:

a) Perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan rumah sakit.

b) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang

pelayanan rumah sakit.

c) Pembinaan dan pengendalian pelayanan rumah sakit, dan

d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Tujuan


(49)

b) Terwujudnya kepercayaan dan kepuasan pelanggan.

c) Terwujudnya karyawan yang produktif dan berkomitmen.

d) Proses pelaporan dan akses informasi yang cepat dan akurat.

e) Terwujudnya rumah sakit sebagai jejaring pelayanan pendidikan dan penelitian.

f) Terwujudnya pelayanan non fungsional untuk kepuasan pelanggan.

3. Sasaran

a) Meningkatnya kualitas dan terintegrasikannya proses pelayanan

kepada pelanggan.

b) Meningkatnya kepercayaan dan kepuasan pelanggan.

c) Meningkatnya pendidikan dan pelatihan karyawan (kapabilitas

karyawan) dan meningkatnya etos/ semangat kerja karyawan (komitmen karyawan).

d) SIM RS yang terintegrasi untuk seluruh unit.

e) Terlaksananya pelayanan pendidikan dan penelitian bagi institusi dan perorangan.

f) Terlaksananya pelayanan non fungsional.

4. Kebijakan

Pelayanan Prima :

a) Business Proses Reengineering (BPR).

b) Pembangunan Kemitraan dengan Pelanggan.

c) Peningkatan Layanan Pelanggan.


(50)

e) Pengembangan SIM.

f) Pengembangan Jejaring Pelayanan Pendidikan dan Penelitian. g) Sumber pendapatan non fungsional

E.Visi dan Misi

1. Visi

Tewujudnya rumah sakit yang unggul dan menjadi kebanggaan seluruh masyarakat.

2. Misi

a. Memberikan "Pelayanan Prima" pada pelanggan.

b. Meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia.

c. Melaksanakan peningkatan mutu berkelanjutan dalam pelayanan

kesehatan.

d. Meningkatkan jalinan kerjasama dengan mitra terkait.

e. Meningkatkan ketersediaan sarana-prasarana yang berkualitas.

f. Menyelenggarakan tata kelola keuangan yang sehat untuk mendukung pertumbuhan organisasi.

F. Nilai-nilai dan Motto

1. Nilai-nilai a. Jujur b. Rendah hati


(51)

d. Profesional e. Inovasi 2. Motto


(52)

G. Data Penelitian

Tabel 3.1 Laporan Operasional RSUD Panembahan Senopati Bantul

PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL LAPORAN OPERASIONAL

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 Bidang Pemerintahan : 1 Urusan Wajib

Bidang Pemerintahan : 1.02 Kesehatan

Unit Organisasi : 1.02.02 RSUD Panembahan Senopati Sub Unit Organisasi : 1.02.02.01 RSUD Panembahan Senopati

NO.

URUT URAIAN SALDO 2015 SALDO 2014

KENAIKAN/

(PENURUNAN) (%) 8 PENDAPATAN - LO

150.048.485.152,00 0

150.048.485.152,00 0 8.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LO

150.048.485.152,00 0

150.048.485.152,00 0 8.1.1 Pendapatan Pajak Daerah - LO - 0 - 0 8.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah - LO - 0 - 0 8.1.3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Daerah yang Dipisahkan - LO - 0 - 0 8.1.4 Lain - lain PAD yang Sah - LO

150.048.485.152,00 0

150.048.485.152,00 0 8.2 PENDAPATAN TRANSFER - LO - 0 - 0 8.2.1 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - LO 0 - 0


(53)

8.2.2 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat Lainnya- LO - 0 - 0 8.2.3 Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya - LO - 0 - 0 8.2.4 Bantuan Keuangan - LO - 0 - 0 8.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH - LO - 0 - 0 8.3.1 Pendapatan Hibah - LO - 0 - 0 8.3.2 Dana Darurat - LO - 0 - 0 8.3.3 Pendapatan Lainnya - LO - 0 - 0 8.4 SURPLUS NON OPERASIONAL - LO - 0 - 0 8.4.1 Surplus Penjualan Aset Non Lancar - LO - 0 - 0 8.4.2 Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang - LO - 0 - 0 8.4.3 Surplus dari Kegiatan Non Operasional Lainnya - LO - 0 - 0 8.5 PENDAPATAN LUAR BIASA - LO - 0 - 0 8.5.1 PENDAPATAN Luar Biasa - LO - 0 - 0

9 BEBAN

149.789.709.470,17 0 149.789.709.470,17 0 9.1 BEBAN OPERASI

149.789.709.470,17 0 149.789.709.470,17 0 9.1.1 Beban Pegawai - LO

27.804.882.861,00 0 27.804.882.861,00 0 9.1.2 Beban Barang dan Jasa

109.794.991.891,96 0 109.794.991.891,96 0 9.1.3 Beban Bunga - 0 - 0 9.1.4 Beban Subsidi - 0 - 0 9.1.5 Beban Hibah - 0 - 0 9.1.6 Beban Bantuan Sosial - 0 - 0 9.1.7 Beban Penyusutan dan Amortisasi


(54)

9.1.8 Beban Penyisihan Piutang 75.611.421,00 0 75.611.421,00 0 9.1.9 Beban Lain - lain - 0 - 0 9.2 BEBAN TRANSFER - 0 - 0 9.2.1 Beban Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah - 0 - 0 9.2.2 Beban Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya - 0 - 0 9.2.3

Beban Transfer Bantuan Keuangan Ke Pemerintah Daerah

Lainnya - 0 - 0 9.2.4 Beban Transfer Bantuan Keuangan Ke Desa - 0 - 0 9.2.5 Beban Transfer Bantuan Keuangan Lainnya - 0 - 0 9.2.6 Beban Transfer Dana Otonomi Khusus - 0 - 0 9.3 DEFISIT NON OPERASIONAL - 0 - 0 9.3.1 Defisit Penjualan Aset Non Lancar - LO - 0 - 0 9.3.2 Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang - LO - 0 - 0 9.3.3 Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya - LO - 0 - 0 9.4 BEBAN LUAR BIASA - 0 - 0 9.4.1 Beban Luar Biasa - 0 - 0 SURPLUS/DEFISIT - LO


(55)

Tabel 3.2 Laporan Perubahan Ekuitas

PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 (Dalam Rupiah) Urusan Pemerintahan : 1.02 Kesehatan

Unit Organisasi : 1.02.02 RSUD Panembahan Senopati Sub Unit Organisasi : 1.02.02.01 RSUD Panembahan Senopati Bantul

URAIAN 2015 2014

EKUITAS AWAL 88.735.960.145,69 88.735.960.145,69 SURPLUS/DEFISIT-LO 249.775.681,83 - DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN

KEBIJAKAN/ KESALAHAN

MENDASAR

Koreksi Nilai Persediaan - - Selisih Revaluasi Aset Tetap - - Koreksi ekuitas lainnya (13.454.445.318,00) - EKUITAS AKHIR 75.531.290.509,52 88.735.960.145,69


(56)

Tabel 3.3 Neraca

NERACA

PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL Per 31 Desember 2014 dan 2015

UrusanPemerintahan : 1.02 Kesehatan

Unit Organisasi : 1.02.02 RSUD PanembahanSenopati Sub Unit Organisasi : 1.02.02.01 RSUD PanembahanSenopati

URAIAN 2015 2014

ASET

ASET LANCAR

Kas di BendaharaPenerimaan - - Kas di BendaharaPengeluaran - 12.481.480,00 Kas di BLUD 27.474.202.785,00 36.066.056.941,00 Kas Lainnya - - Setara Kas - - Investasi Jangka Pendek - - Piutang Pendapatan 11.078.084.308,00 13.829.446.525,00 Piutang Lainnya - - Penyisihan Piutang (363.605.682,50)

(287.994.261,50) Beban Dibayar Dimuka 10.000.000,00 10.000.000,00 Persediaan 13.462.828.990,00 10.663.462.515,00 JUMLAH ASET LANCAR 51.661.510.400,50 60.293.453.199,50

INVESTASI JANGKA PANJANG

Investasi Jangka Panjang Non

Permanen -

Investasi Jangka Panjang Kepada

Entitas Lainnya - - Investasi Dalam Obligasi - - Investasi Dalam Proyek Pembangunan - - Dana Bergulir - - Deposito Jangka Panjang - - Investasi Non Permanen Lainnya - - Jumlah Investasi Jangka Panjang Non

Permanen - - Investasi Jangka Panjang Permanen - Penyertaan Modal Pemerintah Daerah - - Investasi Permanen Lainnya - - Jumlah Investasi Jangka Panjang

Permanen - - JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG - -


(57)

ASET TETAP - Tanah 35.000.000,00 35.000.000,00 Peralatan dan Mesin 77.057.446.231,56 41.944.997.750,56 Gedung dan Bangunan 37.837.321.195,00 29.491.347.155,00 Jalan, Irigasi, danJaringan 4.781.979.935,00 3.701.146.483,00 Aset Tetap Lainnya 22.256.394,00 28.356.394,00 Konstruksi Dalam Pengerjaan - - Akumulasi Penyusutan (46.251.502.129,54)

(34.128.278.833,33) JUMLAH ASET TETAP 73.482.501.626,02 41.072.568.949,23

DANA CADANGAN

Dana Cadangan - - JUMLAH DANA CADANGAN - -

ASET LAINNYA

Tagihan Jangka Panjang - 0 Kemitraan dengan Pihak Ketiga - 0 Aset Tidak Berwujud 75.775.500,00 75.775.500,00 Aset Lain-lain - JUMLAH ASET LAINYA 75.775.500,00 75.775.500,00 JUMLAH ASET 125.219.787.526,52 101.441.797.648,73

KEWAJIBAN

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Utang Perhitungan Pihak Ketiga

(PFK) - 12.481.480,00 Utang Bunga - - Bagian Lancar Utang Jangka Panjang - - Pendapatan Diterima Dimuka - - Utang Beban 11.721.615.201,00 12.693.356.023,04 Utang Jangka Pendek Lainnya - - Kewajiban Untuk Dikonsolidasikan 37.966.881.816,00 - JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA

PENDEK 49.688.497.017,00 12.705.837.503,04

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Utang Dalam Negeri - - UtangJangkaPanjangLainnya - - JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA

PANJANG - - JUMLAH KEWAJIBAN 49.688.497.017,00 12.705.837.503,04

EKUITAS

EKUITAS 75.531.290.509,52 52.669.903.204,69 JUMLAH KEWAJIBAN DAN


(58)

Tabel 3.4 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah

PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

Urusan Pemerintahan : 1.02 Kesehatan

Unit Organisasi : 1.02.02 RSUD Panembahan Senopati Sub Unit Organisasi : 1.02.02.01 RSUD Panembahan Senopati

NO.

URUT URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 (%) REALISASI 2014

4 PENDAPATAN-LRA 130.000.000,00 138.970.400.844,00 106,90 137.256.541.986,00

4.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)-LRA 130.000.000,00 138.970.400.844,00 106,90 137.256.541.986,00 4.1.4 Lain-lain PAD Yang Sah 130.000.000,00 138.970.400.844,00 106,90 137.256.541.986,00

5 BELANJA 205.264.481.471,00 185.529.136.816,00 90,39 130.344.864.683,00

5.1 BELANJA OPERASI 157.979.200.941,00 141.370.982.050,00 89,49 122.818.081.856,00

5.1.1 Belanja Pegawai 29.391.799.000,00 27.804.882.861,00 94,60 57.839.850.590,00 5.1.2 Belanja Barang dan Jasa 128.587.401.941,00 113.566.099.189,00 88,32 64.978.231.266,00

5.2 BELANJA MODAL 47.285.280.530,00 44.158.154.766,00 93,39 7.526.782.827,00

5.2.2 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 36.486.280.530,00 33.507.593.873,00 91,84 5.726.269.827,00 5.2.3 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 10.599.000.000,00 10.455.985.893,00 98,65 1.900.513.000,00 5.2.4 Belanja Modal Jalan, Irigrasi dan Jaringan 200.000.000,00 194.575.000,00 97,29 -

SURPLUS/ (DEFISIT) (75.264.481.471,00) (46.558.735.972,00) 61,86 6.911.677.303,00

SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN


(59)

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul Tahun Anggaran 2015.

1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

Penyusunan Laporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah dimaksudkan untuk menyediakan informasi yang relevan kepada stakeholder, mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan di RSUD Panembahan Senopati Bantul selama satu periode pelaporan. Penyusunan Laporan Keuangan ini juga merupakan wujud pelaksanaan kewajiban dalam melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan sera hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada satu periode pelaporan dalam rangka: a. Akuntabilitas pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan,

dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodic

b. Membantu para pengguna laporan keuangan, untuk mengevaluasi

pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan RSUD Panembahan Senopati Bantul Kabupaten Bantul selama satu periode pelaopran sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban dan ekuitas dana yang dikelola RSUD Panembahan Senopati Bantul untuk kepentingan masyarakat.

c. Transparansi dalam memberikan informasi keuangan kepada seluruh

masyarakat, berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak


(60)

pertangggungjawaban pengelolaan sumber daya dan ketaatan pada peraturan perundang-undangan.

2. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan

Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan RSUD

Panembahan Senopati Bantul mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, yang dibagi ke dalam tujuh bab sebagai berikut: Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi penjelasan mengenai maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan, landasan hokum penyusunan laporan keuangan, dan sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja RBA

Bab ini memuat penjelasan mengenai asumsi makro ekonomi yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul, perubahan anggaran yang dilakukan pada RSUD Panembahan Senopati Bantul, realisasi anggaran dibandingkan periode sebelumnya, dan penjelasan mengenai pencapaian target kinerja RSUD Panembahan Senopati Bantul

Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan

Bab ini memuat ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja RSUD Panembahan Senopati Bantul, berupa gambaran realisasi pencapaian,


(61)

efektifitas dan efisiensi program dan kegiatan serta kendala dan hambatan dalam pencapaian kinerja tersebut.

Bab IV Kebijakan Akuntansi

Bab ini memuat informasi mengenai entitas akuntansi pelaporan keuangan daerah, informasi mengenai basis akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul, informasi mengenai penerapan kebijakan basis pengukuran atas penyusunan pos-pos keuangan RSUD Panembahan Senopati, dan informasi tentang kebijakan akuntansi yang telah diterapkan dan kebijakan akuntansi yang belum diterapkan atas pos-pos laporan keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul sesuai Standar Akuntansi Pemerintah.

Bab V Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan

Bab ini memuat rincian dan penjelasan masing-masing pos-pos laporan keuangan pada RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Bab VI Penjelasan atas Informasi-informasi non Keuangan

Bab ini berisi informasi tentang hal-hal yang belum di informasikan dalam bagian manapun dari laporan keuangan.

Bab VII Penutup

Memuat uraian penutup yang dapat berupa simpulan-simpulan penting tentang laporan keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul.


(62)

48

A. Pelaporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul

RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di wilayah Pemerintah Kabupaten Bantul merupakan entitas akuntansi yang wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun Laporan Keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. Penyusunan Laporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul berdasarkan PP Nomor 71 Tahun 2010 mengenai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).

Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) mengakui pendapatan, beban, aset, utang dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan APBN/APBD (PP 71/2010, Pasal 1 angka 8). Komponen Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah /SKPD Pemerintah Daerah dan BLUD yang disajikan terdiri dari:

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)

3. Neraca

4. Laporan Arus Kas (LAK)

5. Laporan Operasional (LO)

6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)


(63)

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dalam Neraca.

Penyusunan Laporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul mulai tahun 2015 telah menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajamen Daerah (SIMDA) Keuangan Versi 2.7 yang merupakan program dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Kabupaten Bantul. Komponen laporan keuangan baik dari Laporan Operasional, Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih disusun menjadi satu dalam aplikasi SIMDA.

Berdasarkan laporan keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2015, apabila dibandingkan dengan pelaporan keuangan menurut Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) terdapat sedikit perbedaan. Pihak rumah sakit belum menyajikan Laporan Saldo Anggaran Lebih dan Laporan Arus Kas.

Pelaporan keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul apabila dibandingkan dengan PSAK No.45 masih terdapat banyak perbedaan, seperti tidak ada klasifikasi aset neto terikat dan tidak terikat. Hal ini dikarenakan RSUD Panembahan Senopati Bantul dalam penyusunan laporan keuangannya hanya mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Berikut perbandingan pelaporan keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul


(64)

dengan PSAK No. 45 dan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) diuraikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1 Perbandingan Pelaporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul, PSAK No. 45 dan SAP

No Indikator

Pelaporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul

PSAK No. 45 SAP (Standar Akuntansi Pemerintah)

Analisis I (Laporan Keuangan RSUD dengan Ketentuan PSAK No. 45)

Analisis II (Laporan Keuangan RSUD dengan Ketentuan SAP)

1. Format Pelaporan Keuangan yang digunakan Laporan Keuangan terdiri dari: 1. Laporan

Operasional 2. Laporan

Perubahan Ekuitas 3. Neraca

4. Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 5. Catatan atas

laporan keuangan

Laporan keuangan meliputi: 1. laporan posisi

keuangan (neraca) pada akhir periode laporan, 2. laporan aktivitas 3. laporan arus kas 4. catatan atas laporan

keuangan.

Laporan Keuangan terdiri dari:

1. Laporan Realisasi Anggaran 2. Laporan

Perubahan Saldo Anggaran Lebih 3. Neraca 4. Laporan

Operasional 5. Laporan Arus Kas 6. Laporan

Perubahan Ekuitas 7. Catatan atas

Laporan Keuangan

RSUD Panembahan Senopati Bantul tidak menyusun laporan aktivitas dan laporan arus kas seperti ketentuan PSAK No. 45.

RSUD Panembahan Senopati Bantul tidak menyusun laporan saldo anggaran lebih dan laporan arus kas seperti ketentuan SAP.

2. Klasifikasi aset dan kewajiban

Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan nonlancar. Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang, persediaan, dan beban dibayar dimuka. Aset nonlancar diklasifikasikan menjadi investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan,dan aset lainnya. Kewajiban dikelompokkan kedalam kewajiban Disajikan dengan pengumpulan aset dan kewajiban yang memiliki karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relatif homogen. Informasi likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut: a. Menyajikan aset

berdasarkan urutan likuiditas dan kewajiban berdasarkan tanggal jatuh tempo. b. Mengelompokkan aset

ke dalam lancar dan tidak lancar dan kewajiban ke dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan nonlancar.

Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang, persediaan, dan beban dibayar dimuka. Aset nonlancar diklasifikasikan menjadi investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan,dan aset lainnya. Kewajiban

dikelompokkan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

klasifikasi aset dan kewajiban secara umum telah sesuai dengan ketentuan PSAK No. 45, tidak ada perbedaan yang signifikan hanya terdapat perbedaan penyebutan nama dan klasifikasi.

Klasifikasi aset dan kewajiban dalam laporan Keuangan RSUD telah sesuai dengan ketentuan SAP.


(65)

jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

c. Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aset atau saat jatuh temponya kewajiban, termasuk pembatasan penggunaan aset pada catatan atas laporan keuangan. 3. Klasifikasi

Aset netto Terikat dan Tidak Terikat

Tidak ada Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aset neto berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu: terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat. Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan.

Tidak Ada Laporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul tidak mengklasifikasi aset neto terikat dan tidak terikat sesuai dengan ketentuan PSAK No. 45.

Laporan Keuangan RSUD dan ketentuan Standar Akuntansi Pemerintah tidak mengklasifikasikan aset neto terikat dan tidak terikat.

4 Perubahan Kelompok Aset netto

Tidak ada Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aset neto terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode.

Tidak ada Dalam Laporan Keuangan RSUD tidak ada perubahan kelompok aset neto sesuai dengan ketentuan PSAK No.45

Laporan Keuangan RSUD dan Ketentuan SAP tidak menyajikan perubahan kelompok aset neto.

5. Klasifikasi Pendapatan, Beban, Keuntungan dan Kerugian Pendapatan, Beban, Keuntungan dan Kerugian disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA). Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai pengurang aset neto tidak terikat.

Sumbangan disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat permanen, atau terikat

Pendapatan, Beban, Keuntungan dan Kerugian disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA).

Klasifikasi

Pendapatan, Beban, Keuntungan dan Kerugian RSUD disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, sedangkan ketentuan PSAK No. 45 disajikan dalam Laporan Aktivitas.

Klasifikasi

Pendapatan, Beban, Keuntungan dan Kerugian RSUD sesuai dengan ketentuan SAP disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran Lebih (LRA).


(66)

temporer, bergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi. Laporan aktivitas

menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset lain (atau liabilitas) sebagai penambah atau pengurang aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi. 6. Informasi

Pemberian Jasa

Informasi pemberian jasa disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA). Berdasarkan kegiatan operasional RSUD Panembahan Senopati Bantul, beban/belanja berasal dari: 1. Belanja Operasi 2. Belanja Modal

Laporan Aktivitas atau Catatan atas Laporan Keuangan harus menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung.

Informasi pemberian jasa disajikan secara detail dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) atau Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

Informasi pemberian jasa untuk RSUD Panembahan Senopati Bantul disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran sedangkan untuk PSAK No. 45 disajikan dalam Laporan Aktivitas.

RSUD menyajikan informasi pemberian jasa sesuai dengan ketentuan SAP yaitu dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA).

7. Klasifikasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Tidak ada Laporan Arus Kas disajikan sesuai PSAK 2 (revisi 2009): Laporan Arus Kas dengan tambahan berikut ini:

a) Aktivitas Pendanaan i. Penerimaan kas dari

penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang. ii. Penerimaan kas dari

sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaanya

Laporan Arus Kas adalah bagian dari laporan financial yang menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris

RSUD Panembahan Senopati Bantul tidak mengklasifikasikan penerimaan dan pengeluaran kas dikarenakan tidak menyusun Laporan Arus Kas.

RSUD Panembahan Senopati Bantul tidak mengklasifikasikan penerimaan dan pengeluaran kas dikarenakan tidak menyusun Laporan Arus Kas.


(67)

dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aset tetap, atau peningkatan dana abadi.

iii. Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaanya untuk jangka panjang. iv. Pengungkapan

informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas, sumbangan berupa bangunan atau aset investasi

B. Pembahasan

1. Perbandingan Pelaporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul

dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).

Berdasarkan tabel diatas penyusunan pelaporan keuangan RSUD Panembahan Senopati dibandingkan dengan pelaporan keuangan menurut Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) terdapat perbedaan yang tidak signifikan. Perbedaan tersebut yaitu RSUD Panembahan Senopati Bantul tidak menyusun Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih dan Laporan Arus Kas.

RSUD Panembahan Senopati Bantul tidak menyusun Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih karena memang tidak ada anggaran lebih. Pihak rumah sakit tidak menyusun Laporan Arus Kas karena menurut staf bagian keuangan


(68)

RSUD Panembahan Senopati, aplikasi SIMDA Keuangan yang digunakan dalam proses penyusunan laporan keuangan belum dapat digunakan untuk menyusun Laporan Arus Kas.

RSUD Panembahan Senopati Bantul sebaiknya menyusun laporan arus kas secara internet dengan komputerisasi karena informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan datang dan untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya. Laporan arus kas memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas dana suatu entitas pelaporan dan struktur keuangan pemerintah (termasuk likuiditas dan solvabilitas). Menurut staf bagian keuangan, pihak rumah sakit belum dapat menyusun Laporan Arus Kas tersendiri dikarenakan kendala dari sumber daya manusia di bagian akuntansi dan verifikasi.

2. Perbandingan Laporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul

dengan PSAK No. 45

Berdasarkan tabel 4.1, berikut penjelasan mengenai isi tiap-tiap laporan keuangan apabila dibandingkan dengan PSAK No. 45 dengan mengacu pada ketentuan diatas:

1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Neraca merupakan salah satu komponen dalam laporan keuangan yang disusun oleh RSUD Panembahan senopati bantul. Penyusunan neraca RSUD


(69)

Panembahan Senopati Bantul jika dibandingkan dengan neraca menurut PSAK No. 45 hampir keseluruhan telah sesuai, seperti halnya disajikan aset dan kewajiban yang memiliki karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relatif homogen.

Aset yang memiliki masa manfaat kurang dari 1 tahun (12 bulan) dikelompokkan kedalam aset lancar yang meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang dan persediaan sedangkan aset yang memiliki masa manfaat lebih dari 1 tahun di kelompokkan ke dalam aset tidak lancar meliputi investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan dan aset lainnya.

Kewajiban dalam neraca RSUD Panembahan Senopati Bantul di susun berdasarkan tanggal jatuh tempo dan diklasifikasikan menjadi kewajiban jangka panjang dan kewajiban jangka pendek. Kewajiban jangka panjang tidak tertulis dalam neraca dikarenakan RSUD Panembahan Senopati Bantul tidak memiliki hutang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Ketidaksesuaian untuk penyusunan neraca RSUD Panembahan Senopati Bantul dibandingkan dengan penyusunan neraca berdasar PSAK No.45 terletak pada komponen ekuitasnya.

Ekuitas dalam neraca RSUD Panembahan Senopati Bantul diperoleh dari kekayaan bersih Pemerintah Daerah yang merupakan selisih antara aset dengan kewajiban Pemerintah Daerah pada tanggal laporan sebagaimana diatur dalam SAP No 71 Tahun 2010. Sedangkan menurut PSAK No 45,


(70)

ekuitas tertulis sebagai aset netto yang diklasifikasikan menjadi terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat.

RSUD Panembahan Senopati Bantul dapat mengklasifikasikan ekuitas atau aset neto sesuai dengan PSAK No. 45 untuk laporan keuangan tahun 2015 sebagai berikut:

a) Aset neto terikat secara permanen sebesar Rp 35.000.000, jumlah tersebut merupakan nilai saldo dari tanah. Tanah di klasifikasikan kedalam aset neto terikat karena tanah tergolong aset yang disumbangkan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat dan tidak untuk dijual.

b) Aset neto terikat secara temporer sebesar Rp 0 dikarenakan dalam laporan keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul tidak memiliki sumbangan berupa aktivitas tertentu, investasi untuk jangka waktu tertentu yang penggunaannya selama periode tertentu dimasa depan.

c) Aset neto tidak terikat sebesar Rp 136.119.435.033 yang diperoleh dari pendapatan jasa layanan. Pendapatan jasa layanan tergolong aset neto tidak terikat karena menurut PSAK No. 45 aset neto tidak terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang, sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan tersebut.

2. Laporan Aktivitas

Penyusunan laporan keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul tidak menyusun laporan aktivitas, sehingga tidak terdapat juga perubahan kelompok


(71)

aset neto seperti yang telah dijelaskan dalam Laporan Posisi Keuangan (Neraca). Klasifikasi dan informasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian oleh RSUD Panembahan Senopati disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA). Pendapatan hanya disajikan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan beban/ belanja hanya disajikan dari belanja operasi dan belanja modal.

RSUD Panembahan Senopati Bantul dapat menyusun laporan aktivitas menurut PSAK No. 45 dimungkinkan dengan melihat perincian dan penjelasan pos-pos realisasi pendapatan dan beban dalam Catatan Atas Laporan Keuangan.

3. Laporan Arus Kas

RSUD Panembahan Senopati tidak menyusun Laporan Arus Kas dikarenakan menurut staf bagian keuangan RSUD Panembahan Senopati bahwa aplikasi SIMDA Keuangan yang digunakan oleh RSUD Panembahan Senopati Bantul untuk penyusunan laporan keuangan belum dapat digunakan untuk menyusun laporan arus kas. RSUD Panembahan Senopati Bantul sebaiknya menyusun Laporan Arus Kas secara internet dengan komputerisasi karena informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan datang, serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya.


(72)

RSUD Panembahan Senopati Bantul dapat menyusun Laporan Arus Kas sesuai dengan PSAK No. 45 dengan melihat dalam laporan keuangan yang sudah ada di RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah sebagai berikut: a. Aktivitas Operasi

Komponen penyusun aktivitas operasi dapat dilihat di Laporan Realisasi Anggaran contohnya pendapatan dan di neraca khusunya dalam aset lancar dan kewajiban.

b. Aktivitas Investasi

Komponen penyusun aktivitas investasi dapat dilihat dalam neraca khususnya dalam aset tidak lancar

c. Aktivitas Pendanaan

Komponen penyusun aktivitas pendanaan dapat dilihat dari neraca.

4. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan Atas Laporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul telah disusun secara sistematis. Sistematika penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, yang dibagi ke dalam 7 bab sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja RBA, Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan, Bab IV Kebijakan Akuntansi, Bab V Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan, Bab VI Penjelasan atas Informasi-Informasi non Keuangan, Bab VII Penutup.


(73)

59

1. RSUD Panembahan Senopati Bantul secara umum telah menerapkan

Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dalam pengelolaan penyusunan laporan keuangan meskipun ada beberapa laporan yang tidak disusun yaitu laporan saldo anggaran lebih dan laporan arus kas. RSUD Panembahan Senopati Bantul tidak menyusun Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih karena memang tidak ada anggaran lebih.

2. Pihak rumah sakit tidak menyusun Laporan Arus Kas karena menurut staf

bagian keuangan bahwa aplikasi SIMDA Keuangan yang digunakan oleh RSUD Panembahan Senopati Bantul dalam proses penyusunan laporan keuangan belum dapat digunakan untuk menyusun Laporan Arus Kas.

3. Penerapan PSAK No. 45 dalam penyusunan laporan keuangan RSUD

Panembahan Senopati Bantul belum seluruhnya diterapkan, seperti terlihat dalam tabel 4.1 RSUD Panembahan Senopati Bantul tidak menyusun laporan aktivitas dan laporan arus kas. Klasifikasi aset neto terikat dan tidak terikat, perubahan kelompok aset neto serta klasifikasi penerimaan dan pengeluaran kas belum terdapat dalam laporan keuangannya.


(74)

B. Saran

1. RSUD Panembahan Senopati Bantul perlu menyusun Laporan Arus Kas secara internet dengan komputerisasi, sebelum aplikasi SIMDA dapat digunakan dikarenakan Laporan Arus Kas dapat memberikan informasi indikator jumlah arus kas di masa yang akan datang, serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya. 2. RSUD Panembahan Senopati perlu mengadakan pelatihan sumber daya

manusia khususnya bagi staf bagian keuangan dalam penyusunan pelaporan keuangan berdasar pada PSAK No. 45.


(75)

Mardiasmo.2009. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Empat. Penerbit ANDI. Yogyakarta

Hendrawan, R., &Kiswara, E. (2011). “Analisis Penerapan PSAK No. 45 Tentang

Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba Pada Rumah Sakit Berstatus Badan

Layanan Umum (Studi Kasus Di RSUD Kota Semarang)”. Jurnal Fakultas

Ekonomi Universitas Diponegoro.

Mahmud, F., & Sugiono, A (2014).“Penerapan Psak No. 45 Pada Rumah Sakit

Berstatus Badan Layanan Umum (Studi Kasus Pada Rsud Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan)”. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Islam Madura.

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-67/PB/2007/Tentang

Cara Pengintregrasian Laporan Keuangan Badan Layanan Umum Ke Dalam Laporan Keuangan Kementrian Negara/Lembaga

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK/2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintah

Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2005 tentang Pengadaan Keuangan Badan Layanan Umum

Pontoh, C. (2013). Penerapan PSAK No. 45 pada Gereja Bukit Zaitun Luwuk. Jurnal EMBA Vol 1 No. 13

Pradita, Evar A. 2015.Analisis Penerapan PSAK No. 45 Tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba Pada Rumah Sakit Berstatus Badan Layanan Umum (Studi Kasus di RSUD Saras Husada Purworejo). Program Strata I Akuntansi:Skripsi. UKSW

http://www. Wikiapbn.org/standar-akuntansi-pemerintahan/ . [Online] . Tersedia . [20 Juni 2016]


(76)

(77)

(78)

(79)

(80)

(81)

(82)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.36 Mengenai Pengukuran Dan Pengakuan Pendapatan Premi Asuransi Pada PT. Allianz Life Indonesia Cabang Medan

15 175 64

Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Penatausahaan Keuangan Daerah dan Pengelolaan Barang Milik Daerah Terhadap Kinerja SKPD pada Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau

13 150 102

Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.25 dan No.11 terhadap Penyajian Laporan Laba Rugi pada PT. Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) Kuala Tanjung.

6 66 83

Penerapan Standar Akuntansi Keuangan No. 25 Dalam Penyajian Laporan Laba Rugi Pada PT. Intan nasional iron industri medan.

2 40 60

Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Dalam Penyajian Laporan Laba Rugi Pada PT.(Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan

1 52 89

Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.2 (Laporan Arus Kas) Pada PT. Panca Kurnia Niaga Nusantara

0 27 62

Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.14 Tentang Persediaan pada PT. Lndofarma Global Medika Medan

1 36 56

EVALUASI LAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT PEMERINTAH SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) DAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH (SAP)

0 24 21

EVALUASI LAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT PEMERINTAH SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) DAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH (SAP)

1 22 21

PENILAIAN KINERJA BLU (BADAN LAYANAN UMUM) BIDANG KESEHATAN PADA RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

3 22 305