Analisa perbandingan Kadar Karbon monoksida CO dalam Gas Buang Analisa perbandingan Kadar Hidrokarbon HC dalam Gas Buang

130 Gambar 4.16 Grafik kadar CO2 vs Beban Perbandingan kadar CO 2 yang terdapat dalam gas buang dari masing-masing pengujian dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4.17 Grafik Kadar CO 2 vs Putaran rpm Berdasarkan hasil pembacaan alat uji emisi Sukyong SY-GA 401 dengan variasi pembebanan jumlah lampu yang sama pada tiap jenis bahan bakar maka didapat kadar CO 2 terendah terjadi saat menggunakan bahan bakar P100 pada putaran mesin 4410 rpm yaitu sebesar 2,0 . Sedangkan kadar CO 2 tertinggi dengan menggunakan bahan bakar E100 pada putaran mesin 4051 rpm yaitu sebesar 5,8 . Hanya saja pembebanan ini sudah tidak dianjurkan dimana daya yang dihasilkan lebih kecil dari bebanya. Sehingga karbon dioksida tertinggi pada pembebanan yang masih dianjurkan adalah pada campuran bahan bakar P 50 + E50 pada pembebanan puncak yang masih dianjurkan diputaran 4370 rpm yaitu 4,1. Karbon dan oksigen bergabung membentuk senyawa karbon monoksida sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna dan karbondioksida sebagai hasil pembakaran sempurna. Bila campuran bahan bakar udara sempurna stoikimetris, maka akan dihasilkan senyawa CO 2 .

4.8.2 Analisa perbandingan Kadar Karbon monoksida CO dalam Gas Buang

Perbandingan kadar CO yang terhadap beban lampu 100 Watt dalam gas buang dari masing-masing pengujian dapat dilihat pada gambar berikut : Universitas Sumatera Utara 131 Gambar 4.18 Grafik kadar CO vs Beban Perbandingan kadar CO terhadap putaran dari masing-masing pengujian dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4.19 Grafik Kadar CO vs Putaran rpm tiap bahan bakar Berdasarkan hasil pembacaan alat uji emisi Sukyong SY-GA 401 dengan variasi pembebanan jumlah lampu yang sama pada tiap jenis bahan bakar maka didapat kadar CO terendah terjadi saat menggunakan campuran bahan bakar E100 putaran mesin 3862 rpm yaitu 0,78 . Sedangkan kadar CO tertinggi terjadi saat menggunakan bahan bakar P 100 pada putaran mesin 4510 rpm yaitu sebesar 3,9 . Melihat dari grafik yang ada premium cenderung menghasilkan gas CO terbesar dibandingkan dengan E100 Dan pada saat dilakukan pencampuran produksi gas CO2mengalami penurunan drastis Universitas Sumatera Utara 132 terhadap bensin. Campuran terhadap hidrogen membuat CO mengalami sedikit penurunan terhadap campuran premium dan etanol. Emisi gas buang carbon monoksida CO terjadi akibat terjadinya pembakaran sebelum pengapian atau kekurangan oksigen sehingga proses pembakaran berlangsung secara tidak sempurna karena banyak atom C karbon yang tidak mendapatkan cukup oksigen. Akibatnya membentuk gas CO karbon monoksida.

4.8.3 Analisa perbandingan Kadar Hidrokarbon HC dalam Gas Buang

Perbandingan kadar HC terhadap beban dari masing-masing pengujian dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4.20 Grafik kadar Hidrokarbon vs beban Perbandingan kadar HC terhadap putaran dari masing-masing pengujian dapat dilihat pada gambar berikut : Universitas Sumatera Utara 133 Gambar 4.21 Grafik Kadar HC ppm vs Putaran rpm Berdasarkan hasil pembacaan alat uji emisi Sukyong SY-GA 401 dengan variasi pembebanan jumlah lampu yang sama pada tiap jenis bahan bakar maka didapat kadar HC terendah terjadi saat menggunakan campuran bahan bakar E100 pada putaran mesin 3862 rpm yaitu sebesar 28 ppm. Sedangkan kadar HC tertinggi terjadi saat menggunakan bahan bakar P 100 pada putaran mesin 4330 rpm yaitu sebesar 520 ppm. Melihat dari grafik kadar HC dari pengujian setiap variasi bahan bakar terlihat bahwa bila dibandingkan pada setiap putaran cendrung nilai HC tertinggi pada P100 dan terendah pada E100. Saat dilakukan pencampuran nilai HC meningkat hanya pada pembebanan pertama dan pada pembebanan selanjutnya nilai HC cendrung menurun. Dan saat dilakukan pencampuran dengan H sebesar 2,5 HC mengalami sedikit penurunan dibandingkan campuran pemium dan etanol.

4.8.4 Analisa perbandingan Kadar Oksigen O