janin di dalam kandungan. Karena ibu dengan status gizi dan terpapar asap rokok selama kehamilan lebih beresiko untuk melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak
terpapar. Ibu hamil diharapkan dapat menghindari asap rokok selama kehamilan, terutama ibu
dengan riwayat BBLR pada persalinan sebelumnya dan ibu hamil dengan status gizi buruk. Bila para prokok aktif yang tingga serumah dengan ibu hamil tidak dapat menghentikan
kebiasaan merokok, disarankan agar tidak merokok selama berada di dekat ibu hamil terutama di dalam rumah Irnawati dkk, 2011.
3. Penyebab kelahiran Bayi Berat Badan Lahir Rendah BBLR
Penyebab kelahiran BBLR yaitu bisa dari faktor ibu, diantaranya status gizi ibu hamil pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya pemenuhan nutrisi pada masa kehamilan ibu
dan hal ini berhubungan dengan masalah perekonomian keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan pun berkurang, peyakit yang di derita ibu selama hamil, dan
paparan asap rokok saat hamil, toksemia gravidarum, yaitu preeklampsia dan eklampsia, kelainan bentuk uterus misalnya uterus bikornis, inkompeten serviks, tumor misalnya
mioma uteri, sistoma, Ibu yang menderita penyakit panas tinggi misalnya tifus abdominal, malaria, Trauma pada masa kehamilan seperti jatuh dan stress, usia ibu pada waktu hamil
kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, plasenta previa dan solusio plasenta Pantiawati, 2010.
4. Tanda Bayi Berat Badan Lahir Rendah BBLR
Tanda klinis atau penampilan yang tampak sangat bervariasi, tergantung pada usia kehamilan saat bayi dilahirkan. Makin prematur atau makin kecil umur kehamilan saat bayi
dilahirkan makin besar pula perbedaannya dengan bayi yang lahir cukup bulan. Tanda dan gejala bayi prematur diantaranya adalah umur kehamilan atau sama dengan atau kurang dari
Universitas Sumatera Utara
37 minggu, berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram, Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, kuku panjang belum melewati ujung jari, Batas dahi dan
rambut kepala tidak jelas, lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm, Lingkar dada sama dengan atau sama dengan atau kurang dari 30 cm, Rambut lanugo masih banyak,
Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang, Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya, sehingga tidak teraba tulang rawan daun telinga, Tumit mengkilap, alat
kelamin pada laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang, testis belum turun kedalam skrotum, untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia minora belum tertutup oleh labia
mayora, tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah, fungsi saraf yang belum atau kurang matang mengakibatkan refleks hisap, menelan dan batuk masih
lemah, jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak masih kurang Pantiawati, 2010.
5. Gambaran Klinis