37 minggu, berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram, Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, kuku panjang belum melewati ujung jari, Batas dahi dan
rambut kepala tidak jelas, lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm, Lingkar dada sama dengan atau sama dengan atau kurang dari 30 cm, Rambut lanugo masih banyak,
Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang, Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya, sehingga tidak teraba tulang rawan daun telinga, Tumit mengkilap, alat
kelamin pada laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang, testis belum turun kedalam skrotum, untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia minora belum tertutup oleh labia
mayora, tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah, fungsi saraf yang belum atau kurang matang mengakibatkan refleks hisap, menelan dan batuk masih
lemah, jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak masih kurang Pantiawati, 2010.
5. Gambaran Klinis
Banyak masalah klinis yang di hadapi bayi BBLR baik prematur dikarenakan belum maturnya fungsi-fungsi tubuh untuk hidup di luar uterus. Masalah-masalah tersebut, antara
lain : a. Masalah
pernafasan, antara lain: sindrom kegawatan pernapasan, dispasia bronkopulmonal, pneumotoraks, pneumomediastinum, emfisema, pneumonia kongenital,
hipoplasia paru, perdarahan paru dan apneu. b. Masalah saluran pencernaan, antara lain : mortalitas jelek, entrokolitis nekrotikans,
anomali kongenital yang mennghasikan polihidramnion. c. Masalah metabolik endokrin, antara lain : hipokalsemia, hipoglikemi, hiperglikemi,
asidosis metabolik lanjut, hipotermia serta eutiroid T4 rendah.
Universitas Sumatera Utara
d. Masalah pada ginjal, antara lain : hiponatremia, hipernatremia, hiperkalemia, asidosis tubular ginjal, glikosuri ginjal, edema.
e. Masalah kardiovaskular, antara lain : duktus arterius paten, hipotensi, hipertensi, breadikardia dengan apneu, malformasi kongenital.
f. Masalah hematologis, antara lain : anemia, hiperbillirubinemia, subkutan dan organ, koagulati intravaskular tersebar, defisiensi Vitamin K, hidropisum atau non imun.
g. Masalah pasa susunan saraf pusat, antara lain : perdarahan intraventrikuer, leukomalasia, periventrikular, enselopati kejang retinopati, ketulian, hipotonia, masalah lain, antara lain :
infeksi kongenital, perinatal, nosokomial Vince dalam Purnamaningrum, 2010.
6. Penatalaksanaan
Berbagai masalah klinis yang dihadapi BBLR disebabkan karena belum maturnya organ-organ, untuk itu diperlukan perhatian dan perawatan khusus untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Menurut Shann dan Vince tahun 2003 ada empat prinsip dalam perawatan BBLR, yaitu menjaga bayi tetap berwarna merah muda, menjaga bayi tetap hangat,
memenuhi kebutuhan makan dan minum, serta pencegahan infeksi. Kholifah, 2006 dalam Purnamaningrum,2010.
1. Jaga bayi tetap berwarna muda a. Pemberian oksigen
Ekspansi paru-paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm sebagai akibat jaringan paru-paru yang kurang berkembangan yaitu tidak adanya aveoli dan surfaktan.
Pemberian oksigen pada bayi ini harus dikendalikan dengan seksama karena konsentrasi yang tinggi dalam masa yang panjang akan menyebabkan timbulnya kerusakan pada jaringan
retina bayi sehingga menimbulkan kebutuhan yang dikenal dengan istilah Fibroplasi retrolental. Konsentrasi oksigen yang dianjurkan adalah sekitar 30-35 dan untuk menjamin
Universitas Sumatera Utara
dipertahankannya maka harus dilakukan pengujian secara teratur. Oksigen hanya diperlukan bila bayi mengalami sianosis dan kesulitan bernafas. Oksigen diberikan dengan aliran rendah
untuk membuat bayi tetap berwarna merah muda kurang lebih 0.5 litermenit da tidak boleh lebih dari 10 litermenit. Vince.2003 dalam Purnamaningrum, 2010.
b. Pencegahan terjadinya Apnoe Apnoe umum terjadi pada bayi dengan umur gestasi kurang dari 32 minggu sehingga
diperlukan aat untuk memonitor apnoe bila tersedia. Dapat juga di berikan Aminophyllin Vince,2003 dala Purnamaningrum, 2010.
2. Jaga kesehatan tubuh bayi Pemeliharaan suhu tubuh merupakan aspek yang paling penting dalam manajemen
BBLR. Seorang bayi akan berkembang secara memuaskan bila suhu rektal dipertahankan antara 35,5 ºC-37ºC. Semakin kecil bayi maka lebih rendah suhu rektalnya. Dengan
bertambahnya berat badan dan membaiknya kondisi umum maka akan ditemukan juga kestabilan yang lebih besar dari suhu tubuhnya berat badan dan membaiknya kondisi umum
maka akan ditemukan juga kestabilan yang lebih besar bia mereka dirawat dalam atau dekat dengan lingkungan panas netralnya. Mereka harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan
dimana suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolik yang minimal. Tetapi juga tidak diinginkan untuk meningkatkan suhu tubuh secara cepat karena dapat mengarah
pada timbulnya hiperpireksia yang berkaitan dengan adanya peningkatan kecepatan metabolisme dan peningkatan kebutuhan akan oksigen. Untuk pememeliharaan suhu tubuh
BBLR dapat dimasukkan dalam inkubator.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep