Karateristik Ibu yang Melahirkan Bayi dengan berat Badan lahir Rendah (BBLR) di Rumah sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013

(1)

KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGANBERATBADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSU Dr.PIRNGADI MEDANTAHUN 2012- 2013

SKRIPSI

Oleh :

NIM. 101000051 ERIKA DESI C. PARDEDE

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

(3)

ABSTRAK

Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram.BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas bayi dan anak.Prevalensi BBLR menurut World Health Organization (WHO) 2010 diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3% -3,8% dan lebih sering terjadi di Negara-negara berkembang atau sosial ekonomi rendah.Di Indonesia Prevalensi BBLR tahun 2013 adalah sebesar 10,2%.

Untuk mengetahui karakteristik ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013 dilakukan penelitian dengan populasi dan sampel berjumlah 100 data Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain case series dilanjutkan dengan analisis statistic

Sosiodemografi tertinggi : pada umur 20-35 tahun (64,0%), Pendidikan Tinggi (70,0%), Agama Islam (80,00%), Ibu Rumah Tangga (68,0%), dan biaya pesalinan BPJS (95,0%), Berdasarkan Medico Obstetric yang tertinggi adalahPrimipara (56,0%), Jarak kehamilan anak pertama (55,0%), dan Kadar Hb ≥ 11 gram % (83,0%), Bayi lahir hidup (81,0%), lama rawatan rata-rata ibu 15,3 hari (15 hari), pulang sembuh (92,0%),Ada perbedaan yang bermakna antara kadar Hb dengan BBLR (p = 0,042), Tidak ada perbedaan yang bermakna antara paritas dengan BBLR (p = 0,174), Tidak ada perbedaan yang bermakna antara jarak kehamilan dengan BBLR (p = 0,106), Tidak ada perbedaan yang bermakna antara keadaan bayi sewaktu lahir dengan BBLR ( p= 0,780).

Diharapkan kepada Ibu hamil agar lebih memperhatikan kondisi kehamilannya dengan melakukan pemeriksaan rutin khususnya bagi ibu hamil yang beresiko dan meningkatkan asupan gizi yang seimbang untuk mencegah kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah.Kepada Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan agar melengkapi pencatatan pada kartu status yang berkaitan dengan kelahiran bayi BBLR seperti umur kehamilan, suku dan beberapa riwayat obstetrik yang tidak terdapat dalam kartu status

Kata kunci : Bayi dengan Berat Badan lahir Rendah, Karateristik Ibu, Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan


(4)

ABSTRACT

Low birthweight infant is a newborn baby whose weight at birth less than 2500 gram. Low birthweight infant includingmajor factorin theincreased mortality, morbiditybaby and children.The prevalence oflow birth weightaccording to the WorldHealth Organization(WHO) in 2010 estimated15% ofall birthsinthe

worldwithlimits3.3% -3.8% andis more commonindeveloping

countriesorlowsocioeconomic.The prevalence of low birthweight infantinIndonesia2013amounted to10.2

To know the charecteristics of mother who delivered low birthweight infant at General Hospital dr. Pirngadi Medan in 2012-2013,The populationand sample 100 mother who delivered low birth infant.a descriptive study has been done by using a case series design and continued with the statistical analysis.

%.

Socio-demographically, highest proportion, 20-35 years old (64,0%),High Educated (70,0%),Islam (80,0%), Housewife (68,0%), and labor cost of BPJS (95,0%), Medico Obstetric, highest proportion : Primipara (56,0%),Interval of pregnancies with first-born child (55,0%),and Hb level ≥11 gram % (80,0%),Condition of baby’s born alive (81,0%),average length of stay15,3 days (15 days),homein a state ofrecovery

Pregnant mother especially who at risk, expected to check up her pregnancy regularly and increasing balanced nutrition to prevent the birth of babies with low birth weight. To General Hospital Dr. Pirngadi Medan, expected to complete the data registration system in medical record such as, gestational age, ethnic group, and

(92,0%),there is a differences between Hb level and Low birthweight infant(p = 0,042), there is no significant differences between parity and Low birthweight infant (p = 0,174),there is no significant differences between interval of pregnancies and Low birthweight infant(p = 0,106),there is no significant differences between proportion of condition infant at birth and Low birthweight infant ( p= 0,780).

someobstetric historyis notcontained inthe cardstatus.

Keywords : Low Birthweight Infant, Charecteristics of Mother, General Hospital Dr. Pirngadi Medan


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Erika Desi Cristin Pardede Tempat / Tanggal Lahir : Jambi / 12 Desember 1991 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan Status Perkawinan : Belum Menikah Anak ke : 1 dari 3 bersaudara

Alamat Rumah : Jl. Jamin Ginting gg. Sarmin no 5, Medan Riwayat Pendidikan

Tahun 1997-1998 : Tk Nasional Sari Putra Kota Jambi Tahun 1998-2003 : SD Nasional Sari Putra Kota Jambi Tahun 2003-2007 : SMP Negeri 6 Kota Jambi

Tahun 2007-2010 : SMA Negeri 3 Kota Jambi Tahun 2010-2014 : FKM USU Medan


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Esa karena atas berkat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulis skripsi dengan judul, “Karateristik Ibu yang Melahirkan Bayi dengan berat Badan lahir Rendah (BBLR) di Rumah sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013” yang merupakan salah satu prasyarat untuk dapat meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes selaku Ketua Departemen Epidemiologi FKM USU. 3. Ibu dr. Rahayu Lubis, M.Kes, Phd selaku Dosen pembimbing I yang telah

meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan petunjuk, saran, dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

4. Ibu drh. Hiswani, M.Kes selaku Dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan petunjuk, saran, dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPh selaku dosen penguji I yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.


(7)

6. Bapak dr. H. Makmur Sinaga, MS selaku dosen penguji II yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Ibu Dr. Ir. Zulhaida Lubis, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik.

8. Direktur Rumah Sakit Umum dr.Pirngadi, Ibu kepala bagian rekam medik beserta staf yang telah membantu menyelesaikan penelitian.

9. Orangtuaku tercinta, Ayahanda A.Pardede dan Ibunda R.Silitonga serta adik-adik yang saya sayangi Yuniarti Pardede, David Pardede yang menjadi penyemangat dan senantiasa memberikan dukungan, dorongan, dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman Filadelphia,Solagracia, adik-adik Ekklesia, Marturia yang memberikan doa dan semangat kepada penulis dalam meyelesaikan skripsi ini. 11. Teman-teman Koordinasi UKM KMK USU beserta KWK Periode 2014

terkhusus Kakanda Rani Ketaren yang setia mendengar, berbagi tentang skripsi serta mendukung dan memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyajian skripsi ini.Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.Semoga skripsi ini dapat bermamfaat.

Medan, Agustus 2014


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... . 4

1.3.1.Tujuan Umum ... 4

1.3.2.Tujuan Khusus ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masa Gestasi atau Masa kehamilan ... 6

2.1.1. Klasifikasi bayi menurut masa gestasi atau umur kehamilan... 6

2.1.2. Klasifikasi bayi menurut berat lahir... 6

2.2.1. Bayi Lahir Kecil karena kurang bulan (premature) ... 7

2.2. Pengertian Bayi Berat Lahir Rendah ... 7

2.2.2. Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan (Dismature) ... 9

2.3. Gambaran Epidemiologi Kejadian BBLR... 10

2.3.1. Distribusi Frekuensi Kejadian BBLR... 10

2.3.2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kejadian BBLR ... 10

2.4. Pencegahan BBLR ... 19

2.4.1. Pencegahan Primer ... 19

2.4.2. Pencegahan Sekunder ... 19

2.4.3. Pencegahan Tersier ... 20

2.5. Kerangka Konsep ... 21

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 22

3.2. Lokasi dan waktu Penelitian ... 22

3.2.1. Lokasi Penelitian ... 22

3.2.2. Waktu Penelitian ... 22


(9)

3.3.1. Populasi ... 22

3.3.2. Sampel ... 22

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 23

3.5. Teknik Analisa data ... 23

3.6. Defenisi Operasioanal ... 23

3.6.1. Berat Lahir Bayi ... 23

3.6.2. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) ... 23

3.6.3. Umur Ibu ... 24

3.6.4. Pendidikan Ibu ... 24

3.6.5. Pekerjaan Ibu ... 24

3.6.6. Agama ibu ... 24

3.6.7. Sumber Biaya ... 24

3.6.8. Paritas ... 25

3.6.9. Jarak Kehamilan ... 25

3.6.10. Kadar Hb ... 25

3.6.11. Keadaan Bayi Saat Dilahirkan ... 25

3.6.12. Lama Rawatan rata-rata Ibu ... 26

3.6.13. Keadaan ibu sewaktu Pulang ... 26

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 27

4.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum dr.Pirngadi Medan ... 27

4.1.2 Visi, Misi rumah Sakit Umum dr.Pirngadi Medan ... 28

4.2 Deskriptif ... 29

4.2.1 Distribusi Bayi dengan BBLR berdasarkan Berat Badan ... 29

4.2.2 Sosiodemografi ... 29

4.2.3 Medico Obstetri ... 31

4.2.4 Keadaan Bayi Sewaktu Dilahirkan ... 33

4.2.5 Keadaan Ibu Sewaktu Pulang ... 33

4.2.6 Lama rawatan rata-rata ... 34

4.3 Analisa Statistik ... 35

4.3.1 Paritas berdasarkan BBLR ... 35

4.3.2 Jarak kehamilan Berdasarkan BBLR ... 36

4.3.3 Kadar Hb Berdasarkan BBLR ... 37

4.3.4 Keadaan bayi sewaktu lahir Berdasarkan BBLR... 38

BAB 5 PEMBAHASAN 5.1 Distribusi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR ... 39

5.1.1 BBLR berdasarkan Berat Badan ... 39

5.1.2 Sosiodemografi ... 40

5.1.3 Medico Obstetri ... 48

5.1.4Keadaan Bayi BBLR Sewaktu lahir ... 51

5.1.5Keadaan Ibu Sewaktu Pulang ... 53

5.1.6Lama Rawatan Rata-rata Ibu ... 54


(10)

5.2.1 Paritas Berdasarkan BBLR ... 55

5.2.2 Jarak Kehamilan Berdasarkan BBLR ... 57

5.2.3 Kadar Hb Berdasarkan BBLR ... 58

5.2.4 Keadaan Bayi Sewaktu Lahir Berdasarkan BBLR ... 61

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 64

6.2 Saran ... 65 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Master data

Lampiran 2 : Hasil pengolahan Data

Lampiran 3 : Surat Izin Melakukan Penelitian dari FKM USU Lampiran 4 : Surat Keterangan Telah Selesai Melakukan Penelitian


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi proporsi Bayi dengan BBLR Berdasarkan Berat Badan di RSU.dr.Pirngadi tahun 2012 2013………...29 Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Ibu yang Melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir

Rendah Berdasarkan Data Sosiodemografi Umur, Pendidikan, Agama, Pekerjaan dan Sumber Biaya di RSU dr. Pirngadi Medan tahun

2012-2013………..30

Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Ibu yang Melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Berdasarkan Data Medico Obstetri meliputi paritas, jarak kehamilan, dan kadar Hb di RSU dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013………32 Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Keadaan bayi sewaktu dilahirkan di RSU. DR.

PIRNGADI Medan tahun

2012-2013………...…….33 Tabel 4.5 Distribusi proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR

berdasarkan Keadaan Ibu sewaktu pulang di RSU.dr. PIRNGADI Medan tahun

2012-2013……….34 Tabel 4.6 Distribusi proporsi lama rawatan rata-rata Ibu yang melahirkan bayi

dengan BBLR di RSU.dr. PIRNGADI Medan tahun

2012-2013………34 Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Paritas Ibu Berdasarkan BBLR di RSU. dr.

Pirngadi Medan tahun

2012-2013……….35 Tabel 4.8 Distribusi Proporsi Jarak kehamilan Berdasarkan BBLR di RSU.

dr. Pirngadi Medan tahun


(12)

Tabel 4.9. Distribusi Proporsi Kadar Hb Berdasarkan BBLR di RSU. dr. Pirngadi Medan tahun

2012 -2013………..37 Tabel 4.10. Distribusi Proporsi Keadaan bayi sewaktu lahir Berdasarkan

BBLR di RSU.dr. Pirngadi Medan tahun


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Diagram PieProporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan Berat Badan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013……….…39

Gambar 5.2 Diagram PieProporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan Umur di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013……….…..41

Gambar 5.3 Diagram PieProporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan Pendidikan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013………43

Gambar 5.4 Diagram PieProporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan Agama di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013……….44

Gambar 5.5 Diagram PieProporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan Pekerjaan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013………...… …45

Gambar 5.6 Diagram PieProporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan Sumber Biaya di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013……….47

Gambar 5.7 Diagram PieProporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan Paritas di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013………48

Gambar 5.8 Diagram PieProporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan Jarak Kehamilan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013……….………49


(14)

Gambar 5.9 Diagram PieProporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan Kadar Hb di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013………51

Gambar 5.10 Diagram PieProporsi Keadaan Bayi BBLR Sewaktu Dilahirkan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan tahun 20122013………...52 Gambar 5.11 Diagram PieProporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR

berdasarkan Keadaan Ibu Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan tahun

2012-2013………53 Gambar 5.12 Diagram BarProporsi Paritas Ibu berdasarkan BBLR di Rumah

Sakit Umum dr. Pirngadi Medan tahun

2012-2013………55

Gambar 5.13 Diagram BarProporsi Jarak Kehamilan Ibu berdasarkan BBLR di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013………...57

Gambar 5.14 Diagram BarProporsi Kadar Hb Ibu berdasarkan BBLR di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan tahun

2012-2013………59

Gambar 5.15 Diagram BarProporsi Keadaan Bayi sewaktu lahir berdasarkan BBLR di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013………..61


(15)

ABSTRAK

Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram.BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas bayi dan anak.Prevalensi BBLR menurut World Health Organization (WHO) 2010 diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3% -3,8% dan lebih sering terjadi di Negara-negara berkembang atau sosial ekonomi rendah.Di Indonesia Prevalensi BBLR tahun 2013 adalah sebesar 10,2%.

Untuk mengetahui karakteristik ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013 dilakukan penelitian dengan populasi dan sampel berjumlah 100 data Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain case series dilanjutkan dengan analisis statistic

Sosiodemografi tertinggi : pada umur 20-35 tahun (64,0%), Pendidikan Tinggi (70,0%), Agama Islam (80,00%), Ibu Rumah Tangga (68,0%), dan biaya pesalinan BPJS (95,0%), Berdasarkan Medico Obstetric yang tertinggi adalahPrimipara (56,0%), Jarak kehamilan anak pertama (55,0%), dan Kadar Hb ≥ 11 gram % (83,0%), Bayi lahir hidup (81,0%), lama rawatan rata-rata ibu 15,3 hari (15 hari), pulang sembuh (92,0%),Ada perbedaan yang bermakna antara kadar Hb dengan BBLR (p = 0,042), Tidak ada perbedaan yang bermakna antara paritas dengan BBLR (p = 0,174), Tidak ada perbedaan yang bermakna antara jarak kehamilan dengan BBLR (p = 0,106), Tidak ada perbedaan yang bermakna antara keadaan bayi sewaktu lahir dengan BBLR ( p= 0,780).

Diharapkan kepada Ibu hamil agar lebih memperhatikan kondisi kehamilannya dengan melakukan pemeriksaan rutin khususnya bagi ibu hamil yang beresiko dan meningkatkan asupan gizi yang seimbang untuk mencegah kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah.Kepada Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan agar melengkapi pencatatan pada kartu status yang berkaitan dengan kelahiran bayi BBLR seperti umur kehamilan, suku dan beberapa riwayat obstetrik yang tidak terdapat dalam kartu status

Kata kunci : Bayi dengan Berat Badan lahir Rendah, Karateristik Ibu, Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan


(16)

ABSTRACT

Low birthweight infant is a newborn baby whose weight at birth less than 2500 gram. Low birthweight infant includingmajor factorin theincreased mortality, morbiditybaby and children.The prevalence oflow birth weightaccording to the WorldHealth Organization(WHO) in 2010 estimated15% ofall birthsinthe

worldwithlimits3.3% -3.8% andis more commonindeveloping

countriesorlowsocioeconomic.The prevalence of low birthweight infantinIndonesia2013amounted to10.2

To know the charecteristics of mother who delivered low birthweight infant at General Hospital dr. Pirngadi Medan in 2012-2013,The populationand sample 100 mother who delivered low birth infant.a descriptive study has been done by using a case series design and continued with the statistical analysis.

%.

Socio-demographically, highest proportion, 20-35 years old (64,0%),High Educated (70,0%),Islam (80,0%), Housewife (68,0%), and labor cost of BPJS (95,0%), Medico Obstetric, highest proportion : Primipara (56,0%),Interval of pregnancies with first-born child (55,0%),and Hb level ≥11 gram % (80,0%),Condition of baby’s born alive (81,0%),average length of stay15,3 days (15 days),homein a state ofrecovery

Pregnant mother especially who at risk, expected to check up her pregnancy regularly and increasing balanced nutrition to prevent the birth of babies with low birth weight. To General Hospital Dr. Pirngadi Medan, expected to complete the data registration system in medical record such as, gestational age, ethnic group, and

(92,0%),there is a differences between Hb level and Low birthweight infant(p = 0,042), there is no significant differences between parity and Low birthweight infant (p = 0,174),there is no significant differences between interval of pregnancies and Low birthweight infant(p = 0,106),there is no significant differences between proportion of condition infant at birth and Low birthweight infant ( p= 0,780).

someobstetric historyis notcontained inthe cardstatus.

Keywords : Low Birthweight Infant, Charecteristics of Mother, General Hospital Dr. Pirngadi Medan


(17)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Salah satu indikator yang memberikan gambaran keadaan kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian bayi menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan anak, karena merupakan cerminan dari status kesehatan anak saat ini. Di Indonesia morbiditas dan mortalitas bayi masih tinggi, dan Angka kematian bayi di Indonesiatahun 2012 yaitu 32 per 1.000 kelahiran bayi.

Dari seluruh kematian bayi sekitar 2 –27% disebabkan karena kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR).BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir rendah pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram (sampai 2.499 gram). Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2.500 gram atau sama dengan 2.500 gram disebut premature. Pada tahun 1961 (WHO) semua bayi yang baru lahir dengan berat lahir kurang atau sama dengan dengan 2.500 gram disebut low birth weight infants

atau disebut dengan BBLR. Untuk mendapatkan keseragaman, pada kongres European Perinatal Medicine ke II di London tahun 1970 telah disusun sebagai berikut :bayi kurang bulan adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari), bayi cukup bulan adalah bayi dengan masa kehamilan dari 37 minggu sampai dengan 42 minggu (259 hari sampai dengan 293 hari), bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 42 minggu atau lebih.

1


(18)

Bayi Berat Lahir Rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai 24 jam pertama setelah lahir. BBLR dibedakan menjadi 2 kategori yaitu (1) BBLR karena premature (usia kandungan kurang dari 37 minggu), dan (2) BBLR karena intra uterine growth retardation

(IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang.

Menurut WHO penurunan kejadian BBLR merupakan salah satu kontribusi penting dalam Millennium Development Goal (MDGs) untuk menurunkan kematian anak. Pencapaian tujuan dari MDGs dicapai dengan memastikan kesehatan anak pada awal kehidupannya dan BBLR merupakan salah satu indikator untuk menilai kemajuan dari tujuan MDGs ini.Namun, berat badan lahir masih merupakan masalah kesehatan di negara-negara berkembang.Angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2.500 gram.

3

BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi, dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya di masa depan. Bayi dengan berat lahir rendah umumnya mengalami proses hidup masa depan kurang baik, memiliki resiko tinggi untuk meninggal dalam usia balita jika dibandingkan dengan bayi non BBLR. Bila tidak meninggal pada awal kelahiran, bayi BBLR akan tumbuh dan berkembang lebih lambat, apalagi jika kekurangan ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI yang tidak cukup. Maka bayi BBLR cenderung besar menjadi balita dengan status gizi rendah. Bayi BBLR yang dapat bertahan hidup, dalam lima tahun pertama akan mempunyai resiko lebih tinggi dalam tumbuh kembang secara jangka panjang kehidupannya jika dibandingkan dengan bayi non BBLR.

28


(19)

Dari data epidemiologi di Inggris dan berbagai Negara maju lainnya memperlihatkan, setelah dewasa bayi dengan berat lahir rendah akan lebih mudah mengalami penyakit kronis seperti Diabetes Melitus tipe 2 dan mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya

Prevalensi BBLR menurut World Health Organization (WHO) 2010 diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-3,8% dan lebih sering terjadi di Negara-negara berkembang atau sosial ekonomi rendah. Di Indonesia Prevalensi BBLR tahun 2013 adalah sebesar 10,2%.

.4

Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2007, kabupaten/kota dengan persentase BBLR tertinggi adalah Kota Tanjung Balai sebesar 4,9%, dan terendah adalah Kota Padang Sidempuan sebesar 0,1%. Kota Medan, sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara memiliki persentase BBLR sebesar 0,9% pada tahun 2007.

5

DataRumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan menurut catatan medical record tahun 2002, proporsi kelahiran bayi dengan BBLR yaitu 12,6 %. Pada tahun 2003 dari data rekam medis Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan terdapat kematian akibat BBLR sebesar 27 % dari 115 bayi BBLR yang dirawat diruang perinatologi.

6

Berdasarkan hasil survey pendahuluan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi angka kejadian BBLR pada tahun 2012 dan 2013 adalah 100 orang . Tingginya angka kejadian BBLR di RSU Dr. Pirngadi dan banyaknya faktor yang mempengaruhi terjadinya BBLR maka perlu dilakukan penelitian tentang Karateristik ibu yang


(20)

melahirkan bayi dengan berat badan rendah berdasarkan data yang tersedia di Medical record RSU Dr. Pirngadi.

1.2. Perumusan Masalah

Belum diketahui karakteristik ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012 dan 2013.

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi Bayi dengan BBLR berdasarkan berat badan.

b. Untuk mengetahui distribusi proporsi ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan sosiodemografi meliputi umur, agama, pendidikan, pekerjaan, dan sumber biaya.

c. Untuk mengetahui distribusi proporsi ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan medico obstetric meliputi paritas, jarak kehamilan, kadar Hb.

d. Untuk mengetahui distribusi proporsi keadaan bayi sewaktu dilahirkan.

e. Untuk mengetahui distribusi proporsi lama rawatan rata-rata ibu yang melahirkan bayi BBLR.

f. Untuk mengetahui distribusi proporsi Ibu yang melahirkan bayi BBLR berdasarkan keadaan sewaktu pulang.


(21)

g. Untuk mengetahui distribusi proporsi paritas berdasarkan BBLR.

h. Untuk mengetahui distribusi proporsi jarak kehamilan berdasarkan BBLR. i. Untuk mengetahui distribusi proporsi kadar Hb berdasarkan BBLR.

j. Untuk mengetahui distribusi proporsi keadaan bayi setelah lahir berdasarkan BBLR.

1.4.Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan masukan bagi pihak Rumah Sakit dalam menyusun program pelayanan kesehatan ibu dan anak khususnya dalam upaya penanganan dan penanggulangan kejadian BBLR.

b. Sebagai bahan informasi bagi penelitian lain yang akan melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian tersebut.

c. Sebagai sarana bagi penulis untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai BBLR dan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera.


(22)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masa Gestasi atau Masa Kehamilan 7

Masa Gestasi atau umur kehamilan adalah Masa sejak terjadinya konsepsi sampai dengan saat kelahiran dihitung dari pertama haid terakhir. Berat Lahir adalah Berat bayi yang ditimbang dalam waktu satu jam pertama setelah lahir pengukuran ini dilakukan ditempat fasilitas (Rumah Sakit, Puskesmas, dan Polindes) sedang bayi yang lahir dirumah waktu pengukuran berat badan dapat dilakukan dalam waktu 24 jam.

2.1.1. Klasifikasi bayi menurut masa gestasi atau umur kehamilan

Buku Ajar Neonatologi membedakan Masa gestasi atau umur kehamilan sebagai berikut :

a.

7

Bayi Kurang Bulan (BKB)

b.

Yaitu bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi < 37 minggu (<259 hari). Bayi Cukup Bulan (BCB)

c.

Yaitu bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi antara 37- 42 minggu (259 -293 hari).

Bayi Lebih Bulan (BLB)

Yaitu bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi > 42 minggu (294 hari). 2.1.2. Klasifikasi bayi menurut berat lahir 3, 7

Menurut Buku Ajar Neonatologi dan Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatalbayi menurut berat lahir dibedakan sebagai berikut:3,7


(23)

a. Bayi Berat Lahir Rendah

b.

Yaitu Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir < 2500 gram tanpa memandang masa gestasi.

Bayi Berat Lahir Cukup/ Normal

c.

Yaitu bayi yang dilahirkan dengan berat lahir > 2500 – 4000 gram Bayi Berat Lahir Lebih

Yaitu bayi yang dilahirkan dengan berat lahir >4000 gram 2.2. Pengertian Bayi Berat Lahir Rendah3, 8

Bayi Berat Lahir rendah (BBLR) didefinisikanoleh Organisasi KesehatanDunia(WHO) sebagai beratsaat lahirkurang dari 2500gram.PrevalensiglobalBBLRadalah 15.5%, yang berartibahwa sekitar20,6 jutabayiyang lahir setiap tahun96,5%

1) Bayi Berat lahir Rendah (BBLR) yaitu berat lahir 1500-2499 gram

darimerekadi negara berkembang. Berdasarkan Depkes RI 1999 Bayi Berat Lahir Rendah dibedakan dalam :

2) Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir 1000 - < 1500 gram 3) Bayi Berat lahir ekstrim rendah (BBLER), berat lahir < 1000 gram

Dan menurut Depkes RI 1999 bayi dengan berat badan rendah dapat dibedakan menjadi 2 keadaan yaitu Premature (kurang bulan), mungkin juga Dismature (cukup bulan) :

2.2.1. Bayi Lahir Kecil karena kurang bulan (premature)

Bayi lahir pada umur kehamilan antara 28-36 minggu.Bayi lahir kurang bulan organ dan alat-alat tubuh yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidup diluar rahim.Makin muda umur kehamilan fungsi organ tubuh manusia


(24)

makin kurang sempurna, prognosisnya juga semakin buruk.Sebagian besar bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram adalah bayi premature.

Tanda dan gejala klinis bayi premature yaitu :

a. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu 2, 8

b. Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram c. Kepala lebih besar daripada badan

d. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm e. Kuku panjangnya belum melewati ujung jari

f. Rambut tipis, halus dan teranyam g. Kulit tampak mengkilat dan licin

h. Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang. Testis belum turun kedalam skrotum. Untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia minora belum tertutup oleh labia mayora.

i. Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah. j. Fungsi saraf yang belum atau kurang matang, mengakibatkan reflex isap,

menelan dan batuk masih lemah atau tiak efektif, dan tangisnya lemah. k. Jaringan kalenjer mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan

jaringan lemak masih kurang.

Beberapa penyakit yang berhubungan dengan prematuritas :

a. Sindrom gangguan pernafasan idiopatik (penyakit membrane hialin) 8

b. Pneumonia aspirasi, karena reflex menelan dan batuk belum sempurna c. Pendarahan spontan dalam ventrikel otak lateral, akibat anoksia otak (erat


(25)

d. Hiperbilirubinemia karena fungsi hati belum matang e. Hipotermia

2.2.2.Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan ( Dismature)

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilannya karena ada hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan ( janin tumbuh lambat ). Retardasi pertumbuhan intrauterine berhubungan dengan keadaan yang mengganggu sirkulasi dan efesiensi plasenta dengan perkembangan dan pertumbuhan janin atau dengan keadaan umum dan gizi ibu.Keadaan ini mengakibatkan kurangnya oksigen dan nutrisi yang kronik dalam waktu yang lama untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Kurangnya fungsi organ tergantung pada usia kehamilan walaupun berat lahirnya kecil.

5

Gejala klinis (Karateristik) : 9

a. Preterm : Sama dengan Prematuritas Murni 3

b. Term dan postterm :

1) Kulit berselubung verniks kaseosa tipis / tidak ada 2) Kulit pucat / bernoda mekonium, kering keriput tipis

Beberapa penyakit yang berhubungan dengan dismaturitas adalah Sindrom aspirasi mekoneum, Hipoglikemia, Hiperbilirubinemia, Hipoterma.7 BBLR sangat rentan terhadap hipotermia dan infeksi.Oleh karena itu bayi berat lahir rendah mempunyai resiko kematian tinggi.


(26)

2.4. Gambaran Epidemiologi Kejadian BBLR 2.4.1. Distribusi Frekuensi Kejadian BBLR

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut World Health Organization (WHO) 2010 diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3% -3,8% dan lebih sering terjadi di Negara-negara berkembang atau sosial ekonomi rendah. Menurut Riskesdas tahun 2010, persentase nasional berat badan lahir < 2500 gram sebesar 11,1 % dimana persentase berat badan lahir < 2500 gram tertinggi terdapat di Nusa tenggara timur (19,2 %) dan terendah terdapat di Sumatera Barat (6,0%).8Di Indonesia Prevalensi BBLR tahun 2013 adalah sebesar 10,2%.

Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2007, kabupaten/kota dengan persentase BBLR tertinggi adalah Kota Tanjung Balai sebesar 4,88%, dan terendah adalah Kota Padang Sidempuan sebesar 0,12%. Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara memiliki persentase BBLR sebesar 0,99% pada tahun 2007.

6

2.4.2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kejadian BBLR 2

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : a. Umur Ibu

Masa kehamilan merupakan masa yang rawan bagi seorang ibu, sehingga diperlukan kesiapan yang matang untuk menghadapinya termasuk kecukupan umur ibu.WHO mengatakan umur ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau terlalu tua (lebih dari 35 tahun) cenderung meningkatkan frekuensi komplikasi selama


(27)

kehamilan dan persalinan. Pada usia muda rahim dan panggul ibu seringkali belum tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya keselamatan dan kesehatan janin dalam kandungan dapat terganggu.Keadaan mental ibu juga dinilai belum cukup dewasa sehingga belum mampu merawat diri dan lingkungannya. Sementara itu, pada usia yang terlalu tua telah terjadi perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi. Di sisi lain, ada kecendrungan ditemukan penyakit lain dalam tubuh ibu yang dapat mempengaruhi kehamilan.

Hamil terlalu muda kurang dari 20 tahun atau terlalu tua di atas 35 tahun. Mekanisme biologis peningkatan lahirnya bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada ibu remaja < 20 tahun dapat diterangkan sebagai berikut. Peredaran darah menuju serviks dan juga menuju uterus pada remaja masih belum sempurna sehingga hal ini dapat mengganggu proses penyaluran nutrisi dari ibu ke janin yang dikandungnya. Nutrisi remaja hamil juga berperan karena remaja masih membutuhkan nutrien yang akan dibagi pada janin yang dikandungnya dibanding dengan ibu hamil dewasa yang tidak membutuhkan lagi nutrien untuk pertumbuhan.

12

b. Status Gizi Ibu

Kebutuhan zat gizi khususnya zat besi pada ibu hamil meningkat sesuai dengan bertambahnya umur kehamilan. Apabila terjadi peningkatan kebutuhan zat besi tanpa disertai oleh pemasukan yang memadai, maka cadangan zat besi akan menurun dan dapat mengakibatkan terjadinya anemia. Jumlah zat besi yang dibutuhkan pada waktu hamil jauh lebih besar dari wanita tidak hamil, hal ini dikarenakan kebutuhan Fe naik untuk kebutuhan plasenta dan janin dalam kandungan.Pada masa trimester I kehamilan, kebutuhan zat besi lebih rendah dari


(28)

sebelum hamil karena tidak menstruasi dan jumlah zat besi yang ditransfer kepada janin masih rendah. Pada waktu mulai menginjak trimester II, terdapat peningkatan volume plasma darah yang lebih besar dibandingkan pertambahan masa sel darah merah sampai pada trimester III sehingga terjadi anemia yang bersifat fisiologis.

Apabila wanita hamil tidak mempunyai simpanan zat besi yang cukup banyak dan tidak mendapat suplemen preparat besi, sementara janin bertambah terus dengan pesat maka janin dalam hal ini akan berperan sebagai parasit, ibu akhirnya akan menderita anemia, sedangkan janin umumnya dipertahankan normal, kecuali pada keadaan yang sangat berat misalnya kadar Hb ibu sangat rendah maka zat besi yang kurang akan berpengaruh pula terhadap janin sehingga menimbulkan BBLR .

13

c. Tingkat Pendidikan

10

Latar Belakang pendidikan seseorang berhubungan dengan tingkat pengetahuan, jika tingkat pengetahuan gizi ibu baik maka diharapkan status gizi ibu dan balitanya juga baik.Yang mempengaruhi status gizi ibu hamil adalah pengetahuannya mengenai makanan yang harus dikonsumsinya selama hamil sehingga dapat mencegah terjadinya bayi berat lahir rendah. Dan menurut penelitian proporsi BBLR diantara jenjang pendidikan ibu cenderung lebih besar pada ibu yang tidak sekolah/pendidikan SD kebawah (8,1%) dibanding pendidikan SLTP (5,5%) dan SLTA (6,0%)

d. Merokok 15

Ibu hamil yang merokok dapat menyebabkan resiko tinggi terjadinya BBLR.Kelahiran BBLR pada ibu hamil perokok pasif diakibatkan oleh paparan karbon monoksida (CO) yang terus menerus selama ibu hamil. Karbon monoksida


(29)

(CO) dapat diikat didalam haemoglobin ibu, sehingga mengakibatkan menurunnya kapasitas pengangkutan oksigen (O2) didalam darah ibu, dan pada akhirnya tubuh janin akan menerima oksigen yang lebih sedikit. Selain karbon monoksida, nikotin yang dihasilkan dari asap rokok perokok aktif kemudian terhisap oleh ibu hamil juga dapat menurunkan perfusi plasenta. Nikotin yang masuk kedalam darah ibu dapat melewati plasenta dan mempengaruhi beberapa organ tubuh janin. Dampak dari pengaruh zat - zat tersebut adalah pertumbuhan bayi dibawah normal.

Menurut Ridwan (2000) dalam penelitiannya dengan judul “Analisis risiko .pajanan asap rokok terhadap berat badan lahir “. Menunjukkan bahwa jumlah bayi yang lahir BBLR dari suami yang merokok lebih 10 batang sebesar 59,5% dan untuk yang kurang dari 10 batang lahir BBLR sebanyak 45,5%. Hasil analisis OR sebesar 1,760 95%CI. 0,795-3,897, berarti suami dengan merokok lebih 10 batang perhari berisisko 1,76 kali lebih besar untuk mempunyai bayi lahir BBLR.

16,17

e. Paritas

16

Paritas merupakan jumlah persalinan yang dialami ibu sebelum atau kehamilan sekarang. Paritas dikelompokkan menjadi 3 golongan, yaitu

1) Primipara, golongan ibu dengan paritas 1 (ibu yang telah pernah melahirkan bayi sebanyak 1 kali)

12

2) Multipara, golongan ibu dengan paritas 2-5 (ibu yang telah pernah melahrkan bayi sebanyak 2 hingga 5 kali)

3) Grade Multipara, golongan ibu dengan paritas >5 (ibu yang telah pernah melahirkan bayi sebanyak lebih dari 5 kali)


(30)

Paritas merupakan faktor risiko penyebab kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada bayi. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengujian statistik yang diperoleh nilai Odds Ratio (OR) = 2,43821, sehingga dapat dikatakan bahwa paritas merupakan faktor risiko terhadap kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dimana ibu dengan paritas > 3 anak berisiko 2 kali melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) lebih sering terjadi pada ibu yang mempunyai paritas tinggi dibanding dengan ibu dengan paritas rendah, hal ini disebabkan karena terdapatnya jaringan parut akibat kehamilan dan persalinan terdahulu.Jaringan parut tersebut mengakibatkan persediaan darah ke placenta tidak adekuat sehingga perlekatan placenta tidak sempurna sehingga placenta menjadi tipis dan mencakup uterus lebih luas. Akibat lain dari perlekatan placenta yang tidak adekuat ini adalah terganggunya penyaluran nutrisi yang berasal dari ibu ke janin sehingga penyaluran nutrisi dari ibu ke janin menjadi terhambat atau kurang mencukupi kebutuhan janin.

17

f. Kadar Hb Ibu

Anemia gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb tersebut. Untuk menegakkan diagnosis anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual-muntah lebih hebat pada hamil muda. Pemeriksaan dan pengawasan hemoglobin dapat dilakukan dengan


(31)

menggunakan alat sahli. Hasil pemeriksaan hemoglobin dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut :

1) Hb ≥11,0 g% disebut tidak anemia. 12, 18

2) Hb 9,0 g%-10,9 g% disebut anemia ringan. 3) Hb 7,0 g%-8,9 g% disebut anemia sedang 4) Hb ≤ 7,0 g% disebut anemia berat

Hal ini sesuai dengan hasil SKRT (2002), bahwa ibu hamil yang menderita anemia mempunyai kecenderungan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Berdasarkan hasil persamaan regresi logistik yang diperoleh bahwa ibu hamil yang memiliki kadar Hb < 11,0 gr% maka probabilitas melahirkan bayi yang BBLR adalah 23%.Ibu hamil dengan anemia akibatnya mereka mempunyai risiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR, kematian saat persalinan, pendarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan.Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat mengganggu kelangsungan hidupnya.

Penyebab utama anemia pada ibu hamil di Indonesia adalah defisiensi besi.Menyatakan bahwa anemia defisiensi besi merupakan masalah gizi ibu hamil yang utama untuk mengatasi masalah anemia pada ibu hamil dan mencegah dampak buruk anemia pada ibu hamil terhadap ibu dan janin serta bayi, pemerintah telah melaksanakan program pemberian tablet besi.Intervensi yang paling mudah dan paling luas jangkauannya adalah melalui institusi Posyandu dan Puskesmas. Kebijaksanaan pemerintah adalah memberikan tablet besi atau Fe (Fe sulfat 320 mg


(32)

dan asam folat 0,5 mg) untuk semua ibu hamil sebanyak satu kali satu tablet selama 90 hari Tablet besi yang diberikan kepada ibu hamil adalah tablet besi yang mengandung Fe sulfat 320 mg dan asam folat 0,5 mg.

g. Jarak Kehamilan

26

Ibu dengan jarak kelahiran rapat berisiko 2 kali untuk terhadap kejadian BBLR. Dapat terjadi dikarenakan oleh proses pengembalian kondisi setelah persalinan tidak hanya selesai setelah nifas berakhir, akan tetapi membutuhkan waktu yang lebih panjang sehingga dibutuhkan rentang waktu yang cukup bagi organ-organ tubuh untuk dibebani dengan proses kehamilan dan persalinan lagi. Jarak Kehamilan yang dikategorikan atas :

1) Kelahiran anak pertama (0 tahun) 1

2) Jarak Kehamilan < 2 tahun 3) Jarak Kehamilan ≥ 2 tahun h. Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang mencakup anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan kebidanan, pemeriksaan laboratorium atas indikasi tertentu serta indikasi dasar dan khusus. Selain itu aspek yang lain yaitu penyuluhan, Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), motivasi ibu hamil dan rujukan.

Tujuan asuhan antenatal adalah memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi, mengenali secara


(33)

dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan, mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin, mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif, mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal serta optimalisasi kembalinya kesehatan reproduksi ibu secara wajar.

Keuntungan layanan antenatal sangat besar karena dapat mengetahui resiko dan komplikasi sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk melakukan rujukan ke rumah sakit. Layanan antenatal dilakukan sehingga dapat dilakukan pengawasan yang lebih intensif, pengobatan agar resiko dapat dikendalikan, serta melakukan rujukan untuk mendapat tindakan yang adekuat.

Pelayanan Antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan memenuhi standart tersebut. Ditetapkan pula bahwa distribusi frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan,dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan yang dianjurkan yaitu minimal 1 kali pada triwulan ketiga. Standar waktu pelayanan antenatal tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi dini factor resiko, pencegahan dan penanganan komplikasi.

Menurut Penelitian Colti Sistiarani (2008) Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,001 ,berarti pada α= 5% dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan persentase BBLR antara ibu yang memiliki kualitas pelayanan antenatal kurang baik


(34)

dengan ibu yang memiliki kualitas pelayanan antenatal baik. Analisis faktor risiko kualitas pelayanan antenatal didapatkan OR = 5,85 (95% CI:1,91-17,8) artinya ibu yang memiliki kualitas pelayanan antenatal yang kurang baik mempunyai peluang melahirkan BBLR 5,85 kali dibandingkan ibu yang memiliki kualitas pelayanan antenatal baik

Cakupan kunjungan K4 ibu hamil di Sumatera Utara sejak tahun 2007 mengalami kenaikan dari 77,95% menjadi 85,92% ditahun 2012, namun peningkatan ini terkesan lambat karena peningkatkannyahanya sekitar 2% setiap tahun. Dengan peningkatan seperti ini dikhawatirkan Sumatera Utara tidak mampu mencapai target SPM bidang kesehatan yaitu 95% tahun 2015. Satu-satunya daerah yang telah menjadi K4 yaitu 95% yaitu Kabupaten Deli Serdang dengan cakupan K4 sebesar 95,92%. Terdapat 5 kabupaten/kota yang pencapaiannya antara 90% -95% yaitu Kabupaten Batubara (91,30%), KabupatenLangkat (91,47%), Kabupaten Humbang Hasundutan(92,99%), Kabupaten Toba Samosir(93,18%),dan Kabupaten Asahan (93,59%). Kabupaten/Kotalain memiliki cakupan K4 dibawah 90% yaitu dengan range antara 38,13% -88,75%; Kabupaten dengan cakupan K4 terendah yaitu Kabupaten Nias Barat sebesar 38,13%. Melihat pencapaian ini sangat diperlukan upaya-upaya yang lebih komprehensif serta berhasil guna untuk mengakselerasi cakupan K4 tersebut pada masa-masa mendatang.

.19


(35)

Menurut Depkes beberapa factor predisposisi kejadian BBLR yaitu :

a. Faktor ibu adalah umur, jumlah paritas, penyakit kehamilan, gizi kurang atau malnutrisi, trauma, kelelahan, merokok, kehamilan yang tidak diinginkan.

26

b. Factor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan ganda. c. Factor Janin adalah kelainan bawaan, infeksi.

2.5. Pencegahan BBLR 2.5.1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer meliputi segala bentuk kegiatan yang dapat menghentikan kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum sebelum hal itu terjadi. Upaya untuk menurunkan angka kejadian BBLR ini akan lebih efesien apabila Ibu Hamil yang mempunyai resiko melahirkan bayi dengan BBLR dapat mendeteksi faktor resiko sedini mungkin.

12

a. Meningkatkan gizi Ibu hamil sehingga dapat mencegah terjadinya BBLR dengan mengkonsumsi nutrisi yang seimbang.

15

b. Meningkatkan Program Keluarga Berencana

c. Mengikuti Penyuluhan Kesehatan Persalinan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin,agar mampu menjaga kesehatan janin yang dikandung.

d. Merencanakan kehamilan pada kurun waktu umur sehat (20-34 tahun). 2.5.2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan ini lebih ditujukan pada kegiatan skrining kesehatan dan deteksi untuk menemukan penyakit atau gangguan kesehatan setiap individu dalam populasi. Setiap ibu hamil disarankan agar melakukan pemeriksaan antenatal minimal sebanyak


(36)

empat kali yaitu satu kali pada trisemester I, satu kali pada trisemester II dan dua kali pada trisemester III. Dengan melakukan pemeriksaan antenatal, segala bentuk kelainan ataupun gangguan pada ibu dan janin dapat di deteksi sedini mungkin.

2.5.3. Pencegahan Tersier 15

Tujuan utama dari pencegahan tertier adalah mencegah cacat, kematian, serta usaha rehabilitasi. Karena jika dibadingkan dengan bayi berat badan normal, bayi yang dilahirkan dengan BBLR memiliki resiko tinggi untuk meninggal, mangalami hambatan pertumbuhan otak (berupa gangguan psikomotorik, retardasi mental dll). Salah sat hal yang bisa dilakukan adalah dengan tetap menjaga suhu tubuh bayi, karena bayi BBLR mudah mengalami hipotermia,oleh sebab itu suhu tubuh harus dipertahankan dalam incubator.15


(37)

2.6. Kerangka Konsep

Kerangka konsep mengenai karateristik ibu yang melahirkan bayi berat badan lahir rendah dapat digambarkan seagai berikut :

Karateristik Ibu yang melahirkan bayi BBLR 1. BBLR berdasarkan berat badan

2. Sosiodemografi a. Umur

b. Pendidikan c. pekerjaan d. Agama e. Sumber biaya

3. Mediko-Obstetri a. Paritas

b. Jarak Kehamilan c. Kadar Hb

4. Keadaan bayi sewaktu dilahirkan 5. Keadaan Ibu sewaktu Pulang 6. Lama rata-rata rawatan


(38)

BAB 3

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan case series.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan. Pemilihan lokasi ini dilakukan atas pertimbangan bahwa tersedianya data yang dibutuhkan serta belum pernah dilakukan penelitian tentang karateristik ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah pada tahun 2012-2013.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari - September 2014 3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua data ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah di Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi pada tahun 2012 dan 2013 sebanyak 100 orang.

3.3.2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah data dari Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR di RSU Dr. Pirngadi tahun 2012-2013. Dengan besar sampel sama dengan jumlah populasi (Total Sampel).


(39)

3.4. Metode Pengumpulan data

Data yang digunakan berupa data sekunder yang diperoleh dari kartu status ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR yang berasal dari rekam medis di RSUD Dr. Pirngadi tahun 2012-2013. Semua kartu status tersebut dikumpulkan kemudian dilakukan pencatatan sesuai dengan jenis variabel yang diteliti.

3.5. Teknik Analisa Data

Data yang terkumpul kemuadian diolah dengan computer menggunkan program Statistical Package For the Social Sciences (SPSS) . Data analisa dengan menggunakan uji Chi Square serta disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, pie, diagram bar dan grafik.

3.6. Defenisi Operasional

Defenisi operasional variable-variabel penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut : 3.6.1.Berat Lahir Bayi : Berat Lahir adalah Berat bayi yang ditimbang dalam waktu

satu jam pertama setelah lahir pengukuran ini dilakukan ditempat fasilitas Rumah Sakit, sedang bayi yang lahir dirumah waktu pengukuran berat badan dapat dilakukan dalam waktu 24 jam.

3.6.2. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR ) : 7

beratsaat lahirkurang dari 2500gram, dan dikategorikan menjadi tiga yaitu :

4) Bayi Berat lahir Rendah (BBLR) yaitu berat lahir 1500-2499 gram. 2

5) Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir 1000 - < 1500 gram.


(40)

o

o

o

o

o

Umur ibu : umur ibu saat melahirkan bayi dihitung dalam tahun, sesuai dengan yang tertulis pada kartu status, dengan kategori :

1. Resiko tinggi <20tahun dan >35tahun

17

2. Resiko rendah 20-35 tahun

Pendidikan ibu : jenjang terakhir pendidikan formal yang telah ditamatkan oleh ibu dengan kategori :

1. Pendidikan rendah (SD, SLTP)

2. Pendidikan Tinggi (SLTA, Akademi dan Perguruan Tinggi)

Pekerjaan : aktivitas yang dilakukan ibu diluar atau didalam rumah yang tercatat pada kartu status ibu, dikategorikan atas :

1. Ibu Rumah Tangga

2. Pegwai Negeri Sipil (PNS) 3. Pegawai Swasta/Wiraswasta 4. Tidak bekerja

Agama : Kepercayaan yang dianut ibu yang tercatat pada kartu status ibu, dikategorikan atas :


(41)

1. Islam 2. Kristen 3. Hindu 4. Budha

Sumber Biaya : biaya persalinan yang ditanggung oleh pihak keluarga, perusahaan swasta atau pemerintah yang mengeluarkan asuransi kesehatan yang tercatat pada kartu status ibu, dikategorikan atas :

1. BPJS 2. Non BPJS

Paritas : Jumlah persalinan yang telah dialami oleh ibu sebelum kehamilan dan persalinan yang tercatat pada kartu status ibu, dikategorikan atas : 1.Primipara ( Jumlah persalinan = 1)

17

2.Multipara ( Jumlah persalinan = 2-5) 3.Grandemultipara (Jumlah Persalinan >5)

Jarak Kehamilan : Jarak kehamilan sekarang dengan jarak kehamilan sebelumnya, dapat berupa abortus, lahir mati, dan lahir hidup dalam tahun yang dikategorikan atas :

4) Kelahiran anak pertama (0 tahun) 1

5) Jarak Kehamilan < 2 tahun 6) Jarak Kehamilan ≥ 2 tahun

Kadar Hb : Kadar Haemoglobin dalam darah ibu yang diukur pada saat atau sebelum melahirkan dalam satuan gram %, yang dikategorikan atas :17, 23


(42)

1.Hb ≥ 11 gram % 2.Hb< 11 gram %

Keadaan bayi setelah dilahirkan : Kondisi bayi setelah dilahirkan, yang dikategorikan atas :

1. Lahir Hidup 2. Meninggal

 Lama Rawatan rata-rata ibu : rata-rata lamanya hari rawatan ibu yang dirawat

dirumah sakit mulai hari pertama masuk sampai keluar sesuai yang tercatat dikartu status ibu.

 Keadaan Ibu sewaktu pulang : kondisi ibu sewaktu pulang dari Rumah Sakit

setelah mengalami persalinan, dikategorikan atas : 1. Sembuh


(43)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan

Rumah Sakit Umum Dr. Pingadi MedanRumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan atau sering disingkat RSUPM beralamat di Jl. Prof. HM Yamin SH No. 47 Medan yang merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan di kota Medan yang berstatus milik pemerintah Kota Medan. RSU Dr. Pirngadi Kota Medan didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda dengan nama Gemente Zieken Huis pada tanggal 11 Agustus 1928. Peletakan batu pertamanya dilakukan Maria Constantia Macky, sebagai pimpinan yang pertama dipegang oleh dr. W. BAYS. Selama Pemerintahan jepang diIndonesia tahun 1942 nama rumah sakit berganti menjadi “Syuritsu Byusono Ince “ dan sebagai direktur dipercayakan adalah dr. Raden Pirngadi Gonggo Putro.

Tahun 1950 nama Rumah Sakit ini berganti nama menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Besar, pimpinannya adalah dr. Paruhum Daulay. Tahun 1969 Rumah Sakit Umum Pusat Medan dipimpin oleh dr. Zainal Rasyid Siregar, SKM dan semasa kepemimpinan beliau nama rumah sakit umum pusat medan berubah nama lagi menjadi rumah sakit umum pusat propinsi (provincial top referal hospital).Berdasarkan surat keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 150 tanggal 25 juni 1979, rumah sakit umum pusat umum medan ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan berasal dari nama seorang putra bangsa Indonesia pertama menjadi pimpinan rumah sakit ini.


(44)

4.1.2 Visi, Misi Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan

Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi menetapkan visi sebagai berikut :“Rumah sakit umum Dr.Pirngadi MANTAP (Mandiri, Tanggap dan Profesional) “Mandiri yaitu dalam pendanaan dan pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat, Tanggap yaitu terhadap tuntunan masyarakat perubahan pola penyakit dan Kemajuan IPTEK dibidang kesehatan, Profesional yaitu dalam pelaksanaan pelayanan sesuai standart dan etika. Misi Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan adalah :

1. Meningkatkan upaya kesehatan paripurna kepada semua golongan masyarakatsecara merata dan terjangkau, sesuai dengan tugas pokok, fungsi sertaperaturan yang berlaku.

2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bersifat spesialistik dan subspesialistik yang bermutu.

3. Meningkatkan upaya pelayanan kesehatan secara professional dan etis agartimbul kepercayaan dan harapan serta rasa aman dan kenyamanan bagi parapenderita.

4. Meningkatkan peran rumah sakit sebagai tempat pendidikan, pelatihan, penilaian dan pengembangan IPTEK di bidang kesehatan.


(45)

4.2 Deskriptif

4.2.1 Distribusi Bayi dengan BBLR berdasarkan Berat Badan

Proporsi BBLR berdasarkan Berat Badan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012 sampai 2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1. Distribusi proporsi Bayi dengan BBLR Berdasarkan Berat Badan di RSU. Dr. Pirngadi tahun 2012-2013

erat Bayi Lahir (gram) f Jumlah %

00-2499 82 82,0

00-<1500 18 18,0

Total 100 100,00

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan proporsi tertinggi BBLR berdasarkan Berat Badan adalah Bayi Berat lahir Rendah (BBLR) yaitu berat lahir 1500 sampai 2499 gram sebesar 82,0% (82 orang) dan Bayi Berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir 1000 - 1499 gram sebesar 18% (18 orang).

4.2.2Sosiodemografi

Hasil penelitian Ibu yang melahirkan Bayi dengan BBLR di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi tahun 2012 sampai 2013 berdasarkan sosiodemografi meliputi umur, pendidikan, agama, pekerjaan, sumber biaya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :


(46)

Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Ibu yang Melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Berdasarkan Data Sosiodemografi Umur, Pendidikan, Agama, Pekerjaan dan Sumber Biaya di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013

Sosiodemografi f %

Umur

<20tahun dan >35tahun 20-35 tahun

36 36,0

64,0 Pendidikan Tidak Sekolah Pendidikan Rendah Pendidikan Tinggi 26 70 4,0 26,0 70,0 Agama Islam Kristen 80 20 80,0 20,0 Pekerjaan Tidak Bekerja PNS Wiraswasta

Ibu Rumah Tangga

10 8 14 68 10,0 8,0 14,0 68,0 Sumber Biaya BPJS Non BPJS 95 5 95,0 5,0

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan umur yang terbesar adalah Ibu yang umurnya beresiko rendah yaitu 25 sampai 35 tahun sebesar 64,0% (64 orang) dan yang memiliki resiko tinggi yaitu ibu yang berumur dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun adalah sebesar 36,0% (36 orang).


(47)

riwayat pendidikan yang terbesar adalah ibu yang memiliki pendidikan tinggi yaitu tamatan SLTA, Akademi, dan Perguruan Tinggi sebesar 70,0% (70 orang) dan yang terendah yaitu Ibu yang tidak bersekolah yaitu sebesar 4,0% (4 orang).

Distribusi proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan agama yang terbesar adalah Ibu yang beragama Islam yaitu sebesar 80,0% ( 80 orang) dan diikuti Ibu yang beragama Kristen yaitu sebesar 20,0% (20 orang).

Distribusi proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan pekerjaan yang terbesar yaitu Ibu rumah tangga sebesar 68,0% (68 orang) dan terendah yaitu Ibu yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebesar 8,0% (8 orang).

Distribusi proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan sumber biaya persalinan yang terbanyak yaitu menggunakan BPJS sebesar 95,0% (95 orang) sementara Ibu yang melahirkan dengan biaya sendiri atau non BPJS sebesar 5,0% (5 orang).

4.2.3Medico Obstetri

Hasil penelitian Ibu yang melahirkan Bayi dengan BBLR di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi tahun 2012 sampai 2013 berdasarkan Medico Obstetri meliputi paritas, jarak kehamilan, kadar Hb, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :


(48)

Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Ibu yang Melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Berdasarkan Data Medico Obstetri meliputi paritas, jarak kehamilan, dan kadar Hb di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013

Medico Obstetri f %

Paritas Primipara Multipara Grandemultipara 56 42 56,0 42,0 2,0 Jarak Kehamilan

Kelahiran 0 tahun - <2tahun Jarak Kehamilan ≥ 2 tahun

56 44

56,0 44,0 Kadar Hb

Hb ≥ 11 gram % Hb < 11 gram %

83 17

83,0 17,0

Berdasarkan tabel 4.3 Proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan Medico Obstetri meliputi paritas yang terbesar adalah Primipara yaitu jumlah persalinan sama dengan 1 yaitu sebesar 56,0 % (56 orang) dan yang terendah adalah grandemultipara yaitu jumlah persalinan lebih dari 5 sebesar 2,0% (2 orang).

Distribusi Proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan jarak kehamilan yang terbesar adalah kelahiran anak pertama yaitu sebesar 56,0% (56 orang) dan yang jarak kehamilan diatas atau sama dengan dari 2 tahun yaitu sebesar 44,0 %

Distribusi Proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan Kadar Hb yang terbesar adalah Ibu yang memiliki kadar Hb diatas sama dengan 11 gram % yaitu sebesar 83,0% (83 orang) sementara Ibu yang memiliki kadar Hb dibawah 11 gram % yaitu sebesar 17,0% (17 orang).


(49)

4.2.4Keadaan Bayi Setelah waktu Dilahirkan

Proporsi Keadaan bayi BBLR setelah dilahirkan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Distribusi Proporsi Keadaan bayi setelah dilahirkan di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013

Keadaan Bayi Setelah Dilahirkan f %

Lahir Hidup 81 81,0

Meninggal 19 19,0

Total 100 100,0

Berdasarkan tabel 4.4 Proporsi bayi dengan BBLR berdasarkan Keadaan bayi sewaktu dilahirkan yang terbesar adalah lahir hidup yaitu sebesar 81,0% (81 orang) dan diikuti bayi yang meninggal yaitu sebesar 19,0% (19 orang).

4.2.5Keadaan Ibu Sewaktu Pulang

Proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan keadaan Ibu sewaktu pulang di Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan tahun 2012 sampai 2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.5 Distribusi proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan Keadaan Ibu sewaktu pulang di RSU. Dr.Pirngadi Medan tahun 2012-2013

Keadaan Ibu Sewaktu Pulang f %

Sembuh 92 92,0

Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) 8,0

Total 0 100,0

Berdasarkan tabel 4.5 Distribusi Proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan keadaan Ibu sewaktu pulang yang terbanyak adalah Ibu pulang dalam keadaan sembuh yaitu sebesar 92,0% (92 orang ) sementara Ibu yang pulang


(50)

atas permintaan sendiri (PAPS) adalah 8,0% (8 orang). 4.2.6Lama rawatan rata-rata

Lama rawatan rata-rata Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR di Rumah Sakit Umum DR.Pirngadi Medan tahun 2012-2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.6 Distribusi proporsi lama rawatan rata-rata Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013

Lama Rawatan Rata-rata Ibu Mean

Median

Standar Deviasi (SD) Minimum

Maksimum

15,3 13,0 12,5 1 68

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukan bahwa lama rawatan rata-rata ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR di Rumah sakit Umum dr.Pirngadi Medan tahun 2012-2013 adalah 15,3hari. lama rawatan tersingkat adalah 1 hari dan terlama adalah 68 hari.

4.3 Analisa Statistik

4.3.1 Paritas berdasarkan BBLR

Distribusi Proporsi Paritas Ibu berdasarkan BBLR di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012 sampai 2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Distribusi Proporsi Paritas Ibu Berdasarkan BBLR di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013

BBLR Paritas Total p


(51)

f % f % f % f %

00-2499 49 59,8 32 39,0 1 1,2 82 100,0

0,174

00-<1500 7 38,8 10 55,6 1 5,6 18 100,0

Pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa proporsi paritas ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR tertinggi adalah primipara (jumlah persalinan sama dengan 1) sebesar 59,8 % . Dengan BBLSR tertinggi adalah multipara ( jumlah persalinan 2 sampai 5) sebesar 55,6 % .

Analisa uji statistik dengan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 2 sel (33,3%) yang expected count-nya kurang dari 5.

4.3.2Jarak kehamilan Berdasarkan BBLR

Distribusi Proporsi Jarak Kehamilan Ibu berdasarkan BBLR di Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan tahun 2012 sampai 2013dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

BBLR

Jarak 0 tahun Jarak≥2 tahun

Total

p

f % f % f %

00-2499 49 58,8 33 40,2 82 100,0

0,106

00-<1500 7 38,9 11 61,1 18 100,0

Tabel 4.8. Distribusi Proporsi Jarak kehamilan Berdasarkan BBLR di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2012 -2013

Pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa proporsi jarak kehamilan ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR tertinggi adalah kelahiran anak pertama (0 tahun) yaitu sebesar 58,8 %. Dengan BBLSR tertinggi adalah jarak kehamilan diatas sama dengan 2 yaitu sebesar 61,1 %.

Analisa uji statistik dengan uji chi-square diperoleh p > 0,05 artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara jarak kehamilan dengan BBLR.


(52)

4.3.3Kadar Hb Berdasarkan BBLR

Distribusi Proporsi Kadar Hb Ibu berdasarkan BBLR di Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan tahun 2012 sampai 2013dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

BBLR

Kadar Hb

Total

p

≥ 11 gram % < 11 gram %

f % f % f %

00-2499 71 86,6 11 13,4 82 100,0

0,042

00-<1500 12 66,7 6 33,3 18 100,0 Tabel 4.9. Distribusi Proporsi Kadar Hb Berdasarkan BBLR di RSU. Dr.

Pirngadi Medan tahun 2012 -2013

Pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa proporsi kadar Hb ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR tertinggi adalah yang memiliki kadar Hb lebih dari atau sama dengan 11 gram % yaitu sebesar 86,6 %. Dengan BBLSR tertinggi adalah yang memiliki kadar Hb lebih dari atau sama dengan 11 gram % yaitu sebesar 66,7 %.

Analisa uji statistik dengan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 1 sel (25,0%) yang expected count-nya kurang dari 5.


(53)

4.3.4Keadaan bayi setelah lahir Berdasarkan BBLR

Distribusi Proporsi Keadaan bayi setelah lahir berdasarkan BBLR di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012 sampai 2013dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

BBLR

Keadaan bayi setelah lahir

Total

p

Lahir Hidup Meninggal

f % f % f %

00-2499 66 80,5 16 19,5 82 100,0

0,780

00-1499 15 83,3 3 16,7 18 100,0

Tabel 4.10. Distribusi Proporsi Keadaan bayi setelah lahir Berdasarkan BBLR di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2012 -2013

Pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa proporsi keadaan bayi setelah lahir dengan BBLR tertinggi adalah lahir hidup sebesar 80,5%. Dengan BBLSR tertinggi adalah lahir hidup yaitu sebesar 83,3%.

Analisa uji statistik dengan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 3 sel (50,0%) yang expected count-nya kurang dari 5.


(54)

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Distribusi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR 5.1.1 BBLR berdasarkan Berat Badan

Proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan Berat Badan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 5.1 Diagram PieProporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLRberdasarkan Berat Badan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013.

Berdasarkan Gambar 5.1 menunjukan proporsi BBLR berdasarkan Berat Badan adalah Bayi Berat lahir Rendah (BBLR) yaitu berat lahir 1500 sampai 2499 gram sebesar 82,0% (82 orang) dan Bayi Berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir 1000 sampai kurang dari 1500 gram adalah 18,0% (18 orang).

82.0% 18.0%

Berat Bayi Lahir

1500 - 2499 1000 - 1499 Keterangan


(55)

Bayi yang berat lahirnya kurang dari 2500 dapat berakibat jangka panjang terhadap tumbuh kembang bayi tersebut dan memiliki resiko mendapatkan gangguan fisik dan intelektual sehingga membutuhkan perawatan/penanganan yang lebih intensif.

Berdasarkan hasil penelitian Irma DM Sianturi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2003-2006 menyatakan bahwa angka kejadian bayi dengan BBLR tertinggi pada golongan 1500-2499 gram yaitu sebesar 76,0%.

Tingginya jumlah bayi BBLR, dengan berat lahir 1500-2500 gram, disebabkan oleh ukuran berat bayi lahir yang sudah mendekati normal dan rentang ukuran yang lebih panjang dibanding dengan penggolangan berat badan bayi lahir yang lain. Sedangkan rendahnya jumlah bayi berat lahir <1000 disebabkan oleh kejadiannya yang hanya terjadi pada kondisi yang ekstrim atau tidak biasa seperti ibu dengan status gizi buruk, anemi, malaria,dan menderita penyakit menular seksual (PMS) sebelum konsepsi atau ketika hamil.

27

5.1.2 Sosiodemografi

28

Proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan sosiodemografi di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :


(56)

a. Umur

Proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan Umur di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 5.2 Diagram PieProporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLRberdasarkan Umur di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013.

Gambar 5.2 menunjukkan bahwa proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan umur yang terbesar adalah Ibu yang umurnya beresiko rendah yaitu 25 sampai 35 tahun sebesar 64,0% (64 orang) dan yang memiliki resiko tinggi yaitu ibu yang berumur dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun adalah sebesar 36,0% (36 orang).

Hasil penelitian Aisyah, S tahun 2010 menunjukkan bahwa sebagian besar BBLR dilahirkan oleh ibu pada usia reproduksi sehat. Hal ini terjadi karena sebagian besar ibu usia reproduksi sehat yang melahirkan BBLR selalu disertai faktor

64.0% 36.0%

Umur

Resiko Rendah Resiko Tinggi Keterangan


(57)

lainsepertianemia, gestasi multipel, komplikasi kehamilan, dan paparan asap rokok. Sesungguhnya jika dilihat dari faktor usia, ibu pada usia reproduksi sehat tidak termasuk resiko tinggi dalam kehamilan. Akan tetapi faktor penyebab BBLR sangatlah kompleks, sehingga tidak menutup kemungkinan ibu dengan usia reproduksi sehat melahirkan BBLR jika disertai faktor lain. Meskipun hanya sebagian kecil saja BBLR yang dilahirkan oleh ibu pada usia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun, keadaan ini cukup menunjukkan bahwa dari faktor usia masih berperan dalam menyebabkan BBLR. Apalagi jika faktor lain penyebab BBLR juga menyertai ibu denganusia di bawah 20 tahun atau di atas 35tahun, maka akan lebih besar lagi kemungkinannya melahirkan BBLR.

Berdasarkan penelitian Fathia Amanda di Rumah Sakit Umum Sundari Medan tahun 2012 menyatakan bahwa proporsi umur ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR paling tinggi adalah ibu yang berumur 20-35 tahun yaitu sebesar 79,8%. Dan berdasarkan penelitian Citra Ginting di Rumah Sakit Umum dr.Pirngadi tahun 2002 menyatakan bahwa ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR yang paling banyak adalah pada kelompok umur 20-35 tahun yaitu sebesar 47,3% . Hal ini terjadi karena pada kelompok umur 20-35 tahun merupakan usia reproduktif sehat untuk kehamilan dan melahirkan.

32


(58)

b. Pendidikan

Proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan pendidikan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 5.3 Diagram PieProporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLRberdasarkan Pendidikan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013.

Berdasarkan Gambar 5.3 menunjukkan bahwa distribusi proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan riwayat pendidikan yang terbesar adalah ibu yang memiliki pendidikan tinggi yaitu tamatan SLTA, Akademi, dan Perguruan Tinggi sebesar 70,0% (70 orang) dan yang terendah yaitu Ibu yang tidak bersekolah yaitu sebesar 4,0% (4 orang).

Seharusnya semakin tinggi pendidikan formal makan akan semakin baik pengetahuan tentang kesehatan yang dapat diterapkan ibu pada saat hamil sehingga

70.0% 26.0%

4.0% Pendidikan

Pendidikan Tinggi Pendidikan Rendah Keterangan


(59)

mempengaruhi peningkatan status gizi ibu yang pada akhirnya berhubungan dengan berat bayi yang dilahirkannya. Namun berdasarkan penelitian Citra Ginting di Rumah Sakit Umum dr.Pirngadi tahun 2002 menyatakan bahwa ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR yang paling banyak adalah ibu yang memiliki pendidikan SLTA yaitu sebesar 53,3%.

c. Agama 30

Proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan Agama di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 5.4 Diagram PieProporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLRberdasarkan Agama di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013.

Berdasarkan gambar 5.4 dapat diketahui bahwa Proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan Agama di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013 berdasarkan agama tertinggi adalah Islam sebesar 80,0% dan

80,0% 20,0%

Agama

Islam Kristen Keterangan


(60)

Kristen 20,0%. Agama bukan merupakan faktor resiko terjadinya BBLR, karena BBLR dapat terjadi oleh semua pemeluk agama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kunjungan ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR di Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi adalah mayoritas beragama Islam. Maka hal ini dapat dihubungkan dengan ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi adalah beragama Islam.

d. Pekerjaan

Proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan Pekerjaan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 5.5 Diagram PieProporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLRberdasarkan Pekerjaan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013.

Berdasarkan Gambar 5.5. dapat diketahui bahwa distribusi proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan pekerjaan yang terbesar yaitu Ibu rumah

68.0% 14.0%

10.0% 8.0%

Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga Wiraswata

Tidak Bekerja

PNS Keterangan


(61)

tangga sebesar 68,0% (68 orang) dan terendah yaitu Ibu yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebesar 8,0% (8 orang). Hal ini ditunjukkan karena kujungan terbanyak ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR ke Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi adalah Ibu Rumah Tangga.

Berdasarkan penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fathia Amanda di Rumah Sakit Umum Sundari Medan tahun 2012 menyatakan bahwa proporsi pekerjaan ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR paling tinggi adalah Ibu Rumah Tangga yaitu sebesar 54,3%.29

e. Sumber Biaya

Proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan Sumber Biaya di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 5.6 Diagram PieProporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan 95.0%

5.0%

Sumber Biaya

BPJS Non BPJS Keterangan


(62)

BBLRberdasarkan Sumber Biaya di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013.

Berdasarkan Gambar 5.6 ditunjukkan bahwa distribusi proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan sumber biaya persalinan yang terbanyak yaitu menggunakan BPJS sebesar 95,0% (95 orang) sementara Ibu yang melahirkan dengan non BPJS sebesar 5,0% (5 orang), Ibu yang melahirkan dengan biaya non BPJS artinya menggunakan biaya sendiri. Hal ini dapat dikaitkan dengan proporsi ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR di Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi tahun 2012-2013 berdasarkan pekerjaan adalah Ibu Rumah Tangga 68,0%, dimana pekerjaan suami dari IRT tersebut adalah Pegawai Negeri sipil, dan ibu yang melahirkan juga ada yang menggunakan Jampersal, Medan sehat, Askes ( BPJS ) untuk biaya persalinan.

5.1.3 Medico Obstetri

Proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan Medico Obstetri di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

a. Paritas

Proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan Paritas di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :


(63)

Gambar 5.7 Diagram PieProporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLRberdasarkan Paritas di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013.

Berdasarkan Gambar 5.7 Distribusi proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan paritas yang terbesar adalah Primipara yaitu jumlah persalinan sama dengan 1 atau persalinan pertama yaitu sebesar 56,0% (56 orang) dan yang terendah adalah grandemultipara yaitu jumlah persalinan lebih dari 5 sebesar 2,0% (2 orang).

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh nurfi laila di RSUD dr. Zainoel Abidin tahun 2012 menyatakan bahwa distribusi proporsi ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan paritas di RSUD dr Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2012 yang terbesar adalah primipara atau jumlah persalinan sama dengan 1 yaitu sebesar 42,9%.31

56.0% 42.0%

2.0%

Paritas

Primipara Multipara Grandemultipara Keterangan


(64)

b. Jarak Kehamilan

Proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan Jarak Kehamilan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 5.8 Diagram PieProporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLRberdasarkan Jarak Kehamilan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013.

Berdasarkan Gambar 5.8 menunjukkan distribusi proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan jarak kehamilan yang terbesar adalah kelahiran anak pertama sampai kurang dari 2 tahun yaitu sebesar 56,0% (56 orang) dan jarak kehamilan diatas atau sama dengan 2 tahun yaitu sebesar 44,0% (44 orang).

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Chindi P. Munthe di RSUD. Sidikalang

56.0% 44.0%

Jarak Kehamilan

Kelahiran Anak 0 tahun-<2tahun

Jarak Kehamilan ≥ 2 tahun


(65)

tahun 2010 menyatakan bahwa proporsi jarak kehamilan Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR di RSUD. Sidikalang tahun 2010 yang tertinggi adalah Ibu dengan kelahiran anak pertama (0 tahun) yaitu sebesar 32,8 %.

c. Kadar Hb

39

Proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan Kadar Hb di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 5.9 Diagram PieProporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLRberdasarkan Kadar Hb di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013.

Gambar 5.9 menunjukkan bahwa distribusi proporsi Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR berdasarkan Kadar Hb yang terbesar adalah Ibu yang memiliki kadar Hb diatas sama dengan 11 gram % yaitu sebesar 83,0% (83 orang) sementara Ibu yang memiliki kadar Hb dibawah 11 gram % yaitu sebesar 17,0% (17 orang).

83.0% 17.0%

Kadar Hb

Hb ≥ 11 gram % Hb < 11 gram % Keterangan


(66)

Pada umumnya Ibu yang memiliki kadar Hb < 11 gram % lah yang beresiko melahirkan bayi dengan BBLR, namun data Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi tahun 2012-2013 menunjukkan bahwa Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR memiliki kadar Hb ≥ 11 gram %.

5.1.4Keadaan Bayi BBLR Sewaktu lahir

Proporsi Keadaan Bayi BBLR Sewaktu lahirdi Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 5.10 Diagram PieProporsi Keadaan Bayi BBLR Sewaktu Dilahirkan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013.

Berdasarkan Gambar 5.10 menunjukkan bahwa distribusi proporsi bayi dengan BBLR berdasarkan Keadaanbayi sewaktu dilahirkan yang terbesar adalah lahir hidup yaitu sebesar 81,0% (81 orang) dan diikuti bayi yang lahir mati yaitu sebesar 19,0% (19 orang). Keadaan sewaktu dilahirkan dengan lahir mati adalah 19,0% dikarenakan kurang matangnya janin ketika dilahirkan, banyak organ tubuh

81.0% 19.0%

Keadaan Bayi Sewaktu Dilahirkan

Lahir Hidup Lahir Mati Keterangan


(1)

Case Processing Summary

100 100.0% 0 .0% 100 100.0%

Berat Bayi * Paritas

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Berat Bayi * Paritas Crosstabulation

49 32 1 82

45.9 34.4 1.6 82.0

59.8% 39.0% 1.2% 100.0%

87.5% 76.2% 50.0% 82.0%

49.0% 32.0% 1.0% 82.0%

7 10 1 18

10.1 7.6 .4 18.0

38.9% 55.6% 5.6% 100.0%

12.5% 23.8% 50.0% 18.0%

7.0% 10.0% 1.0% 18.0%

56 42 2 100

56.0 42.0 2.0 100.0

56.0% 42.0% 2.0% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

56.0% 42.0% 2.0% 100.0%

Count

Expected Count % within Berat Bayi % within Paritas % of Total Count

Expected Count % within Berat Bayi % within Paritas % of Total Count

Expected Count % within Berat Bayi % within Paritas % of Total BBLR 1500-2499 gram

BBLSR 1000-<1500 gram Berat

Bayi

Total

Primapara (Jumlah Persalinan=1)

Multipara (Jumlah Persalina

n=2-5)

Grandemultip ara (Jumlah Persalinan>5) Paritas

Total

Ch i-Sq uar e Te sts

3.496a 2 .174

3.202 2 .202

3.218 1 .073

100 Pearson Chi-S quare

Lik elihood Rati o Linear-by-Linear As soc iation N of V alid Cases

Value df

As ymp. Si g. (2-sided)

2 c ells (33.3%) have ex pec ted c ount les s than 5. The mi nimum expected count is .36.


(2)

Case Processing Summary

100 100.0% 0 .0% 100 100.0%

Berat Bayi * Jarak Kehamilan

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Berat Bayi * Jarak Kehamilan Crosstabulation

49 33 82

45.9 36.1 82.0

59.8% 40.2% 100.0%

87.5% 75.0% 82.0%

49.0% 33.0% 82.0%

7 11 18

10.1 7.9 18.0

38.9% 61.1% 100.0%

12.5% 25.0% 18.0%

7.0% 11.0% 18.0%

56 44 100

56.0 44.0 100.0

56.0% 44.0% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0%

56.0% 44.0% 100.0%

Count

Expected Count % within Berat Bayi % within Jarak Kehamilan % of Total

Count

Expected Count % within Berat Bayi % within Jarak Kehamilan % of Total

Count

Expected Count % within Berat Bayi % within Jarak Kehamilan % of Total

BBLR 1500-2499 gram

BBLSR 1000-<1500 gram Berat Bayi Total Kelahiran anak pertama (0 tahun) Jarak Kehamilan >=2 tahun Jarak Kehamilan Total Chi-Square Tests

2.608b 1 .106

1.830 1 .176

2.595 1 .107

.123 .088

2.582 1 .108

100 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As soci ation N of Valid Cases

Value df

As ymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The m inim um expected count is 7. 92.


(3)

Case Processing Summary

100 100.0% 0 .0% 100 100.0%

Berat Bayi * Kadar Hb

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Berat Bayi * Kadar Hb Crosstabulation

71 11 82

68.1 13.9 82.0

86.6% 13.4% 100.0%

85.5% 64.7% 82.0%

71.0% 11.0% 82.0%

12 6 18

14.9 3.1 18.0

66.7% 33.3% 100.0%

14.5% 35.3% 18.0%

12.0% 6.0% 18.0%

83 17 100

83.0 17.0 100.0

83.0% 17.0% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0%

83.0% 17.0% 100.0%

Count

Expected Count % within Berat Bayi % within Kadar Hb % of Total

Count

Expected Count % within Berat Bayi % within Kadar Hb % of Total

Count

Expected Count % within Berat Bayi % within Kadar Hb % of Total

BBLR 1500-2499 gram

BBLSR 1000-<1500 gram Berat

Bayi

Total

Hb>=11gram Hb < 11 gram Kadar Hb

Total

Chi-Square Tests

4.150b 1 .042

2.859 1 .091

3.615 1 .057

.076 .052

4.109 1 .043

100 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As soci ation N of Valid Cases

Value df

As ymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The mi nimum expected count is 3. 06.


(4)

Case Processing Summary

100 100.0% 0 .0% 100 100.0%

Berat Bayi * Keadaan Bayi Sewaktu Dilahirkan

N Percent N Percent N Percent

Valid Mis sing Total

Cases

Be rat Bayi * Keadaan Ba yi S ewa ktu Dila hirkan Crosstabula tion

66 16 82

66.4 15.6 82.0

80.5% 19.5% 100.0%

81.5% 84.2% 82.0%

66.0% 16.0% 82.0%

15 3 18

14.6 3.4 18.0

83.3% 16.7% 100.0%

18.5% 15.8% 18.0%

15.0% 3.0% 18.0%

81 19 100

81.0 19.0 100.0

81.0% 19.0% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0%

81.0% 19.0% 100.0%

Count

Ex pec ted Count % within B erat Bay i % within K eadaan B ayi Sewak tu Dilahirkan % of Total

Count

Ex pec ted Count % within B erat Bay i % within K eadaan B ayi Sewak tu Dilahirkan % of Total

Count

Ex pec ted Count % within B erat Bay i % within K eadaan B ayi Sewak tu Dilahirkan % of Total

BB LR 1500-2499 gram

BB LSR 1000-< 1500 gram Berat

Bayi

Total

Lahir Hidup Lahir Mati Keadaan B ayi Sewaktu

Dilahirk an

Total

Chi-Square Tests

.078b 1 .780

.000 1 1.000

.080 1 .778

1.000 .539

.077 1 .782

100 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As soci ation N of Valid Cases

Value df

As ymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.


(5)

(6)