3.2. Supply Chain Operation Reference SCOR Model
3.2.1. Sekilas Mengenai SCOR Model
Supply Chain Operation Reference SCOR Model merupakan suatu
model konseptual yang dikembangkan oleh Supply Chain Council SCC, sebuah
organisasi non-profit independent, sebagai standar antar industri cross industry. Tujuan dari standarisasi yang dilakukan SCC adalah untuk memudahkan
pemahaman rantai pasok sebagai suatu langkah awal dalam rangka memperoleh suatu manajemen rantai pasok yang efektif dan efisien dalam menopang strategi
perusahaan www.supply-chain.org, 2006. Organisasi yang terbentuk pada tahun 1996 oleh Pittligio, Rabin, Todd dan
McGrath PRTM dan lembaga riset AMR di Amerika ini, beranggotakan 69 orang sukarelawan yang terdiri dari para praktisi dunia industri dan para peneliti.
SCOR Model mempunyai kerangka yang menggabungkan antara proses bisnis rantai pasok, pengukuran kinerja berdasarkan best practice ke dalam suatu
struktur yang terintegrasi sehingga proses komunikasi antar pelaku rantai pasok dan aktivitas manajemen rantai pasok dapat berjalan secara optimal
www.supplychain.org, 2006. SCOR pada dasarnya juga merupakan model yang berdasarkan proses.
Model ini mengitegrasikan tiga elemen utama dalam manajemen yaitu: 1. Business process reeingineering pada hakikatnya menangkap proses kompleks
yang terjadi saat ini dan mendefinisikan proses yang diinginkan.
Universitas Sumatera Utara
2. Benchmarking adalah kegiatan untuk mendapatkan data kinerja operasional dari perusahaan sejenis. Target internal kemudian ditentukan berdasarkan
kinerja best in class yang diperoleh. 3. Process measurement berfungsi untuk mengukur, mengendalikan, dan
memperbaiki proses-proses supply chain, SCOR membagi proses-proses supply chain menjadi 5 proses inti seperti
yang diuraikan dibawah ini: 1. Plan yaitu proses menyeimbangkan permintaan dan pasokan untuk
menentukan tindakan terbaik dalam memenuhi kebutuhan pengadaan, produksi, dan pengiriman.
2. Source yaitu proses pengadaan barang atau jasa untuk memenuhi permintaan. Proses yang dicakup termasuk penjadwalan pengiriman dari supplier,
menerima, dan mengecek dan memberikan otorisasi pembayaran untuk barang yang dikirim supplier, memilih supplier, mengevaluasi kinerja supplier dan
sebagainya. 3. Make yaitu proses untuk mentransformasi bahan bakukomponen menjadi
produk yang diinginkan pelanggan. 4. Deliver yang merupakan proses untuk memenuhi permintaan terhadap barang
atau jasa. Biasanya meliputi order manajemen, transportasi, dan distribusi. 5. Return yaitu proses pengembalian atau menerima pengembalian produk karena
berbagai alasan. Kegiatan yang terlibat antara lain identifikasi kondisi produk, meminta otorisasi pengembalian cacat, penjadwalan pengembalian, dan
melakukan pengembalian.
Universitas Sumatera Utara
SCOR memiliki tiga hirarki proses. Tiga hirarki tersebut menunjukkan bahwa SCOR melakukan dekomposisi proses dari yang umum ke detail seperti
hal nya model Chan dan Li. Tiga level tersebut adalah: 1. Level 1 adalah level tertinggi yang memberikan definisi umum dari lima proses
diatas. 2. Level 2 dikatakan sebagai konfigurasi level dimana supply chain perusahaan
bisa dikonfigurasi sekitar 30 proses inti. 3. Level 3 dinamakan process element level, mengandung definisi elemen proses,
input, output, metrik dan masing-masing elemen proses serta refrensi benchmark dan best practice.
3.3. Pengukuran Kinerja