Jenis-jenis Tenggelam Mekanisme Drowning Diagnosa drowning

2.3.2. Jenis-jenis Tenggelam

Tenggelam dibagi menjadi beberapa jenis antara lain A wet drowning, B dry drowning, C secondary drowning, dan D the immersion syndrome cold water drowning 13 . Wet drowning adalah kematian tenggelam akibat terlalu banyaknya air yang terinhalasi. Pada kasus wet drowning ada tiga penyebab kematian yang terjadi, yaitu akibat asfiksia, fibrilasi ventrikel pada kasus tenggelam di air tawar, dan edema paru pada kasus tenggelam di air asin. Dry drowning adalah suatu kematian tenggelam dimana air yang terinhalasi sedikit. Penyebab kematian pada kasus ini sendiri dikarenakan terjadinya spasme laring yang menimbulkan asfiksia dan terjadinya refleks vagal, cardiac arrest, atau kolaps sirkulasi. 14 Secondary drowning adalah suatu keadaan dimana terjadi gejala beberapa hari setelah korban tenggelam dan diangkat dari dalam air dan korban meninggal akibat komplikasi. Immersion drowning adalah suatu keadaan dimana korban tiba-tiba meninggal setelah tenggelam dalam air dingin akibat refleks vagal. Pada umumnya alkohol dan makan terlalu banyak merupakan faktor pencetus pada kejadian ini 15

2.3.3. Mekanisme Drowning

Pemahaman terhadap mekanisme drowning menurut Brouardel yang dikutip Tedeschi dkk 1977 ditemukan lima tahapan seperti berikut : 1. Tahap surprise terkejut yang berlangsung selama 5 sampai 10 detik. 2. Tahap pertama respiratory arrest pernafasan tertahan yang berlangsung sekitar satu menit. Universitas Sumatera Utara 3. Tahap deep respiration pernafasan dalam yang berlangsung sekitar satu menit. 4. Tahap kedua respiratory arrest pernafasan tertahan yang berlangsung sekitar satu menit. 5. Tahap terminal gasps hembusan nafas terakhir yang berlangsung sekitar 30 detik. 6,8,16

2.3.4. Diagnosa drowning

Masalah diagnosa adalah jelas dan sederhana. Penyebab utama kematian, apakah ini berupa hipoksia atau kombinasi hipoksia dengan fibrilasi ventricular atau beberapa gangguan fungsi lainnya tidak menjadi perhatian dalam hal ini. Mayat yang ditemukan dari air dengan segera yaitu tidak lebih dari 24 jam, setelah kematian, diagnosis drawning tidak sulit. Kesulitan muncul ketika lama terendam meningkat. Ketika akhirnya pembusukkan terjadi dan berlanjut, tanda- tanda anatomi drowning, sekecil apapun akan hilang. Tidak ada tanda-tanda anatomi patognomonik dari drowning. Lebih lanjut, tidak ada tanda-tanda anatomi yang dapat membantu membedakan antara drowning di air tawar dan drowning pada air laut. Secara khusus dalam kasus ini bahwa test drowning dibutuhkan. Selama beberapa tahun perhatian ditujukan pada demonstrasi materi particular dari air drowning dalam paru dan organ lain. Mayat yang ditemukan dari air dengan segera yaitu tidak lebih dari 24 jam, setelah kematian, diagnosis drawning tidak sulit. Kesulitan muncul ketika lama terendam meningkat. Ketika akhirnya pembusukkan terjadi dan berlanjut, tanda- tanda anatomi drowning, sekecil apapun akan hilang. Tidak ada tanda-tanda anatomi patognomonik dari drowning. Lebih lanjut, tidak ada tanda-tanda anatomi yang dapat membantu membedakan antara drowning di air tawar dan drowning 4 Universitas Sumatera Utara pada air laut. Secara khusus dalam kasus ini bahwa test drowning dibutuhkan. Selama beberapa tahun perhatian ditujukan pada demonstrasi materi particular dari air drowning dalam paru dan organ lain. 4

2.3.5. Drowning akibat kecelakaan