dalam air dapat masuk ke dalam paru-paru dan system peredaran darah serta organ-organ dalam lainnya seperti otak, ginjal, hati, dan sum-sum tulang.
Sesudah dilakukana autopsy, sampel dari organ-organ tersebut dapat dicerna dengan asam kuat untuk melarutkan jaringan lunak, sehingga meninggalkan
skleton yang resisten dan ini dapat diidentifikasi di bawah mikroskop. Ketika orang yang sudah meninggal masuk ke dalam air atau saat mati di
dalam air bukan karena tenggelam, walaupun begitu diatom masih mungkin mencapai paru melalui perembesan secara pasif tetapi tidak ke dalam
peredaran darah dan tidak adanya kontraksi jantung mencegah sirkulasi diatom ke organ-organ jauh.
2.5 Metode Tes Diatom
Untuk mengambil diatom dari tubuh seseorang, organ dan cairan tubuh dapat diambil sebagai sampel seperti hati, ginjal, sumsum tulang, otak, darah, juga paru
- paru. Untuk mengisolasi diatom, dapat dipakai beberapa metode yang telah diketahui. Metode yang biasa digunakan yaitu dengan menggunakan bahan kimia
biasanya dengan melarutkan organ dengan asam nitrat, sedangkan metode lainnya misalnya menggunakan metode enzim pencernaan, ultrasonic radiation,
dan physical method. Pada keadaan korban sudah sedemikian busuknya yaitu korban dimana, baik
kulit maupun organ-organ telah hancur, maka pemeriksaan diatom diambil dari sumsum tulang panjang dan selanjutnya dilakukan proses yang sama.
Untuk jasad yang ditemukan belum didapatkan keadaan yang membusuk atau bahkan masih cukup baru, kita dapat lakukan dengan tes getah paru. Yaitu dengan
cara: permukaan paru disiram dengan air bersih, iris bagian perifer, ambil sedikit
Universitas Sumatera Utara
cairan perasan dari jaringan perifer paru, taruh pada gelas objek, tutup dengan kaca penutup dan lihat dengan mikroskop.
Dicari apakah terdapat diatom, ganggang, atau plankton lainnya. Adanya salah satu saja dari plankton- plankton tersebut menunjukkna adanya
cairan yang masuk ke alveoli paru. Untuk keadaan jasad yang sudah membusuk dan tidak bisa teridentifikasi
dengan pemeriksaan luar , maka baru dilakukan tes diatom atau pemeriksaan destruksi atau metode digesti asam , yaitu dengan cara;
Ambil jaringan paru sebanyak 150-200 gram, bersihkan lalu masukkan ke dalam labu Erlenmeyer, masukkan H
2
SO
4
Panaskan dengan api yang kecil sampai mendidih sehingga semuanya hancur betul.
pekat sampai menutup seluruh jaringan paru dan biarkan selama 24 jam sehingga seluruh jaringan paru
hancur dan seperti bubur hitam.
Tuangkan ke dalamnya beberapa tetes HNO
3
Cairan disentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 2000-4000 rpm. pekat, sampai warnanya
kuning jernih.
Sedimennya endapan dicuci dengan akuades kemudian disentrifuge lagi. Sedimennya endapan dilihat dibawah mikroskop.
Pemeriksaan diatom dikatakan positif bila dari sediaan paru-paru dapat ditemukan diatom sebanyak 4-5 per lapang pandang besar LPB atau 10-20 per
satu sediaan ; atau bila dari sumsum tulang sebanyak 1 per lapang pandang besar LPB.
Jenis diatom juga perlu diperhatikan dengan teliti karena ini dapat digunakan untuk menentukan tempat korban itu mati tenggelam. Air tempat
korban dijumpai tenggelam atau tempat yang diduga sebagai tempat korban mati
Universitas Sumatera Utara
tenggelam perlu diambil dan diperiksa jenis diatomnya. Pemeriksaan diatom pada air sungai :
1. Air sungai diambil 2. Kemudian, dituang ke dalam plankton net jaring plankton
3. Sampel plankton yang terjaring akan terkumpul dalam bucket yang kemudian dituang ke dalam botol sebanyak 20 ml dan diawetkan dengan
larutan lugol sebanyak 3 tetes. 4. Sampel air yang diambil dibawa ke laboratorium untuk diperiksa dengan
mikroskop. 5. Periksa bentuk diatom yang ditemukan, lalu lakukan identifikasi.
2.6 Penelitian Terdahulu