BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 KARAKTERISTIK SAMPEL
Penelitian dilakukan bulan Pebruari 2010 sampai dengan bulan Pebruari 2013. Dalam kurun waktu tersebut didapatkan sebanyak 30 penderita meningioma
susunan saraf pusat yang memiliki hasil MRI, dilakukan operasi, dan terdiagnosis pasti meningioma melalui pemeriksaan histopatologi. Blok parafin yang berasal
dari jaringan meningiome tersebut kemudian diproses untuk pemeriksaan imunohistokimia p53.
4.1.1 Jenis Kelamin
Setelah dilakukan pendataan dan memasukkan data tersebut ke dalam tabel, didapatkan sampel berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan
dengan sampel laki-laki, dimana sampel perempuan 21 orang 70 dan laki-laki 9 orang 30.
Tabel 3. Distribusi sample berdasarkan jenis kelamin
N Laki-Laki
9 30
Perempuan 21
70 Total
30 100.0
4.1.2 Umur
Setelah dilakukan analisis deskriptif terhadap umur didapati bahwa mean adalah 41.20 ± 11.78 tahun dengan nilai minimal 10 tahun dan maksimal 69 tahun. Nilai
median adalah 41 tahun. Terhadap sampel dilakukan klasifikasi umur berdasarkan dekade
kehidupan.Kejadian meningioma intracranial memiliki frekuensi kejadian terbanyak pada kelompok umur 40 – 49 tahun, yaitu sebanyak 12 orang 40.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Analisis Deskriptif Umur
Nilai Mean
41.20 Median
41.00 Std. Deviation
11.78 Minimum
10 Maximum
69 Kelompok Umur
N 20
2 6,7
20 – 29 3
10 30 – 39
7 23.3
40 -49 12
40 50 -59
5 16.7
60 – 69 1
3.3 Total
20 100.0
4.1.3 Lokasi Tumor
Berdasarkan lokasi terjadinya meningioma, didapatkan frekuensi terbanyak adalah meningoma convexity dan parasagital masing-masing sebanyak 8
penderita, 26.7, diikuti dengan meningioma tuberculum sellae dan spine masing-masing sebesar 3 pasien, 10.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Klasifikasi berdasarkan lokasi tumor
N Parasagital
8 26.7
Convexity 8
26.7 Tuberculum Sellae
3 10
Spine 3
10 Fossa Posterior
2 6.7
Sphenoid Ridge 2
6.7 Foramen Magnum
1 3.3
Petroclival 1
3.3 Olfactory Groove
En Plaque 1
1 3.3
3.3 Total
30 100.0
4.1.4 Histopatologi
Berdasarkan hasil histopatologi, didapati frekuensi terbanyak adalah tipe Meningothelial meningioma sebesar 17 kasus 56.7, diikuti oleh Transitional
meningioma 13.3.
Tabel 6. Frekuensi berdasarkan histopatologi Histopatologi
N
Meningothelial Fibroblastic
Psammomatous Transitional
Secretory Atypical
Anaplastic 17
3 2
4 1
2 1
56.7 10
6.7 13.3
3.3 6.7
3.3
Total 30
100.0
Universitas Sumatera Utara
4.1.5 Peritumoral Edema Index PTEI
Volume tumor dan Volume edema didapatkan melalui cara yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Pola Peritumoral Edema Index PTEI dideskripsikan
dengan menguji pola distribusinya terlebih dahulu. Berdasarkan hasil pengukuran PTEI, didapatkan indeks terbanyak adalah PTEI ringan 66.7,
diikuti dengan PTEI sedang 26.7; sedangkan PTEI berat dijumpai sebesar 6.7. Tabel 7. Distribusi Berdasarkan Peritumoral Edema Index
PTEI Frekuensi
Ringan 20
66.7
Sedang 8
26.7
Berat 2
6.7
Total 30
100
4.1.6 Rekurensi Tumor