Analisis Daya Pembeda Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Indrie Noor Aini, 2013 Meningkatkan Literasi Matematis Siswa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Matematis Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Madrasah Tsanawiyah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Hasil analisis menunjukkan bahwa soal literasi matematis telah memenuhi karakteristik yang memadai untuk digunakan dalam penelitian.

c. Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda menunjukkan kemampuan soal tersebut membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Untuk memperoleh kelompok atas dan kelompok bawah maka dari seluruh siswa diambil 27 yang mewakili kelompok atas dan 27 yang mewakili kelompok bawah. Analisis daya pembeda pada penelitian ini digunakan program Anates 4.0, dan daya pembeda uji coba soal kemampuan literasi matematis didasarkan pada klasifikasi yang dipaparkan berikut ini Suherman dan Sukjaya, 1990, h.202. Tabel 3.9 Klasifikasi Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda Interpretasi DP ≤ 0,00 Sangat Jelek 0,00 DP ≤ 0,20 Jelek 0,20 DP ≤ 0,40 Cukup 0,40 DP ≤ 0,70 Baik 0,70 DP ≤ 1,00 Sangat Baik Berdasarkan hasil perhitungan pada Lampiran, daya pembeda dari hasil uji coba soal literasi matematis dapat dilihat pada Tabel 3.10. Tabel 3.10 Tingkat Daya Pembeda Hasil Uji Coba Soal Literasi Matematis No Urut No Soal DP Interpretasi 1 1 0,275 Cukup 2 2 0,210 Cukup 3 3 0,287 Cukup 4 4 0,350 Cukup 5 5a 0,175 Jelek 6 5b 0,300 Cukup 7 6a 0,350 Cukup 8 6b 0,425 Baik Indrie Noor Aini, 2013 Meningkatkan Literasi Matematis Siswa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Matematis Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Madrasah Tsanawiyah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Dari tabel di atas, didapat daya pembeda dengan klasifikasi baik sebanyak 1 soal, yaitu soal no 6b, klasifikasi cukup sebanyak 6 soal yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5b dan 6a, sedangkan untuk klasifikasi jelek sebanyak 1 soal yaitu nomor 5a. Hal tersebut menunjukkan bahwa soal-soal tersebut sudah bisa membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah, kecuali soal no 5a. Oleh karena itu soal no 5a tidak akan digunakan untuk instrumen penelitian.

d. Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Analisis butir soal pada instrumen diperlukan untuk mengetahui derajat kesukaran dalam butir soal yang kita buat. Butir-butir soal dikatakan baik, jika butir-butir soal tersebut tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Dengan kata lain derajat kesukarannya sedang atau cukup. Menurut Surapranata 2009, tingkat kesukaran untuk soal uraian dihitung dengan rumus sebagai berikut. ∑ Keterangan: TK = Tingkat Kesukaran ∑ = Banyaknya peserta tes yang menjawab benar pada soal tersebut = Skor maksimum yang ada pada pedoman penskoran N = Jumlah siswa Menurut Suherman 2001: 170 klasifikasi tingkat kesukaran soal sebagai berikut: Tabel 3.11 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran Klasifikasi TK = 0,00 Soal Sangat Sukar 0,00  TK  0,3 Soal Sukar 0,3  TK ≤ 0,7 Soal Sedang 0,7  TK ≤ 1,00 Soal Mudah TK = 1,00 Soal Sangat Mudah Indrie Noor Aini, 2013 Meningkatkan Literasi Matematis Siswa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Matematis Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Madrasah Tsanawiyah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.12 merupakan hasil uji coba untuk tingkat kesukaran dengan menggunakan bantuan software Anates V.4 For Windows. Dari hasil uji coba instrumen di atas diperoleh 1 soal dengan kriteria tingkat kesukaran mudah yaitu soal nomor 1. Ini berarti semua siswa kelompok atas maupun kelompok bawah menjawab soal tersebut dengan benar. Kondisi ini terjadi karena soal tersebut terlalu mudah, sehingga semua siswa yang rendahpun bisa menjawabnya dengan benar. Untuk kriteria tingkat kesukaran sedang sebanyak 6 soal, yaitu soal nomor 2, 3, 5a, 5b, 6a dan 6b. Ini berarti sebagian siswa kelompok atas maupun bawah dapat menjawab benar butir-butir soal tersebut. Untuk kriteria tingkat kesukaran sukar sebanyak 1 soal, yaitu soal nomor 4. Ini berarti sebagian siswa kelompok atas maupun bawah tidak dapat menjawab benar butir soal tersebut. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran. Tabel 3.12 Tingkat Kesukaran Hasil Uji Coba Literasi Matematis No Urut No Soal IK Interpretasi 1 1 0,8375 Mudah 2 2 0,6125 Sedang 3 3 0,6563 Sedang 4 4 0,3000 Sukar 5 5a 0,6250 Sedang 6 5b 0,6625 Sedang 7 6a 0,4375 Sedang 8 6b 0,5750 Sedang

3. Skala Sikap Siswa

Dokumen yang terkait

Pengaruh pendekatan inkuiri terstruktur terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep sistem pernapasan manusia: kuasi eksperimen di MTs. Yasti I Cisaat-sukabumip

0 13 169

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa : penelitian quasi eksperimen terhadap siswa Kelas VIII SMPI Ruhama.

2 21 217

Keterampilan Bertanya Guru dalam Meningkatkan Aktivitas belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah At-taqwa 06 Bekasi.

1 10 196

Pengaruh Metode Sosiodrama Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlak (Kuasi Eksperimen di MTs Mathlabussa’adah).

4 60 151

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN METAKOGNITIF: Penelitian Kuasi eksperimen pada Salah Satu SMP Negeri di Kota Medan.

0 0 46

MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK : Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa SMP di Kabupaten Cianjur.

1 4 135

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MADRASAH TSANAWIYAH MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.

0 0 50

PENINGKATAN LITERASI MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN METACOGNITIVE GUIDANCE.

22 57 54

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN VISUAL THINKING : Kuasi-Eksperimen pada Siswa Salah Satu MTs Negeri di Tembilahan.

1 4 42

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN LITERASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN KELAS VIII SMP YPM 3 TAMAN.

0 1 85