Manifestasi Klinis dan Diagnosa Pengobatan dan Pencegahan

2.1.3. Sumber dan Cara Penularan

Sumber penularan taeniasis saginata dapat melalui penderita taeniasis sendiri dimana tinjanya mengandung telur atau proglotid cacing pita. Hewan ternak terutamanya sapi yang mengandung larva cacing pita Cysticercus bovis juga dapat menjadi sumber penularan. Seseorang bisa terkena infeksi cacing pita melalui makanan, yaitu memakan daging sapi yang mengandung larva Depkes, 2000.

2.1.4. Manifestasi Klinis dan Diagnosa

Kebanyakan kasus taeniasis asimptomatis. Gejala ringan seperti diare, gangguan pencernaan, dan nyeri abdomen dapat dijumpai pada beberapa kasus. Diagnosa taeniasis dapat dite gakkan dengan dua cara yaitu, menanyakan riwayat penyakit anamnesis dan pemeriksaan tinja. Dalam anamnesis perlu ditanyakan apakah penderita pernah mengeluarkan proglotid segmen dari cacing pita pada saat buang air besar ataupun secara spontan. Tinja y ang diperiksa pula ialah tinja sewaktu berasal dari defekasi spontan dan dalam keadaan segar. Pemeriksaan tinja secara mikroskopis dilakukan dengan metode langsung secara natif dengan menggunakan pengencer NaCl 0,9 atau lugol. Apabila ditemukan telur ca cing Taenia saginata, maka pemeriksaan menunjukkan hasil positif taeniasis. Pada pemeriksaan tinja secara mikroskopis dapat juga ditemukan proglotid jika keluar Depkes, 2000; Heelan Ingersoll, 2002.

2.1.5. Pengobatan dan Pencegahan

Penderita taeniasis diobati secara massal dengan praziquantel, dosis 100 mgkg berat badan, dosis tunggal. Satu hari sebelum pemberian obat cacing, penderita dianjurkan untuk makan makanan yang lunak tanpa minyak dan serat. Kemudian, penderita menjalani puasa pada malam hari setelah makan malam. Obat cacing diberikan kepada penderita dalam keadaan perut kosong keesokan Universitas Sumatera Utara harinya. Dua hingga dua setengah jam kemudian, diberikan pula garam Inggris MgSO 4 , 30 gram untuk dewasa dan 15 gram atau 7,5 gram untuk anak -anak, mengikut kesesuaian umur, yang dilarutkan dalam sirup pemberian sekaligus. Penderita tidak boleh makan sampai buang air besar yang pertama. Pengobatan taeniasis dinyatakan berhasil apabila skoleks Taenia saginata dapat ditemukan utuh bersama proglotidDepkes, 2000. Niclosamide juga dapat diberikan pada penderita taeniasis dewasa dan anak-anak di atas enam tahun dengan dosis sebanyak 2g, administrasi tunggal selepas sarapan dan diteruskan dengan pemberian laxative 2 jam kemudian. Bagi anak-anak usia dua sampai enam tahun, dosis niclosamide yang diberikan ialah sebanyak 1g dan bagi anak -anak di bawah usia 2 tahun sebanyak 500mg WHO, 2013. Pencegahan dari taeniasis dapat dilakukan dengan cara mendinginkan daging dalam suhu -10 derajat celcius selama lima hari dan memasak daging sehingga matang dengan suhu di atas 57 derajat celcius dalam waktu yang cukup lama Sutanto I, 2008; Depkes, 2000. Suhu minimal yang direkomendasikan untuk memasak daging sebaiknya pada suhu 62,8 derajat celcius FSIS, 2013. Selain itu, pemeriksaan daging sapi yang ketat, pendidikan kesehatan, kebersihan, dan instalasi sanitasi yang luas harus dijalankan WHO, 2013. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep