Analisis Faktor-Faktor Pendorong Keberhasilan Usaha Baru Pada Rumah Makan Mie Sop Kampung Di Jalan Dr.Mansyur Medan

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENDORONG KEBERHASILAN USAHA BARU PADA RUMAH MAKAN MIE SOP KAMPUNG

DI JALAN DR. MANSYUR MEDAN

OLEH

HENRY GERALD TOBING 070502211

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENDORONG KEBERHASILAN USAHA BARU PADA RUMAH MAKAN MIE SOP KAMPUNG

DI JALAN DR. MANSYUR MEDAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru pada rumah makan mie sop kampung di jalan Dr. Mansyur Medan. Hal ini penting untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha pada rumah makan mie sop kampung demi keberhasilan wirausahawan.

Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara faktor-faktor yang mendorong keberhasilan wirausahawan terhadap keberhasilan usaha baru pada rumah makan mie sop kampung. populasi dalam penelitian ini adalah pemilik rumah makan mie sop kampung. teknik pengambilan sampel menggunakan metode wawancara langsung kepada pemilik rumah makan mie sop kampung. metode analisis yang digunakan adalah deskriptif (kualitatif) yaitu dimana meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian.

Dari hasil wawancara menunjukkan, semua jawaban adalah positif atau “Ya”, maka faktor-faktor yang mendorong wirausahawan pada Rumah Makan Mie Sop Kampung Medan meraih keberhasilan dalam usaha baru adalah adanya faktor pemasaran, produksi, organisasi dan manajemen serta keuangan. Dengan kata lain, H0 ditolak dan H1 diterima.

Kata Kunci : Faktor-faktor Pendorong, Keberhasilan Usaha, Rumah Makan Mie Sop Kampung


(3)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS - FACTORS THAT PROMOTE SUCCESS NEW BUSINESS AT HOME EATING NOODLES SOP KAMPUNG

ROAD DR. MANSYUR FIELD

This study aims to identify and analyze the factors that drive the success of a new venture in the village noodle soup on the street Dr. Mansyur Medan. It is important to know the factors that drive the success of businesses in the village noodle soup for the successful entrepreneur.

Results from this study is that there is a positive and significant correlation between the factors that drive the success of entrepreneurs to the success of a new venture in the village noodle soup. population in this study is a homeowner village noodle soup. sampling technique using interviews directly to homeowners village noodle soup. analytical methods used are descriptive (qualitative) ie which includes collecting data to test hypotheses or answer questions concerning the current status of the study subjects.

From the interview shows, all the answers are positive or "yes", then the factors that encourage entrepreneurs to Eating Noodle Soup Kampung Medan achieve success in the new venture is a factor of marketing, production, organization and management and finance. In other words, H0 is rejected and H1 accepted.

Keywords: Factors Driving, Business Success, Restaurant Kampung Noodle Soup


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena telah di limpahkan berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Analisis Pengaruh Strategi Pemasaran Dan Persepsi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada PT. Perkebunan Nusantara VI Jambi”.

Terimakasih kepada kedua orangtuaku yang selalu setia memberikan doa, kasih sayang, motivasi, nasehat serta dukungan moril dan materil. Begitu juga semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, terima kasih kepada:

1. Bapak alm Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME dan Ibu Dra. Marhayanie, MSi selaku

Ketua dan Sekretaris Departemen S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakulas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs.Ami Dilham, SE, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing penulis selama penulisan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar, M.Si selaku Dosen Pembaca yang telah

memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

6. Terimakasih kepada teman-temanku yang telah mensuport saya dalam


(5)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sehingga menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Dan penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Januari 2013 Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 9

2.1. Uraian Teoritis... 9

2.2. Penelitian Terdahulu ... 19

2.3. Kerangka Konseptual ... 19

2.4. Hipotesis ... 22

BAB III. METODE PENELITIAN ... 23

3.1. Jenis Penelitian ... 23

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

3.3. Batasan Operasional ... 23

3.4. Defenisi Operasional ... 24

3.5. Populasi dan sampel ... 27

3.6. Jenis Dan Sumber Data ... 28

3.7. Metode Pengumpulan Data ... 28

3.8. Teknik Analisis Data ... 29

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 30

4.1. Gambaran Umum Perusahaan... 30

4.2. Analisis dan Pembahasan ... 31

4.3. Pembahasan ... 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 42

1.1. Kesimpulan... 42

1.2. Saran ... 42


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman Tabel 1.1. Daftar Nama Usaha Kuliner di Jalan Dr.Mansyur ... 3

Tabel 1.2. Omzet Penjualan Rumah Makan Mie Sop Kampung Per Bulan 4

Tabel 1.3. Rencana Usaha Rumah Makan Mie Sop Kampung Medan ... 6

Tabel 2.1. Ciri dan watak Seorang Wirausaha ... 10 Tabel 3.1. Operasional Variabel... 26


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman


(9)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENDORONG KEBERHASILAN USAHA BARU PADA RUMAH MAKAN MIE SOP KAMPUNG

DI JALAN DR. MANSYUR MEDAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru pada rumah makan mie sop kampung di jalan Dr. Mansyur Medan. Hal ini penting untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha pada rumah makan mie sop kampung demi keberhasilan wirausahawan.

Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara faktor-faktor yang mendorong keberhasilan wirausahawan terhadap keberhasilan usaha baru pada rumah makan mie sop kampung. populasi dalam penelitian ini adalah pemilik rumah makan mie sop kampung. teknik pengambilan sampel menggunakan metode wawancara langsung kepada pemilik rumah makan mie sop kampung. metode analisis yang digunakan adalah deskriptif (kualitatif) yaitu dimana meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian.

Dari hasil wawancara menunjukkan, semua jawaban adalah positif atau “Ya”, maka faktor-faktor yang mendorong wirausahawan pada Rumah Makan Mie Sop Kampung Medan meraih keberhasilan dalam usaha baru adalah adanya faktor pemasaran, produksi, organisasi dan manajemen serta keuangan. Dengan kata lain, H0 ditolak dan H1 diterima.

Kata Kunci : Faktor-faktor Pendorong, Keberhasilan Usaha, Rumah Makan Mie Sop Kampung


(10)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS - FACTORS THAT PROMOTE SUCCESS NEW BUSINESS AT HOME EATING NOODLES SOP KAMPUNG

ROAD DR. MANSYUR FIELD

This study aims to identify and analyze the factors that drive the success of a new venture in the village noodle soup on the street Dr. Mansyur Medan. It is important to know the factors that drive the success of businesses in the village noodle soup for the successful entrepreneur.

Results from this study is that there is a positive and significant correlation between the factors that drive the success of entrepreneurs to the success of a new venture in the village noodle soup. population in this study is a homeowner village noodle soup. sampling technique using interviews directly to homeowners village noodle soup. analytical methods used are descriptive (qualitative) ie which includes collecting data to test hypotheses or answer questions concerning the current status of the study subjects.

From the interview shows, all the answers are positive or "yes", then the factors that encourage entrepreneurs to Eating Noodle Soup Kampung Medan achieve success in the new venture is a factor of marketing, production, organization and management and finance. In other words, H0 is rejected and H1 accepted.

Keywords: Factors Driving, Business Success, Restaurant Kampung Noodle Soup


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perkembangan kota Medan sebagai salah satu pusat perdagangan dan bisnis menimbulkan banyak perubahan. Perubahan yang paling jelas terlihat adalah timbulnya persaingan bisnis yang semakin meningkat. Hal ini ditandai oleh berdirinya usaha-usaha baru di Kota Medan khususnya di bidang kuliner. Berdirinya usaha-usaha baru menimbulkan daya saing yang semakin tajam antara sesame bisnis kuliner. Dimana usaha kuliner pendatang baru harus memiliki nilai lebih untuk mencapai keberhasilan dalam usaha ini.

Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia sering dipahami dengan sudut pandang yang berbeda. Menurut Departemen Perindustrian, Usaha Kecil Menengah (UKM) didefinisikan sebagai perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI), memiliki total aset tidak lebih dari Rp 600 juta (di luar area perumahan dan perkebunan). Sedangkan UKM menurut Biro Pusat Statistik (BPS) adalah usaha skala kecil yang menggunakan kurang dari 5 (lima) orang karyawan atau usaha menengah yang menyerap tenaga kerja antara 5 (lima) hingga 19 (sembilan belas) orang.

Usaha kecil dapat berhasil jika dilandaskan oleh berbagai macam faktor pendorong yang digunakan dalam menjalankan kegiatan usaha yang dapat memicu dalam mencapai keberhasilan usaha tersebut. Faktor pendorong keberhasilan usaha tidak luput dari faktor rencana pemasaran, faktor produksi,


(12)

faktor rencana organisasi dan faktor manajemen, serta adanya faktor rencana keuangan.

Sebelum mendirikan suatu usaha seorang wirausahawan harus mampu

membuat rencana usaha (Business Plan). Rencana usaha merupakan dokumen

yang disiapkan secara seksama yang menerangkan mengenai pola dari usaha yang

akan digeluti, sasaran dari pengusaha atau entrepreneur dan langkah-langkah

yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran kesuksesan dalam suatu usaha. Rencana usaha yang baik terlihat dalam perumusan tujuan-tujuan dan sasaran yang spesifik, dan membantu karyawan untuk memahami apa yang diharapkan dari mereka, waktu yang digunakan untuk merencanakan, mengembangkan, menerapkan dan menilai hasil-hasil perencanaan yang akan ikut menentukan keberhasilan suatu usaha.

Jalan Dr. Mansyur Medan merupakan wilayah yang strategis karena berdekatan dengan salah satu Universitas Sumatera Utara (USU). Saat ini di Jl. Dr. Mansyur Medan sudah banyak didirikan berbagai usaha baru, terutama di bidang kuliner karena wilayah ini sangat potensial bagi para wirausahawan dan strategis bagi para konsumen. Dari hal tersebut terlihat dampak yang signifikan dari tahun ke tahun di mana persaingan bisnis khususnya usaha kuliner semakin berkembang di wilayah ini, seperti terlihat dalam Tabel 1.1.


(13)

Tabel 1.1

Daftar Nama Usaha Kuliner di Jalan Dr. Mansyur

No. Nama Usaha

1. Paris Burger

2. Ayam Penyet Surabaya

3. Warung Triboy

4. Sari Raos

5. Bakso Gepeng Jakarta

6. Coffea Cangkir

7. Pondok Lesehan Lubuk Arai

8. Mie Kaki Lima

9. Warung Ijo

10. Warung Steak

11. Rumah Makan Zam – zam

12. Music Coffe

13. Texas Fried Chicken

14. Ayam Penyet Joko Solo

15. Burger Nase

16. Desa Desa Resto

17. Lontong Warintek

18. Kopi Tiam Ong

19 Rumah Burger

20 The Paddock

Sumber : Observasi Peneliti Mei 2012 (diolah)

Dapat dilihat dari Tabel 1.1 berbagai usaha kuliner yang terus berkembang dan bertambah di sepanjang jalan Dr. Mansyur membuat semakin kuatnya persaingan usaha. Pemilik usaha ditantang secara tidak langsung untuk terus melakuakan inovasi demi mempertahankan dan perkembangan usahanya. Ada beberapa cara yang biasa dipakai oleh wirausaha dalam merintis suatu usaha, di

antaranya: merintis usaha baru (starting) yaitu mendirikan usaha baru dengan

menggunakan modal, ide, organisasi, dan manajemen yang dirancang sendiri,

membeli perusahaan orang lain (buying) yaitu dengan membeli perusahaan yang

telah didirikan atau dirintis dan diorganisasir oleh orang lain dengan nama (good will) dan organisasi yang sudah ada, dan kerjasama manajemen (franchising) yaitu sebuah peluang bisnis yang ditawarkan oleh pemilik, produsen atau distributor


(14)

(franchisor) untuk memberikan hak ekslusif dari jasa atau merek produk kepada individu atau perusahaan lain (franchisee) untuk distribusi lokal, dan franchisor akan menerima pembayaran royalti dan memberikan jaminan standar kualitas (Hutagalung, 2008:59).

Dari semua usaha kuliner yang berada di jalan Dr.Mansyur tersebut tampak beberapa usaha yang memiliki keunggulan bersaing salah satunya adalah Rumah Makan Mie Sop Kampung. Rumah Makan Mie Sop Kampung sebagai objek penelitian karena berlokasi di pusat keramaian,yaitu di jalan Dr.Mansyur Medan dimana lokasi berada di daerah yang strategis yang merupakan pusat jajanan. Rumah Makan ini terus berkembang terlihat dari jumlah omzet penjualan yang terus meningkat dan jumlah pengunjung yang selalu ramai setiap harinya.

Tabel 1.2

Omzet Penjualan Rumah Makan Mie Sop Kampung Per Bulan Keterangan

Bulan

Januari Februari Maret Omzet Per Bulan

(Dalam Rupiah)

30.150.200,- 32.500.650,- 33.450.750,-

Sumber :PemilikRumah Makan Mie Sop Kampung (2012)

Rumah Makan Mie Sop Kampung yang berada di jalan Dr.Mansyur ini dibuka pada tahun 2011 tepatnya pada bulan Desember, yang didirikan oleh Bapak Mariono. Bapak Mariono membuka usaha kuliner Mie Sop Kampung, karena ingin mengembalikan cita rasa mie sop kampung yang sudah hampir hilang. Rumah Makan Mie Sop Kampung telah banyak dikenal oleh masyarakat Medan, dan memiliki kualitas dalam produk yang dihasilkan. Mulai dari cita rasa produk dan penetapan harga yang terjangkau untuk setiap produknya serta makan


(15)

ini pun halal dan aman untuk dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat dan rumah makan ini dapat terus mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan bisnis makanan yang semakin tajam di kota Medan, bahkan Rumah Makan Mie Sop Kampung semakin menunjukkan kemampuannya untuk terus berkembang dengan pesat. Hal ini membuktikan bahwa Rumah Makan Mie Sop Kampung yang bergerak di bidang jasa yang berhubungan langsung dengan konsumen mampu memenuhi harapan dan kebutuhan para konsumennya.

Rumah makan Mie Sop Kampung adalah usaha kuliner yang menyediakan makanan dengan menu utama dan andalannya adalah Mie Sop Kampung bakso spesial,namun masih memiliki menu-menu lainnya.Keberhasilan usaha ini karena memiliki cita rasa yang khas dengan bumbu kaldu yang diolah oleh pak Mariono.Usaha ini berdiri sejak tahun 2011 tepatnya pada bulan Desember hingga sekarang dan telah mengalami perkembangan yang dapat dilihat dari omzet penjualannya.


(16)

Tabel 1.3

Rencana usaha Rumah Makan Mie Sop Kampung Medan

No Rencana usaha Aplikasi

1. Pemasaran 1. Promosi dengan media-media

cetak dan elektronik 2. Pamflet dan Brosur

2. Produksi 1. Mie Sop

2. Ayam penyet

3. Ayam goreng klasik

4. Ayam kremes

5. Nasi goreng

6. Sop buntut

7. Aneka minuman jus

3. Organisasi dan Manajemen 1. Penyeleksian karyawan

2. Pelatihan karyawan

3. Penempatan karyawan berdasarkan

tugas masing-masing yang sesuai dengan keahliannya.

4. Pengelolaan usaha langsung

dipegang oleh pemilik.

4. Keuangan 1. Pemilik membuka dan

menjalankan usaha dengan menggunakan modal patungan. Sumber : Data Primer Observasi (2012).

Rumah Makan Mie Sop Kampung yang berlokasi di jalan Dr.mansyur No.14 merupakan usaha yang dibuka oleh pak Mariono dengan menggunakan modal patungan.Pemasaran atau promosi yang dilakukan Rumah Makan Mie sop kampung dengan menggunakan media cetak seperti koran,dan spanduk-spanduk.Rumah Makan Mie sop Kampung tidak hanya menjual mie sop dan bakso,tetapi juga menjual menu-menu lainnya seperti ayam penyet,ayam goreng klasik,ayam kremes,sop buntut,dan aneka jus sebagai menu minumannya.Pemilik menjual menu-menu lainnya agar pelanggan tidak bosan dengan satu pilihan jenis makanan saja.Dalam hal SDM pemilik melakukan perekrutan karyawan dengan sistem terbuka dan diberikan pelatihan terlebih dahulu.Untuk pelayan diberikan


(17)

pelatihan selama 3 (tiga) bulan,dan untuk juru masak diberikan pelatihan selama 6 (enam) bulan.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai keberhasilan usaha

dengan judul “Faktor- faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru

Pada Rumah Makan Mie Sop Kampung Jalan Dr. Mansyur .”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka penulis merumuskan permasalahan yang mendasari penelitian ini sebagai berikut: “Apakah faktor-faktor yang mendorong keberhasilan dalam menjalankan usaha baru pada Rumah Makan Mie Sop Kampung Jalan Dr. Mansyur Medan”.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis faktor-faktor wirausahawan meraih keberhasilan dalam menjalankan usaha baru pada Rumah Makan Mie Sop Kampung Jalan Dr. Mansyur Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

a. Bagi perusahaan

Sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan bagi para wirausahawan dalam mendirikan usaha baru dan sebagai bahan masukan


(18)

kepada wirausahawan mengenai bagaimana pentingnya menerapkan faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru.

b. Bagi peneliti

Memberikan kontribusi bagi pemikiran untuk memperluas cakrawala berpikir ilmiah dalam bidang kewirausahaan, khususnya yang berkaitan dengan mendirikan usaha baru.

c. Bagi pihak lain.

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian terhadap objek atau masalah yang sama dimasa yang akan datang.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Uraian Teoritis

2.1.1 Pengertian Wirausaha

Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang

yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri atau berkelompok. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan (Kasmir, 2006 : 16).

Machfoedz (2005:9) menyatakan bahwa seorang wirausahawan adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil risiko untuk mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Karena itu, ia lebih memilih menjadi pemimpin daripada menjadi pengikut, untuk itu seorang wirausahawan memiliki rasa percaya diri yang kuat dan mempertahankan diri ketika menghadapi tantangan pada saat merintis usaha bisnis. Dalam menghadapi berbagai permasalahan, seorang wirausahawan senantiasa dituntut kreatif.

Kewirausahaan merupakan sebuah alat dari pandangan hidup seseorang yang menginginkan adanya kebebasan dalam ekonomi untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan menggunakan sumber daya yang ada. Untuk mencapai tersebut tentunya harus pandai memanfaatkan peluang-peluang melalui kesempatan bisnis,


(20)

kemampuan manajemen pengambilan resiko yang tepat untuk mencapai kesempatan, dan melalui kemampuan komunikasi dan keahlian manajemen dalam menggerakkan manusia, keuangan dan sumber daya materi untuk menghasilkan proyek dengan baik (Ranto, 2007: 21).

Tabel 2.1

Ciri dan Watak Seorang Wirausaha

Ciri-ciri Watak

Percaya diri a. Kepercayaan

b. Ketidak tergantungan, Kepribadian mantap

c. Optimisme

Berorientasi tugas a. Kebutuhan atau harus akan berprestasi

b. Berorientasi pada laba atau hasil

c. Tekun dan tabah

d. Energi

e. Penuh inisiatif

Pengambil resiko a. Mampu mengambil resiko

b. Suka pada tantangan

Kepemimpinan a. Mampu memimpin

b. Dapat bergaul dengan orang lain

c. Menanggapi saran dan kritik

Keorisinilan a. Inovatif

b. Kreatif

c. Fleksibel

d. Banyak sumber

e. Serba bisa

Sumber : Alma (2005)

2.1.2 Usaha Kecil

Pengertian usaha kecil menimbulkan pandangan yang berbeda di benak masing-masing. Mungkin langsung tergambar pada benak sebagian orang adalah sebuah toko kelontong yang menjual kebutuhan sehari-hari, atau seorang penjual es yang menggunakan gerobak atau bahkan seorang pedagang roti keliling yang menjajakan dagangannya dengan menggunakan sepeda yang telah dimodifikasi.


(21)

Usaha kecil menurut surat edaran Bank Indonesia No. 26/1/UKK tanggal 29 Mei 1993 perihal kredit Usaha Kecil (KUK) adalah usaha yang memiliki total aset maksimum Rp. 600 juta (enam ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan rumah yang ditempati. Pengertian usaha kecil ini meliputi usaha perseorangan, badan usaha swasta dan koperasi, sepanjang aset yang dimiliki tidak melebihi nilai Rp. 600 juta.

Menurut UU No. 9/1995 tentang Usaha Kecil yang dimaksud dengan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan seperti kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Usaha kecil yang dimaksud di sini meliputi usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional. Adapun usaha kecil informal adalah berbagai usaha yang belum terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan hukum, antara lain petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang keliling, pedagang kaki lima, dan pemulung. Sedangkan usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun temurun, dan berkaitan dengan seni dan budaya (Anoraga, 2002:45).

Definisi UKM menurut Biro Pusat Statistik (BPS) lebih mengacu kepada klasifikasi skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap. UKM menurut Biro Pusat Statistik (BPS) adalah usaha skala kecil yang menggunakan kurang dari 5 (lima) orang karyawan atau usaha menengah yang menyerap tenaga kerja antara 5 (lima) hingga 19 (sembilan belas) orang.


(22)

2.1.3 Keberhasilan Usaha

Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.

Menurut Nasution (2001:12), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah.

Menurut Hutagalung (2008:50), sukses tidak terjadi secara kebetulan, secara instan dan tidak pula turun tiba-tiba dari langit. Sukses adalah buah dari proses sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras. Sukses selalu diukur dengan uang, harta, jabatan, keluarga, ketenaran nama. Sukses besar berarti akumulasi dari kesemuanya.

2.1.4 Bentuk Kepemilikan pada suatu usaha

Menurut Madura (2001:35) menyebutkan macam – macam kepemilikan bisnis antara lain:


(23)

1. Franchise

Franchise (waralaba) adalah suatu pengaturan perjanjian dimana seorang pemilik bisnis memperbolehkan pemilik bisnis lain memakai merek dagangnya atau hak ciptanya, dalam kondisi tertentu. Setiap waralaba menjalankan operasi bisnisnya secara mandiri dan biasanya dimiliki oleh pengusaha perseorangan.

2. Milik Sendiri

Pemilik perusahaan perseorangan disebut pengusaha perseorangan. Pengusaha perseorangan mendapatkan pinjaman dari kreditor untuk membantu operasional perusahaan, tetapi pinjaman ini tidak menggambarkan kepemilikan. Pengusaha perseorangan wajib membayar sendiri semua utang akibat pinjaman, tetapi tidak perlu membagi keuntungan kepada kreditor.

3. Cabang

Bentuk kepemilikan cabang disebut juga kemitraan yaitu mitra usaha yang tanggung jawabnya terbatas kepada modal atau properti yang dikontribusikan kepada perusahaan kemitraan tersebut.

2.1.5 Rencana Usaha (Business Plan)

Rencana Usaha (Business Plan) merupakan dokumen yang disiapkan

secara seksama yang menerangkan mengenai pola dari usaha kecil yang akan

digeluti, sasaran dari wirausahawan (entrepreneur) dan rencana tindakan untuk

mencapai sasaran. Business plan dapat dianalogikan dengan peta jalan, ini


(24)

beberapa alternatif tindakan. Business plan dapat diibaratkan peta jalan yang tak hanya memiliki jalan tol tetapi justru banyak tikungan, jalan samping sampai kita mencapai tujuan akhir.

Entrepreneur tidak selalu menyiapkan business plan sebelum memulai

bisnis mereka. Namun demikian telah terbukti, manfaat business plan jauh lebih

besar daripada kerugiannya. Tanpa rencana bisnis, bisnis yang dikelola akan mengalami krisis berkesinambungan dari krisis yang satu ke krisis yang lain. Konsekuensinya pengusaha harus melakukan tindakan reaktif, tanpa sempat lagi memperhitungkan rencana strategis jangka panjang.

Entrepreneur (wirausahawan) diharuskan untuk berpikir strategis melalui

pengimplementasian dari business plan,. Dengan demikian isu – isu kritis akan

muncul dan kemungkinan isu tersebut harus segera ditangani dan tidak bisa

diabaikan begitu saja. Konsekuensi logis dari business plan adalah bahwa

entrepreneur harus mengontrol implementasinya (pelaksanaannya) serta mencapai sasaran bisnis. Suatu rencana usaha biasanya disusun berdasarkan fungsi – fungsi operasional usaha, yaitu fungsi pemasaran, produksi, keuangan dan fungsi ketenagaan atau sumber daya manusia. Secara garis besar seorang wirausahawan tentu akan memulai menyusun rencana dengan pertama – tama menyusun rencana pemasaran, kemudian rencana produksi, organisasi dan manajemen (yang berhubungan dengan personalia) dan rencana keuangan.


(25)

a. Rencana Pemasaran

Merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran yang mencakup volume permintaan, baik untuk permintaan (konsumen) industri maupun untuk konsumsi akhir.

b. Rencana Produksi

Merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran mengenai bahan baku, mesin atau alat – alat yang digunakan dalam proses menghasilkan barang atau jasa, mengenai pemasok dan kapasitas pemasok, pemilihan lokasi tempat usaha, desain proses produksi dan karakteristik proses produksi yang dipakai, cara pengaturan persediaan bahan baku, tenaga kerja yang dibutuhkan, serta persoalan peralatan yang digunakan. c. Rencana Organisasi dan Manajemen

Merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran yang mencakup struktur organisasi yang sesuai dengan besarnya usaha, banyaknya tenaga kerja untuk melaksanakan kegiatan operasional usaha dan kualifikasi keahlian yang diperlukan, gaji / upah dan jaminan / fasilitas lain yang diberikan serta pembagian tugas dan jadwal kerja.

d. Rencana Keuangan

Merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran atas kebutuhan modal untuk investasi, modal kerja dan arus kas; yang mencakup penerimaan, dari kegiatan penjualan usaha pokok dan penerimaan dari usaha sampingan, rincian pengeluaran atas biaya langsung (biaya produksi) dan biaya tak langsung (biaya – biaya pemasaran, umum dan penyusutan), laba


(26)

sebelum pajak, taksiran pajak, laba sesudah pajak, arus kas sesudah pajak, pembayaran pokok pinjaman dan arus kas bersih.

2.1.6 Strategi Untuk Mempertinggi Kesempatan Sukses Usaha Baru

Berbagai buku mendefinisikan manajemen strategi dengan kata-kata yang berbeda. Diantaranya, menurut Nawawi (2003:148), manajemen strategi merupakan perencanaan strategi yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan/atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai sasaran organisasi.

Pengertian manajemen strategi begitu banyak didefenisikan, namun pada dasarnya manajemen strategi merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi. Komponen pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-unsurnya yang terdiri dari visi, misi, tujuan dan strategi utama organisasi. Sedangkan komponen kedua adalah perencanaan operasional dengan unsur-unsurnya, sasaran dan tujuan operasional, pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran, kebijaksanaan situsional, jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik.


(27)

Melaksanakan Manajemen strategi berarti entrepreneur juga harus membuat perencanaan dalam bentuk formulasi bisnis secara matang. Menurut Resnik dalam Darmawan (2004), terdapat 10 formulasi strategi yang disarankan dirancang untuk mempertinggi kesempatan hidup dan sukses sebuah usaha kecil. Adapun kesepuluh formulasi strategi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Menjadi objektif.

Angan-angan sendiri tidak memiliki tempat di dalam bangunan sebuah bisnis. Kejujuran, penilaian yang tenang dari kekuatan dan kelemahan perusahaan dan keahlian bisnis serta manajemennya adalah hal yang mendasar.

2. Membuat sederhana dan terfokus.

Dalam usaha kecil, kesederhanaan adalah efektif. Usaha dan sumber daya, seharusnya dikonsentrasikan dimana dampak dan keuntungan adalah hal yang paling utama.

3. Fokus pada pasar yang menguntungkan.

Kelangsungan hidup dan keberhasilan usaha kecil oleh persediaan barang dan jasa khusus yang menemukan keinginan dan kebutuhan dari pemilihan kelompok pelanggan.

4. Mengembangkan rencana pemasaran.

Usaha kecil harus memutuskan bagaimana untuk meraih dan menjual kepada pelanggan.


(28)

5. Memanajemen tenaga kerja secara efektif.

Kesuksesan usaha kecil tergantung pada bangunan, pengaturan dan motivasi sebuah tim pemenang.

6. Membuat catatan keuangan yang jelas.

Usaha kecil perlu untuk memiliki catatan asset, liabilitas, penjualan, biaya dan informasi akunting lainnya dalam urutan untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan.

7. Tidak pernah menghambur-hamburkan kas.

Kas adalah raja di dalam dunia usaha kecil.

8. Menghindari perangkap yang berulang-ulang dari pertumbuhan yang

cepat.

Usaha kecil harus hati-hati melakukan ekspansi. 9. Mengerti seluruh fase bisnis.

Pengendalian usaha kecil dan kemajuan keuntungan usaha kecil , tergantung pada pengertian yang lengkap dari seluruh fungsi bisnis.

10.Merencanakan ke depan.

Usaha kecil harus memformulasikan secara kritis dan menantang, pencapaian sasaran, tujuan dan mengubahnya menjadi aktifitas yang produktif.


(29)

2.2Penelitian Terdahulu

Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor

Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus pada Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza Medan)”. Penelitian ini memperoleh kesimpulan bahwa rencana pemasaran merupakan faktor yang paling dominan dalam mendorong keberhasilan usaha baru. Oleh karena itu faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru adalah penerapan yang diikuti pengimplementasian keempat faktor dari rencana usaha (business plan) yaitu rencana pemasaran, rencana produksi, rencana organisasi dan manajemen serta keuangan.

Tarigan (2009) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor –

Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Pada Usaha Optik di Jalan Djamin Ginting, P. Bulan Medan”.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis faktor – faktor yang mendorong wirausahawan meraih keberhasilan usaha optik di Jalan Djamin Ginting, P. Bulan Medan. Diperoleh kesimpulan bahwa faktor – faktor yang mendorong keberhasilan usaha optik adalah faktor pengetahuan kewirausahaan, faktor strategi pemasaran dan faktor manajemen permodalan dan keuangan.

2.3Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual bertujuan untuk mengemukakan secara umum

mengenai objek penelitian yang dilakukan dalam kerangka variabel yang akan diteliti. Dengan demikian dalam kerangka penelitian ini dikemukakan variabel


(30)

yang akan diteliti yaitu faktor pemasaran, faktor produksi, faktor organisasi dan manajemen serta faktor keuangan.

Menurut Anoraga (2002 : 38), untuk menjamin keberhasilan dalam usaha harus dilaksanakan persiapan secara matang yaitu dengan menyiapkan rencana usaha (Business Plan). Business Plan adalah ringkasan tertulis mengenai usulan pendirian perusahaan oleh wirausahawan yang berisi rincian kegiatan operasi dan rencana keuangan, peluang dan strategi pemasaran, serta keterampilan dan

kemampuan manager. Rencana bisnis berguna sebagai peta jalan bagi

wirausahawan dalam perjalanannya menuju pembangunan bisnis yang sukses. Suatu rencana usaha biasanya disusun berdasarkan fungsi-fungsi operasional usaha, yaitu fungsi pemasaran atau penjualan, produksi, keuangan dan fungsi sumber daya manusia.

Faktor-faktor keberhasilan dalam usaha adalah sebagai berikut :

1. Faktor Pemasaran

Pemasaran adalah usaha untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen melalui penciptaan suatu produk, baik barang maupun jasa yang kemudian dibeli oleh konsumen yang memiliki kebutuhan melalui suatu pertukaran. Wirausahawan harus menguraikan target pasar dan karateristiknya. Menentukan target pasar dan potensinya adalah salah satu bagian dari penyusunan rencana usaha yang paling penting.

2. Faktor Produksi

Produksi adalah suatu kegiatan dalam menciptakan suatu produk barang atau jasa untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.


(31)

Wirausahawan harus mendeskripsikan keseluruhan lini produk , pemilihan lokasi tempat usaha, desain proses produksi dan karateristik proses produksi yang dipakai, cara pengaturan persediaan bahan baku, tenaga kerja yang dibutuhkan, serta peralatan yang digunakan.

3. Faktor Organisasi dan Manajemen

Organisasi dan Manajemen merupakan dua bagian yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Organisasi merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Sedangkan Manajemen merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Faktor paling penting dari keberhasilan adalah kualitas manajemen. Faktor Organisasi dan Manajemen ini mencakup struktur organisasi yang sesuai dengan besarnya usaha, banyaknya tenaga kerja untuk melaksanakan kegiatan operasional, gaji/upah /fasilitas lain yang diberikan serta pembagian tugas dan jadwal kerja.

4. Faktor Keuangan

Seorang wirausahawan harus mampu menyajikan laporan keuangannya secara berkala agar terlihat aktivitas keuangan perusahaannya. Laporan keuangan perusahaan juga memberikan gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan sehingga memudahkan untuk menilai kinerja manajemen perusahaan. Faktor keuangan merupakan salah satu faktor kesuksesan bagi wirausahawan. Faktor keuangan mencakup modal, investasi, rincian pengeluaran atas biaya langsung (biaya produksi) dan biaya tidak langsung (biaya-biaya pemasaran) serta pajak.


(32)

Secara sederhana kerangka konseptual yang diuraikan di atas dapat digambarkan dalam Gambar 2.1 sebagai berikut :

\Sumber : Anoraga (2002) dan Kasmir (2006).

Gambar 2.1.

Kerangka Konseptual Penelitian 2.4Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2005:51). Berdasarkan perumusan masalah diatas, merumuskan hipotesis sebagai berikut : Faktor-faktor yang mendorong wirausahawan pada Rumah Makan Mie Sop Kampung Medan meraih keberhasilan dalam usaha baru adalah adanya faktor pemasaran, produksi, organisasi dan manajemen serta keuangan.

Faktor –faktor :

1. Pemasaran

2. Produksi

3. Organisasi dan

Manajemen

4. Keuangan

Keberhasilan Usaha Baru


(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif (kualitatif) yaitu dimana meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian. Data deskriptif dikumpulkan melalui daftar pertanyaan dalam survei, wawancara, ataupun observasi (Kuncoro, 2003:8).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah Rumah Makan Mie Sop Kampung yang beralamat di Jl. Dr.Mansyur No. 14 Medan. Waktu penelitian akan dilakukan dari bulan Mei 2012 hingga Juni 2012.

3.3 Batasan Operasional

Peneliti untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang mendorong keberhasilan dalam menjalankan usaha baru pada Rumah Makan Sop Kampung Medan yang berada di Jalan Dr.Mansyur Medan. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah faktor pemasaran, faktor produksi, faktor organisasi dan manajemen dan faktor keuangan.


(34)

3.4 Definisi Operasional

Dalam penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu definisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut :

a. Faktor Pemasaran adalah usaha untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan

konsumen melalui penciptaan suatu produk, baik barang maupun jasa yang kemudian dibeli oleh konsumen yang memiliki kebutuhan melalui suatu pertukaran. Faktor Pemasaran mencakup produk yang berkualitas, harga, lokasi, tenaga kerja, promosi dan proses pendeskripsian produk kepada konsumen yang disampaikan dengan jelas oleh Rumah Makan Mie Sop Kampung Jalan Dr. Mansyur Medan.

b. Faktor Produksi adalah suatu kegiatan dalam menciptakan suatu produk

barang atau jasa untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Produksi mencakup desain proses produksi dan karateristik proses produksi yang dipakai, cara pengaturan persedian bahan baku, tenaga kerja yang dibutuhkan serta peralatan yang digunakan Rumah Makan Mie Sop Kampung Jalan Dr. Mansyur Medan.

c. Faktor Organisasi dan Manajemen merupakan dua bagian yang tidak dapat

dipisahkan satu sama lainnya. Organisasi merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Sedangkan Manajemen merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Organisasi dan Manajemen mencakup pengambilan keputusan yang lebih demokratis dan partisipatif, pembagian kerja, gaji/upah, kedisiplinan,


(35)

menomorduakan kepentingan pribadi terhadap kepentingan umum, rekan kerja yang kompak, penghargaan terhadap pekerjaan, tanggung jawab, kondisi kerja, pimpinan yang adil dan bijaksana, wewenang, dan adanya keadilan dalam usaha pada Rumah Makan Mie Sop Kampung Jalan Dr. Mansyur Medan.

d. Faktor Keuangan adalah keseluruhan aktivitas laporan keuangannya secara

berkala yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan sehingga memudahkan untuk menilai kinerja manajemen perusahaan. Keuangan mencakup penilaian atas kelayakan potensi usaha, menganalisis kemampuan proyek untuk mendapatkan laba, menganalisis kemampuan perkembangan pelaksanaan kegiatan usaha, memperhitungkan kebutuhan modal Rumah Makan Mie Sop Kampung Jalan Dr. Mansyur Medan.


(36)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

VARIABEL DEFINISI INDIKATOR

Faktor Pemasaran

Usaha untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen melalui penciptaan suatu produk, baik barang maupun jasa yang kemudian dibeli oleh konsumen yang memiliki kebutuhan melalui suatu pertukaran

1. Produk (Product) yang berkualitas

2. Harga (Price) yang terjangkau dan sesuai dengan kualitas produk 3. Lokasi (Place) yang

strategis

4. Tenaga Kerja (People)

yang terlatih

5. Promosi (Promotion)

melalui berbagai media

6. Proses (Process)

pendeskripsian produk kepada konsumen harus dijelaskan dan disampaikan dengan jelas.

Faktor Produksi

Suatu kegiatan dalam menciptakan suatu produk barang atau jasa untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen

1. Desain proses produksi 2. Karateristik proses

produksi yang dipakai 3. Pengaturan persedian

bahan baku

4. Tenaga kerja yang dibutuhkan

5. Peralatan yang digunakan untuk proses produksi

Faktor Organisasi dan Manajemen

Pengambilan keputusan yang lebih demokratis dan partisipatif, pembagian kerja, gaji/upah, kedisiplinan, menomorduakan kepentingan pribadi terhadap kepentingan umum, rekan kerja yang kompak, penghargaan terhadap pekerjaan, tanggung jawab, kondisi kerja, pimpinan yang adil dan bijaksana, wewenang, dan adanya keadilan dalam usaha

1. Dilakukan

pengambilan keputusan yang lebih demokratis dan partisipatif terhadap masalah yang bersangkutan dengan lingkungan organisasi

2. Terdapat pembagian

kerja

3. Gaji/upah yang baik 4. Adanya kedisiplinan 5. Menomorduakan

kepentingan pribadi terhadap kepentingan umum

6. Rekan kerja yang

kompak

7. Penghargaan terhadap pekerjaan yang dijalankan

8. Tanggung jawab akhir terletak pada atasan

9. Kondisi kerja yang


(37)

menarik

10. Pimpinan yang adil dan bijaksana

11. Garis wewenang

seperti tergambar pada struktur organisasi

12. Terdapat keadilan

(equity) dalam usaha

Faktor Keuangan

Keseluruhan aktivitas laporan keuangannya secara berkala yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan

menggunakan atau

mengalokasikan sehingga

memudahkan untuk menilai kinerja manajemen perusahaan.

1. Melakukan penilaian atas kelayakan potensi usaha

2. Menganalisis

kemampuan proyek untuk mendapatkan laba yang direncanakan atau diharapkan 3. Menganalisis kemampuan perkembangan pelaksanaan kegiatan usaha

4. Memperhitungkan kebutuhan modal

Sumber : Anoraga (2002) dan Kasmir (2006), diolah penulis (2012)

3.5 Populasi dan Sampel

Penelitian ini merupakan studi kasus Pada Rumah Makan Mie Sop Kampung Jalan Dr. Mansyur Medan maka populasi yang sekaligus sebagai sampel yang representatif dalam penelitian ini adalah orang yang berperan penting dalam menjalankan usaha Rumah Makan Mie Sop Kampung adalah Pemilik dari Rumah Makan Mie Sop Kampung Medan yang terletak di Jl.Dr Mansyur No.xx dimana dari mereka dapat diperoleh informasi dan data penting dalam keseluruhan pelaksanaan aktivitas usaha mereka yang telah berhasil.


(38)

3.6 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yakni : 1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilh

pada lokasi penelitian. Data Primer diperoleh dengan wawancara (interview)

terstruktur dengan pemilik usaha Rumah Makan Mie Sop Kampung Jalan Dr. Mansyur Medan secara langsung.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian.

3.7 Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara mendalam (in-depth interview)

Wawancara mendalam (in-depth interview) proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai , dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan pihak yang bersangkutan, yaitu pemilik usaha Rumah Makan Mie Sop Kampung Jalan Dr. Mansyur Medan.

2. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian, dalam hal ini Rumah Makan Mie Sop


(39)

Kampung Jalan Dr. Mansyur Medan untuk melengkapi catatan penelitian yang diperlukan.

3. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku dan internet yang mempunyai relevansi dengan penelitian yang dilakukan.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan untuk analisis data adalah analisis deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang berbagai kondisi lapang yang bersifat tanggapan dan pandangan terhadap pelaksanaan program perkuatan serta kondisi lingkungan sosial ekonomi dan daerah sample. Hasil analisis kualitatif berupa perbandingan kondisi riil di lapang yang diperoleh dari pendapat dari unsur yang terlibat langsung dalam pelaksanaan Usaha Mie Sop Kampung Jl Dr. Mansyur Medan dengan kondisi ideal yang diperoleh dari studi pustaka.


(40)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Rumah Makan Mie Sop Kampung yang berada di jalan Dr.Mansyur ini dibuka pada tahun 2011 tepatnya pada bulan Desember, yang didirikan oleh Bapak Mariono.Bapak Mariono membuka usaha kuliner Mie Sop Kampung, karena ingin mengembalikan cita rasa mie sop kampung yang sudah hampir hilang.

Rumah Makan Mie Sop Kampung telah banyak dikenal oleh masyarakat Medan, dan memiliki kualitas dalam produk yang dihasilkan. Mulai dari cita rasa produk dan penetapan harga yang terjangkau untuk setiap produknya serta makan ini pun halal dan aman untuk dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat dan rumah makan ini dapat terus mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan bisnis makanan yang semakin tajam di kota Medan, bahkan Rumah Makan Mie Sop Kampung semakin menunjukkan kemampuannya untuk terus berkembang dengan pesat.

Hal ini membuktikan bahwa Rumah Makan Mie Sop Kampung yang bergerak di bidang jasa yang berhubungan langsung dengan konsumen mampu memenuhi harapan dan kebutuhan para konsumennya.

Rumah makan Mie Sop Kampung adalah usaha kuliner yang menyediakan makanan dengan menu utama dan andalannya adalah Mie Sop Kampung bakso spesial,namun masih memiliki menu-menu lainnya.Keberhasilan usaha ini karena memiliki cita rasa yang khas dengan bumbu kaldu yang diolah oleh pak Mariono.


(41)

Usaha ini berdiri sejak tahun 2011 tepatnya pada bulan Desember hingga sekarang dan telah mengalami perkembangan penjualannya.

4.2 Analisis dan Pembahasan 4.2.1 Wawancara

Peneliti: “Selamat siang, Pak. Sehubungan dengan penelitian Saya yang

beberapa waktu lalu Saya sudah janjikan kepada Bapak bahwa kita akan mengadakan wawancara, maka saat ini Saya meminta tolong kepada Bapak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru pada Rumah Makan Mie Sop Kampoeng Jalan Dr. Mansyur Medan. Karena usaha yang Bapak dirikan ini merupakan salah satu usaha yang baru yang dapat dikatakan berhasil. Boleh Saya wawancarai Bapak saat ini, Pak?”

Bapak Mariono: “Boleh.”

Faktor pemasaran:

2. Peneliti: “Kita mulai dari pertanyaan pertama ya, Pak. Apakah Produk

(Product) Rumah Makan Mie Sop Kampung Jalan Dr. Mansyur Medan menggunakan bahan-bahan yang berkualitas?”

Bapak Mariono: “Ya. Bahan-bahan yang Saya gunakan untuk mengolah

makanan di Rumah Makan Mie Sop Kampung Jalan Dr. Mansyur Medan bukan bahan-bahan yang sembarangan. Kami pastinya menjaga kualitas makanan Kami.”

3. Peneliti: “Pak, untuk masalah Harga (Price), apakah harga yang

dibandrol untuk setiap makanan di Mie Sop Kampoeng Jalan Dr. Mansyur Medan ini terjangkau?”

Bapak Mariono: “Ya. Harga yang Kami bandrol kan untuk setiap

makanan yang ada di sini pastinya terjangkau lah. Tidak mungkin Kami berani membuat harga yang terlalu di atas pasar, kan saingan banyak.”

4. Peneliti: “Apakah harga yang dibandrol untuk setiap makanan di Mie Sop

Kampoeng Jalan Dr. Mansyur Medan ini sesuai dengan kualitas produk yang dijual di sini, Pak?”

Bapak Mariono: “Ya pastinya harga dan kualitas harus disesuaikan,

karena harga memang harus disesuaikan dengan kualitas. Apalagi ini adalah usaha kulinner.”


(42)

5. Peneliti: “Pertanyaan selanjutnya tentang tenaga kerja ini, Pak.”

Bapak Mariono: “Oiya..silakan.”

Peneliti: “Kalau cerita tentang tenaga kerja yang bekerja di sini, apakah

sudah ahlinya, Pak? Khususnya bagian dapur yang membuat makanan?”

Bapak Mariono: “Kalau usaha kuliner tidak memiliki rasa yang lezat,

tidak akan bisa bertahan. Ya pastinya kalau urusan masak dan rasa, Saya sangat selektif untuk tenaga kerja di bagian tersebut.”

6. Peneliti: “Lalu pak, kalau soal pendeskripsian produk kepada konsumen,

Apakah Bapak sudah melakukannya?”

Bapak Mariono: “Ya. Kami mendeskripsikannya melalui gambar yang

Kami pajang di menu sampai dengan yang ada di sekeliling warung yang Kami pajangkan gambar dan nama makanan tersebut. Yah.. bisa dilihat di tempat kita berjualan, kan?”

Peneliti: “Iya, Pak.” Faktor Produksi:

1. Peneliti: “Kalau soal desain proses produksi di Mie Sop Kampoeng Jalan

Dr. Mansyur Medan ini bagaimana y pak? Apakah ada desain tersendiri yang dimiliki Mie Sop Kampoeng Jalan Dr. Mansyur Medan ini?”

Bapak Mariono: “Desain yangdigunakan untuk makanan pastinya yang

menarik, karen makanan enak tanpa desain menarik juga sulit membuat customer ingin mencobanya. Kalau ditanya punya desain tersendiri, jawabannya, ya. Yang namanya usaha makanan pasti ada desain yang ditonjolkan dalam usahanya kalau mau berkembang.”

2. Peneliti: “O.. begitu ya Pak? Kalau begitu, bagaimana dengan

karakteristik proses produksi yang dipakai di Mie Sop Kampoeng Jalan Dr. Mansyur Medan ini?”

Bapak Mariono: “Karakteristik yang dipakai adalah karakteristik

makanan khas Kampung yang memiliki inovasi, jadi bukan makanan luar negeri pastinya. Ya, yang jelas Kita punya karakteristik tersendiri di Mie Sop Kampoeng Jalan Dr. Mansyur Medan ini.”

3. Peneliti: “Apakah ada pengaturan persediaan bahan baku di Mie Sop


(43)

Bapak Mariono: “Ya. Untuk bahan baku pasti ada pengaturannya. Dan hal itu sudah ada karyawan yang ahli di bidang tersebut.”

4. Peneliti: “Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam memproduksi makanan

apakah sudah pas, Pak?”

Bapak Mariono: “Ya. Saya rasa saat ini sudah pas dan masih cukup untuk

usaha yang masih bisa dibilang baru ini.”

5. Peneliti: “Sejauh ini, apakah peralatan yang digunakan dalam proses

produksi di Mie Sop Kampoeng Jalan Dr. Mansyur Medan ini sudah lengkap, Pak?”

Bapak Mariono: “Ya. Kalau tidak lengkap, bisa kacau la usaha Saya.”

Faktor Organisasi dan Manajemen:

1. Peneliti: “Apakah selalu diadakan rapat atau musyawarah dalam

pengambilan keputusan yang menyangkut Mie Sop Kampoeng Jalan Dr. Mansyur Medan ini?”

Bapak Mariono: “Ya. Karena keputusan yang diambil dari musyawarah

akan mendengarkan saran yang lebih dari satu orang, sehingga dapat menyatukan pendapat dan keputusan.”

2. Peneliti: “Apakah selalu ada job description untu setiap tenaga kerja?”

Bapak Mariono: “Ya. Untuk itu juga sudah ada manajernya yang

mengatur job desc masing-masing pekerja.”

3. Peneliti: “Apakah gaji yang diberikan sudah sesuai dengan pekerjaannya,

Pak?”

Bapak Mariono: “Ya. Saya menggaji karyawan sesuai dengan tingkat

pendidikan, jenis pekerjaan, dan tanggungjawab yang mereka tanggung.”

4. Peneliti: “Apakah dalam usaha yang Bapak jalankan ini ada kedisiplinan?

Jika ada, dalam bentuk apa itu?”

Bapak Mariono: “Ya ada pasti. Contohnya akan ada pemotongan gaji

apabila terjadi keterlambatan pegawai. Kalau itu internal saja.”

5. Peneliti: “Apakah Bapak selalu mendahulukan kepentingan usaha ini


(44)

Bapak Mariono: “Ya. Demi memajukan usaha ini hal tersebut memang harus saya lakukan, kalau tidak usaha ini tidak akan pernah seberhasil ini.”

6. Peneliti: “Apakah rekan kerja yang ada di Rumah Makan Mie Sop

Kampung di Jalan Dr. Mansyur Medan selalu bekerja dengan kompak?”

Bapak Mariono: “Ya. Itu merupakan salah satu kunci dalam mensukseskan

usaha ini. Kerjasama dalam tim sangat diperlukan untuk mengembangkan usaha.”

7. Peneliti: “Apakah Bapak pernah memberikan penghargaan terhadap

prestasi atas pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan Bapak?”

Bapak Mariono: “Ya. Kalau penghargaan atas prestasi memang harus

ada. Karena penghargaan, misalnya bonus untuk hasil kerja yang lebih baik akan meningkatkan hasil pada usaha ini juga.”

8. Peneliti: “Apakah tanggung jawab akhir selalu pada atasan?”

Bapak Mariono: “Ya. Yang namanya tanggung jawab tidak bisa

didelegasikan ke siapa pun.”

9. Peneliti: “Apakah kondisi kerja di Mie Sop Kampung Jalan Dr. Mansyur

Medan sudah cukup aman?” Bapak Mariono: “Ya.

10.Peneliti: “Apakah kondisi kerja di Mie Sop Kampung Jalan Dr. Mansyur

Medan sudah nyaman?”

Bapak Mariono: “Ya. Kenyamanan dalam bekerja merupakan faktor yang

penting. Hal ini dibuktikan turnover karyawan di Mie Sop Kampung Jalan Dr. Mansyur Medan sangat rendah.”

11.Peneliti: “Apakah lingkungan kerja di usaha ini merupakan lingkungan

kerja yang menarik?”

Bapak Mariono: “Ya. Pastinya menarik karena hal ini pernah saya

tanyakan pada karyawan saya. Mereka menjawab sangat menarik karena tema masakan di Mie Sop Kampung Jalan Dr. Mansyur Medan berbeda.”

12.Peneliti: “Apakah Bapak selalu memilih manajer atau supervisor yang

adil dalam urusan bekerja?”


(45)

13.Peneliti: “Apakah Bapak selalu memilih manajer atau supervisor yang bijaksana dalam urusan bekerja?”

Bapak Mariono: “Sudah pasti kriteria untuk menjadi pemimpin adalah

bijaksana. Jadi manajer atau supervisor yang saya pilih untuk usaha saya adalah orang yang bijaksana.”

14.Peneliti: ”Apakah di usaha Bapak garis wewenang seperti tergambar

pada struktur organisasi?”

Bapak Mariono: “Usaha ini merupakan masih usaha kecil. Jadi kalau

cerita garis wewenang masih simpel. Tapi pastinya garis wewenang selalu sama seperti yang tergambar struktur organisasi.”

15.Peneliti: “Apakah di usaha ini ada bentuk keadilan untuk karyawan

anda?”

Bapak Mariono: “Ya, ada. Untuk itulah saya memilih pimpinan untuk

karyawan-karyawan saya yang adil dan bijaksana.” Faktor Keuangan:

1. Peneliti: “Apakah sebelum melaksanakan bisnis ini ada penilaian atas

kelayakan potensi bisnis ini yang Bapak lakukan?”

Bapak Mariono: “Ya. Saya juga melakukan analisis kelayakan bisnis

sebelum menjalankan usaha. Karena hal itu sangat dibutuhkan sebelum menjalankan usaha.”

2. Peneliti: “Apakah Bapak melakukan analisi untuk mendapatkan laba yang

direncanakan?”

Bapak Mariono. “Ya. Itu sudah ada di business plan saya.”

3. Peneliti: “Apakah Bapak menganalisis terlebih dahulu kemampuan

perkembangan usaha?”

Bapak Mariono: “Ya. Itu juga saya sudah perkirakan di business plan

saya.”

4. Peneliti: “Apakah sebelum usaha ini berdiri ada perhitungan kebutuhan

modal?”

Bapak Mariono: “Ya. Kalau tidak diperhitungkan bisa macet di tengah


(46)

4.2.2 Pengujian Hipotesis

H0: Faktor-faktor yang mendorong wirausahawan pada Rumah Makan Mie Sop Kampung Medan meraih keberhasilan dalam usaha baru adalah tidak adanya atau tanpa faktor pemasaran, produksi, organisasi dan manajemen serta keuangan. H1: Faktor-faktor yang mendorong wirausahawan pada Rumah Makan Mie Sop Kampung Medan meraih keberhasilan dalam usaha baru adalah adanya faktor pemasaran, produksi, organisasi dan manajemen serta keuangan.

Dari hasil wawancara, semua jawaban adalah positif atau “Ya”, maka faktor-faktor yang mendorong wirausahawan pada Rumah Makan Mie Sop Kampung Medan meraih keberhasilan dalam usaha baru adalah adanya faktor pemasaran, produksi, organisasi dan manajemen serta keuangan. Dengan kata lain, H0 ditolak dan H1 diterima.

4.3 Pembahasan

Pada faktor pemasasaran, untuk setiap pertanyaan yang ditanyakan kepada Bapak Mariono, semua jawabannya adalah “Ya”. Pada pertanyaan mengenai produk yang berkualitas, Bapak Mariono menjawab bahwa produk yang dijual di Mie Sop Kampung adalah produk yang berkualitas. Pada pertanyaan mengenai harga, harga yang ada di Mie Sop Kampung adalah harga yang terjangkau dan kompetitif. Pada pertanyaan tentang tenaga kerja, jawaban yang diperoleh adalah tenaga kerja yang digunakan di Mi Sop Kampung adalah tenaga kerja yang sudah ahli, khususnya dibidang memasak. Pada pertanyaan proses pendeskrifsian produk pada konsumen, Mie Sop Kampung mendeskrifsikannya melalui gambar yang dipajang di Mie Sop Kampung tersebut. Jawaban ini menunjukkan bahwa faktor


(47)

pemasaran merupakan faktor yang mendorong wirausahawan pada Rumah Makan Mie Sop Kampung Medan meraih keberhasilan dalam usaha baru. Hal ini didukung oleh teori Anoraga (2002:38), Pemasaran adalah usaha untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen melalui penciptaan suatu produk, baik barang maupun jasa yang kemudian dibeli oleh konsumen yang memiliki kebutuhan melalui suatu pertukaran. Wirausahawan harus menguraikan target pasar dan karateristiknya. Menentukan target pasar dan potensinya adalah salah satu bagian dari penyusunan rencana usaha yang paling penting.

Pada faktor produksi, untuk setiap pertanyaan yang ditanyakan kepada Bapak Mariono, semua jawabannya adalah “Ya”. Pada pertanyaan desain produk, jawaban yang didapat adalah Mie Sop Kampung memiliki desain produk tersendiri untuk dapat diunggulkan. Pada pertanyaan karakteristik proses produksi, jawaban yang didapat adalah Mie Sop Kampung memiliki karakteristik proses produksi versi makanan kampung yang inovatif. Pada pertanyaan pengaturan persediaan bahan baku, jawabanya adalah persediaan bahan baku memang sudah ada yang mengaturnya. Pada pertanyaan mengenai tenaga kerja yang dibutuhkan jawabanya adalah tenaga kerja yang dibutuhkan memang sudah pas. Pada pertanyaan kelengkapan peralatan proses produksi, Beliau menjawab bahwa peralatan yang digunakan sudah lengkap. Jawaban ini menunjukkan bahwa faktor produksi merupakan faktor yang mendorong wirausahawan pada Rumah Makan Mie Sop Kampung Medan meraih keberhasilan dalam usaha baru. Hal ini didukung oleh teori Anoraga (2002:38), Produksi adalah suatu kegiatan dalam menciptakan suatu produk barang atau jasa untuk dapat memenuhi kebutuhan dan


(48)

keinginan konsumen. Wirausahawan harus mendeskripsikan keseluruhan lini produk , pemilihan lokasi tempat usaha, desain proses produksi dan karateristik proses produksi yang dipakai, cara pengaturan persediaan bahan baku, tenaga kerja yang dibutuhkan, serta peralatan yang digunakan.

Pada faktor organisasi dan manajemen, untuk setiap pertanyaan yang ditanyakan kepada Bapak Mariono, semua jawabannya adalah “Ya”. Pada pertanyaan pengambilan keputusan, jawaban yang didapat adalah pengambilan

keputusan dilakukan melalui musyawarah. Pada pertanyaan mengenai job

description, diperoleh jawaban bahwa pembagian kerja sudah ada manajer yang mengatur hal tersebut. Pada pertanyaan mengenai gaji, diperoleh jawaban bahwa gaji yang diberikan sesuai dengan tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan tanggung jawab. Pada pertanyaan mengenai kedisiplinan, jawabanya adalah di Mie Sop Kampung memang ada kedisiplinan dengan bentuk pemotongan gaji pada karyawan yang terlambat. Pada pertanyaan mengenai pendahuluan kepentingan usaha dibandingkan kepentingan pribadi jawaban yang diperoleh adalah Mie Sop Kampung selalu mendahulukan kepentingan usaha dibandingkan kepentingan pribadi. Pada pertanyaan mengenai kerjasama, jawabanya adalah tim Mie Sop Kampung selalu bekerja sama karena salah satu kunci sukses adalah kerjasama. Pada pertanyaan mengenai tanggung jawab, jawaban yang diperoleh adalah tanggung jawab selalu berada di atasan. Pada pertanyaan kondisi kerja, jawaban yang diperoleh adalah kondisi kerja di Mie Sop Kampung nyaman karena

hal itu sangat penting untuk meminimalisasi turnover. Pada pertanyaan


(49)

lingkungan kerja yang menarik. Pada pertanyaan pilihan manajer atau suverpisor yang adil, jawabanya adalah ya. Pada pertanyaan pilihan manajer atau suverpisor yang bijaksana jawabanya adalah iya. Pada pertanyaan garis wewenang, jawaban yang diperoleh adalah di Mie Sop Kampung sudah ada garis wewenang tetapi masih simpel, karena usaha ini juga tergolong usaha kecil menengah. Pada pertanyaan usaha tersebut terdapat keadilan atau tidak, jawabanya usaha tersebut terdapat keadilan, karena itulah manajer yang dipilih harus yang adil dan bijaksana. Jawaban ini menunjukkan bahwa faktor organisasi dan manajemen merupakan faktor yang mendorong wirausahawan pada Rumah Makan Mie Sop Kampung Medan meraih keberhasilan dalam usaha baru. Hal ini didukung oleh teori Anoraga (2002:38), Organisasi dan Manajemen merupakan dua bagian yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Organisasi merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Sedangkan Manajemen merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Faktor paling penting dari keberhasilan adalah kualitas manajemen. Faktor Organisasi dan Manajemen ini mencakup struktur organisasi yang sesuai dengan besarnya usaha, banyaknya tenaga kerja untuk melaksanakan kegiatan operasional, gaji/upah /fasilitas lain yang diberikan serta pembagian tugas dan jadwal kerja.

Pada faktor keuangan, untuk setiap pertanyaan yang ditanyakan kepada Bapak Mariono, semua jawabannya adalah “Ya”. Pada pertanyaan studi kelayakan bisnis, jawaban yang diperoleh adalah sebelum melaksanakan bisinis tersebut sudah pasti Mie Sop Kampung melakukan analisis atas kelaykan bisnis tersebut karena hal itu sangat penting untuk memulai usaha. Pada pertanyaan analisis pada


(50)

pendapatan laba, Beliau mengatakan bahwa telah dibuatnya business plan. Pada pertanyaan perkembangan usaha, jawabanya adalah sudah dituangkan di dalam business plan. Pada pertanyaan perhitungan modal di awal Beliau mengaku sudah memperhitungkanya sejak awal. Jawaban ini menunjukkan bahwa faktor keuangan merupakan faktor yang mendorong wirausahawan pada Rumah Makan Mie Sop Kampung Medan meraih keberhasilan dalam usaha baru. Hal ini didukung oleh teori Anoraga (2002:38), Faktor keuangan merupakan salah satu faktor kesuksesan bagi wirausahawan. Faktor keuangan mencakup modal, investasi, rincian pengeluaran atas biaya langsung (biaya produksi) dan biaya tidak langsung (biaya-biaya pemasaran) serta pajak.

Dari setiap hasil wawancara dari faktor-faktor di atas, maka terbukti bahwa teori Anoraga (2002 : 38) adalah benar, dimana teori tersebut adalah untuk menjamin keberhasilan dalam usaha harus dilaksanakan persiapan secara matang

yaitu dengan menyiapkan rencana usaha (Business Plan). Business Plan adalah

ringkasan tertulis mengenai usulan pendirian perusahaan oleh wirausahawan yang berisi rincian kegiatan operasi dan rencana keuangan, peluang dan strategi

pemasaran, serta keterampilan dan kemampuan manager. Rencana bisnis berguna

sebagai peta jalan bagi wirausahawan dalam perjalanannya menuju pembangunan bisnis yang sukses. Suatu rencana usaha biasanya disusun berdasarkan fungsi-fungsi operasional usaha, yaitu fungsi-fungsi pemasaran atau penjualan, produksi, keuangan dan fungsi sumber daya manusia.

Pembahasan di atas menunjukkan bahwa teori yang digunakan dalam


(51)

juga membuktikan bahwa hipotesis yang telah dibuat dalam penelitian ini, yaitu “Faktor-faktor yang mendorong wirausahawan pada Rumah Makan Mie Sop Kampung Medan meraih keberhasilan dalam usaha baru adalah adanya faktor pemasaran, produksi, organisasi dan manajemen serta keuangan” adalah benar karena sesuai dengan hasil penelitian.


(52)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang mendorong wirausahawan pada Rumah Makan Mie Sop

Kampung Medan meraih keberhasilan dalam usaha baru adalah adanya faktor pemasaran, produksi, organisasi dan manajemen serta keuangan.

2. Faktor keuangan disiapkan telebih dahulu sebelum usaha dijalankan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor keuangan merupakan faktor usaha yang didahulukan dalam mendirikan usaha Mie Sop Kampoeng Dr. Mansyur Medan.

3. Business plan harus selalu ada dalam pendirian usaha yang ingin berhasil.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi, maka saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut :

1. Faktor keuangan disiapkan telebih dahulu sebelum usaha dijalankan.

Sehingga harus dipastikan kemapanan faktor keuangan untuk mendirikan usaha.

2. Untuk para calon entrepreneur disarankan untuk membuat business plan

terlebih dahulu sebelum mendirikan usaha karena segala sesuatu yang direncanakan maksimal akan mendapatkan hasil yang maksimal juga.


(53)

3. Bagi penulis lain hendaknya menggunakan penelitian kuantitatif untuk meneliti penelitian dengan judul mirip seperti ini agar mendapatkan angka yang pasti atas pengaruh variabel X (Faktor-faktor yang mendorong wirausahawanmeraih keberhasilan dalam usaha baru) terhadap variabel Y (Keberhasilan usaha baru).

4. Bagi perusahaan, agar tetap melakukan inovasi agar tetap bertahan dan terus


(54)

DAFTAR PUSTAKA BUKU

Anoraga, Pandji dan Sudantoko, H. Djoko. 2002. Koperasi, Kewirausahaan,

dan Usaha Kecil. Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Goeltom, Miranda S. 2004. Prospek Ekonomi 2004 – 2006 dan Tantangan

Kebijakan Makro Ekonomi Pemerintahan Baru. Makalah pada Debat Ekonomi ESEI 2004, Jakarta Convention Centre 15 – 16 september 2004.

Hutagalung, Raja Bongsu dan Syafrizal Helmi. 2008. Pengantar

Kewirausahaan. Penerbit USU Press, Medan.

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Penerbit :

Erlangga, Jakarta.

Madura, Jeff. 2001. Pengantar Bisnis Jilid 1. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Machfoedz, Mas’ud. 2005. Kewirausahaan, Metode, Manajemen dan

Implementasi. Penerbit : BPFE, Yogyakarta.

Nasution, Darma Putra. 2001. Pengembangan Wirausaha Baru. Penerbit :

Yayasan Humoniora & Asian Community Trust (ACT), Medan.

Nawawi, Hadari. 2003. MSDM yang Kompetitif untuk Bisnis. Penerbit : Gajah

Mada University Press, Yogyakarta.

Ranto, Basuki. 2007. Manajemen Usaha Indonesia. Penerbit : Publikasi

Lembaga Manajamen FEUI, Jakarta.

Sugiyono. 2005. Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit : CV Alfabet, Bandung.

Sulaeman, Suhendar. 2004. Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah Dalam

Menghadapi Pasar Regional dan Global, Jakarta.

Zimmerer, Thomas dan Norman M. Scarbrough. 2002. Pengantar

Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil. Penerbit PT. Prenhallindo, Jakarta.

SKRIPSI

Tarigan, 2009. Analisis Faktor – Faktor yang mendorong Keberhasilan Usaha

Pada Usaha Apotik di Jalan Djamin Ginting, P. Bulan Medan. Skripsi.


(55)

Ulina, 2008. Analisis Faktor – Faktor yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus pada Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Acceorries Sun Plaza Medan). Skripsi. Universitas Sumatera Utara Medan.

INTERNET

Serambi.blogspot.com/2012/02/5-faktor-penting-penentu-keberhasilan-usaha.html?mn=1


(1)

pendapatan laba, Beliau mengatakan bahwa telah dibuatnya business plan. Pada pertanyaan perkembangan usaha, jawabanya adalah sudah dituangkan di dalam business plan. Pada pertanyaan perhitungan modal di awal Beliau mengaku sudah memperhitungkanya sejak awal. Jawaban ini menunjukkan bahwa faktor keuangan merupakan faktor yang mendorong wirausahawan pada Rumah Makan Mie Sop Kampung Medan meraih keberhasilan dalam usaha baru. Hal ini didukung oleh teori Anoraga (2002:38), Faktor keuangan merupakan salah satu faktor kesuksesan bagi wirausahawan. Faktor keuangan mencakup modal, investasi, rincian pengeluaran atas biaya langsung (biaya produksi) dan biaya tidak langsung (biaya-biaya pemasaran) serta pajak.

Dari setiap hasil wawancara dari faktor-faktor di atas, maka terbukti bahwa teori Anoraga (2002 : 38) adalah benar, dimana teori tersebut adalah untuk menjamin keberhasilan dalam usaha harus dilaksanakan persiapan secara matang yaitu dengan menyiapkan rencana usaha (Business Plan). Business Plan adalah ringkasan tertulis mengenai usulan pendirian perusahaan oleh wirausahawan yang berisi rincian kegiatan operasi dan rencana keuangan, peluang dan strategi pemasaran, serta keterampilan dan kemampuan manager. Rencana bisnis berguna sebagai peta jalan bagi wirausahawan dalam perjalanannya menuju pembangunan bisnis yang sukses. Suatu rencana usaha biasanya disusun berdasarkan fungsi-fungsi operasional usaha, yaitu fungsi-fungsi pemasaran atau penjualan, produksi, keuangan dan fungsi sumber daya manusia.

Pembahasan di atas menunjukkan bahwa teori yang digunakan dalam penelitian ini mendapatkan jawaban yang sama dengan hasil penelitian. Hal ini


(2)

juga membuktikan bahwa hipotesis yang telah dibuat dalam penelitian ini, yaitu “Faktor-faktor yang mendorong wirausahawan pada Rumah Makan Mie Sop Kampung Medan meraih keberhasilan dalam usaha baru adalah adanya faktor pemasaran, produksi, organisasi dan manajemen serta keuangan” adalah benar karena sesuai dengan hasil penelitian.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang mendorong wirausahawan pada Rumah Makan Mie Sop Kampung Medan meraih keberhasilan dalam usaha baru adalah adanya faktor pemasaran, produksi, organisasi dan manajemen serta keuangan.

2. Faktor keuangan disiapkan telebih dahulu sebelum usaha dijalankan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor keuangan merupakan faktor usaha yang didahulukan dalam mendirikan usaha Mie Sop Kampoeng Dr. Mansyur Medan.

3. Business plan harus selalu ada dalam pendirian usaha yang ingin berhasil.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi, maka saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut :

1. Faktor keuangan disiapkan telebih dahulu sebelum usaha dijalankan. Sehingga harus dipastikan kemapanan faktor keuangan untuk mendirikan usaha.

2. Untuk para calon entrepreneur disarankan untuk membuat business plan terlebih dahulu sebelum mendirikan usaha karena segala sesuatu yang direncanakan maksimal akan mendapatkan hasil yang maksimal juga.


(4)

3. Bagi penulis lain hendaknya menggunakan penelitian kuantitatif untuk meneliti penelitian dengan judul mirip seperti ini agar mendapatkan angka yang pasti atas pengaruh variabel X (Faktor-faktor yang mendorong wirausahawanmeraih keberhasilan dalam usaha baru) terhadap variabel Y (Keberhasilan usaha baru).

4. Bagi perusahaan, agar tetap melakukan inovasi agar tetap bertahan dan terus berkembang karena competitor yang terus bermunculan tidak dapat dihadang.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Anoraga, Pandji dan Sudantoko, H. Djoko. 2002. Koperasi, Kewirausahaan,

dan Usaha Kecil. Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Goeltom, Miranda S. 2004. Prospek Ekonomi 2004 – 2006 dan Tantangan

Kebijakan Makro Ekonomi Pemerintahan Baru. Makalah pada Debat

Ekonomi ESEI 2004, Jakarta Convention Centre 15 – 16 september 2004. Hutagalung, Raja Bongsu dan Syafrizal Helmi. 2008. Pengantar

Kewirausahaan. Penerbit USU Press, Medan.

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Penerbit : Erlangga, Jakarta.

Madura, Jeff. 2001. Pengantar Bisnis Jilid 1. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Machfoedz, Mas’ud. 2005. Kewirausahaan, Metode, Manajemen dan

Implementasi. Penerbit : BPFE, Yogyakarta.

Nasution, Darma Putra. 2001. Pengembangan Wirausaha Baru. Penerbit : Yayasan Humoniora & Asian Community Trust (ACT), Medan.

Nawawi, Hadari. 2003. MSDM yang Kompetitif untuk Bisnis. Penerbit : Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Ranto, Basuki. 2007. Manajemen Usaha Indonesia. Penerbit : Publikasi Lembaga Manajamen FEUI, Jakarta.

Sugiyono. 2005. Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit : CV Alfabet, Bandung. Sulaeman, Suhendar. 2004. Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah Dalam

Menghadapi Pasar Regional dan Global, Jakarta.

Zimmerer, Thomas dan Norman M. Scarbrough. 2002. Pengantar

Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil. Penerbit PT. Prenhallindo,

Jakarta. SKRIPSI

Tarigan, 2009. Analisis Faktor – Faktor yang mendorong Keberhasilan Usaha Pada Usaha Apotik di Jalan Djamin Ginting, P. Bulan Medan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara Medan.


(6)

Ulina, 2008. Analisis Faktor – Faktor yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus pada Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Acceorries Sun Plaza Medan). Skripsi. Universitas Sumatera Utara Medan.

INTERNET

Serambi.blogspot.com/2012/02/5-faktor-penting-penentu-keberhasilan-usaha.html?mn=1