Rumusan Masalah Manfaat Penelitian Kerangka Konsep Definisi Operasional Jenis Penelitian

pada tahun 2004 dan di Karang Asem pada tahun 2006, hingga 2 7.5 di Gianyar Desa Ketewel pada tahun 200 4. Tingkat prevalensi taeniasis saginata meningkat secara dramatis di Gianyar, termasuk pada tahun 2002 25.6 dan 2005 23.8, berbanding survei sebelumnya pada tahun 1977 2.1 dan 1999 1.3. Hal ini mungkin terjadi karena ada peningkatan jumlah keluarga yang mengkonsumsi daging sapi yang dimasak kurang matang dan mempunyai resiko terkontaminasi dengan larva Cysticercus bovis. Faktor resiko terjadinya taeniasis ialah memakan daging yang dimasak kurang matang karena larva Cysticercus bovis bisa masih dalam bentuk infektif. Walau bagaimanapun, apabila 48 pasien taeniasis di Gianyar diberikan pengobatan dengan praziquantel pada tahun 2002 -2005 diperiksa kembali pada tahun 2003-2006, tidak ada kasus infeksi ulang dilaporkan setelah penghentian mengkonsumsi daging sapi kurang matang oleh pasien-pasien tersebut Wandra et al., 2007. Survei terbaru di Bali dan Kabupaten Samosir, Sumatera Utara pada tahun 2002 -2005 mengungkapkan bahwa insiden taeniasis Taenia saginata telah meningkat dan taeniasis Taenia asiatica masih umum di Kabupaten Samosir Suroso, 2006. Jalan Dr. Mansyur dipilih sebagai lokasi penelitian karena terdapat banyak rumah makan yang menjadi pilihan para pelanggan terutama daripada mahasiswa-mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Hasil survei awal, terdapat beberapa buah rumah maka n yang menyediakan steak daging sapi di dalam menunya. Berdasarkan penyataan di atas, maka peneliti ingin mencari Cysticercus bovis dari Taenia saginata pada daging sapi yang dimasak kurang matang steak di rumah makan Jalan Dr. Mansyur Medan.

1.2. Rumusan Masalah

Apakah terdapat Cysticercus bovis pada steak daging sapi di rumah makan Jalan Dr. Mansyur, Medan dan sekitarnya ? Universitas Sumatera Utara 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Cysticercus bovis dari Taenia saginata pada steak daging sapi di rumah makan Jalan Dr. Mansyur dan sekitarnya di Medan, Sumatera Utara pada tahun 2013.

1.3.2 Tujuan Khusus

i. Untuk mengetahui jumlah rumah makan yang menjual steak daging sapi di Jalan Dr. Mansyur dan sekitarnya di Medan, Sumatera Utara pada tahun 2013.

1.4. Manfaat Penelitian

Informasi dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk: a. Masyarakat umum agar menyadari kepentingan makan makanan yang dimasak dengan sempurna untuk meng hindari infeksi oleh T. saginata. b. Dinas kesehatan agar mengambil tindakan pencegahan dengan membuat kembali pemeriksaan pada daging sapi yang dijual untuk menghindari infeksi Taenia saginata di rumah potong. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Infeksi Taenia saginata

2.1.1. Definisi

Taenia saginata merupakan cacing pita termasuk subkelas Cestoda, kelas Cestoidea, dan filum Platyhelminthes. Hospes definitif Taenia saginata ialah manusia, manakala hospes perantaranya ialah hewan dari famili Bovidae seperti sapi dan kerbau.

2.1.2 Morfologi dan Siklus Hidup

Taenia saginata adalah salah satu cacing pita yang berukuran besar dan panjang; terdiri atas kepala yang disebut skoleks, leher dan strobila yang merupakan rangkaian ruas -ruas proglotid, sebanyak 1000 -2000 buah. Panjang cacing 4-12 meter atau lebih. Skoleks berukuran han ya 1-2 milimeter, mempunyai empat batil isap dengan otot -otot yang kuat, tanpa kait -kait. Bentuk leher sempit, ruas-ruas tidak jelas dan di dalamnya tidak terlihat struktur tertentu. Strobila terdiri atas rangkaian proglotid yang imatur, matur, dan mengand ung telur gravid. Proglotid gravid terletak di bagian terminal dan sering terlepas daripada strobila. Proglotid ini dapat bergerak aktif, keluar bersama tinja atau sendiri dari anus secara spontan. Setiap hari, kira -kira 9 buah proglotid dilepas. Bentuk proglotid lebih panjang daripada lebar. Sebuah proglotid gravid berisi kira -kira 100.000 buah telur Sutanto, 2008. Telur dapat bertahan hidup di lingkungan luar dari beberapa hari hingga beberapa bulan. Hewan ternak seperti sapi terinfeksi dengan memaka n rumput yang telah terkontaminasi dengan telur atau proglotid gravid yang keluar bersama tinja. Di dalam usus hewan tersebut, telur yang mengandung onchosphere Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

2.1.3. Sumber dan Cara Penularan

Sumber penularan taeniasis saginata dapat melalui penderita taeniasis sendiri dimana tinjanya mengandung telur atau proglotid cacing pita. Hewan ternak terutamanya sapi yang mengandung larva cacing pita Cysticercus bovis juga dapat menjadi sumber penularan. Seseorang bisa terkena infeksi cacing pita melalui makanan, yaitu memakan daging sapi yang mengandung larva Depkes, 2000.

2.1.4. Manifestasi Klinis dan Diagnosa

Kebanyakan kasus taeniasis asimptomatis. Gejala ringan seperti diare, gangguan pencernaan, dan nyeri abdomen dapat dijumpai pada beberapa kasus. Diagnosa taeniasis dapat dite gakkan dengan dua cara yaitu, menanyakan riwayat penyakit anamnesis dan pemeriksaan tinja. Dalam anamnesis perlu ditanyakan apakah penderita pernah mengeluarkan proglotid segmen dari cacing pita pada saat buang air besar ataupun secara spontan. Tinja y ang diperiksa pula ialah tinja sewaktu berasal dari defekasi spontan dan dalam keadaan segar. Pemeriksaan tinja secara mikroskopis dilakukan dengan metode langsung secara natif dengan menggunakan pengencer NaCl 0,9 atau lugol. Apabila ditemukan telur ca cing Taenia saginata, maka pemeriksaan menunjukkan hasil positif taeniasis. Pada pemeriksaan tinja secara mikroskopis dapat juga ditemukan proglotid jika keluar Depkes, 2000; Heelan Ingersoll, 2002.

2.1.5. Pengobatan dan Pencegahan

Penderita taeniasis diobati secara massal dengan praziquantel, dosis 100 mgkg berat badan, dosis tunggal. Satu hari sebelum pemberian obat cacing, penderita dianjurkan untuk makan makanan yang lunak tanpa minyak dan serat. Kemudian, penderita menjalani puasa pada malam hari setelah makan malam. Obat cacing diberikan kepada penderita dalam keadaan perut kosong keesokan Universitas Sumatera Utara harinya. Dua hingga dua setengah jam kemudian, diberikan pula garam Inggris MgSO 4 , 30 gram untuk dewasa dan 15 gram atau 7,5 gram untuk anak -anak, mengikut kesesuaian umur, yang dilarutkan dalam sirup pemberian sekaligus. Penderita tidak boleh makan sampai buang air besar yang pertama. Pengobatan taeniasis dinyatakan berhasil apabila skoleks Taenia saginata dapat ditemukan utuh bersama proglotidDepkes, 2000. Niclosamide juga dapat diberikan pada penderita taeniasis dewasa dan anak-anak di atas enam tahun dengan dosis sebanyak 2g, administrasi tunggal selepas sarapan dan diteruskan dengan pemberian laxative 2 jam kemudian. Bagi anak-anak usia dua sampai enam tahun, dosis niclosamide yang diberikan ialah sebanyak 1g dan bagi anak -anak di bawah usia 2 tahun sebanyak 500mg WHO, 2013. Pencegahan dari taeniasis dapat dilakukan dengan cara mendinginkan daging dalam suhu -10 derajat celcius selama lima hari dan memasak daging sehingga matang dengan suhu di atas 57 derajat celcius dalam waktu yang cukup lama Sutanto I, 2008; Depkes, 2000. Suhu minimal yang direkomendasikan untuk memasak daging sebaiknya pada suhu 62,8 derajat celcius FSIS, 2013. Selain itu, pemeriksaan daging sapi yang ketat, pendidikan kesehatan, kebersihan, dan instalasi sanitasi yang luas harus dijalankan WHO, 2013. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penilitian ialah suatu uraian dan visualisasi hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti. Pada penelitian ini, variabel-variabel yang akan diamati ialah daging sapi yang dimasak kurang matang steak daging sapi sebagai variabel independen dan Cysticercus bovis sebagai variabel dependen.

3.2. Definisi Operasional

Cysticercus bovis ialah larva dari cacing pita Taenia saginata yang ditemukan pada steak daging sapi. Steak daging sapi ialah daging sapi yang dimasak kurang matang dan diperoleh dari rumah makan di sepanjang Jalan Dr. Mansyur, Medan. Cara ukur: Pengukuran dijalankan dengan menggunakan metode diseksi total. Seluruh otot dari daging sapi diiris tipis untuk menemukan Cysticercus bovis. Hasil ukur: Hasil pengukuran dibuat dengan menemukan larva Cysticercus bovis pada steak daging sapi. Skala ukur: Skala ukur yang digunakan ialah skala nominal. Steak daging sapi Cysticercus bovis Universitas Sumatera Utara BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian survei deskriptif dengan desain cross sectional, di mana penelitian ini mengidentifikasi apakah terdapat Cysticercus bovis pada steak daging sapi di rumah makan Jalan Dr. Mansyur, Medan.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian