Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Sumatera Utara menghasilkan karet, coklat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, dan tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhanbatu, dan Tapanuli Selatan. Perkembangan pesat industri otomotif di berbagai negara menyebabkan ekspor karet untuk Indonesia meningkat. Itu dikarenakan 70 pasar dunia untuk karet alam diserap untuk industri ban yaitu tiga produsen ban raksasa yakni Goodyear, Bridgestone dan Michellin yang berhubungan erat dengan industri otomotif. Pulau Sumatera memberikan pasokan terbesar bagi ekspor karet, khususnya Sumatera Utara. Permintaan dari negara lain yang semakin meningkat akan meningkatkan volume ekspor di Sumatera Utara. Menurut Komalasari 2009:65 “Peningkatan produksi berpengaruh langsung secara positif terhadap permintaan ekspor karet”. Saat produksi mengalami peningkatan maka ketersediaan produk karet meningkat sehingga permintaan di dalam negeri maupun luar negeri meningkat. Produksi mampu meningkatkan permintaan ekspor karet jika produk yang dihasilkan oleh setiap daerah mampu meningkatkan kualitas sesuai dengan mutu yang telah ditetapkan oleh negara tujuan ekpor karet. Dengan demikian produksi karet Sumatera Utara mampu meningkatkan permintaan. Begitupun sebaliknya, jika produksi terjadi penurunan maka permintaan ekspor karet akan mengalami penurunan karena tidak ada barang yang ditawarkan kepada konsumen. Penurunan jumlah produksi karet ini disebabkan beberapa faktor yaitu, 1 Sebagian besar tanaman karet sudah tua sehingga memerlukan peremajaan. 2 bahan tanaman dan bibit yang digunakan berasal dari bahan yang kurang bermutu. 3 aspek harga internasional yang turun karena ekonomi yang msih lemah. 4 penurunan jumlah produksi juga terjadi karena gangguan cuaca. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa produksi karet sejalan dengan ekspor karet, jika produksi karet Sumatera Utara meningkat tentu akan meningkatkan permintaan dan volume ekspor karet juga akan meningkatkan pendapatan devisa bagi Sumatera Utara, akan tetapi pada kenyataannya terlalu banyak melakukan kegiatan ekspor akan berdampak pada ketersediaan produk di pasar domestik sehinga industri karet dalam negeri kekurangan pasokan bahan baku. Selain itu hal yang mendorong para produsen menjual produknya keluar negeri adalah harga di pasar internasional yang tinggi, hal ini didukung dengan pernyataan Lipsey 2003 “Dengan adanya peningkatan harga maka akan merangsang produsen untuk meningkatkan produksinya dan menjualnya dengan tujuan peningkatan keuntungan”. Oleh sebab itu pemerintah memberlakukan Pajak Ekspor untuk membatasi ekspor karet Sumatera Utara untuk menjaga kegiatan industri-industri pengolahan karet dalam negeri. Jumlah permintaan berbanding lurus dengan harga atau nilai, jika permintaan dari negara pengimpor tinggi maka nilai karet akan naik, begitu sebaliknya jika permintaan dari negara pengimpor rendah maka nilai dari ekspor itu akan rendah. Menurut Latief 2009: 43 “Peningkatan ekspor karet juga dipengaruhi membaiknya kondisi dalam negeri negara-negara konsumen komoditi karet. Berikut ini disajikan data ekspor Sumatera Utara dari tahun 2006-2011 Grafik 1.1 Data Ekspor Karet Sumatera Utara Sumber Data: Badan Pusat Statistik wilayah Sumatera Utara Berdasarkan uraian dan pemafaran diatas dan juga dikarenakan ekspor kakao merupakan salah satu penyumbang devisa Sumatera Utara yang cukup besar, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Jumlah Produksi dan Permintaan Terhadap Ekspor Karet Di Sumatera Utara Tahun 2006- 2011”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka masalah dapat diidentifikasikan antara lain: 1. Bagaimana pengaruh jumlah produksi terhadap ekspor karet di Sumatera Utara? 2. Bagaimana pengaruh permintaan terhadap ekspor karet di Sumatera Utara? 3. Bagaimana pengaruh jumlah produksi dan permintaan di Sumatera Utara? 100000 200000 300000 400000 500000 600000 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Jumlah Ekspor ton

1.3 Pembatasan Masalah

Karena begitu banyak faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor karet di Sumatera Utara maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh jumlah produksi dan permintaan pada tahun 2006-2011 terhadap ekspor karet di Sumatera Utara.

1.4 Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:. 1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah produksi terhadap ekspor karet. 2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara permintaan terhadap ekspor karet. 3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah produksi dan permintaan terhadap ekspor karet. 1.5 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang paling dominan antara jumlah produksi dan permintaan terhadap ekspor karet di Sumatera Utara pada tahun 2006-2011.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Perusahaan Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan atau keputusan dalam rangka meningkatkan ekspor karet di sumatera utara 2. Bagi Penulis Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman yang berkaitan dalam menentukan kebijakan atau keputusan dalam rangka meningkatkan ekspor karet di sumatera utara 3. Bagi Pembaca Sebagai bahan referensi dan acuan untuk perluasan penelitian pada bidang kajian yang sama pada masa yang akan datang. 4. Bagi Universitas Negeri Medan Sebagai tambahan literatur kepustakaan di bidang penelitian mengenai pengaruh jumlah produksi dan permintaan terhadap ekspor karet di Sumatera Utara.