commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ekonomi yang semakin pesat membawa implikasi pada persaingan antar perusahaan. Perusahaan dituntut untuk mempertahankan atau
bahkan meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dalam persaingan yang ketat.
Kesuksesan suatu perusahaan dalam mempertahankan eksistensinya tidak luput dari peran manajer keuangan dan pengaruh keputusan keuangan
yang telah dilakukan. Para manajer keuangan memiliki tugas utama yaitu merencanakan pengadaan dan penggunaan guna memaksimumkan nilai
perusahaaan. Secara normatif, tujuan keputusan keuangan yang dilakukan adalah meningkatkan kemakmuran pemilik perusahaan yang ditunjukkan
dengan meningkatnya nilai perusahaan dan harga saham bagi perusahaan yang telah go public Husnan Pudjiastuti, 1998
Saham sebagai salah satu instrumen financial assets dipergunakan oleh perusahaan dalam financial market, khususnya pasar modal yang merupakan
wadah jual beli instrumen keuangan jangka panjang, di samping surat berharga lain yang diterbitkan pemerintah maupun perusahaaan swasta. Di
samping itu, pasar modal merupakan salah satu fasilitas untuk menyalurkan dana dari lenders pihak yang memiliki kelebihan dana kepada borrowers
pihak yang membutuhkan dana. Dengan menginvestasikan dana yang dimiliki di sisi lenders berharap mendapat imbalan dari penyerahan dana
commit to user 2
tersebut dan sebaliknya dari sisi borrowers tersedianya dana dari pihak luar yang memungkinkan mereka melakukan investasi tanpa mengganggu
tersedianya dana dari hasil operasi perusahaan. Dengan proses ini diharapkan akan terjadi peningkatan produksi sehingga akhirnya secara keseluruhan akan
terjadi peningkatan kemakmuran Husnan, 2001. Salah satu sarana untuk melakukan investasi adalah pasar modal, dalam
pasar modal memungkinkan para pemodal investor untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio sesuai dengan resiko yang
bersedia mereka tanggung dan tingkat keuntungan yang diharapkan. Investasi pada sekuritas juga bersifat liquid mudah dirubah. Para pemilik modal harus
diperhatikan oleh perusahaan dengan cara memaksimalkan nilai perusahaan tersebut, nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas pelaksanaan
fungsi – fungsi keuangan. Penilaian prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan itu untuk menghasilkan laba. Laba perusahaan
selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai
perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Tingkat profitabilitas perusahaan dapat diukur dari beberapa aspek,
yaitu berdasarkan ROS Return on Sales, EPS Earning Per Share, ROA Return on Asset, ROE Return on Equity. Untuk mengukur seberapa efektif
perusahaan yang beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan atau mencapai tujuan profit keseluruhan, terutama dalam hubungannya dengan
sumber-sumber yang diinvestasikan digunakan rasio profitabilitas yang terdiri dari ROA, dan ROE. Ratio ROA digunakan untuk mengukur kemampuan
commit to user 3
perusahaan menghasilan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Nilai rasio ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang
dipergunakan untuk beroperasi perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya apabila ROA yang negatif menunjukkan bahwa dari
total akiva yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Rasio ROE mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal
saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Semakin besar ROE mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham.
Tetapi penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat pengukur akuntansi konvensional memiliki kelemahan utama yaitu mengabaikan adanya
biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah berhasil menciptakan nilai atau tidak. Maka agar kelemahan tersebut dapat
teratasi dikembangkan suatu konsep baru yaitu EVA Economic Value Added atau nilai tambah ekonomis yang merupakan pendekatan baru dalam menilai
kinerja perusahaan. Tidak seperti ukuran kinerja konvensional, konsep EVA dapat berdiri sendiri tanpa perlu analisa perbandingan dengan perusahaan
sejenis. EVA adalah ukuran kinerja keuangan yang paling baik untuk
menjelaskan economic profit suatu perusahaan, dibandingkan dengan ukuran yang lain. EVA juga merupakan ukuran kinerja yang berkaitan langsung
dengan kemakmuran pemegang saham sepanjang waktu. Pada dasarnya EVA mengukur nilai tambah dalam suatu periode tertentu. Nilai tambah ini tercipta
commit to user 4
apabila perusahaan memperoleh keuntungan profit di atas biaya modal cost of capital perusahaan. Kondisi EVA yang positif mencerminkan tingkat
pengembalian yang lebih tinggi daripada tingkat biaya modal. EVA yang positif menunjukkan kemampuan manajemen dalam menciptakan peningkatan
nilai kekayaan perusahaan pemilik modal, dan sebaliknya. EVA negatif menyiratkan adanya penurunan nilai kekayaan. Suatu perusahaan publik yang
menghasilkan nilai EVA yang negatif meskipun mampu membukukan laba bersih yang tinggi sekalipun, berarti perusahaan ini belum mampu
menghasilkan tingkat pengembalian modal yang sepadan untuk menutup resiko dan biaya investasi yang ditanamkan pemilik modal.
Menurut Gary C. Biddle 1996 menyatakan bahwa pengukuran return pemegang saham dan nilai perusahaan akan lebih tinggi jika diukur dengan
Economic Value Added EVA. Tes konten informasi relatif mengungkapkan pendapatan untuk lebih terkait dengan pengembalian dan nilai-nilai
perusahaan dari EVA, residual pendapatan, atau arus kas dari operasi. Incremental tes menunjukkan bahwa komponen EVA hanya menambahkan
marginal informasi pendapatan di luar konten. Namun jika dihitung secara bersama, hasil ini tidak mendukung klaim bahwa penghasilan EVA relatif
mendominasi isi informasi, dan menyarankan agar pendapatan yang umumnya melebihi EVA. Penelitian lain Fandi Yuniawan, 2006 menunjukkan bahwa
analisa yang dilakukan secara parsial yang menunjukan bahwa variabel ROI, OCF, dan EVA berpengaruh signifikan terhadap Rate of Return, hasil tersebut
sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Miranda Octora, Yuliana Salim, Thio Anastasia Petrolina 2003 . Hasil analisa yang diperoleh
commit to user 5
secara simultan menunjukan bahwa semua variabel yaitu ROI, ROE, OCF, dan EVA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Rate of Return
ROR. Sehingga keempat indikator ini secara simultan bersama-sama bagi investor merupakan indikator yang penting untuk dipertimbangkan untuk
mengukur kinerja perusahaan dalam rangka mengambil keputusan investasi. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Mariana Sri Rahayu
2007 EVA Economic Value Added tidak mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap return of saham perusahaan yang termasuk dalam LQ 45
dan MVA Market Value Added tidak mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap return of saham perusahaan yang termasuk dalam LQ 45.
Dengan adanya fakta – fakta di atas memberikan inspirasi perlu diadakannya sebuah penelitian tentang bagaimana pengaruh EVA dan
profitabilitas perusahaan terhadap return saham dan penelitian ini diberi judul
“ANALISIS PENGARUH EVA, ROA DAN ROE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK
JAKARTA TAHUN 2006-2008”.
commit to user 6
B. Rumusan Masalah