ANALISIS PENGARUH EVA, ROA, DAN EPS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG LISTED DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2005-2008.
SKRIPSI
Diajukan Oleh:
NUNIK SETYARINI
0613315055 / FE / EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
JAWA TIMUR
(2)
YANG LISTED DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE TAHUN 2005-2008
Yang diajukan
NUNIK SETYARINI
0613315055 / FE / EA
Telah disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Endah Susilowati, MSi
Tanggal
:
………
NIP. 030 217 153
Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi
NIP. 030 194 437
(3)
i
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH EVA, ROA, DAN EPS
TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG
LISTED DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2005-2008.”
Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang diperlukan untuk
mendapatkan derajad strata 1 sarjana ekonomi pada jurusan akuntansi, fakultas
ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Terselesainya skripsi ini tidak lepas dari dorongan, motivasi, dan bantuan,
serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati penulis mengucapkan terima kasih yang dalam dan penghargaan yang tinggi
kepada:
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. H.R. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
2.
Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
3.
Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, Msi selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
(4)
ii
Timur.
5.
Ibu Dra. Ec. Endah Susilowati, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing skripsi ini.
6.
Para Dosen yang telah memberikan banyak bekal ilmu pengetuhuan dan suri
tauladan kepada penulis selama menjadi mahasiswi di Universitas
Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
7.
Staf perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa
Timur yang telah memberikan bantuan terhadap fasilitas peminjaman buku
untuk dijadikan referensi dalam penulisan skripsi ini.
8.
Kedua orang tuaku tercinta (Bpk. Sunarto dan ibu Mundjiah) yang telah
membesarkan saya dengan cucuran keringat memberi saya perhatian, kasih
sayang, dan biaya sampai saya lulus.
9.
Ketiga kakak perempuanku dan ipar-iparku (mbak Tanti & mas Hendro,
mbak Lina & mas Dadang, dan mbak Nefi & mas Ari), “Thank’s for
everything”. Juga buat keempat keponakanku yang jagoan (Irvan, Khrisna,
Dandy, dan Ata), “Jangan nakal lagi, jaga mama kalian baik-baik. Belajar
yang rajin ya..”
10.
Specially for someone “Rizal”, “Thank’s for being my inspiration.
11.
Temen-teman SMA-ku (Mita, Nduty, Dedy dan Fa’i), “makasih udah
ngajarin pencarian bahan skripsi dan supportnya yang tiada henti.”
(5)
iii
presentasi di kelas sering beda pendapat dan jutek-jutekkan. Tapi kita tetep
saling support.
13.
Semua pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan dan doa kepada
penulis selama penulisan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu.
Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya pada
pihak-pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis juga berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Surabaya, Juli 2010
(6)
iv
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
ABSTRAKSI ... xiii
BAB I
PENDAHULUAN ... 1
1.1.
Latar Belakang ... 1
1.2.
Rumusan Masalah ... 10
1.3.
Tujuan Penelitian ... 10
1.4.
Manfaat Penelitian ... 10
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN MODEL ... 12
2.1.
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ... 12
2.2.
Kajian Teori ... 15
2.2.1.
Akuntansi Keuangan ………...15
2.2.1.1.
Pengertian Akuntansi Keuangan ... 15
2.2.1.2.
Tujuan Akuntansi Keuangan... 16
2.2.1.3.
Manfaat Akuntansi Keuangan ………...16
2.2.2.
Laporan Keuangan ... 17
2.2.2.1.
Pengertian Laporan Keuangan ... 17
2.2.2.2.
Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan... 17
(7)
v
2.2.2.5.
Jenis-Jenis Laporan Keuangan ...22
2.2.3.
Analisis Laporan Keuangan ... 28
2.2.3.1.
Pengertian Analisis Laporan Keuangan ... 28
2.2.3.2.
Sifat dan Kegunaan Analisis Laporan
Keuangan ... 29
2.2.3.3.
Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Laporan
Keuangan... 30
2.2.3.4.
Teknik-Teknik Analisis Laporan Keuangan .... 31
2.2.4.
Rasio Keuangan... 32
2.2.4.1.
Pengertian Rasio Keuangan ... 32
2.2.4.2.
Jenis-Jenis Rasio Keuangan ... 32
2.2.4.3.
Keterbatasan Rasio Keuangan ... 37
2.2.5.
Pasar Modal... 38
2.2.5.1.
Pengertian Pasar Modal ... 38
2.2.5.2.
Peranan Pasar Modal ... 39
2.2.5.3.
Pelaku Pasar Modal ... 39
2.2.6.
Saham ... 41
2.2.6.1.
Pengertian Saham ... 41
2.2.6.2.
Jenis-Jenis Saham ... 42
2.2.7.
Economic Value Added (EVA) ... 43
(8)
v i
2.2.8.
Return On Asset (ROA) ... 50
2.2.8.1.
Pengertian ROA ... 50
2.2.8.2.
Keunggulan dan Kelemahan ROA ... 50
2.2.9.
Earning Per Share (EPS) ... 51
2.2.9.1.
Pengertian EPS ... 51
2.2.9.2.
Kegunaan EPS ... 52
2.2.10.
Return Saham ... 53
2.2.10.1.
Pengertian Return Saham ... 53
2.2.10.2.
Komponen Return Saham ... 53
2.2.10.3.
Jenis-Jenis Return Saham ... 54
2.2.11.
Teori Yang Membahas Pengaruh EVA, ROA, dan EPS
Terhadap Return Saham ... 56
2.3.
Kerangka Pikir ... 59
2.4.
Hipotesis Penelitian ... 60
BAB III METODE PENELITIAN ... 61
3.1.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 61
3.2.
Teknik Penentuan Sampel ... 65
3.2.1.
Populasi ... 65
3.2.2.
Sampel ... 66
3.3.
Teknik Pengambilan Data ... 67
(9)
v ii
3.4.
Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 68
3.4.1.
Uji Kualitas Data ... 68
3.4.1.1. Uji Normalitas ... 68
3.4.2.
Uji Asumsi Klasik ... 69
3.4.3.
Teknik Analisis ... 71
3.4.4.
Uji Hipotesis ... 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 74
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian... 74
4.1.1. Sejarah Singkat Pasar Modal ... 74
4.1.2. Sejarah Singkat PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 75
4.1.3. Gambaran Umum mengenai Perusahaan Otomotif ... 76
4.1.3.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Astra Internasional
Tbk ... 76
4.1.3.2. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Astra Otoparts
Tbk ... 78
4.1.3.3. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Hexindo Adiperkasa
Tbk ... 79
4.1.3.4. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Intraco Penta
Tbk ... 80
4.1.3.5. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Tunas Ridean
Tbk ... 81
(10)
v iii
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 84
4.2.1. Economic Value Added (X
1) Perusahaan Otomotif yang
Go Publik di BEI ... 84
4.2.2. Return On Asset (X
2) Perusahaan Otomotif yang Go
Publik di BEI ... 85
4.2.3. Earning Per Share (X
3) Perusahaan Otomotif yang Go
Publik di BEI ... 87
4.2.4. Return Saham (Y) Perusahaan Otomotif yang Go Publik di
BEI ... 88
4.3. Analisis Dan Uji Hipotesis ... 90
4.3.1. Uji Normalitas... 90
4.3.2. Hasil Pengujian Regresi Asumsi Klasik (BLUE) ... 91
4.3.2.1.
Hasil
Pengujian
Autokorelasi... 91
4.3.2.2.
Hasil
Pengujian
Multikolonearitas
... 92
4.3.2.3.
Hasil
Pengujian
Heteroskedastisitas
... 92
4.3.3. Analisis Regresi Linear Berganda ... 93
4.3.3.1. Analisis Regresi Berganda ... 93
4.3.3.2.
Uji
Hipotesis
... 95
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 99
4.4.1. Implikasi Hasil Penelitian ... 99
(11)
ix
5.1. Kesimpulan ... 104
5.2. Saran ... 105
DAFTAR PUSTAKA
(12)
x
Tabel 1.1.
Rekapitulasi Data Tahun 2005-2008 Untuk Return Saham Pada
Perusahaan Otomotif ………...8
Tabel 2.1.
Neraca Bentuk Laporan... 23
Tabel 2.2.
Laporan Laba Rugi all inclusive, single step... 24
Tabel 2.3.
Laporan Laba Rugi all inclusive, multiple step ... 25
Tabel 2.4.
Laporan Perubahan Ekuitas... 26
Tabel 2.5.
Laporan Arus Kas ... 28
Tabel 3.1.
Deteksi Adanya Autokorelasi Dengan Kriteria Durbin Watson .. 70
Tabel 4.1.
Rekapitulasi Data Economic Value Added Perusahaan Otomotif
tahun 2005 – 2008 ... 84
Tabel 4.2.
Rekapitulasi Data Return On Asset Perusahaan Otomotif tahun
2005 – 2008 ... 86
Tabel 4.3.
Rekapitulasi Data Earning Per Share Perusahaan Otomotif tahun
2005 – 2008 ... 87
Tabel 4.4.
Rekapitulasi Data Return Saham Perusahaan Otomotif tahun
2005–2008 ... 88
Tabel 4.5.
Hasil Uji Normalitas Metode Kolmogorov Smirnov... 90
Tabel 4.6.
Hasil Uji Autokorelasi ... 91
Tabel 4.7.
Nilai VIF (Variance Inflation Factor) ... 92
Tabel 4.8.
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ... 93
(13)
xi
(R²
... 96
Tabel 4.12.
Hasil Pengujian t ... 97
(14)
xii
(15)
xiii
Lampiran 1
Perhitungan Economic Value Added (EVA)
Lampiran 2
Perhitungan Return On Asset (ROA)
Lampiran 3
Perhitungan Earning Per Share (EPS)
Lampiran 4
Rekapitulasi EVA, ROA, EPS dan Return Saham
Lampiran
5 Hasil Uji Normalitas, Uji Durbin-Watson, dan Uji F, serta
Pengujian Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R²)
Lampiran
6 Hasil Uji Multikolonearitas, Uji Heteroskedastisitas, dan Uji
Regresi Linear Berganda
Lampiran 7
Tabel Durbin-Watson
Lampiran
8 Alamat Download Laporan Keuangan Perusahaan Otomotif
(
www.jsx.co.id
)
(16)
xiv
PERIODE TAHUN 2005-2008
Oleh :
Nunik Setyarini
Abstrak
Banyak sekali informasi yang dapat diperoleh dari pasar modal oleh para
pemodal (investor), baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi
pribadi yang dicerminkan melalui laporan keuangan perusahaan. Laporan
keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang digunakan untuk
alat berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau
aktivitas perusahaan. Analisis rasio keuangan digunakan oleh investor sebagai alat
pengukur konvensional. Angka rasio bisa digunakan untuk mengukur kinerja
perusahaan. Berdasarkan signaling theory, semakin tingginya nilai EVA, ROA,
dan EPS akan memberikan sinyal kepada investor bahwa kinerja perusahaan
semakin efektif, sehingga meningkatkan daya tarik perusahaan dan diminati oleh
investor, dan return saham akan semakin naik. Namun sebaliknya, semakin
rendahnya nilai EVA, ROA, dan EPS suatu perusahaan akan memberikan sinyal
kepada investor bahwa kinerja perusahaan buruk, sehingga mengurangi daya tarik
perusahaan dan minat investor, akibatnya return saham akan turun.
Variabel penelitian adalah EVA (X
1), ROA (X
2), dan EPS (X
3), dan
Return Saham (Y). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut : bahwa EVA, ROA, dan EPS berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan Otomotif yang listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2008.
Sampel penelitian ini adalah perusahaan Otomotif yang listed di BEI sebanyak 6
perusahaan dengan periode pengamatan tahun 2005-2008. Teknik yang digunakan
untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis
Regresi Linear Berganda.
Hasil uji F menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan untuk
mengetahui pengaruh variabel EVA (X
1), ROA (X
2), dan EPS (X
3) terhadap
Return saham (Y) adalah tidak signifikan, sehingga hipotesis yang diajukan tidak
terbukti kebenarannya. Berdasarkan hasil uji t didapatkan bahwa variabel EVA
(X
1), ROA (X
2), dan EPS (X
3) juga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
Return saham pada perusahaan Otomotif yang listed di BEI.
Asumsi peneliti jika
hasil uji F tidak signifikan, maka hasil uji t pasti tidak signifikan.
Kata Kunci : Economic Value Added (EVA), Return On Asset (ROA), Earning
Per Share (EPS), dan Return Saham
(17)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Banyak sekali informasi yang dapat diperoleh dari pasar modal oleh para pemodal (investor), baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi pribadi. Pasar modal berperan sebagai sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi (Jogiyanto, 2003: 11).
Investasi pada sekuritas juga bersifat liquid (mudah dirubah). Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk selalu memperhatikan kepentingan perusahaan dengan memaksimalkan laba perusahaan dan kepentingan para pemilik modal dengan jalan memaksimalkan nilai perusahaan, karena nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas pelaksanaan fungsi-fungsi keuangannya. Namun tujuan perusahaan untuk memaksimalkan laba tanpa memperhatikan nilai tambah yang diciptakan dalam kegiatan operasional sehari-hari menjadi sulit diwujudkan pada era globalisasi ini, karena adanya persaingan antar perusahaan yang ketat. Sudah saatnya tujuan perusahaan berubah dari memaksimalkan laba menjadi memaksimalkan nilai (value) (Utomo, 1999: 41).
Kondisi perusahaan yang dinilai baik oleh investor akan memberikan sinyal yang positif bagi para investor pasar modal yang mengakibatkan kenaikan harga saham karena meningkatnya permintaan
(18)
akan saham tersebut di pasar modal. Menurut Lorie, Dodd, and Kimpton (1985) dalam Sutrisno et. al. (2000: 2), harga saham adalah harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan. Untuk itu investor memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan harga saham tersebut dalam mengambil keputusan untuk menjual ataupun membeli (Sutrisno et. al., 2000: 2).
Menurut Ulupui (2006: 3), investor perlu memiliki tolok ukur agar mengetahui apakah jika ia melakukan investasi pada suatu perusahaan ia akan mendapatkan gain (keuntungan) apabila sahamnya dijual. Investor dapat menggunakan tingkat imbal hasil sebagai tolok ukur untuk melihat ekspektasi hasil suatu saham. Namun harus diperhatikan bahwa investasi di pasar modal juga mengandung resiko. Semakin besar hasil yang diharapkan, semakin besar pula resiko yang dihadapi. Investor cenderung lebih memilih untuk berinvestasi pada investasi yang akan memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar dengan tingkat resiko yang sama, atau dengan tingkat keuntungan yang sama tetapi tingkat resiko yang ditanggung lebih kecil.
Kondisi terbukanya informasi bagi emiten yang demikian transparan dapat menciptakan lingkungan bisnis yang mengarah ke informasi objektif dan mendukung profesionalisme pengelolaan. Di sisi lain dalam kondisi yang hampir bersamaan membuka peluang pada berbagai pihak yang berkepentingan dalam memperoleh informasi kinerja
(19)
perusahaan yang dicerminkan melalui laporan keuangan perusahaan (Harmono, 2004: 667).
Menurut Munawir (2001: 2), laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang digunakan untuk alat berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan. Oleh sebab itu, laporan keuangan perusahaan merupakan sumber informasi yang bersifat fundamental untuk dapat menilai kinerja perusahaan yang baik.
Meskipun analisis rasio keuangan digunakan oleh investor sebagai alat pengukur konvensional, analisis rasio tersebut mempunyai kelemahan utama, yaitu mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah berhasil menciptakan suatu nilai atau tidak. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, dikembangkan suatu konsep baru yaitu Economic Value Added (EVA) merupakan tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai atau value added dari modal yang telah ditanamkan pemegang saham dalam operasi perusahaan. Oleh karenanya EVA merupakan selisih laba operasi setelah pajak (Net
Operating Profit After Tax atau NOPAT) dengan biaya modal (Cost of Capital) (Iramani, 2005: 3).
Angka rasio bisa digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Untuk dapat mengukur kinerja perusahaan diperlukan alat pembanding dan rasio dalam industri sebagai keseluruhan yang sejenis, dimana perusahaan menjadi anggotanya yang dapat digunakan sebagai alat
(20)
pembanding dari angka rasio perusahaan, salah satu rasio yang biasa digunakan adalah ROA (Return On Asset). Fokus ROA adalah profitabilitas dan independen terhadap biaya modalnya. Menurut Prastowo (2005: 91), ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Namun, sebagian perusahaan yang go public belum menghasilkan laba berdasarkan aktiva yang dimiliki (ROA) yang sepadan untuk menutup resiko dan biaya investasi yang ditanamkan pemilik modal.
Laba biasanya menjadi dasar penentuan pembayaran dividen dan kenaikan nilai saham dimasa datang. Oleh karena itu, para pemegang saham biasanya tertarik dengan angka EPS yang dilaporkan perusahaan (Prastowo, 2005: 93).
Pemegang saham, calon pemegang saham, dan pihak manajemen biasanya memperhatikan pendapatan per saham (EPS). Perhitungan EPS menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba untuk tiap lembar sahamnya atau merupakan suatu gambaran mengenai sejumlah rupiah yang akan didapat oleh investor dari setiap jumlah saham yang dimilikinya. Semakin besar nilai EPS, semakin besar keuntungan/
return yang diterima pemegang saham (Alwi, 2003: 77).
EPS merupakan perbandingan antara jumlah pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham yang beredar. Menurut Darmaji (2001: 139), semakin tinggi nilai EPS akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham.
(21)
Dengan meningkatnya laba maka harga saham cenderung naik, begitu juga sebaliknya, hal itu juga akan diikuti perubahan return sahamnya.
Menurut Khajar (2005: 1), sebagaimana diketahui bahwa return adalah imbalan yang diperoleh investor yang menginvestasikan dananya dengan cara membeli saham. Untuk memperoleh return yang diharapkan atas investasinya maka setiap investor harus mempertimbangkan beberapa aspek penting perusahaan (emiten) dimana investor menanamkan modalnya, membeli surat berharga tersebut baik keuangan maupun non-keuangan yang dapat mempengaruhi besar kecilnya tingkat perolehan
return.
Pengertian return menurut Tandelilin (2001: 47), adalah salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukannya. Menurut Ulupui (2006: 4) salah satu faktor tersebut adalah rasio keuangan, yang terdapat dalam laba (profitabilitas), terutama ROA, EPS, leverage, juga rasio likuiditas dan aktivitas.
Berdasarkan signaling theory, semakin tingginya nilai EVA, ROA, dan EPS akan memberikan sinyal kepada investor bahwa kinerja perusahaan semakin efektif, sehingga meningkatkan daya tarik perusahaan dan diminati oleh investor, dan return saham akan semakin naik. Namun sebaliknya, semakin rendahnya nilai EVA, ROA, dan EPS suatu perusahaan akan memberikan sinyal kepada investor bahwa kinerja
(22)
perusahaan buruk, sehingga mengurangi daya tarik perusahaan dan minat investor, akibatnya return saham akan turun.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sasongko dan Wulandari (2006) tentang pengaruh EVA dan rasio-rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA, ROE, ROS, EPS, dan BEP terhadap harga saham perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta untuk periode 2001-2002. Hasil analisisnya menunjukkan bahwa EPS berpengaruh terhadap harga saham. Tetapi ROA, ROE, ROS, BEP dan EVA tidak berpengaruh terhadap harga saham. Artinya ROA, ROE, ROS, BEP dan EVA tidak dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan.
Berbeda dengan penelitian Nirawati (2003) tentang pengaruh DER, CR, EPS, dan ROA terhadap harga saham pada perusahaan Properti yang go publik di BEJ untuk periode 1997-2001. Hasil analisisnya menunjukkan bahwa secara simultan DER, CR, EPS, dan ROA berpengaruh nyata terhadap harga saham. Dan menunjukkan bahwa secara parsial DER dan CR berpengaruh nyata terhadap harga saham. Sedangkan EPS dan ROA tidak mempunyai pengaruh secara nyata terhadap harga saham. Namun ROA mempunyai koefisien regresi arah positif.
Berdasarkan penelitian Utomo (1999) tentang EVA sebagai ukuran keberhasilan kinerja manajemen perusahaan yang meliputi tujuan internal, keputusan penerimaan suatu project, mengevaluasi kinerja rutin, dan pengaruhnya terhadap sistem penggajian/ pemberian insentif. Hasil
(23)
analisisnya menunjukkan bahwa EVA dalam hal penetapan tujuan membantu manajemen untuk berpedoman pada value building. Dan dapat menjadi dasar dalam keputusan penerimaan suatu project. Serta dalam hal mengevaluasi kinerja rutin, EVA menjadi kriteria penting untuk menilai kinerja manajemen. Penetapan kriteria penilaian yang benar akan berpengaruh pada motivasi dan cara kerja manajemen, yang kesemuanya mempengaruhi sistem penggajian/ insentif dalam suatu perusahaan. Kinerja manajemen yang baik pada perusahaan dapat menarik minat investor, yang akan mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut.
Melihat situasi perekonomian saat ini, terdapat fenomena yang mengguncang industri Otomotif dunia bahkan kini sudah menjalar ke Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) di Indonesia. Celakanya, mereka kini sedang berancang-ancang untuk menaikkan harga. Padahal saat dunia sedang dilanda krisis, otomatis daya beli masyarakat akan turun dan
penjualan Otomotifpun akan anjlok. 13 Oktober 2008 Mukiat Sutikno,
Managing Director GM AutoWorld Indonesia menyatakan naiknya BI rate ke angka 9,5% akan menciptakan sentimen negatif di pasar khususnya di sektor Otomotif. Daya beli pasti akan menurun, apalagi untuk Indonesia. Pendapat yang dilontarkan Sudirman MR., karena pembelian kendaraan didominasi dengan cara kredit ditambah dengan tingginya suku bunga SBI, maka sudah hampir dipastikan penjualan Otomotif akan turun. Sudirman berharap agar suku bunga SBI tidak melebihi 9,5% sebab kalau sampai 10% akan banyak industri yang kolaps (google.com).
(24)
Survei pendahuluan di bawah ini digunakan untuk menggambarkan
return saham terhadap perusahaan Otomotif yang listed di Bursa Efek
Indonesia. Berikut ini adalah data yang diperoleh dari perusahaan Otomotif mengenai return saham pada tahun 2005-2008 :
Tabel 1.1. : Rekapitulasi Data Tahun 2005-2008 Untuk Return Saham Pada Seluruh Perusahaan Otomotif
Tahun
No. Nama Perusahaan
2005 2006 2007 2008
1. PT. Astra Internasional Tbk. 0.1246 0.5141 0.6395 -
2. PT. Astra Otoparts Tbk. 0.4649 - 0.2261 0.2665
3. PT. Gajah Tunggal Tbk. 0.2089 0.0405 -0.1377 -0.6296
4. PT. Goodyear Indonesia Tbk. 0.5141 -0.0374 0.7920 -0.5861
5. PT. Hexindo Adiperkasa Tbk. -0.1217 0.0479 -0.1357 1.1491
6. PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk.
-0.3753 -0.3190 0.6199 0.0259
7. PT. Indospring Tbk. -0.3365 0.0554 1.8971 0.0935
8. PT. Intraco Penta Tbk. 0.1733 -0.1396 0.2447 -0.3556
9. PT. Multi Prima Sejahtera Tbk.
0.1544 0.2540 2.0763 0.0144
10. PT. Nipress Tbk. 0.2661 0.2961 0.6051 0.1009
11. PT. Polychem Indonesia Tbk. 0.0754 0.0683 -0.0800 -0.0814
12. PT. Prima Alloy Steel Tbk. -0.0481 -0.2422 0.7199 0.2174
13. PT. Sugi Samapersada Tbk. 0.5633 -0.3732 0.2650 0.4500
14. PT. Tunas Ridean Tbk. 0.1381 0.0613 0.6815 -0.2382
15. PT. United Tractors Tbk. 0.5859 0.6219 0.5955 -0.3631
Sumber : Bursa Efek Indonesia (data diolah)
Berdasarkan tabel 1.1. di atas dapat dilihat bahwa return saham perusahaan Otomotif yang listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2008
(25)
mengalami penurunan, sebagian lagi mengalami peningkatan, maka penulis memilih perusahaan Otomotif sebagai obyek penelitian, karena perusahaan Otomotif merupakan perusahaan yang sensitif terhadap perubahan harga saham yang berpengaruh terhadap return saham. Perekonomian yang memburuk menyebabkan lesunya minat konsumen. Oleh karena itu, penulis ingin menguji kembali pengaruh variabel EVA, ROA, dan EPS terhadap return saham dengan obyek dan kurun waktu yang berbeda.
Telah dilakukan survei pendahuluan terhadap perusahaan Otomotif yang listed di Bursa Efek Indonesia. Berikut ini adalah data yang diperoleh dari perusahaan Otomotif mengenai return saham berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ada pada tahun 2005-2008 :
Tabel 1.2. : Rekapitulasi Data Tahun 2005-2008 Untuk Return Saham Pada Perusahaan Otomotif
Tahun
No. Nama Perusahaan
2005 2006 2007 2008
1. PT. Astra Internasional Tbk. 0.1246 0.5141 0.6395 -
2. PT. Astra Otoparts Tbk. 0.4649 - 0.2261 0.2665
3. PT. Hexindo Adiperkasa Tbk. -0.1217 0.0479 -0.1357 1.1491
4. PT. Intraco Penta Tbk. 0.1733 -0.1396 0.2447 -0.3556
5. PT. Tunas Ridean Tbk. 0.1381 0.0613 0.6815 -0.2382
6. PT. United Tractors Tbk. 0.5859 0.6219 0.5955 -0.3631
Sumber : Bursa Efek Indonesia (data diolah)
Berdasarkan tabel 1.2. di atas menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki return saham tertinggi pada tahun 2005 adalah PT. United Tractors Tbk. yaitu sebesar 58,59%, sedangkan perusahaan yang memiliki
(26)
return saham terendah tahun 2005 adalah PT. Hexindo Adiperkasa Tbk.
yaitu sebesar -12,17%. Dan perusahaan yang memiliki return saham tertinggi pada tahun 2006 adalah PT. United Tractors Tbk. yaitu sebesar 62,19%, sedangkan perusahaan yang memiliki return saham terendah tahun 2006 adalah PT. Intraco Penta Tbk. yaitu sebesar -13,96%.
PT. Tunas Ridean Tbk. pada tahun 2007 merupakan perusahaan yang memiliki return saham tertinggi yaitu sebesar 68,15%, sedangkan perusahaan yang memiliki return saham terendah adalah PT. Hexindo Adiperkasa Tbk. yaitu sebesar -13,57%. Dan perusahaan yang memiliki
return saham tertinggi pada tahun 2008 adalah PT. Hexindo Adiperkasa
Tbk. yaitu sebesar 114,91%, sedangkan perusahaan yang memiliki return saham terendah tahun 2008 adalah PT. United Tractors Tbk. yaitu sebesar
-36,31%. Return saham untuk semua perusahaan mengalami fluktuatif di
dalam perkembangannya yang mencerminkan tingkat kesehatan (kinerja) yang baik bagi perusahaan, sehingga investor lebih percaya menanamkan modalnya untuk mendapatkan keuntungan yang baik pula.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dan menyadari perlunya analisis kinerja keuangan suatu perusahaan maka penelitian ini mengambil judul yaitu: “ANALISIS PENGARUH EVA, ROA, DAN EPS
TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
OTOMOTIF YANG LISTED DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2005-2008”.
(27)
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat disusun suatu rumusan masalah yaitu Apakah Economic Value Added (EVA), Return On Asset (ROA), dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan Otomotif yang listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2008 ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menguji dan membuktikan secara empiris Apakah Economic Value Added (EVA),
Return On Asset (ROA), dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh
terhadap return saham pada perusahaan Otomotif yang listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2008.
1.4. Manfaat Penelitian
Adanya latar belakang yang telah diuraikan, perumusan masalah, dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan konstribusi yang berguna bagi berbagai pihak diantaranya, yaitu:
1. Kegunaan secara teoritik a. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan digunakan untuk membuktikan kesesuaian antara teori yang ada dengan kenyataan di lapangan.
(28)
b. Bagi Civitas Akademika
Dapat memberikan tambahan literatur yang membantu di dalam perkembangan ilmu akuntansi dan pasar modal.
2. Kegunaan secara praktis
a. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan perusahaan terutama mengenai
Economic Value Added (EVA), Return On Asset (ROA), dan Earning Per Share (EPS).
b. Bagi Investor
Diharapkan dapat dipakai sebagai masukan bagi investor dan para pelaku pasar modal dalam melakukan pengambilan keputusan berinvestasi.
(29)
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN MODEL
2.1. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Sasongko dan Wulandari (2006) dengan judul penelitian “Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham”. Melakukan penelitian untuk menguji pengaruh EVA (Economic Value Added) dan rasio-rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA (Return On Assets), ROE (Return On Eqiuty), ROS (Return On Sales), EPS (Earning Per Share), dan BEP (Basic Earning Power) terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta untuk periode 2001-2002. Berdasarkan hasil analisis, menunjukkan bahwa EPS berpengaruh terhadap harga saham. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa
return on asset, return on equity, return on sale, basic earning power, dan
economic value added tidak berpengaruh terhadap harga saham. Artinya ROA, ROE, ROS, BEP dan EVA tidak dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan.
Ulupui (2006) dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Di BEJ)”. Melakukan penelitian untuk menguji tentang pengaruh informasi keuangan dalam bentuk rasio likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas terhadap return saham untuk periode satu tahun
(30)
ke depan dengan data penelitian tahun 1999-2005. Berdasarkan hasil analisis, menunjukkan bahwa variabel current ratio dan return on asset
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Variabel debt to equity rasio menunjukkan hasil yang positif, tetapi tidak signifikan. Halini mengindikasikan bahwa rasio utang tidak menyebabkan perubahan return saham satu tahun ke depan. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel total asset turn over
menunjukkan hasil yang negatif dan tidak signifikan. Meskipun penelitian ini mengindikasikan bahwa rasio aktivitas belum mendapat perhatian dari investor untuk memprediksi return, diharapkan investor dapat mengamati aktivitasperusahaan berdasarkan rasio aktivitas ini.
Nirawati (2003)dengan judul penelitian“Pengaruh Debt To Equity Ratio, Current Ratio, Earning Per Share, dan Return On Asset Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Properti yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta”. Melakukan penelitian untuk menguji pengaruh debt to equity ratio, current ratio, earning per share, dan return on asset terhadap harga saham pada perusahaan properti yang go publik di Bursa Efek Jakarta untuk periode 1997-2001. Berdasarkan hasil analisis, menunjukkan bahwa secara simultan debt to equity ratio, current ratio, earning per share, dan
return on asset berpengaruh nyata terhadap harga saham. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa secara parsial variabel debt to equity ratio dan current ratio berpengaruh nyata terhadap harga saham. Sedangkan variabel earning per share dan variabel return on asset tidak
(31)
mempunyai pengaruh secara nyata terhadap harga saham. Meskipun variabel return on asset mempunyai pengaruh paling dominan terhadap harga saham tidak terbukti, namun demikian variabel return on asset
mempunyai koefisien regresi arah positif.
Utomo (1999) dengan judul penelitian “Economic Value Added
Sebagai Ukuran Keberhasilan Kinerja Manajemen Perusahaan”. Melakukan penelitian untuk menguji pengaruh EVA terhadap menetapkan tujuan internal (internal goal setting), keputusan penerimaan suatu project
(capital budgeting decision), dan mengevaluasi kinerja rutin (performance assessment), serta pengaruhnya terhadap sistem penggajian/ pemberian insentif (incentive compensation). Berdasarkan hasil analisis, menunjukkan bahwa EVA dalam hal penetapan tujuan (goal setting) membantu manajemen untuk berpedoman pada value building. Dan EVA dapat menjadi dasar dalam capital budgeting tentang penilaian sebuah
project. Project dengan positif discounted EVA akan diterima, dan sebaliknya project dengan negatif discounted EVA akan ditolak. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa dalam hal performance assessment, Economic Value Added menjadi kriteria penting untuk menilai kinerja manajemen. Penetapan kriteria penilaian yang benar akan berpengaruh pada motivasi dan cara kerja manajemen, yang kesemuanya mempengaruhi sistem penggajian atau insentif dalam suatu perusahaan.
Berdasarkan dari penelitian terdahulu di atas, maka terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan sekarang.
(32)
Perbedaannya adalah dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas (X) yaitu Economic Value Added, Return On Asset, dan Earning Per Share
yang akan berpengaruh dengan variabel terikat (Y) yaitu return saham. Perbedaan yang lain terletak pada dimensi waktu dan obyek penelitian, penelitian sekarang menggunakan periode tahun 2005-2008 dan menggunakan perusahaan Otomotif yang listed di BEI sebagai obyek penelitian.
Persamaan antara penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda. Penelitian terdahulu hanya dipakai sebagai bahan masukan dan pertimbangan yang mendukung penelitian ini.
2.2. Kajian Teori
2.2.1. Akuntansi Keuangan
2.2.1.1. Pengertian Akuntansi Keuangan
Akuntansi keuangan adalah sistem pengakumulasian, pemrosesan, dan pengkomunikasian yang didesain untuk informasi pengambilan keputusan yang berkaitan dengan investasi dan kredit oleh pemakai eksternal. Informasi akuntansi keuangan dikomunikasikan melalui laporan keuangan yang dipublikasikan dan dibatasi oleh beberapa ketentuan Standar Akuntansi Keuangan (Hanafi, 2003: 29).
Menurut Kieso (2002: 3), akuntansi keuangan merupakan sebuah proses yang berakhir pada pembuatan laporan keuangan menyangkut perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan baik oleh pihak-pihak
(33)
internal maupun pihak eksternal. Pemakai laporan keuangan ini meliputi investor, kreditor, manajer, serikat kerja, dan badan-badan pemerintahan. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi keuangan adalah sebuah proses yang berakhir pada pembuatan laporan keuangan yang didesain untuk informasi pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal.
2.2.1.2. Tujuan Akuntansi Keuangan
Tujuan akuntansi keuangan adalah memberikan informasi kuantitatif tentang suatu perusahaan yang berguna bagi pemakai khususnya pemilik dan kreditor dalam proses pengambilan keputusan. Tujuan ini termasuk memberikan informasi yang dapat digunakan untuk menilai efektivitas manajemen dalam memenuhi tanggungjawab manajemen dan kepengurusannya (Harahap, 2002: 139).
2.2.1.3. Manfaat Akuntansi Keuangan
Laporan keuangan yang dihasilkan dari akuntansi keuangan akan bermanfaat bagi pihak internal perusahaan khususnya untuk dapat menilai kinerja dan kondisi keuangan perusahaan di masa mendatang. Selain itu juga bermanfaat untuk pihak eksternal khususnya investor dan kreditor untuk pembuatan keputusan ekonomi (Hanafi, 2003: 30).
(34)
2.2.2. Laporan Keuangan
2.2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009: 1-2), yaitu ”Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan, disamping itu juga termasuk juga skedul dan informasi yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan, segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”.
Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter (Kieso, 2002: 3).
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan informasi keuangan yang telah dicatat, digolongkan, dan diringkas secara tepat yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan.
2.2.2.2. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009: 3), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
(35)
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Menurut Harahap (2002: 17), tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam menafsirkan potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi yang dianut perusahaan.
Menurut Wijaya (2008: 137), laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan
(36)
investasi. Manfaat laporan keuangan tersebut menjadi optimal bagi investor apabila investor tersebut dapat menganalisis lebih lanjut melalui analisis laporan keuangan.
2.2.2.3. Karakteristik Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009: 5-6) karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Karakteristik kualitatif tersebut yaitu (SAK, 2009: 5-6):
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung, dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. 2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi pengguna di masa lalu.
3. Materialitas
Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang di ambil atas dasar laporan keuangan.
(37)
4. Keandalan
Informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
5. Penyajian jujur
Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambar dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
6. Substansi Mengungguli Bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.
7. Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pengguna, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan.
(38)
8. Pertimbangan sehat
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.
9. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.
10.Dapat dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan lapoan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (tren) posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.
2.2.2.4. Pihak-Pihak Yang Memerlukan Laporan Keuangan
Kasmir (2008: 18) menyatakan pembuatan dan penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, baik pihak intern maupun ekstern perusahan. Berikut ini (Kasmir, 2008: 18) adalah pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan yaitu :
(39)
1. Pemilik
Pemilik adalah mereka yang memiliki usaha tersebut. Hal ini tercermin dari kepemilikan saham yang dimilikinya.
2. Manajemen
Bagi pihak manajemen laporan keuangan yang dibuat merupakan cermin kinerja mereka dalam suatu periode tertentu.
3. Kreditor
Pihak penyandang dana bagi perusahaan. Kepentingan pihak kreditor terhadap laporan keuangan perusahaan adalah dalam hal memberi pinjaman atau pinjaman yang telah berjalan sebelumnya.
4. Pemerintah
Pemerintah juga memiliki nilai penting atas laporan keuangan yang dibuat perusahaan.
5. Investor
Investor adalah pihak yang hendak menanamkan dana di suatu perusahaan.
2.2.2.5. Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009: 13), jenis-jenis laporan keuangan yang lengkap terdiri dari:
1. Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang secara langsung berkaitan dengan posisi keuangan yang dan terdiri dari tiga unsur laporan keuangan, yaitu aktiva, kewajiban, dan ekuitas (modal).
(40)
Neraca juga dapat didefinisikan sebagai laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada waktu tertentu (a point of time), misalnya per 31 Desember. Berikut ini adalah ilustrasi dari laporan keuangan neraca bentuk laporan:
Tabel 2.1. Neraca Bentuk Laporan
New Hope Manufacturing Company NERACA
Per 31 Desember 20XX
Aktiva
Aktiva Lancar :
Kas xxx
Surat-surat berharga xxx
Piutang usaha xxx
Persediaan:
Barang jadi xxx
Barang dalam proses xxx
Bahan baku xxx xxx
Biaya yang dibayar dimuka xxx
Total Aktiva Lancar xxx
Aktiva Tetap :
Tanah xxx
Bangunan xxx
Mesin dan peralatan xxx
xxx
Dikurangi akumulasi penyusutan xxx xxx
Total Aktiva Tetap xxx
Total Aktiva xxx
Kewajiban Kewajiban Lancar :
Utang usaha xxx
Estimasi utang pajak penghasilan xxx Utang jangka panjang jatuh tempo xxx
Total Kewajiban Lancar xxx
Utang Jangka Panjang xxx
Total Kewajiban xxx
Ekuitas Pemegang Saham
Saham Biasa xxx
Laba yang Ditahan xxx
Saldo 1 Januari xxx
Laba bersih bulan Januari xxx xxx
Total Ekuitas Pemegang Saham xxx
Total Kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham xxx
Sumber: Akuntansi Biaya (Carter dan Usry, 2006: 106)
(41)
2. Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi adalah laporan yang berkaitan dengan pengukuran kinerja yang menggambarkan penghasilan dan beban perusahaan, selama periode waktu tertentu (a period of time). Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos pendapatan, laba rugi usaha, beban pinjaman, beban pajak, laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, pos luar biasa, hak minoritas, dan laba atau rugi bersih untuk periode berjalan. Berikut ini adalah ilustrasi dari laporan laba rugi all inclusive dengan bentuk single step dan bentuk multiple step:
Tabel 2.2. Laporan Laba Rugi all inclusive, single step
New Hope Manufacturing Company Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20XX
Penjualan xxx
Dikurangi harga pokok penjualan xxx
Laba kotor xxx
Dikurangi beban komersil:
Beban pemasaran xxx
Beban administrasi xxx xxx
Laba operasi xxx
Dikurangi provisi pajak penghasilan xxx
Laba bersih xxx
(42)
Tabel 2.3. Laporan Laba Rugi all inclusive, multiple step
PT POQUITO INDUSTRIES INC. Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20XX
Pendapatan penjualan xxx
Harga pokok penjualan xxx
Laba kotor xxx
Beban penjualan dan administrasi xxx
Laba dari operasi xxx
Pendapatan dan keuntungan lain
Pendapatan bunga xxx Beban dan kerugian lain
Kerugian atas pelepasan sebagian Divisi Tekstil (xxx) Beban tidak biasa-kerugian atas penjualan investasi (xxx) (xxx) Laba dari operasi berlanjut sebelum pajak penghasilan xxx
Pajak penghasilan xxx
Laba dari operasi berlanjut xxx Operasi yang dihentikan
Laba operasi Divisi Pizza, dikurangi pajak penghasilan
yang berlaku sebesar xxx xxx Kerugian atas pelepasan Divisi Pizza, dikurangi pajak
penghasilan yang berlaku sebesar xxx (xxx) (xxx) Laba sebelum pos luar biasa dan pengaruh kumulatif
perubahan akuntansi xxx
Pos luar biasa-kerugian akibat gempa bumi, dikurangi pajak
penghasilan yang berlaku, sebesar xxx (xxx) Pengaruh kumulatif pada tahun sebelumnya dari aplikasi
retroaktif metode penyusutan baru, dikurangi pajak
penghasilan yang berlaku, xxx (xxx)
Laba bersih xxx
Sumber: Akuntansi Intermediate (Kieso, 2002: 171)
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Berikut ini adalah ilustrasi dari laporan perubahan ekuitas:
(43)
Tabel 2.4. Laporan Perubahan Ekuitas
PT ABC
Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2
Modal Agio Selisih Selisih Saldo Jumlah
Saham Saham Revaluasi kurs Laba
Saldo per 31/12/20X0 X X X X X X
Perubahan kebijakan akuntansi (X) (X)
Saldo yang disajikan kembali X X X (X) X X
Selisih revaluasi aset tetap X X
Laba (rugi) belum direalisasi
dari pemilikan efek (X) (X)
Selisih kurs (X) (X)
Keuntungan (kerugian) neto yang tidak
diakui dalam laporan laba
rugi X (X) X
Laba bersih periode berjalan X X
Dividen (X) (X)
Penempatan modal saham X
Saldo per 31/12/20X1 X X X (X) X X
Selisih revaluasi aset tetap (X) (X)
Laba (rugi) belum direalisasi
dari pemilikan efek X X
Selisih kurs (X) (X)
Keuntungan (kerugian) neto yang tidak
diakui dalam laporan laba
rugi (X) (X) (X)
Laba bersih periode berjalan X X
Dividen (X) (X)
Penempatan modal saham X X X
Saldo per 31/12/20X2 X X X (X) X X
Sumber: SAK (2009: 1.16)
Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran dividen, menggambarkan jumlah keuntungan dan
(44)
kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode tertentu.
4. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas adalah laporan yang memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas atau setara kas dan memungkinkan para pengguna menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai perusahaan. Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Penyusunan Laporan Arus Kas baru diberlakukan di Indonesia pada tahun 1995 yaitu dengan PSAK No. 2. Berikut ini adalah ilustrasi dari laporan arus kas:
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan adalah catatan yang mengungkapkan:
a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.
b. Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
c. Informasi yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
(45)
Tabel 2.5. Laporan Arus Kas
NESTOR COMPANY
Laporan Arus Kas (Metode Langsung)
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20XX Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Laba bersih xxx
Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba bersih ke kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi:
Beban penyusutan xxx
Amortisasi aktiva tak berwujud xxx Keuntungan atas penjualan aktiva pabrik (xxx) Kenaikan piutang usaha (bersih) (xxx) Penurunan persediaan xxx
Penurunan hutang usaha (xxx) xxx Kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi xxx Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Penjualan aktiva pabrik (xxx)
Pembelian peralatan (xxx)
Pembelian tanah xxx
Kas bersih yang disediakan oleh aktivitas investasi (xxx) Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan
Pembayaran dividen (xxx) Penerbitan saham biasa xxx
Penebusan obligasi (xxx)
Kas bersih yang disediakan olehaktivitas pembiayaan xxx Kenaikan bersih kas xxx Kas pada awal tahun xxx Kas pada akhir tahun xxx
Sumber: Akuntansi Intermediate (Kieso, 2002: 241)
2.2.3. Analisis Laporan Keuangan
2.2.3.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Secara harfiah, analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata yaitu ”analisis” dan ”laporan keuangan”. Ini berarti bahwa analisis laporan keuangan tidak lain merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur
(46)
tersebut, dan menelaah hubungan diantara unsur-unsur tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri (Prastowo, 2005: 56).
2.2.3.2. Sifat dan Kegunaan Analisis Laporan Keuangan
Menurut Harahap (2002: 194), analisis laporan keuangan memiliki sifat-sifat, antara lain:
1. Fokus Laporan adalah laba rugi, neraca, arus kas yang merupakan akumulasi transaksi dari kejadian historis, dan penyebab terjadinya dalam suatu perusahaan.
2. Prediksi, analisis harus mengkaji implikasi kejadian yang sudah berlalu terhadap dampak dan prospek perkembangan keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
3. Dasar analisis adalah laporan keuangan yang memiliki sifat dan prinsip tersendiri sehingga hasil analisis sangat tergantung pada kualitas laporan.
Kegunaan analisis laporan keuangan dalam pembuatan keputusan adalah (Harahap, 2002: 195):
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan.
(47)
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.
5. Dapat menentukan peringkat perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal di dunia bisnis.
6. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya.
7. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.
2.2.3.3. Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan
Menurut Harahap (2002: 298), Analisis laporan keuangan memiliki keunggulan dibandingkan teknik analisis lainnya. Keunggulan tersebut adalah:
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi.
(48)
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik.
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
Analisis rasio ini juga memiliki beberapa keterbatasan disamping keunggulan yang dimiliki, antara lain sebagai berikut (Harahap, 2002: 298):
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan perusahaan yang bersangkutan.
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan perusahaan.
3. Jika data untuk menghitung rasio yang tidak tersedia, maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
4. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama sehingga jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
2.2.3.4. Teknik-Teknik Analisis Laporan Keuangan
Teknik-teknik analisis laporan keuangan digunakan untuk memperlihatkan hubungan-hubungan dan perubahan-perubahan. Menurut Simamora (2000: 18), terdapat tiga teknik yang lazim dipakai yaitu:
a. Analisis Horizontal adalah teknik yang dipakai untuk mengevaluasi serangkaian data laporan keuangan selama periode tertentu.
(49)
b. Analisis Vertikal adalah teknik analisis yang digunakan untuk mengevaluasi data laporan keuangan yang menggambarkan setiap pos dalam laporan keuangan dari segi persentase jumlahnya.
c. Analisis Rasio menggambarkan hubungan di antara pos-pos yang terseleksi dari data laporan keuangan.
2.2.4. Rasio Keuangan
2.2.4.1. Pengertian Rasio Keuangan
Rasio adalah alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan antara dua macam data financial ( Riyanto, 1997: 329).
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau member gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya posisi keuangan suatu terutama apabila angka-angka tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar (Munawir, 2001: 64).
2.2.4.2. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Menurut Weston & Copeland (1992: 225-233), rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi:
1. Rasio Likuiditas, yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya jika jatuh tempo. Menurut Simamora (2000: 523), likuiditas berarti mempunyai cukup dana ditangan untuk membayar tagihan pada saat jatuh tempo dan
(50)
berjaga-jaga terhadap kebutuhan kas yang tidak terduga. Rasio ini dibagi menjadi (Weston & Copeland, 1992: 226-227):
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek, oleh karena rasio tersebut menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo hutang.
(Weston & Copeland, 1992: 227) b. Rasio Cepat atau Acid Test (Quick Ratio)
Rasio cepat merupakan ukuran penting untuk mengetahui kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa memperhitungkan penjualan persediaan.
(Weston & Copeland, 1992: 227) 2. Rasio Leverage, yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan
dibiayai oleh hutang. Rasio ini terbagi menjadi (Weston & Copeland, 1992: 227-230):
(51)
a. Total Debt to Total Capital Assets
Rasio hutang (debt ratio), yang mengukur persentase total dana yang disediakan para kreditor.
(Weston & Copeland, 1992: 228) b. Laba terhadap Beban Bunga (Times Interest Earned)
Rasio tersebut mengukur sejauh mana laba perusahaan boleh menurun tanpa mencoreng wajah keuangan perusahaan karena tidak mampu membayar beban bunga tahunan.
(Weston & Copeland, 1992: 229) c. Penutupan Beban Tetap (Fixed Charge Coverage)
Fixed Charge Coverage (Lukviarman, 2006: 32), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menutupi beban tetapnya, termasuk pembayaran dividen saham preferen, biaya bunga, angsuran pinjaman, dan sewa.
(Lukviarman, 2006: 32)
3. Rasio Aktivitas, mengukur seberapa efektif perusahaan
memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada pengendaliannya. Rasio ini terbagi menjadi (Weston & Copeland, 1992: 230-232):
(52)
a. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Inventory Turnover (Lukviarman, 2006: 28), merupakan rasio untuk mengukur efektivitas atau efisiensi pengelolaan investasi ke dalam persediaan yang dilakukan perusahaan, dan tergambar dari jangka waktu perputaran persediaan selama satu tahun.
(Weston & Copeland, 1992: 230) b. Periode Penagihan Rata-Rata (Average Collection Period)
Average Collection Period (Lukviarman, 2006: 27), digunakan sebagai dasar untuk mengukur seberapa cepat piutang yang dimiliki perusahaan dapat ditagih atau diubah menjadi kas.
(Lukviarman, 2006: 27) c. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover)
Fixed Asset Turnover (Lukviarman, 2006: 29), merupakan rasio untuk mengukur tingkat efisiensi penggunaan investasi aktiva tetap di dalam menghasilkan penjualan.
(53)
d. Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover)
Total Asset Turnover (Lukviarman, 2006: 29), merupakan rasio untuk menilai seberapa jauh kontribusi sejumlah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan di dalam menghasilkan penjualan.
(Weston & Copeland, 1992: 232) 4. Rasio Profitabilitas, yang mengukur efektivitas manajemen yang
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini terbagi menjadi (Weston & Copeland, 1992: 232-233):
a. Marjin Laba atas Penjualan (ProfitMargin on Sales)
Rasio ini menunjukkan berapa tingkat keuntungan neto yang diperoleh dari penjualan.
(Weston & Copeland, 1992: 233) b. Hasil Pengembalian atas Total Aktiva (Return on Total Asset)
Return on Total Asset mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumber dayanya, yang terkadang disebut dengan hasil pengembalian atas investasi (ROI).
(54)
(Weston & Copeland, 1992: 233)
2.2.4.3. Keterbatasan Rasio Keuangan
Menurut Weston & Copeland (1992: 243), menyebutkan kelemahan rasio keuangan adalah sebagai berikut :
1. Data keuangan disusun dari data akuntansi. Kemudian, data tersebut ditafsirkan dengan berbagai macam cara.
2. Prosedur pelaporan yang berbeda, mengakibatkan laba yang dilaporkan berbeda pula, (dapat naik atau turun), tergantung prosedur pelaporan keuangan tersebut.
3. Adanya manipulasi data, artinya menyusun data, pihak penyusun tidak jujur dalam memasukkan angka-angka ke laporan keuangan yang mereka buat. Akibatnya hasil perhitungan rasio keuangan tidak menunjukkan hasil yang sesungguhnya.
4. Perlakuan pengeluaran untuk biaya-biaya antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya berbeda.
5. Penggunaan tahun fiskal yang berbeda, juga dapat menghasilkan perbedaan.
6. Pengaruh musiman mengakibatkan rasio komperaktif akan ikut berpengaruh.
7. Kesamaan rasio keuangan yang telah dibuat dengan standar industri belum menjamin perusahaan berjalan dengan normal dan telah dikelola dengan baik.
(55)
2.2.5. Pasar Modal
2.2.5.1. Pengertian Pasar Modal
Pengertian pasar modal secara umum (Sunariyah, 2003: 4) adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar.
Pengertian pasar modal dalam arti sempit adalah suatu pasar yang digunakan untuk memperdagangkan saham-saham, obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa perantara pedagang efek (Sunariyah, 2003: 4).
Menurut Husnan (2003: 3), secara formal Pasar Modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri (Darmaji, 2001: 1).
Menurut Undang-Undang Pasar Modal Republik Indonesia nomor 8 tahun 1995 mengenai pasar modal pasal 1 ayat 13:
“Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan
(56)
efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berhubungan dengan efek”.
Hakikatnya pasar modal merupakan suatu tempat mempertemukannya antara penjual dan pembeli didalam kegiatan jual beli efek, dan berfungsi sebagai sumber pembiayaan dunia usaha serta sebagai alternatif untuk melakukan investasi bagi investor maupun masyarakat.
2.2.5.2. Peranan Pasar Modal
Hampir semua negara mempunyai pasar modal, yang bertujuan menciptakan fasilitas bagi keperluan industri dan keseluruhan entitas dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal. Pasar modal dalam suatu negara bisa berperan: sebagai sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi, dan sebagai sarana alokasi dana yang produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam (Jogiyanto, 2003: 11).
2.2.5.3. Pelaku Pasar Modal
Menurut Usman (1994: 27), pelaku Pasar Modal adalah: 1. Emiten
Emiten merupakan perusahaan yang mengeluarkan sekuritas (saham). 2. Pemodal/ Investor
(57)
a. Pemodal yang bertujuan memperoleh dividen, bagi kelompok ini pembagian dividen lebih penting daripada keinginan untuk memperoleh kenaikan harga saham (capital gain).
b. Pemodal yang bertujuan berdagang, mereka membeli saham pada saat harga jatuh dan menjualnya ketika harga saham naik.
c. Kelompok yang berkepentingan dalam pemilikan perusahaan, pemodal ini cenderung memilih saham perusahaan yang memiliki nama baik. Fluktuasi harga saham tidak dihiraukan.
d. Kelompok spekulator, kelompok ini menyukai perusahaan yang sedang berkembang karena dianggap bisa berkembang dengan baik.
3. Lembaga Penunjang
a. Penjamin emisi, merupakan lembaga yang diminta oleh emiten untuk menjamin agar penerbitan sekuritas di pasar perdana terjual semua.
b. Penanggung (Guarantor), adalah sebagai penengah antara yang memberikan kepercayaan dana dan yang membutuhkan kepercayaan.
c. Wali amanat (Trustee), bertindak sebagai wali dari si pemberi amanat. Pemberi amanat adalah pemodal. Jadi wali amanat mewakilkan kepentingan modal.
(58)
d. Perantara perdagangan efek (Pialang/ Broker), merupakan pihak yang menawarkan jasa untuk menjualbelikan saham dan memberikan informasi emiten kepada para calon pembeli saham. e. Pedagang efek (Dealer), adalah pihak yang melakukan transaksi
jual beli saham dimana bila harga efek naik atau turun yang mendapat keuntungan atau kerugian adalah pedagang itu sendiri. f. Perusahaan surat berharga (Securities Companies), ialah
perusahaan yang mengkhususkan diri dalam perdagangan saham-saham yang tercatat di Bursa Efek.
g. Perusahaan pengelola dana (Investment Company), adalah perusahaan yang menolong pemodal jika mereka kesulitan dalam menghitung risiko yang akan dihadapi.
h. Kantor (Biro) administrasi efek, merupakan pihak yang melaksanakan aktifitas yang diminta oleh emiten ataupun pemodal.
2.2.6. Saham
2.2.6.1. Pengertian Saham
Definisi saham menurut E. Koetin (1994: 22), adalah “hak atas sebagian dari suatu perusahaan yang dapat diartikan sebagai suatu bukti/ partisipasi modal dalam suatu perusahaan”.
Menurut Riyanto (1997: 240), pengertian saham yaitu tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam Perseroan Terbatas (PT).
Menurut Warren dkk yang diterjemahkan oleh Aria Farahmita dkk (2005: 434), Saham merupakan sertifikat kepemilikan suatu perusahaan.
(59)
Menurut Sunariyah (2003: 30), saham adalah penyertaan modal dalam pemilikan suatu perseroan terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten.
Perusahaan dalam memenuhi kebutuhan akan dana yang sangat besar diperoleh dengan cara mencari pinjaman atau tambahan pinjaman, mencari partner untuk melakukan penggabungan usaha (merger), dan dengan menjual sebagian hak kepemilikan atas perusahaan kepada investor maupun masyarakat.
2.2.6.2. Jenis-Jenis Saham
Ada 3 (tiga) macam jenis saham menurut Riyanto (1997: 240) adalah sebagai berikut:
1. Saham Biasa (Commond Stock)
Pemegang saham biasa akan mendapat dividen pada akhir tahun pembukuan, hanya kalau perusahaan tersebut mendapat keuntungan. 2. Saham Preferen (Preferred Stock)
Pemegang saham preferen mempunyai beberapa “preferensi” tertentu di atas pemegang saham biasa, yaitu terutama dalam hal-hal:
a.Pembagian dividen, dividen dari saham preferen diambilkan lebih dahulu, kemudian sisanya barulah disediakan untuk saham biasa. Dividen saham preferen dinyatakan dalam persentase tertentu dari nilai nominalnya.
(60)
b.Pembagian kekayaan, apabila perusahaan dilikuidir, maka dalam pembagian kekayaan, saham preferen didahulukan dari saham biasa.
3. Saham Kumulatif Preferen (Cummulative Preferred Stock)
Jenis saham ini pada dasarnya sama dengan saham preferen. Perbedaannya hanya terletak pada adanya hak kumulatif pada saham preferen kumulatif. Dengan demikian pemegang saham kumulatif apabila tidak menerima dividen selama beberapa waktu karena besarnya laba tidak mengizinkan atau karena adanya kerugian, pemegang jenis saham ini di kemudian hari apabila perusahaan mendapatkan keuntungan berhak untuk menuntut dividen-dividen yang tidak dibayarkan pada waktu-waktu yang lampau.
2.2.7. Economic Value Added (EVA)
2.2.7.1. Pengertian EVA
Menurut Arifin (2005: 235), EVA merupakan salah satu metode yang relatif baru untuk mengukur efektivitas program pengukuran pengeluaran modal.
EVA adalah suatu estimasi dari laba ekonomis yang sebenarnya dari bisnis untuk tahun yang bersangkutan dan sangat jauh berbeda-beda dari laba akuntansi (Brigham dan Houston, 2006: 69).
EVA (Economic Value Added) menurut Utomo (1999: 29) adalah ukuran nilai tambah ekonomis (value creation) yang dihasilkan oleh perusahaan sebagai akibat dari aktivitas atau strategi manajemen.
(61)
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa EVA merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan bagi kemakmuran pemegang saham.
2.2.7.2. Keunggulan dan Kelemahan EVA
Keunggulan EVA sebagai alat pengukuran kinerja keuangan perusahaan menurut Govindarajan (2002) dalam Hakim (2006: 17-18), meliputi:
1. Dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk perbandingan investasi.
2. Dengan meningkatnya EVA maka investasi-investasi akan menghasilkan laba diatas biaya modal sehingga akan lebih menarik para manajer untuk berinvestasi dalam perusahaan tersebut.
3. Adanya tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis asset yang berbeda pula.
4. EVA memiliki korelasi positif yang lebih kuat tehadap perubahan-perubahan nilai pasar perusahaan.
Keunggulan EVA menurut Mirza (1997) dalam Hakim (2006: 18), yaitu EVA memfokuskan penilaiannya pada nilai tambah dengan memperhatikan beban biaya modal sebagai konsekuensi investasi. Dengan diperhitungkannya biaya modal maka dapat diketahui apakah perusahaan dapat menciptakan nilai tambah atau tidak. EVA membantu manajemen dalam hal menetapkan tujuan internal (internal goal setting)
(62)
perusahaan supaya tujuan berpedoman pada implikasi jangka panjang dan bukan jangka pendek saja. Dalam hal investasi EVA memberikan pedoman untuk keputusan penerimaan suatu project (capital budgeting decision), dan dalam hal mengevaluasi kinerja rutin (performance assessment) manajemen, serta membantu adanya sistem penggajian/ pemberian insentif (incentive compensation) yang benar dimana manajemen didorong untuk bertindak sebagai owner (Utomo, 1999: 30).
EVA disamping memiliki beberapa keunggulan, juga terdapat beberapa kelemahan. Menurut Mirza (1997) dalam Hakim (2006: 19), yaitu dalam perhitungan biaya modalnya EVA relatif sulit karena memerlukan data yang lebih banyak dan dianalisa secara lebih mendalam. Dengan demikian secara tidak langsung mendorong para eksekutif untuk berfikir dan bertindak seperti para pemegang saham, yaitu memilih tingkat investasi yang meningkatkan tingkat return dan meminimumkan tingkat biaya modal (cost of capital) sehingga nilai perusahaan dapat maksimum.
Kelemahan EVA menurut Utama (1997) dalam Yulinda (2006: 24), adalah sebagai berikut:
1. Proses perhitungan EVA memerlukan estimasi atas biaya modal dan estimasi ini terutama untuk perusahaan yang go publik, sulit dilakukan dengan cepat.
2. Hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu tahun tertentu. Sementara nilai perusahaan adalah akumulasi EVA selama umur
(63)
perusahaan, sehingga kemungkinan suatu perusahaan mempunyai EVA tahun yang berlaku positif tetapi nilai perusahaan rendah, karena EVA dimasa mendatang negatif (prospek masa depan perusahaan suram). Sebaliknya perusahaan dengan kegiatan yang memerlukan pengembalian yang cukup lama, EVA pada awal tahun negatif sedangkan EVA akhir proyek adalah positif, karena penjualan aktiva pada akhir masa sewa. Oleh karena itu, penggunaan EVA tahun tertentu untuk menilai kinerja kurang tepat.
2.2.7.3. Perhitungan dalam EVA
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk menentukan EVA adalah sebagai berikut:
a. Menghitung Biaya Hutang (Cost of Debt)
Menurut Utomo (1999: 37), biaya hutang (Cost of Debt) adalah tingkat pengembalian yang dikehendaki karena adanya resiko kredit (credit risk), yaitu resiko perusahaan dalam memenuhi kewajiban pembayaran bunga dan pokok hutang. Biaya hutang dihitung atas dasar setelah pajak karena pembayaran bunga hutang dikurangkan dari pajak. Oleh karena itu, biaya modal yang berasal dari hutang dihitung sebagai berikut (Weston dan Copeland, 1992: 58):
(64)
Keterangan:
Kb = Biaya hutang sebelum pajak
T = Tarif pajak perseroan
Biaya hutang yang berasal dari pinjaman adalah merupakan bunga yang harus dibayar perusahaan, sedangkan biaya hutang dengan menerbitkan obligasi adalah required of return yang diharapkan investor yang digunakan sebagai tingkat diskonto dalam mencari nilai obligasi. Mengingat biaya hutang dibayar sebelum perusahaan memperhitungkan pajak penghasilan, maka biaya riil yang ditanggung perusahaan adalah biaya hutang setelah pajak (Iramani, 2005: 5).
b. Menghitung Biaya Modal Saham (Cost of Capital)
Menurut Utomo (1999: 37), biaya modal atau cost of capital
adalah tingkat pengembalian minimum yang diharapkan oleh pemegang saham (pemilik) perusahaan dalam investasinya. Cost of capital sangat dipengaruhi oleh hubungan antara resiko (risk) dan tingkat pengembalian (return). Untuk praktisi, istilah cost of capital
ini digunakan (Utomo, 1999:37):
a. Sebagai tarif diskonto (discount rate) untuk membawa arus kas masa mendatang suatu project ke nilai sekarang (persent value). b. Sebagai tarif minimum yang diinginkan untuk menerima project
(65)
c. Sebagai biaya modal (capital charge) dalam perhitungan EVA. d. Sebagai bandingan (benchmark) untuk menaksir tarif biaya pada
modal yang digunakan.
Biaya ekuitas (cost of equity) merupakan salah satu komponen cost of capital. Biaya ekuitas adalah tingkat pengembalian yang dikehendaki investor karena adanya ketidakpastian tingkat laba (Utomo, 1999: 37).
Menurut Weston dan Copeland (1992) dalam Iramani (2005: 5), salah satu metode yang dapat digunakan dalam perhitungan biaya modal laba ditahan, yaitu pendekatan capital asset pricing model
(CAPM), dimana biaya modal laba ditahan adalah tingkat pengembalian atas modal sendiri yang diinginkan oleh investor yang terdiri dari tingkat bunga bebas resiko dengan premi resiko pasar dikalikan dengan β (resiko saham perusahaan). Secara singkat, perhitungan biaya modal saham biasa dapat dirumuskan sebagai berikut (Weston dan Copeland, 1992: 496):
Keterangan:
Ks = Tingkat pengembalian yang diinginkan investor
(66)
Rm = Tingkat bunga investasi rata-rata dari pasar β = Ukuran resiko saham perusahaan
c. Menghitung Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (Weighted
Average Cost of Capital = WACC)
Menurut Utomo (1999: 38), biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) adalah biaya ekuitas dan biaya hutang masing-masing dikalikan dengan persentase ekuitas dan hutang dalam struktur modal perusahaan.
Dalam praktek, pembiayaan/ pendanaan yang digunakan perusahaan diperoleh dari berbagai sumber. Biaya riil yang ditanggung oleh perusahaan merupakan keseluruhan biaya untuk semua sumber pembiayaan yang digunakan, perhitungannya dapat menggunakan rumus berikut (Weston Copeland, 1992 dalam Iramani, 2005: 6).
Keterangan:
WACC = Biaya modal rata-rata tertimbang Wd = Proporsi hutang dalam struktur modal
Kd = Cost of debt
Ws = Proporsi saham dalam struktur modal
(1)
105 5.2. Saran
Berdasarkan penelitian dan pembahasan serta kesimpulan tersebut, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut :
a. Bagi Perusahaan
Bagi pihak perusahaan hendaknya dapat menciptakan sistem kerja yang efektif dan efisien terutama dalam pemakaian modal kerja, karena akan dapat menekankan hutang lancar dan mengelola persediaan sedemikian rupa agar tidak menumpuk karena keberadaan likuid. Selain itu perusahaan harus dapat menjaga kepercayaan publik terutama para investor dengan cara memberikan deviden atau pendapatan per lembar saham pada waktu disepakati dan besarnya sesuai yang diharapkan sehingga akan meningkatkan penjualan produk yang dihasilkan.
b. Bagi Investor
Bagi investor atau calon yang akan melalukan investasi dipasar modal, hendaknya tidak hanya mempertimbangkan EVA, ROA, EPSuntuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Tetapi juga mempertimbangkan hal-hal lain yang berhubungan dengan perubahan Return saham yang dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan untuk mendapatkan Return saham yang baik dan terjamin misalnya dalam faktor internal yaitu ROI dan GPM, sedangkan faktor eksternal yaitu tingkat suku bunga, perekonomian, inflasi, kurs dll.
(2)
(3)
DAFTAR PUSTAKA
BUKU TEKS :
Alwi, Iskandar Z., 2003, Pasar Modal, Teori Dan Aplikasi, Nasindo Internusa, Jakarta.
Anonim, 2008, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian Dan Skripsi Jurusan Akuntansi, FE-UPN ”Veteran” Jawa Timur, Surabaya.
Arifin, Zaenal, 2005, Teori Keuangan Dan Pasar Modal, EKONISIA, Yogyakarta.
Brigham, Eugene F., Houston, Joel F., 2006, Manajemen Keuangan, Erlangga, Jakarta.
Carter, William K., Usry, Milton F., 2006, Akuntansi Biaya, Buku I, Edisi 13, Salemba Empat, Jakarta.
Darmaji, Tjiptono, Fakhruddin, Hendy M., 2001, Pasar Modal Di Indonesia (Pendekatan Tanya Jawab), Salemba Empat, Jakarta.
Djarwanto, Ps, 2004, Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.
Fabozzi, Frank J., 1999, Manajemen Investasi, Buku II, Salemba Empat, Jakarta. Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,
Edisi Ketiga, Badan Universitas Diponegoro, Semarang. Gujarati, Damodar, 1995, Ekonometrika Dasar, Erlangga, Jakarta.
Hanafi, Mamduh M., Halim, Abdul, 2003, Analisis Laporan Keuangan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Hansen and Mowen, 2000, Akuntansi Manajemen, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafri, 2002, Teori Akuntansi Laporan Keuangan, Edisi Kesatu, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
(4)
Hasan, Iqbal, 2002, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya, Ghalia, Indonesia.
Husnan, Suad, 2003, Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Investasi, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
Indonesian Capital Market Directory, 2005.
, 2008.
, 2009.
Jogiyanto, 2003, Teori Portofolio Dan Analisis Investasi, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.
Kasmir, S.E., 2008, Analisa Laporan Keuangan, PT Raja Grafindo, Jakarta. Kieso, Donald E, Jerry J, Weygandt, Terry D, Warfield, 2002, Akuntansi
Intermediate, Jilid I, Edisi Kesepuluh, Erlangga, Jakarta. Koetin, E, 1994, Analisis Pasar Modal, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Lukviarman, Niki, 2006, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Andalas University Press, Padang.
Munawir, S., 2004, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Ke Empat, Liberty, Yogyakarta.
Prastowo, Dwi, Yuliaty, Rifky, 2005, Analisis Laporan Keuangan Konsep Dan Aplikasi, UPP AKM YKPN, Yogyakarta.
Riyanto, Bambang, 1997, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, BPFE-UGM, Yogyakarta.
Simamora, Henry, 2000, Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Salemba Empat, Jakarta.
Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi Beserta Contoh Interprestasi Hasil Pengolahan Data.
(5)
Sunariyah, 2003, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Ketiga, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Sutrisno, 2001, Manajemen Keuangan, Edisi Kesatu, Penerbit EKONISIA Kampus Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Tandelilin, Eduardus, 2001, Perilaku Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Undang-Undang Pasar Modal Republik Indonesia, 1995, No. 8, Pasal 1, Ayat 13, tentang Pasar Modal.
Usman, Marzuki, 1994, ABC Pasar Modal Indonesia, Institut Bankir Indonesia, Jakarta.
Warren, Carl S., et. al., 2005, Pengantar Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta. Weston, Fred J., Copeland, Thomas E., 1992, Managerial Finance, Nineth
Edition, Dryden Press, USA.
JURNAL :
Harmono, 2004, Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap PER, Jurnal Penelitian, Vol. XVI No. I Hal. 666-675.
Iramani, Rr, Febrian, Erie, 2005, Financial Value Added: Suatu Paradigma Dalam Pengukuran Kinerja dan Nilai Tambah Perusahaan, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7, No. 1 Mei, Hal. 1-10.
Khajar, Ibnu, 2005, Analisis Pengumuman Laba Terhadap Harga Saham, Jurnal Ekobis Vol. 6 No. 1 Januari 2005 Hal. 1-12.
Nirawati, Lia, 2003, Pengaruh Debt To Equity Ratio, Earning Per Share Dan Return On Asset Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Yang Go Publik Di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi, Vol. 3, No. 6, Hal. 104-108.
Sasongko, Noer, Wulandari, Nila, 2006. Pengaruh EVA Dan Rasio-Rasio Keuangan Profitabilitas Terhadap Harga Saham, Empirika Vol. 19 No. 1, Hal. 65-69.
(6)
Sutrisno, Wang, et. al., 2000, Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas Dan Return Saham Di Bursa Efek Jakarta, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra.
Ulupui, I G. K. A, 2006, Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktifitas, Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Di BEJ, Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana. Utomo, Lisa Linawati, 1999, EVA Sebagai Ukuran Keberhasilan Kinerja
Manajemen Perusahaan, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 1, No. 1, Hal. 28-42.
Wijaya, David, 2008, Pengaruh Rasio Modal Saham Terhadap Return Saham Perusahaan-Perusahaan Telekomunikasi Go Public Di Indonesia Periode 2007, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta.
SKRIPSI:
Hakim, Rahman, 2006, Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Metode EVA, ROA, Dan Pengaruhnya Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia Jakarta, Skripsi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Yulinda, Siti, 2006, Analisis Pengaruh Market Value Added Pada Perusahaan
Yang Menerapkan Corporate Governance Dan Economic Value added, Skripsi Universitas Pembangunan Negeri “Veteran” Jawa Timur.
WEBSITE:
www.google.com. Di download 30 Maret 2010. www.jsx.co.id. Di download 18-22 Januari 2010.