91
menginduksi apoptosis sel beta, melalui mekanisme glucotoxicity dan lipotoxicity Cnop et al., 2005. Hiperglikemia kronis dapat mengakibatkan efek merugikan
pada sintesissekresi insuin, kelangsungan hidup sel dan sensitifitas insulin melalui beberapa mekanisme yaitu: hilangnya ekspresi gen insulin dan gen
spesifik sel beta lainnya secara bertahap; stres RE kronis dan stres oksidatif; perubahan mitokondria baik dalam jumlah, morfologi dan fungsi nya; dan
gangguan homeostasis kalsium, yang akhirnya terjadi glucotoxicity, yaitu perubahan permanen pada komponen seluler dalam produksi maupun sekresi
insulin Cernea et al., 2013.
2.2.4 Pilar Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Dalam Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM tipe 2 di Indonesia, penatalaksanaan dan pengelolaan DM dititik beratkan pada 4 pilar
penatalaksanaan DM, yaitu: edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani dan intervensi farmakologis Perkeni, 2011.
1. Edukasi
Diabetes tipe 2 umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku terbentuk dengan mapan. Pemberdayaan penyandang diabetes memerlukan
partisipasi aktif pasien, keluarga, dan masyarakat. Tim kesehatan mendampingi pasien dalam menuju perubahan perilaku sehat. Untuk mencapai perubahan
perilaku, dibutuhkan edukasi yang komperehensif dan upaya peningkatan motivasi Perkeni, 2011.
92
Tujuan dari edukasi diabetes adalah mendukung usaha penyandang diabetes untuk mengerti perjalanan alami penyakit dan pengelolaannya, mengenali
masalah kesehatankomplikasi yang mungkin timbul secara dinisaat masih reversibel, memantau perilaku ketaatan, pengelolaan penyakit serta perubahan
perilakukebiasaan secara mandiri. Edukasi pada penyandang diabetes meliputi pemantauan glukosa mandiri, perawatan kaki, ketaatan pengunaan obat-obatan,
berhenti merokok, meningkatkan aktifitas fisik, dan mengurangi asupan kalori serta diet tinggi lemak Ndraha, 2014.
2. Terapi Nutrisi Medis TNM
Setiap penyandang diabetes sebaiknya mendapat TNM sesuai dengan kebutuhannya guna mencapai sasaran terapi. Perlu ditekankan pentingnya
keteraturan makan, dalam hal ini jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan, terutama pada mereka uang menggunakan obat penurun glukosa darah atau
insulin Perkeni, 2011. Komposisi makanan yang dianjurkan terdiri dari karbohidrat 45-65, lemak 20-25, protein 10-20, Natrium kurang dari
3g, dan diet cukup serat sekitar 25ghari Ndraha, 2014.
3. Latihan Jasmani
Latihan jasmani secara teratur 3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit per hari yang disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani,
merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan DM tipe 2 Perkeni, 2011.
93
Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki
kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik, seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang.
Perkeni, 2011.
4. Terapi Farmakologis