commit to user 22
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang dilakukan penulis ini mengacu pada jurnal telaah literatur yang relevan. Jurnal yang ditulis oleh Priyo Hari Adi salah seorang staff pengajar
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana dengan judul ”Implementasi Avtivity Based Costing System Terhadap Kinerja Perusahaan membahas tentang
beberapa penelitian terdahulu yang meniliti tentang penerapan Activity Based Costing System. Di dalam jurnal ini menyebutkan terdapat beberapa hasil penelitian
yang mendukung seta kurang mendukung tentang pengapdosian sistem ABC. Beberapa riset yang mendukung keberhasilan sistem ABC antara lain ialah penelitian
yang dilakukan oleh Narayan dan Sarkar 1999, Swenson 1995, dan Tom Kenedy dan John Affleck-Graves 2011.
Penelitian lain yang membahas tentang penerapan Activity Based Costing System ialah penelitian yang dilakukan oleh Rina Puspitaningsih dalam skripsinya
yang berjudul ”Penerapan Activity Based Costing System Sebagai Alternatif Sistem Penentuan Biaya Rawat Inap Pada Rumah Sakit Study Kasus Pada RSI Klaten
”. Dalam skripsi tersebut hasil penelitian menunjukan bahwa sistem penentuan biaya
rawat inap oleh pihak RSI Klaten belum menunjukan biaya yang sebenarnya. Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan Activity Based Costing System ternyata
ada sebagian biaya rawat inap di masing-masing kamar diantaranya mengalami overcsting maupun undercosting. Sehingga dengan penerapan Activity Based Costing
System tersebut dapat memberikan alternatif sistem penentuan biaya rawat inap yang lebih akurat.
Penelitian yang penulis susun ini memiliki persamaan yaitu ingin melakukan penerapan perhitungan harga pokok dengan menggunakan Activity Based Costing
System yang secara teori dan didukung beberapa hasil riset dapat menghasilkan harga pokok yang akurat. Adapun perbedaannya ialah penelitian tentang penerapan Activity
Based Costing System oleh penulis ini dilakukan pada perajin mebel Desa Gondangsari Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten.
commit to user 23
C. Kerangka Pemikiran