Gambaran Umum Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara

61

BAB IV HAMBATAN YANG DIHADAPI DALAM IMPLEMENTASI PRINSIP

AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG BAIK DI PROVINSI SUMATERA UTARA

A. Gambaran Umum Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara

Berdasarkan latar belakang pembentukannya, Provinsi Sumatera Utara terbentuk melalui undang-undang No.10 tahun 1984 tanggal 15 April 1948. udang-undang tersebut membagi pemerintahan sumatera Gouverment van Sumatera yang dibentuk oleh pemerintah colonial Belanda menjadi tiga provinsi yaitu : Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Tengah, dan Provinsi Sumatera Selatan. Provinsi Sumatera Utara meliputi tiga keresidenan yaitu kerisidenan Aceh, keresidenan Sumatera Timur dan Keresidenan Tapanuli. Pada tahap selanjutnya, sesuai dengan perkembangan politik dan kebijakan pemerintah yang dituangkan dalam Undang-undang No. 24 Tahun 1956, yang dikenal dengan undang-undang pembentukan daerah otonom Provinsi Aceh, Provinsi Sumatera Utara dimekarkan menjadi dua Provinsi yaitu Provinsi Sumatera Utara dan Daerah otonom Provinsi Aceh. Berdasarkan Undang-Undang Darurat No. 7 tahun 1956, kemudian diusul berturut-turut oleh Undang-Undang Darurat No.8 Tahun 1956, Undang-Undang Darurat No.9 Tahun 1956 dan peraturan daerah penganti Undang-Undang No. 4 tahun 1964 Provinsi Sumatera Utara ditetapkan terdiri dari 17 daerah tingkat II Universitas Sumatera Utara yaitu 11 kabupaten dan 6 kotamadya. Berdasarkan undang-undang di atas, wilayah Sumatera Utara memiliki luas areal 71.680 km 2 Dengan bergulirnnya reformasi politik sebagai dampak dari krisis moneter yang muncul pada pertengahan tahun 1997, tuntutan atas pemekaran kabupaten dilingkungan Provinsi Sumatera Utara sedemikian marak sebagaimana halnya dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia, tuntutan pemekaran yang dilakukan masyarakat ternyata membuahkan pemekaran yang relatif pesat. Sampai dengan saat ini, proses pemekaran wilayah kabupaten telah membuahkan peningkatan jumlah kabupaten dan kota menjadi 25 buah yang terdiri dari 18 buah kabupaten dan 7 kota. Undang-undang No. 12 tahun 1998 menetapkan pembentukan kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabupaten Toba Samosir sebagai hasil pemekaran Tapanuli Utara. Selanjutnya Undang-Undang No. 4 Tahun 2001 menetapkan pemerintah Kota Padang Sidimpuan sebagai hasil pemekaran lebih lanjut Kabupaten Tapanuli Selatan. Undang-undang No.4 tahun 2001 menetapkan pembentukan 3 kabupaten baru yaitu Kabupaten Nias Selatan sebagai hasil pemekaran Kabupaten Nias, Kabupaten Humbang Hasudutan sebagai hasil pemekaran lebih lanjut Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Pakpak Bharat sebagai hasil pemekaran kabupaten Dairi. Kemudian Undang-Undnag No. 36 tahun 2003 menetapkan pembentukan Kabupaten Deli Serdang Bedagei sebagai hasil pemekaran Kabupaten Toba Samosir. Dengan demikian periode 1998-2003 telah bertambah 7 kabupaten baru dan satu kota baru sehingga Provinsi Sumatera Utara telah memiliki 18 kabupaten dan 7 kota yang masing-masing memiliki pemerintahan yang otonom. Seperti Universitas Sumatera Utara halnya kabupaten, beberapa kecamatan juga mengalami pemekaran selama periode di atas sehingga jumlah kecamatan di seluruh wilayah Sumatera Utara 1 meningkat menjadi 361 kecamatan dengan 5.626 desakelurahan. Kelembagaan Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara pada Tahun 2009 adalah mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah. Kelembagaan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara terdiri atas ; a. Sekretariat Daerah Sekretariat Daerah dipimpin oleh Sekretaris daerah. Sekretaris Daerah mempunyai tugas dan kewajiban membantu kepala daerah dalam menyusun kebijakan dan megoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah, karena kedudukanya Sekreatris daerah juga sebagai pembina pegawai negeri sipil di wilayahnya. Dalam pelaksanaan tugasnya tersebut, sekretaris daerah bertanggungjawab kepada kepala daerah. b. Sekretariat DPRD Sekretaris DPRD Provinsi Sumatera Utara diangkat dan diberhentikan oleh gubernur dengan persetujuan DPRD dan mempunyai tugas ; 1 menyelenggarakan administrasi kesekretariatan DPRD 2 menyelenggarakan administrasi keuangan DPRD 3 mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD : dan 4 menyediakan dan mengkoordinasi tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah Sekretaris DPRD dalam melaksanakan tugas secara teknis operasional berada di bawah dan Universitas Sumatera Utara bertangungjawab kepada pimpinan DPRD sedangkan secara administrasi bertanggungjawab kepada kepala daerah melalui Sekretaris Daerah. Sekretariat DPRD Provinsi Sumatera Utara terdiri 4 Bagian yang meliputi; 1 Bagian Tata Usaha 2 Bagian Keuangan 3 Bagian Risalah dan Perundang-Undangan 4 Bagian Dokumentasi c. Lembaga Teknis Daerah Lembaga teknis daerah merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah dan penyusun dan pelaksana kebijakan daerah yang spesifik berbentuk badan, kantor, atau rumah sakit umum daerah dan mereka bertanggungjawab kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah Lembaga teknis daerah di Provinsi terdiri atas 5 lima badan dan 5 lima kantor yang meliputi ;. 1 Badan Perencanaan Pembangunan Bappeda 2 Badan Pengelola Rumah Sakit Umum Daerah BP RSUD 3 Badan Pengawasan Daerah Bawasada 4 Badan Informasi Komunkasi dan PDE BIK PDE 5 Badan Kepegawaian dan Diklat daerah BKDD 6 Kantor Pendapatan Daerah 7 Kantor Satuan Polisi Pamomg Praja 8 Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil 9 Kantor Pengelola Pasar 10 Kantor Kas Daerah Universitas Sumatera Utara Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang diikuti dengan perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, menimbulkan hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uanga sehingga perlu dikelola dalam suatu sistem pegelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah sebagimana dimaksud merupakan subsistem pengelolaan keuangan Negara dan merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pada dasarnya buah pikiran yang melatarbelakangi terbitnya peraturan perundang-undangan di atas adalah keinginan untuk mengelola keuangan daerah secara ekonomis, efisien dan efektif. Ide dasar tersebut tentunya ingin dilaksanakn melalui tata kelola pemerintahan yang baik yang memiliki tiga pilar utama yaitu transaparasi, akuntabilitas dan partsispasif. Untuk mencapai hal tersebut, maka beberapa prinsip dalam pengelolaan keuangan dalam penysuanan anggaran daerah di Provinsi Sumatera Utara adalah ; a. Pengelolaan Pendapatan Daerah di Provinsi Sumatera Utara diencanakan dengan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja b. Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang belum tersedia atau tidak mencukupi anggaranya Universitas Sumatera Utara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan c. Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan dilakukan melalui rekening Kas Daerah. Impelmentasi prinsip pengelolaan keuangan daerah dalam Pengelolaan Pendapatan dan Pengeluaran Daerah di Provinsi Sumatera Utara TA 2012 tersebut adalah ; a. Dalam Pengelolaan Pendapatan Daerah Pendapatan Darah Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2012 terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Pendapatan Lain yang Sah. Pendapatan Asli Daerah terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan ; dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. Pendapatan daerah langsung yaitu melalui Pendapatan Asli Daerah pada hakekatnya diperoleh melalui mekanisme pajak dan retribusi atau pungutan lainya yang dibebankan pada seluruh masyarakat. Pendapatan dari Bagian Dana Perimbangan dan lain-lain Pendapatan yang sah ditentukan dari pemerintah di tingkat atasnya berdasarkan keputusan, perhitungan atau proporsi yang telah ditentukan dari pemberi dana, sehingga Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara tidak dapat mengambil peran penting dalam bagian pendapatan ini. Universitas Sumatera Utara 1 Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah Berdasarkan kondisi umum dan permasalahan yang ada, maka arah dan kebijakan umum pendapatan daerah Provinsi Sumatera Utara adalah; a Meningkatkan dan menggali serta memanfaatkan berbagai potensi daerah sehingga penerimaan Pendapatan Asli Daerah PAD lebih tinggi sebesar 6 dari target penetapan dengan didasarkan pada kecenderungan pertumbuhan dari tahun ke tahun pada jenis-4 jenis pendapatan tertentu b Mengutamakan agar alokasi dana dari Pemerintah Pusat DAUDAK lebih meningkat atau minimal sama dengan tahun sebelumnya c Mengupayakan peningkatan pendapatan dari pos-pos lain pendapatan yang sah minimal sama dengan tahun sebelumnya d Meningkatkan pendapatan dari pihak ke tiga hasil kerjsama atau jaringan yang dillakukan e Peninjauan kembali Perda tentang Pajak Daerah, Retribusi Daerah maupun menyusun Perda baru 2 Target dan Realisasi Pendapatan Estimasi pendapatan daerah didasarkan pada potensi dan perhitungan secara riil atas Pendapatan Daerah, baik Pajak Daerah maupun Retribusi Daerah untuk komponen Pendapatan Asli Daerah. Dana Alokasi Umum mengacu pada pagu ancar-ancar, sedangkan estimasi anggaranya berdasarakan pada plafon tahun lalu. Adapaun Angaran Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2012 adalah ; Universitas Sumatera Utara b. Dalam Pengelolaan Belanja Daerah Dengan diberikannya otonomi daerah yang lebih luas kepada daerah membawa konsekuensi terhadap tanggungjawab dan kemandirian daerah. Pendekatan regional dengan kebutuhan dan kepentingan masyarakat di daerah menjadi dominan. Otonomi yang luas, nyata dan bertanggungjawab sebagai prinsip penyelenggaran pemerintahan dan pembangunan daerah mendorong daerah untuk melaksanakan sesuai bidang-bidang tugas dan kewenanganya yang erat kaitanya dengan kebutuhan nyata masyarakat. Belanja daerah merupakan semua pengeluaran kas daerah pada periode Tahun anggaran tertentu yang menjadi beban daerah. Belanja daerah diupayakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Belanja Daerah dikelompokan menjadi Belanja Aparatur dan Belanja Pelayanan Publik . 1 Kebijakan Umum Pengelolaan Belanja Daerah Meningat keterbatasan sumberdaya dan sumber dana, maka arah kebijakan belanjad aerah fifokuskan pada prioritas pembangunan tahunan yang mengarah pada kebijakan dalam memecahkan permasalahand aerah dengan pertimbangan ; a Berdampak luas pada penyelesaian permasalahan mendasar yang di hadapi masyarakat dan daerah b Bersifat penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan dalam tahun 2006 dengan mempertimbangkan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam renstra. c Realistis untuk dilaksanakan dan memenuhi aspek kebersinambungan keberlanjutan. Universitas Sumatera Utara Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012, prioritas yang strategis dilakukan adalah ; a Melaksanakan dan melanjutkan kegiatan yang ada pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2011 yang belum dilaksanakan b Memacu pertumbuhan ekonomi dan peran serta masyarakat didalam pelaksanaan kegiatan antara lain dengan cara pemberian bentuk-bentuk stimulant c Pemerataan pembangunan ke beberapa wilayah terisolir, termasuk penanganan daruratbencana alam d Menumbuh kembangkan semangat good governence di Provinsi Sumatera Utara melalui dukungan terhadap program-program yang mengarah pada tujuan tersebut. e Sarana dan mobilisasi aparatur dalam rangka menunjang tugas-tugas pemerintahan dari tingkat desa hingga provinsi. Adapun jumlah Anggaran Belanja daerah Tahun Anggaran 2012 adalah sebesar Rp.7.495.537.006.953,00 dengan perincian sebagai berikut ; 1 Pendapatan RP 7.495.537.006.956,00 2 Belanja RP 7.990.721.778.191.00 SurplusDefisit setelah Perubahan RP 495.184.771.238.00 3 Pembiayaan : a. Penerimaan RP 800.027.786.491.00 b. Pengeluaran RP 304.843.015.253.00 Jumlah pembiayaan netto RP 495.184.771.238.00 Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan RP Universitas Sumatera Utara Pasal 2 1 Pendapatan daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 terdiri dari : a. Pendapatan asli daerah RP 4.089.427.214.194.00 b. Dana perimbangan RP 1.786.144.432.759.00 c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah RP 1.619.965.360.000.00 2 Pendapatan asli daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b terdiri dari jenis pendapatan : a. Pajak daerah RP 3.656.583.914.677.00 b. Retribusi daerah RP 30.660.584.268.00 c. Hasil pengelolaan kekaayaan daerah yang dipisahkan RP 301.290.524.903.00 d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah RP 100.892.190.346.00 3 Daerah perimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b terdiri dari jenis pendapatan : a. Dana hasil pajakbagi hasil bukan pajak RP 641.126.805.759.00 b. Dana alokasi umum RP 1.103.389.237.000.00 c. Dana alokasi khusus RP 41.628.390.000.00 4 Lain-lain pendapatan daerah yang sah sebagaiman dimaksud ayat 1 huruf c terdiri dari jenis pendapatan a. Pendapatan hibah RP 27.755.746.000.00 b. Dana penyesuaian dan otonomi khusus RP 1.592.209.614.000.00 Pasal 3 1 Belanja daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 terdiri dari : a. Belanja tidal langsung RP 4.803.148.666.993.00 b. Belanja langsung RP 3.187.573.111.198.00 2 Belanja tidak langsung sebagaimana dimaksud ayat 1 huruf a terdiri dari jenis belanja : a. Belanja pegawai RP 813.773.818.955.00 b. Belanja hibah RP 2.051.157.580.000.00 c. Belanja bantuan social RP 47.115.000.000.00 d. Belanja bagi hasil kepada provinsikabupatenkota dan pemerintah desa RP 712.209.949.277.00 e. Belanja bantuan keuangan kepada provinsi kabupatenkota dan pemerintah desa RP 1.168.892.318.761 f. Belanja tidak terduga. RP 10.000.000.000.00 3 Belanja langsung sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b terdiri dari jenis belanja a. Belanja pegawai RP 223.874.058.000.00 Universitas Sumatera Utara b. Belanja barang jasa RP 1.365.414.945.728.00 c. Belanja modal RP 1.589.284.107.470.00 Pasal 4 1 Pembiayaan daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 terdiri dari : a. Penerimaan RP 800.027.786.491.00 b. Pengeluaran RP 304.843.015.253.00 2 Pembiayaan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a terdiri dari jenis pembiayaan : a. Sisa lebih perhitungan daerah tahun sebelumnya RP 800.027.786.491.00 3 Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b terdiri dari jenis pembiayaan : a. Penyertaan modal Investasi Pemerintah Daerah RP 295.000.000.000.00 b. Pembayaran pokok utang RP 9.843.015.253.00 Sisa lebih anggaran tahun berkenaan RP

B. Pertanggungjawaban Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Dalam Proses Verifikasi Calon Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014(Studi Kasus : KPU Sumatera Utara)

2 84 93

Rekrutmen Partai Politik Dalam Pencalonan Pemilu Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 (Studi Kasus : Partai Golongan Karya Dewan Pimpinan Daerah Sumatera Utara)

1 59 98

Pemetaan Daerah Rawan Konflik Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Menggunakan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus : Desa Aek Nabara, Batu Satail, Bulu Mario, dan Sitandiang)

8 69 76

Tingkat Efisiensi Dan Efektivitas Sistem Pengelolaan Pendapatan Daerah Dan Belanja Daerah Di Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara

0 33 55

PENDAHULUAN PERANAN LEMBAGA OMBUDSMAN DAERAH PROVINSI DIY DALAM MEWUJUDKAN PEMERINTAH DAERAH YANG BERDASARKAN PADA ASAS ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK DI PROVINSI DIY.

0 3 16

PENUTUP PERANAN LEMBAGA OMBUDSMAN DAERAH PROVINSI DIY DALAM MEWUJUDKAN PEMERINTAH DAERAH YANG BERDASARKAN PADA ASAS ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK DI PROVINSI DIY.

0 2 7

PENGARUH PARTISIPASI, AKUNTABILITAS, TRANSPARANSI, SERTA EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA.

2 8 21

Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah, Akuntabilitas dan Transparansi Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Dengan Pengawasan Sebagai Variabel Moderating Pada Provinsi Sumatera Utara

0 0 16

BAB II KEDUDUKAN DAN TUGAS KEPALA DAERAH DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU A. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1999 Pemerintahan Daerah - Akuntabilitas dan Transparansi Kepala Daerah dalam Mewujudkan Pemerintahan yang Baik di Daerah (Studi Provi

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Akuntabilitas dan Transparansi Kepala Daerah dalam Mewujudkan Pemerintahan yang Baik di Daerah (Studi Provinsi Sumatera Utara)

0 0 21